Read More >>"> The More Cherlones Mysteries (Story Behind) (#4 part 3) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - The More Cherlones Mysteries (Story Behind)
MENU 0
About Us  

chapter 4: An Another Strange Cherlone (part 3)

 

Lalu, dengan langkah mantap, dia berjalan keluar dari kamar dan menyusuri koridor lantai dua sampai ke ujung tangga. Menuruni satu demi satu anak tangga. Akhirnya tiba di lantai satu dalam waktu singkat.


     Untuk sesaat, dia sempat bingung karena tidak tahu di mana kamarnya Cheryl di antara sekian banyak pintu di lantai tersebut. Tapi bukan namanya Farah kalau bisa sampai kehilangan akal. Hingga sejauh ini, dia telah berhasil mengecoh bakat membaca pikirannya Chester yang tajam. Maka, didapatinya sebuah pikiran yang tersembunyi di dalam sebuah ruangan.


     Keadaan pintu yang terkunci tidak menghalangi niat jahat sosok yang satu ini. Dirogohnya saku pakaian hitamnya pada bagian paha. Terdapat sebuah kawat kecil panjang seukuran genggaman tangan tersimpan di situ. Tidak sampai setengah menit, pintu terbuka berkat alat ini yang berfungsi sebagai kunci.


     Farah memasuki kamar Cheryl dengan hati-hati sekaligus waspada. Dilihatnya semua pakaian luar pemudi kembaran Chester ini terhampar di ranjang. Dia langsung tahu bahwa sang pemilik ruangan sedang berada di kamar mandi.


     Segera pikirannya membaca benak dari balik tembok kamar mandi. Terkejut mendapati tampilan hitam buram kosong dalam isi kepala perempuan itu.


     Alat kecil yang dalam genggamannya segera dipakai lagi untuk membuka pintu kamar mandi. Apa yang sedang terjadi pada Cheryl?


     Farah cukup tercengang menyaksikan dengan mata kepala sendiri—ekspresi Cheryl yang tengah terbaring dalam bath-tub. Mukanya menengadah agak ke atas dengan tatapan mata separuh kosong ke arah yang sama. 


     Kedua mata Farah mengikuti arah pandangan sang adik tiri—perbatasan tembok dengan plafon. Kemudian, didekatinya sosok yang berkulit kuning langsat itu dengan gerakan yang perlahan.


     Disentuhnya sekilas beberapa bagian kulit paha dan lengan yang mulus dengan ujung-ujung ketiga jari tangannya. Mendadak kepala Cheryl sontak bergerak menghadapinya, membuat jantungnya nyaris copot. 


     Tatapan mata misterius tersebut sempat membuatnya agak takut dan merinding—bulatan biru yang indah di tengah-tengah permukaan putih bergerak-gerak membesar dan mengecil. Cheryl telah melihat dirinyakah?


     Akal sehat Farah kemudian menjawab 'tidak'—logikanya, jika sosok di hadapannya ini memang benar memergokinya, pastilah akan spontan menangkap dan mengunci lengannya serta menarik dirinya mendekati bath-tub


     Cheryl tidak melakukan gerakan refleks itu. Dia hanya menatap kakak tirinya dengan pandangan yang seolah-olah penuh arti, dan hadir pada masa kini. Farah jadi mengerti bakat unik indigo yang dimiliki si saudari kembar Chester.


     Muncul niat besar untuk langsung saja menghabisi nyawa Cheryl pada saat yang justru menguntungkan ini. Namun, pada saat yang bersamaan, hadir sosok lain di depan pintu kamar mandi. Spontan kepalanya menoleh ke belakang.


     Brandon Cherlone berdiri di situ, tersenyum ramah padanya.


     "Jika kau sampai hati melakukannya, kau akan mempersulit posisi Lan-Don beserta dirimu sendiri saat ini di sini. Menurutmu, apa yang bakalan mampir ke dalam benak Sarron dan Chester setelah mendapati mayat Cheryl?" 


     "Ya, kau benar," sahut Farah. "Siapa lagi yang berpotensi membunuh Cheryl kalau bukan salah satu dari Lan-Don, Farah, Sarron atau Chester?"


     Brandon menggerakkan telunjuknya seperti gerakan bolak-balik bandul jam, sambil membalas, "Tidak, tidak semuanya. Hasilnya tidak begitu. Sarron dan Chester tengah bermain catur saat ini juga. Persis ketika Cheryl berada di kamar mandi. Aku mengawasi mereka sewaktu kau tidur tadi."


     Laki-laki yang sesungguhnya telah tiada itu mendekati Farah.


     "Saudariku, jangan pernah berpikir aku meninggalkan dirimu, begitu kau lepaskan identitasku di rumahnya Farah pada pukul setengah enam pagi hari ini. Ketahuilah, aku selalu menyertaimu, sayangku," katanya dengan penuh kelembutan.


     "Jadi, bolanya akan spontan berbalik pada Lan-Don dan diriku?" tanya Farah spontan, dengan isi kepala tidak keluar jalur sedikit pun dari apa saja yang menjadi fokus perhatiannya.


     "Yup, tepat sekali," jawab Brandon mantap, lalu mengambil lipstik dari genggaman tangan Farah, dan menghampiri cermin yang terletak di atas wastafel kamar mandinya Cheryl.


     "Sekarang kita bekerja sama. Begini saja, apa yang mau kau tulis di sini?"


     Lima menit setelah melakukan apa-apa saja yang telah direncanakannya, Farah bersembunyi di dalam lemari pakaian yang masih kosong. 


     Brandon berdiri di samping ranjang putri bungsunya. Dia masih menasihati, "Chester tidak akan bisa melihatku di sini. Pokoknya, kosongkan isi kepalamu. Dan begitu kuteriakkan keluar, secepatnya kau keluar dari sini."


     Persis kalimat pamungkas Brandon itu berakhir, Chester masuk ke dalam kamar kembarannya dengan pelan dan penuh kecurigaan. Farah mendengar keberadaan laki-laki ini di ruangan kamar. Pikirannya tetap kosong meski keberadaan otaknya sesungguhnya masih dapat disadari juga.


     Chester bergerak ke arah pintu kamar mandi, dan segera menyaksikan situasi berbahaya pada Cheryl. Tanpa berpikir panjang lagi, pemuda itu spontan beraksi menyelamatkan nyawa orang yang paling dicintainya seumur hidup.


     Brandon tetap mengawasi dari pinggir ranjang yang bisa melihat langsung keadaan di dalam kamar mandi. Kedua matanya mampu menangkap gerak cepat tangan yang hendak melepaskan kabel dari stop kontak.


     "Kabur sekarang!" teriak Brandon pada Farah—dia sempat mengulangi satu kali dalam benaknya. Dan berhasil ditangkap oleh kemampuan membaca pikiran Chester.


     Secepat kilat Farah bergerak keluar dari lemari menuju ke luar kamar tidur melalui pintu. Chester kalah cepat dan gesit darinya. Pemuda itu hanya melihat balik pintu kamar tidur yang menghadap ke dalam, dan lemari pakaian yang satu pintunya dibiarkan terbuka lebar.


     Tanpa membuang waktu, Farah menuju kamarnya. Melesat menaiki tangga dengan langkah-langkah super cepat. Untunglah tadi sewaktu keluar dari kamarnya sendiri, dia memutuskan untuk tidak memakai alas kaki. Jika tidak, pasti akan terdengar ramai.


     Suara agak gaduh di lantai satu memancing Sarron yang di lantai dasar, dan Don di lantai ketiga. Apalagi Sarron yang masih penasaran dengan keadaan Chester begitu permainan catur mereka selesai satu set saja.

 

bersambung ke part 4

 

How do you feel about this chapter?

0 0 1 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • AstardiSkai

    @yurriansan saya luruskan ya.. judul sebelumnya, The Cherlones Mysteries. Kalo seri, saya baru masukin Duo Future Detective Series yang cerita pertamanya ya dwilogi The Cherlone Mysteries dan The More Cherlone Mysteries ini.
    Oh ya, kalo mao nulis cermis ya harus baca jenis cerita ini terlebih dulu. Dwilogi ini lahir setelah saya getol baca serinya Sherlock Holmes dan punya si ratu cermis Agatha Christie

    Comment on chapter #3 part 2
  • AstardiSkai

    @yurriansan oke, terima kasih ya udah mau mampir dan juga kasih komentar positifnya di sini

    Comment on chapter #3 part 2
  • yurriansan

    kalau berkenan, mampir juga ya keceritaku. tapi, nggak "semenantang" ceritamu. :)

    Comment on chapter #1 part 1
  • yurriansan

    aku belum baca seri sebelumnya, tapi udah tergoda sama yg ini. yah, meskipun aku hobi nnton drama detektif atau versi film, aku sulit untuk menuliskan cerita misteri. apalagi yang konfkiknya rumit begini. salut buat author :D

    Comment on chapter #1 part 1
Similar Tags
Forlorn
794      478     3     
Short Story
Ever wonder how life would be for the only living man on Earth?
Bilik Hidup
600      398     0     
Short Story
Malam itu aku mabuk berat usai menenggak sebotol vodka dan tempe mendoan. Bersama teman lamaku, aku bercinta dengan seorang gadis yang pernah kutemui beberapa waktu silam.
A Perfect Clues
5571      1554     6     
Mystery
Dalam petualangan mencari ibu kandung mereka, si kembar Chester-Cheryl menemukan sebuah rumah tua beserta sosok unik penghuninya. Dialah Christevan, yang menceritakan utuh kisah ini dari sudut pandangnya sendiri, kecuali part Prelude. Siapa sangka, berbagai kejutan tak terduga menyambut si kembar Cherlone, dan menunggu untuk diungkap Christevan. Termasuk keberadaan dan aksi pasangan kembar yang ...
Agreements
322      272     1     
Short Story
A string of memories about a family, the world, and disagreements. And a kidnapped child.
Forgotten treasure
382      284     1     
Mystery
This story is about a family that just moved into a new house and its located close to an unknown clue to an unkown treasure from the 500 b.c. And all of this isnt real. Its jist based on a 13 yr kid 3:
Temu Yang Di Tunggu (up)
17768      3719     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
The Closer it Gets, the Further it Is
453      307     1     
Short Story
Spencer Sage, 24 years old and found a way into the future. On his quest to change human history in the span of forty-five minutes, he's uncovered more than he asked for.
TWINS STORY
834      559     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Vandersil : Pembalasan Yang Tertunda
359      260     1     
Short Story
Ketika cinta telah membutakan seseorang hingga hatinya telah tertutup oleh kegelapan dan kebencian. Hanya karena ia tidak bisa mengikhlaskan seseorang yang amat ia sayangi, tetapi orang itu tidak membalas seperti yang diharapkannya, dan menganggapnya sebatas sahabat. Kehadiran orang baru di pertemanan mereka membuat dirinya berubah. Hingga mautlah yang memutuskan, akan seperti apa akhirnya. Ap...
MISUSER
670      421     2     
Short Story
Tujuh belas kilometer dari tempatku saat ini, aku dan Mei dihadapkan pada kejadian yang jika kami mengetahui sebelumnya, kurasa kami mungkin akan menghabiskan waktu di rumah masing-masing.