chapter 5: When the Cameras Talk
Kasus pembunuhan di toko Cheap And Smart Fashion yang di Area London mengusik Agen Lindsay Fletcher dengan tim ERBI-nya. Malam itu juga, setelah mereka meringkus seseorang bernama Landon Simmons dari rumah keluarga Cherlone. Rupanya selama hampir dua puluh empat jam, laki-laki brengsek ini menyamar menjadi Don Cherlone dengan amat mulusnya.
Mendengar bahwa yang menjadi korban adalah asisten manajer yang bernama Daxton Phelps, intuisi Fletcher mengatakan bahwa kejadian itu berhubungan erat dengan kasus pembunuhan Brandon beserta orang jahat yang ditangkapnya barusan.
Apalagi sebelum penangkapan Simmons, semua anak Brandon juga terus menerus menyebut nama Daxton dalam laporan mereka, selain tentunya si laki-laki lima puluhan tahun yang tadinya aktor teater itu.
Begitu tahu yang menangani kasus Daxton tak lain dari mitra kerjanya sesama agen senior ERBI, Fletcher menghampiri Agen Hans Windsor.
"Kapan kejadiannya, Hans?" tanya Fletcher.
"Dia ditemukan pada pukul tujuh lewat lima belas—jadi perkiraan sekaligus dugaan kami sekitar pukul tujuh lewat beberapa menit," jawab Hans tenang, agak santai. "Tim forensik kita sedang melakukan pekerjaan mereka."
Sosok perempuan tomboi yang menjadi lawan bicaranya mengungkapkan pemikiran logisnya, "Aku dengan timku menangkap Simmons pukul setengah delapan—itu lima belas menit dari waktu Daxton ditemukan tewas. Semua anak Brandon menyebut dua nama sebagai sasaran dalam suatu rekaman percakapan misterius sang pembunuh, yang salah satunya adalah Daxton."
"Sekarang ini, Agen SARBI Leonard Logan tengah berjuang keras menangani kasus Brandon," katanya lagi, sebelum kembali bertanya, "Apa yang sudah kalian temukan dari lokasi kejadian? Apa seperti Logan?"
"Kau pikir semua ini berhubungan?" tanya Hans dengan menatap mata biru Fletcher yang cerah.
"Amat mungkin sekali," jawab Fletcher tegas, "Para pelakunya merupakan orang-orang yang sama. Tapi Chester dan Cheryl yang ternyata dua anak bungsu Brandon sudah mendengar kesaksian Daxton, bahwa dialah pembunuh ayah mereka. Juga tentang aksi kriminalnya bersama si Simmons yang kutangkap tadi, beserta seorang perempuan misterius yang menjadi otak dari serangkaian kejahatan terencana ini."
Hans tertegun, katanya, "Jadi Brandon punya dua anak yang lain lagi selain Don, Sarron, dan Farah..."
"Isu itu benar," sambung Fletcher, "Brandon memang punya anak dari pacar simpanannya—si Lynn Farrel—meski tak ada yang tahu siapa dan di mana keberadaan mereka, hingga terjadinya serangkaian peristiwa misterius yang mengejutkan satu harian ini."
"Oh ya? Aku jadi ingin tahu," kata Hans, yang menjadi penasaran.
Bermaksud mencari hubungan ketiga perkara, Fletcher menjawab, "Sejak Brandon terbunuh pukul setengah lima pagi, Logan sudah berkomunikasi sebanyak tiga kali dengan Sarron, Chester dan Cheryl, beserta Don palsu dan Farah palsu. Baik di kantor SARBI maupun di rumah mereka yang di area ini. Pagi hari, siang hari, dan malam tadi untuk memanggil timku."
"Ayo, sekarang kita mengontak SARBI, dan langsung bicara dengan Logan," ajaknya dengan antusias.
Pembicaraan antara Logan, Fletcher, dan Hans tidaklah lama. Dengan mudahnya, mereka mengambil suatu kesimpulan, dan berpegangan pada suatu hal—sebenarnya sudah dilakukan Logan dengan timnya sejak pagi hingga siang hari.
Semua rekaman visual di rumah Brandon yang di Area India telah dalam genggaman tim SARBI. Sedangkan timnya Hans tengah mengeksekusi rekaman dari tokonya Daxton bekerja.
Ketiganya juga sepakat jika salah satu dari antara mereka kembali mengontak anak-anak Brandon setelah pembicaraan itu. Yaitu Fletcher yang tegas dan sangat berwibawa.
Hans mendatangi kantor tempat anak buahnya Fletcher menanyai dan menangani Simmons. Ikut antusias untuk segera mendapatkan sang pelaku dari kasus yang dipercayakan kepadanya.
Jam di rumah keluarga Cherlone yang di Area London tepat menunjukkan pukul setengah sembilan malam persis, ketika komputer rumah melaporkan ada panggilan komunikasi yang masuk.
Seluruh penghuni rumah masih berkumpul di ruang keluarga. Melihat semua saudaranya masih belum begitu pulih benar dari keterguncangan ketimbang dirinya, Sarron mengambil alih untuk menjawab sekaligus membukanya.
Lindsay Fletcher muncul pada layar komunikasi sesudah lambang ERBI tampil selama dua atau tiga detik.
"Selamat malam, keluarga Cherlone," sang agen menyapa dengan tegas dari balik keramahannya, "Aku baru saja berbicara dengan Agen Logan, dan seorang agen kami yang menangani kasus pembunuhan terhadap Daxton Phelps malam ini..."
Berita yang mengejutkan semua anak Brandon, terutama Chester dan Cheryl. Detektif kembar kita ini langsung menyadari bahwa mereka termasuk dalam kumpulan orang terakhir yang menemui Daxton dalam keadaan masih hidup.
Spontan Chester menyela, "Dia sudah meninggal?"
"Benar, Tuan Muda Cherlone," jawaban kalem Fletcher membuat kemurungan semakin menyelimuti kelima anak Brandon.
Cheryl mendekap mulutnya dengan telapak tangan kanannya, dan matanya mulai berkaca-kaca. Katanya dengan suara yang terbata-bata, "Dia laki-laki yang ramah dan baik hati sebenarnya," sebelum isak tangis kecilnya mulai memecah keheningan.
Menyaksikan ekspresi sedih si kembar melebihi ketiga saudara tiri mereka, spontan Fletcher menjadi bingung. "Nona Muda Cherlone, bukankah Anda juga berada di kantornya, dan mendengar pengakuannya sebagai pembunuh ayah kalian sore tadi?" tanyanya penasaran.
"Ya, memang," jawab Cheryl sambil mengusap air matanya, "tapi separuh diriku bilang bahwa dia melakukannya karena semata-mata kesalahan ayah kami yang menimbulkan dendam dalam hatinya."
"Ya, saudariku benar," sahut Chester dengan wajah murung, "Aku juga merasa kasihan dengan Daxton, apalagi sekarang ini... bisa dibilang, kedatangan terakhir kami ke sanalah yang membuatnya terbunuh."
Chester bergerak mendekati Cheryl untuk memeluk erat belakang kepalanya. Satu telapak tangannya mengibas beberapa kali rambut belakang perempuan kembarannya itu untuk memberikan rasa tenang.
Fletcher berkomentar, "Justru berkat kedatangan kalian itulah yang membantu kita membaca pergerakan pembunuh utama ayah kalian.
"Agen ERBI yang menangani kasus Daxton adalah Hans Windsor. Timnya Windsor tengah mempelajari semua rekaman kamera pengawas Cheap And Smart Fashion yang di Area London sepanjang hari ini."
"Rekaman kamera pengawas," Chester menangkap hal itu sebagai kata kunci dari kejadian di rumah keluarga Cherlone ini.
"Sarron sudah melihat yang di tempat ini ke ruang keamanan rumah, setelah kalian pergi membawa Simmons tadi. Dan dia tidak menemukan suatu apa pun," katanya mewakili kakak tiri tengahnya itu kepada Fletcher.
Sarron yang merasa heran meneruskan, "Ya, ketika Farah palsu itu beraksi siang tadi—termasuk pelariannya dengan secepat kilat dari kamar Cheryl—kamera di lantai tersebut tidak menampilkan sesuatu yang mencurigakan."
Don asli menimpali, "Jika Farah sampai mereka tempatkan di ruangan rahasia yang sama dengan lokasi penyekapanku, berarti rekaman sebelum kedatangan Chester dan Cheryl juga patut diperhitungkan."
"Kau benar sekali—," Sarron baru berpikir sampai ke situ, "—itu yang belum kulihat."
"Ada satu hal dari rekaman kamera pengawas yang seharusnya Anda sudah tahu, Tuan Sarron," ungkap Fletcher memberikan sebuah informasi penting, beserta dengan perinciannya berikut ini.
"Agen Logan telah memberitahu Anda beserta kedua pembunuh yang menyamar menjadi kakak dan adik Anda, bahwa rekaman kamera yang menyoroti lokasi pembunuhan Brandon sudah dikerjai. Artinya, mengubah sistem menjadi proses memutar rekaman pada beberapa menit sebelumnya secara berulang. Terus menerus hingga sistem diubah kembali ke posisi semula.
"Hal tersebut telah terjadi pada rumah Cherlone yang di Area India. Apakah kejadian yang sama terulang juga pada rumah yang sedang kalian tempati?"
"Bagaimana mengetahuinya?" tanya Sarron spontan—langsung spontan pula dijawab Chester, "Dengan melihat waktu yang tertera."
"Justru yang menjadi pertanyaannya—keluarga kita memiliki tiga orang pengawas di ruang keamanan rumah di dekat pintu masuk. Salah satunya adalah Marlon yang menjadi kepalanya—" lalu Chester berpikir ke arah situ. "—bagaimana mereka juga bisa tertipu oleh angka-angka waktu, yang pastinya beralih pada sekian menit sebelumnya?"
"Aku mengerti maksudmu, Chester," sahut Sarron, lalu meneruskan dengan ekspresi seperti melihat hantu, "Kulihat angka-angka itu tidak pernah mundur satu detik pun."
Don menyambar, "Selain suara kepala keamanan, sistem komputer rumah hanya mengenali suara tuan rumah dan kepala pelayan keluarga kami. Artinya, jika di rumah ini—kalau bukan Marlon dan Kenny, ya tentulah aku, Sarron, dan Farah."
"Jika memang begitu, Marlon dan Kenny harus kita panggil ke sini sekarang juga," Sarron memutuskan dalam sekejap, yang secara refleks dicegah oleh Chester, "Tuan Pengacara, ke mana sajakah kau satu harian ini?
"Bukankah kau lihat juga dengan gampangnya suara Landon yang sebagai Don palsu mampu menguasai komputer rumah?"
"Alat pengubah suara yang memang telah lama beredar di pasaran secara bebas meski tersembunyi, sehingga tak terlacak—," tebak Fletcher dengan cepat, "—benda itu memang sering dipakai para kriminal masa kini."
"Jika memang begitu, rekaman kamera pengawas rumah ini tidak perlu kita lihat lagi," sambung Don dengan kecerdikannya. "Sudah pasti begitulah teknik yang mereka lakukan. Kejahatan zaman hiper-canggih."
"Kita sampai pada suatu keadaan," analisa Chester tak pernah terhenti, "di mana pelaku utama menguasai komputer rumah kita, baik yang di Area London ini maupun di Area India yang menjadi lokasi pembunuhan Ayah.
"Menurut dugaanku, wilayah kerja Landon tidak sampai ke Area India. Perempuan misterius ini tak lain dari anggota keluarga Cherlone kita sendiri.
"Pada pukul lima tadi pagi, di rumahnya di Area Perancis, Farah sampai tidak dapat membedakan orang ini dengan ayah kandung yang sudah membesarkan sejak kecil."
"Itulah yang kumaksudkan tadi dengan rahasia besar Ayah—," sahut Don lagi, "—Brandon Cherlone memang punya seorang saudari kembar yang sengaja disembunyikan dari publik. Dari ketiga anak resminya saja, cuma aku yang berhasil mengetahui; itu pun berkat keingintahuanku yang besar. Sosok perempuan ini juga gagal kuketahui namanya."
"Aku masih heran kenapa pasangan Archer dan Freyna Cherlone harus menyimpan seorang putri mereka bagaikan suatu aib saja. Jauh berbeda dari eksistensi Warren Cherlone, Brandon Cherlone, dan Rachel Cherlone," serangkaian kalimat penuh informasi itu menutup penuturannya.
@yurriansan saya luruskan ya.. judul sebelumnya, The Cherlones Mysteries. Kalo seri, saya baru masukin Duo Future Detective Series yang cerita pertamanya ya dwilogi The Cherlone Mysteries dan The More Cherlone Mysteries ini.
Comment on chapter #3 part 2Oh ya, kalo mao nulis cermis ya harus baca jenis cerita ini terlebih dulu. Dwilogi ini lahir setelah saya getol baca serinya Sherlock Holmes dan punya si ratu cermis Agatha Christie