Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Teaser Devil Prince
MENU
About Us  

 

 

"Apa tidurmu nyenyak, putri tidur?" Shevana yang sedang menguap menoleh terkejut mendapati Leon tengah duduk santai menatapnya. Shevana mengerutkan dahi.

 

Mengapa Leon bisa ada di sini?

 

Shevana memicing ke arah Leon, "Apa yang kau lakukan di kamarku?" 

 

Seketika Leon terkekeh membuat Shevana mengernyit bingung.

 

"Kamar mu, huh? Apa kau tidak bisa membedakan yang mana kamarmu, Ana? Atau kau memang ingin mengakui jika kamarku juga milikmu. Baiklah, jika itu maumu kau boleh menganggap kamarku sebagai kamarmu juga." jawab Leon membuat Shevana melototkan mata terkejut. Dia melihat sekelilingnya.. 

 

Ah, ini memang bukan kamarnya.

 

Jangan lupakan Leon tadi bicara jika ini kamarnya, bukan? 

 

Lalu mengapa aku bisa ada di sini?

 

"Kau.. Apa yang sebenarnya terjadi. Mengapa aku bisa berada di kamarmu?" Shevana mendelik garang ke arah Leon.

 

Leon tertawa pelan melihat itu, "Apa kau sama sekali tidak mengingat nya? sayang sekali, padahal racauan mu saat tidur benar-benar lucu."

 

Shevana semakin menatapnya tajam. "Jangan berbelit Leon. Cukup jelaskan saja."

 

"Kau akan memberi ku apa jika aku menjelaskan padamu?" Leon menunjukan smirknya. Shevana yang sudah kepalang kesal melemparkan bantal yang ada di tangannya ke arah Leon, dengan sigap Leon menangkap nya, membuat Shevana mengeram kesal.

 

"Dasar singa arogan! Enyahlah dariku jerk. Kau memang rajanya membuatku kesal." sunggutnya marah.

 

Leon tersenyum miring, balas menatap Shevana jahil. "Singa arogan, huh? Apa itu panggilan sayang darimu? Ah.. Itu terdengar sangat romantis."

 

Lagi.. Shevana sudah tidak tahan lagi untuk menjambak pria songong itu. Dengan cepat dia turun menubruk tubuh Leon dan memukul nya menggunakan bantal yang sedari tadi sudah di pegang nya.

 

"Sialan kau brengsek! Mengapa selalu membuatku naik darah. Kau ingin aku cepat mati ya? Jika iya, jangan banyak berharap. Jika aku mati, aku akan menyeretmu untuk ikut aku. Akan ku lempar kau ke neraka. Dasar Singa sialan!" pekiknya terengah memukul Leon yang di balas tawa menyebalkan dari pria arogan itu.

 

"HAHA.. Astaga.. Kau lucu sekali. Coba berkacalah, wajahmu benar-benar lucu." Shevana semakin meradang mendengar itu.

 

"Leon, astaga.. Aku doakan kau mati kehabisan nafas kau tahu. Ya Tuhan.. Kau sungguh membuatku kesal pagi-pagi." teriaknya sebal.

 

Leon yang sudah kehabisan cara menghentikan Shevana yang tengah mengamuk, dengan cepat meraih pinggang nya, membuat Shevana terkejut dengan refleks mengalungkan tangan ke leher Leon. 

 

Dia menatap Leon garang. "Apa yang kau lakukan, jerk?!''

 

Leon menyeringai, "Menurutmu.. Apa yang bisa aku lakukan untuk memberi pelajaran pada mulut kasarmu itu, hm? Aku sedikit tersinggung mendengarnya." Shevana meliriknya Kesal, dia balas. Menatap Leon menantang. 

 

"Itu memang dirimu. Untuk apa kau tersinggung. Seharusnya kau berterima kasih padaku karna telah mengingatkan mu tahu. Lepaskan aku." 

 

Leon semakin mengeratkan rengkuhannya, ia berisik pelan. "Tidak semudah itu, Ana.." Shevana menatapnya bingung, sebelum sempat membalas ucapannya, Leon dengan cepat mendaratkan bibirnya di atas bibir Shevana. Shevana meronta, namun Leon malah dengan sengaja sedikit melumat, memaksa Shevana membuka mulutnya, namun dengan semua sisa kesadaran nya. Shevana memilih menutup mulutnya rapat. Membuat Leon sedikit menggigit bibirnya. Membuat Shevana memekik terkejut. 

 

Kesempatan itu tidak Leon sia-siakan, dengan cepat dia menerobos masuk mengeksplor mulut Shevana. Membuat Shevana sedikit kehilangan akal. Ciuman Leon benar-benar memabukkan. Setelah di rasa kehabisan nafas, Shevana memukul dada Leon, membuat ciuman mereka terlepas. 

 

Dengan cepat Shevana menghirup udara rakus. Sepertinya, Leon benar-benar berniat membunuhnya. 

 

"Apa kau gila. Kau ingin membunuhku, huh?!" ucap Shevana mendorong dada bidangnya. Leon tersenyum sembari mengusap bibirnya. 

 

"Morning kiss babe. Kau tidak perlu terkejut seperti itu. Ini bukan ciuman pertamamu, remember?"

 

Shevana memejamkan mata kesal, menghadapi Leon memang tidak akan ada ujungnya. Dia lebih memilih masuk ke kamar mandi, sebelum itu, saat melewati pria itu dengan sengaja Shevana menendang tulang kering nya membuat sang empunya mengaduh. Shevana menjulurkan lidah nya mengejek.

 

"Sial! Aku akan menggigit lidahmu jika tertangkap. Awas saja kau." Shevana dengan cepat menutup pintu, dia tertawa senang bisa membalas pria songong itu.

 

"Rasakan itu, jerk. Kau pantas mendapatkan nya."

 

 

**

 

Shevana sudah rapi dengan pakaian kerjanya, Shevana harus berterima kasih pada Leon yang telah menyiapkan baju untuknya, terkadang.. Lelaki itu bisa mengerti kebutuhannya. Hanya saja.. Sikap menyebalkan nya itu sudah terlalu mendarah daging seperti nya. 

 

"Apa kau sudah siap. Kita akan berangkat sebentar lagi. Kau bisa sarapan terlebih dahulu." ucap Leon berada di belakang Shevana. Shevana membalikkan badan. 

 

"Tidak perlu. Aku bisa sarapan nanti. Ini sudah terlambat, ayo berangkat sekarang." Leon menaikkan sebelah alisnya. 

 

''Memang nya kau tidak lapar? Semalam kau hanya makan sedikit. " Shevana menggeleng, dia menarik tangan Leon untuk segera turun. 

 

"Sudahlah, ayo. Ini sudah sangat terlambat tahu. Kau ada meeting satu jam dari sekarang. Jangan membuang waktu." akhirnya Leon hanya bisa pasrah mengikuti langkah Shevana yang menariknya. Leon tersenyum tipis melihat itu. 

 

"Hati-hati. Tidak usah buru-buru. Aku ini bossnya, meeting tidak akan berlangsung tanpaku. Jadi rileks sedikit." ucap Leon menangkap Shevana yang hampir jatuh.

 

"Kau bisa sesantai itu karna kau bossnya, sedangkan aku.. Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya pegawai biasa. Orang lain akan berpikir lain mengenai aku, jika kau memperlakukan ku berbeda."

 

"Tidak usah dengarkan mereka. Bukan mereka yang mengajimu. Jadi tidak usah khawatir."

 

Shevana meliriknya kesal. "Mudah bagimu mengatakan seperti itu. Tidak denganku yang merasakan nya. Ah sudahlah.. Percuma bicara padamu. Kau tidak akan mengerti." balas Shevana menghentakkan kakinya kesal. Leon terkekeh melihat itu.

 

Well.. Siapa yang berani membicarakan dia? Seisi kantor bahkan sudah tahu jika antara Shevana dengan nya memang ada hubungan lebih. Maka dari itu, Leon tidak memedulikan protesan Gadis galak itu.

 

"Pagi Jordan.." sapa Shevana melihat Jordan membukakan pintu mobil untuknya.

 

"Siang, Miss." balas Jordan tersenyum tipis membuat Shevana mengerjapkan mata.

 

"Siang.." Beonya. Shevana menghentikan langkah, menoleh kearah Jordan yang mengulum senyum melihat nya. 

 

"Memang nya ini jam berapa? Ah, aku membutuhkan ponselku." ucap Shevana mencari-cari ponselnya dalam tas. 

 

Tak lama Leon datang, dengan mengayunkan sebuah ponsel, "Apa kau mencari ini, Ana?" ucap Leon menunjukan senyum miringnya. Dengan cepat Shevana meraih nya, namun kalah cepat saat Leon dengan sengaja memasukkan ponselnya ke dalam saku jaz nya. 

 

"Leon! Kemari 'kan." Leon menatap Shevana santai. 

 

"Aku hanya bertanya, jika kau menginginkan nya, ambillah sendiri." 

 

Astaga.. Mana mungkin Shevana merogoh jaznya hanya untuk mengambil ponselnya.

 

Laki-laki ini pasti sengaja. Pikirnya. 

 

"Oke. Aku tahu kau masih kesal, tapi jangan bercanda lagi. Aku sudah lelah menghadapi mu. Tolong kembalikan." ucap Shevana melembutkan suaranya membuat Leon mengulum senyum. 

 

"Apa begitu caramu meminta, ah sayang sekali, kau hanya lembut saat menginginkan sesuatu. Tapi siapa yang bisa menjamin setelah ini kau akan berubah Galak lagi." Leon menggerakkan tangan, "jika kau menginginkan nya, kemari lah." 

 

Dengan cepat Shevana menggelengkan kepala. "Tidak, Tidak perlu. Kau bawa saja ponselku sesukamu. Aku tidak akan tertipu olehmu." Leon yang mendengar itu tersenyum tipis, 

 

Gadis galak itu sudah mulai pintar sekarang. 

 

"Menipumu? Kau terlalu banyak berfikir negative terhadapku. Itu tidak baik, Ana." 

 

"lalu.. Hal baik menurut mu itu yang seperti apa?" balas Shevana berdecak kesal. 

 

Mau berangkat bekerja saja harus semerepotkan ini. Benar-benar sialan pria arogan itu. 

 

"Memberiku morning kiss seperti tadi, misalnya." balas Leon tersenyum pongah. 

 

"Dalam mimpimu, jerk! Dasar pria arogan sialan." pekik Shevana kesal dengan membanting pintu mobil kasar. Meninggalkan Leon yang terkekeh di belakangnya.

 

 

_

Jadilah Reader yang baik Dan dukung penulis dengan Klik tanda 👍 jika anda menyukai karya saya😊. Terima kasih dan selamat membaca😊..

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    @R_Quellaiya..
    boleh klau mau kritik ceritaku 😊. bisa lihat d profilku, kalau mau baca2

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • R_Quella

    @yurriansan Tangkyuuu, saya juga baru belajar nulis sih, gpp kita saling kritik dan saran aja. Makasih ya❣️

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
  • yurriansan

    nice story, semoga bisa menyelesaikan ceritanya ya.
    tadi aku baca masih ada typo, nama orang masih ada yang ditulis huruf kecil. terus dialog tagnya masih ada yang kurang tepat. misal :Jadi kau takut naik pesawat(koma) Ana, ini yang tepat.
    mampir2 juga ya ke ceritaku, saling kasih saran dan jangan kaget kalau aku juga ratu typo :p. sukses terus ya...

    Comment on chapter Chapter 4 || Senyum misterius ❣️
Similar Tags
in Silence
471      336     1     
Romance
Mika memang bukanlah murid SMA biasa pada umumnya. Dulu dia termasuk dalam jajaran murid terpopuler di sekolahnya dan mempunyai geng yang cukup dipandang. Tapi, sekarang keadaan berputar balik, dia menjadi acuh tak acuh. Dirinya pun dijauhi oleh teman seangkatannya karena dia dicap sebagai 'anak aneh'. Satu per satu teman dekatnya menarik diri menjauh. Hingga suatu hari, ada harapan dimana dia bi...
Black World
1686      796     3     
Horror
Tahukah kalian? Atau ... ingatkah kalian ... bahwa kalian tak pernah sendirian? *** "Jangan deketin anak itu ..., anaknya aneh." -guru sekolah "Idih, jangan temenan sama dia. Bocah gabut!" -temen sekolah "Cilor, Neng?" -tukang jual cilor depan sekolah "Sendirian aja, Neng?" -badboy kuliahan yang ...
Be My Girlfriend?
17222      2679     1     
Fan Fiction
DO KYUNGSOO FANFICTION Untuk kamu, Walaupun kita hidup di dunia yang berbeda, Walaupun kita tinggal di negara yang berbeda, Walaupun kau hanya seorang fans dan aku idolamu, Aku akan tetap mencintaimu. - DKS "Two people don't have to be together right now, In a month, Or in a year. If those two people are meant to be, Then they will be together, Somehow at sometime in life&q...
Salendrina
2454      911     7     
Horror
Salendrina adalah boneka milik seorang siswa bernama Gisella Areta. Dia selalu membawa Boneka Salendrina kemanapun ia pergi, termasuk ke sekolahnya. Sesuatu terjadi kepada Gisella ketika menginjakan kaki di kelas dua SMA. Perempuan itu mati dengan keadaan tanpa kepala di ruang guru. Amat mengenaskan. Tak ada yang tahu pasti penyebab kematian Gisella. Satu tahu berlalu, rumor kematian Gisella mu...
Power Of Bias
1094      636     1     
Short Story
BIAS. Istilah yang selalu digunakan para penggemar K-Pop atau bisa juga dipakai orang Non K-Pop untuk menyatakan kesukaan nya pada seseoraang. Namun perlu diketahui, istilah bias hanya ditujukan pada idola kita, atau artis kesukaan kita sebagai sebuah imajinasi dan khayalan. Sebuah kesalahan fatal bila cinta kita terhadap idola disamakan dengan kita mencitai seseorang didunia nyata. Karena cin...
Love Dribble
10712      2071     7     
Romance
"Ketika cinta bersemi di kala ketidakmungkinan". by. @Mella3710 "Jangan tinggalin gue lagi... gue capek ditinggalin terus. Ah, tapi, sama aja ya? Lo juga ninggalin gue ternyata..." -Clairetta. "Maaf, gue gak bisa jaga janji gue. Tapi, lo jangan tinggalin gue ya? Gue butuh lo..." -Gio. Ini kisah tentang cinta yang bertumbuh di tengah kemustahilan untuk mewuj...
Dunia Gemerlap
21021      3142     3     
Action
Hanif, baru saja keluar dari kehidupan lamanya sebagai mahasiswa biasa dan terpaksa menjalani kehidupannya yang baru sebagai seorang pengedar narkoba. Hal-hal seperti perjudian, narkoba, minuman keras, dan pergaulan bebas merupakan makanan sehari-harinya. Ia melakukan semua ini demi mengendus jejak keberadaan kakaknya. Akankah Hanif berhasil bertahan dengan kehidupan barunya?
A - Z
3065      1043     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Tentang Kita
1968      840     1     
Romance
Semula aku tak akan perna menduga bermimpi pun tidak jika aku akan bertunangan dengan Ari dika peratama sang artis terkenal yang kini wara-wiri di layar kaca.
#SedikitCemasBanyakRindunya
3315      1218     0     
Romance
Sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari 4 lagu band "Payung Teduh"; Menuju Senja, Perempuan Yang Sedang dalam Pelukan, Resah dan Berdua Saja.