24. BAYANGAN HITAM GELAP
Kakinya berjalan mengikuti langkah prajurit anlean di dalam lorong-lorong yang bermandikan cahaya samar. Matanyapun menatap lurus ke depan melihat jalan. Kedua tangannya memegang dengan erat tas yang ia bawa dipunggungnya. Nafasnya terasa berat tak teratur. Mayder masih tak bisa melupakan hal yang akan membuatnya serba salah. Ia tak ingin menyerang kakaknya tapi ia harus menyerang kakaknya.
Mayder dituntut untuk memilih pilihan yang sulit. Ia juga tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukannya dan wajah temannya jika mereka mengetahui hal yang sesungguhnya.
Mayder terus melamun sepanjang perjalanannya dari istana yang kini hampir sampai pada hirsh. Sedangkan teman-temannya yang sedang menunggunya di permukaan sangat resah dan khawatir menunggu kedatangan louin. Miroka kini sudah membaik dan bisa kembali melakukan perjalanan. Nasib mereka kini bergantung pada louin yang mungkin saja membawa kabar bahagia jika mourine masih hidup dan ikut bersama mereka, tapi jika tidak mungkin inilah takdir dari mourine. Hirsh tak bisa melawannya ia harus menerimanya dengan lapang dada.
Louin yang sudah lega kini tak mempunyai beban sama sekali. Ia yang sudah tahu keberadaan kakaknya merasa tenang. Louin kini tinggal melakukan perjalanan membantu mayder dan marno. Tapi kenyataan mereka semua tak mengetahui apapun tentang perjalanan yang akan ditempuh oleh mereka, bagaimanapun nasib louin dan yang lainnya sesungguhnya berada ditangan mayder.
"Hey... Bagaimana bisa kalian keluar dari dalam hutan" tanya dellio melihat temannya sampai didepan matanya.
"Entahlah aku juga tidak mengerti" jawab louin tersenyum senang bisa berjumpa kembali.
"Itu tidaklah penting, yang penting kalian sudah kembali" peluk hisrh.
"Silau sekali langit hari ini, sepertinya tadi masih malam hari" ujar marno.
Yang dikatakan marno sangat benar, mereka keluar tepat siang hari dan langit sangat cerah ketika itu, padahal sebelumnya mereka masuk saat sore hari dan sudah beberapa hari ia berada didalam istana itu, bahkan mereka keluar dari istana tepat pada malam hari. Tak hanya itu louin pun keluar dari dalam hutan bukan dari lembah yang bernama putus asa itu. Sinar matahari yang sangat menyilaukan sama sekali tak menyilaukan mata mayder yang tak berkedip sedari tadi. Ia masih sibuk dengan pikirannya yang berkecamuk.
Entah apa yang harus dan akan dilakukannya jika berhadapan dengannya. Dan apa yang akan terjadi jika teman-temannya mengetahui yang sesungguhnya tentang keberadaan dan keadaan kakaknya.
"Hey mayder, kau tak apa?" Tanya miroka.
"Aku baik saja" mayder tersenyum untuk ketenangan temannya agar tidak khawatir. "O ya marno ada berapa banyak kerajaan besar disini?"
"Kerajaan...! Tak seperti dulu kerajaan kecil sekarang sudah menyatu menjadi satu wilayah kekuasaan besar" ujar marno.
"Kau bisa menceritakan padaku tentang semua kerajan" tanya mayder.
Mayder dan yang lainnya beristirahat kembali sembari menyusun strategi yang akan di gunakan. Louin dan yang lainnya siap untuk mendengarkan cerita marno. Hanya saja mereka bertanya-tanya tentang maksud mayder menanyakan semua kerajaan yang ada didunia ini. Begitupun dengan marno yang aneh melihat teman barunya yang tak mengetahui apapun. Padahal jika dilihat dari cara berpikir atau bersikap, mereka bukanlah orang biasa yang menerima begitu saja.
"Tunggu mayder, untuk apa kau bertanya hal itu? Dan louin, bagaimana dengan kakakmu dibawah sana?" Tanya hirsh bingung.
"Kakakku sudah selamat dan pergi dari lembah ini, begitupun dengan kakak mayder" jawab louin tersenyum.
"Seharusnya benar yang kulakukan, aku lebih baik menunggu mourine di pintu itu. Aku yakin disana pasti sedang mencari keberadaan kita" ujar hirsh.
"Sebelumnya aku sudah berkata padamu untuk tidak ikut, tapi aku berterimakasih karena kau telah memenuhi janji kakakku" louin kagum terhadap hirsh yang rela mengorbankan dirinya.
"Ya sudah kalau begitu kita bisa kembali"
"Tidak" bentak mayder.
"Ada apa denganmu?" Tanya miroka yang sudah mencurigainya semenjak kedatangannya.
"Kau lupa, kita berjanji menemukan Serbuk sari untuk adiknya" ucap mayder.
Mereka terkejut mendengar perkataan mayder, bukan karena janji terhadap marno melainkan sikap mayder yang berubah haluan. Ia sangat gencar sekali dari awal untuk mencari sang kakak tapi sekarang justru ia seperti mempunyai tekad yang telah melupakan kakaknya. Miroka kini semakin jelas dengan kecurigaannya terhadap mayder yang menyembunyikan sesuatu.
"Jika kalian akan pulang, pulang saja. Aku dan marno yang akan pergi kesana" ucap mayder.
Mayder yang kini mempunyai kemelut dalam hatinya membuatnya harus bertindak. Dalam hatinya ia pun sudah pasrah jika ia tidak kembali lagi kedesanya.
"Untuk apa kau menanyakan kerajaan itu?" Tanya marno.
"Jelaskan saja, kita tak bisa membuang waktu lebih lama!" Ujar mayder.
"Tak terlalu banyak yang kuketahui, tapi akan kuceritakan semuanya.
Didunia ada sembilan kerajaan, hanya saja yang Masih berdiri berjumlah 5 kerajaan, satu menghilang dan 3 lainnya belum ada yang mengetahui dengan pasti. 5 kerajaan itu adalah kerajaan Alimos, kerajaanku Barberad, Ryekal, Inaba dan terakhir tempat kita bertemu kerajaan Gisencin. Dan akhir-akhir ada Raja tanpa sebuah kerajaan, raja Xyor dari kerajaan Xyurmaf yang berada jauh disana karena harus menyebrangi lautan lubang hitam.
"Apa maksunya raja tanpa kerajaan" tanya dellio.
"Raja xyor adalah raja kegelapan yang banyak ditentang semua orang namun dipuja banyak orang. Keberadaannya membuat semua orang ketakutan namun ada juga yang menyembahnya karena kekuatannya seperti kutukan. Kerajaan itu tak diakui sehingga ia disebut raja tanpa kerajaan" jelas marno.
"Lalu... Apakah ada kerajaan yang bersatu dengan kerajaan xyurmaf" tanya mayder.
"Ya, salah satunya adalah kerajaan ryekal, penyihir itu yang telah membuat adikku seperti manusia mati. Dan satu lagi kerajaan Inaba. Mereka semua bekerja sama dengan kerajaan xyurmaf"
"Kau tahu dimana kerajaan ryekal" tanya marno.
"Jelas aku sudah tahu"
"Antar aku kesana?" Ucap mayder yang membuat mereka tercengang mendengarnya.
"Apa... Bagaimana bisa kau kesana. Kita tak mungkin mengalahkan mereka. Apalagi disana ada kapten yang dijuluki seribu pedang, karena ia tak butuh waktu lama untuk membunuh musuhnya" marno terkejut.
"Bagaimanapun juga Serbuk sarimu ada ditangan penyihir itu"
"Bukankah Serbuk sari itu berada di tempat yang indah. Kalau begitu kakakmu ditahan disana" tanya dellio.
Tak seperti sahabatnya, miroka sudah berpikir lain tentang sikap mayder. Sikapnya bukan seperti untuk membebaskan sang kakak tapi ada hal lain.
"Prajurit disana memang tidak terlalu banyak. Mungkin kita hanya bisa menembus tanpa perlawanan sama sekali. Dengan jumlah ini kita bisa kalah" ujar marno.
"Itu cukup untuk mengambil Serbuk sari itu"
"Bagaimana dengan kakakmu?"
"Yang penting Serbuk sarimu, kakakku masih hidup dan kuat" Mayder cukup tegar.
"Setidaknya kita tak harus pergi ke kerajaan inaba" marno menghela nafas.
"Ada apa dengan kerajaan itu?" Tanya miroka.
"Entah bagaimana itu terjadi, kerajaan itu memang kerajaan yang tak terlalu besar dibanding dengan kerajaanku, tapi kerajaan inaba adalah kerajaan yang dielu-elukan oleh kerajaaan lain, karena mereka tak mudah ditaklukkan. Kerajaan itu mempunyai prajurit yang pintar dengan senjata yang tidak terduga dan tangguh. Senjata disana sangat berbeda dengan senjata pada umumnya, selain itu kerajaan inaba bisa takluk oleh kerajaan xyurmaf dan karena hal itu yang membuat xyurmaf tak mudah dikalahkan" desah marno.
"Mungkin suatu saat kita akan berhadapan dengannya, jika kita mengusik kerajaan ryekal bukan tidak berarti mereka juga akan menyerang kita" ujar dellio. "Baiklah kalau begitu aku harus banyak membaca dan belajar untuk menggali informasi".
Louin yang sudah lega kini tinggal memenuhi janji untuk menemukan merrier dan Serbuk sari untuk menna. Hirsh memberikan saran agar terlebih dahulu keluar dari hutan kutukan yang gelap itu, tak seperti sebelumnya mereka harus melewati hutan untuk memasuki lembah putus asa. Hirsh mempunyai jalan lain untuk keluar yang biasa gunakan ketika ia menjadi seorang famin.
Louin dan yang lainnya harus kembali ke dalam wilayah kerajaan gisencin. Karena tak mungkin memutar kembali melewati hutan karindo, mereka tak yakin jika musuh itu sudah hilang Dan tak akan mengintainya. Perjalanan kali ini sedikit meringankan beban dalam benak mereka khususnya louin. Louin kini bisa tersenyum kembali. Ia yakin kakaknya tak mungkin kalah begitu saja karena kakaknya sangat kuat dan pintar.
Louin dan yang lainnya kini telah siap untuk mencari Serbuk sari menna dan kakak merrier. Hanya mayder seorang yang merasakan bimbang dalam dirinya. Mereka hanya tinggal menyusuri pinggiran hutan karindo untuk sampai ke wilayah kerajaan gisencin. Tak hanya beban yang sedikit berkurang dari benak mereka tapi perjalanan kali ini lebih mudah karena hirsh mengetahui betul jalan yang harus dilewatinya.
Sudah beberapa hari mereka melewati perjalanan yang melelahkan namun setidaknya perjalanannya tidak sia-sia karena membuahkan hasil yang begitu memuaskan. Tapi mereka sama sekali tidak menyadari karena tidak hanya mereka yang melakukan perjalanan disekitar hutan karindo. Ada kelomppk yang sedang menunggunya tepat diperbatasan gisencin. Kelompok yang sudah berhari-hari menunggu kedatangan orang yang berhasil masuk dan keluar dengan selamat dari lembah putus asa. Setelah irota menghilang kini giliran kelompok yang tak dikenal itu menghadang.
Kelompok itu menginginkan sesuatu yang ada didalamnya. Karena menurut kabar yang beredar, ada sesuatu yang menakjubkan didalam lembah putus asa itu. Oleh karena itu kelompok itu rela menunggu berhari-hari dan menginap diperbatasan gisencin hanya untuk menunggu louin dan teman-temannya. Dimana louin dan temannya tidak mengetahui apapun dengan sesuatu yang menakjubkan itu.
Dengan bernafas lega akhirnya louin dan temannya sampai ditempat yang dituju yaitu perbatasan gisencin. Hari yang sudah mulai senja dan tubuh yang lelah memaksa mereka untuk beristirahat sejenak merebahkan tubuh yang sudah tak kuasa menahan letih. Hirsh membuat api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka dimalam yang terasa dingin.
Kelompok yang telah menunggunya mulai beraksi dan mengincar mereka. Miroka yang sedang merebahkan tubuhnya merasakan dan mendengar sesuatu yang berjalan menggesek dedaunan. Miroka memperhatikan kesekitarnya, namun ia tak melihat apapun begitupun dengan temannya yang lain yang juga tak merasakan apa yang ia rasakan. Miroka merasa harusnya ia juga tak khawatir karena mayder yang lebih ahli di dalam hutan justru tertidur dengan tenang.
Yang dilihat oleh miroka memang benar adanya, mayder tidur dengan mata tertutup dan terlihat sungguh terlelap. Matanya benar-benar tertutup tapi tidak dengan mata hatinya yang terbuka dengan sangat lebar. Yang miroka dengarpun benar adanya, kelompok itu sedikit demi sedikit mulai mendekati dan jika waktunya tepat, bukan tidak mungkin kelompok itu akan menyerang louin dan yang lainnya. Mayder yang terlihat lelap masih tetap waspada meskipun pikirannya berkecamuk ia masih terbangun dan menyadari ada gerakan-gerakan yang sedari tadi semakin mendekatinya. Mayder diam bukan berarti ia tak sadar, tapi ia merasa langkah kaki dari beberapa orang itu masih belum mengancamnya.
Mayder menyadari dan merasakan ada langkah kaki yang semakin mendekatinya. Langkah kaki seseorang yang seakan-akan menyergap mayder yang terlihat tenang. Musuh mengira mayder adalah sasaran empuk pertama untuk mereka bunuh. Tanpa diketahui musuh atau teman-temannya, mayder tetap terdiam dan siap akan menyergap atau melawan balik jika musuh itu menghampiri.
Teeennngggg...... Gesekan kedua pedang itu membuat louin dan yang lainnya terkejut.
Louin dan yang lainnya langsung menyiapkan senjata masing-masing begitupun musih yang langsung bermunculan setelah gagal menyerang mayder.
"Bagaimana bisa kau mengetahuinya?" tanya seseorang yang hampir menutup seluruh tubuhnya kecuali matanya.
"Kau merendahkanku?" Jawab mayder yang tak terima dengan ucapannya.
Kelompok itu memang sudah menunggu sangat lama, orang yang bisa keluar dengan selamat dari lembah putus asa, hanya saja waktu yang tak tepat membuat kelompok itu bisa mendapatan kerugian yang besar. Mayder yang mempunyai masalah besar dalam hidupnya membuatnya mudah tersulut emosi, sebelumnya mayder tak banyak bicara karena ia lebih baik memilih diam daripada harus bertengkar kembali dengan temannya. Namun kali ini berbeda yang akan mayder hadapi bukanlah teman atau saudaranya melainkan orang lain yang akan membuatnya leluasa membunuh.
Tanpa pikir panjang lagi mayder langsung menusuk orang yang menyerangnya. Teman-temannya terkejut melihat tingkah mayder yang langsung membunuh orang yang telah mencoba menyerangnya.
"Apa yang kau lakukan mayder!" Ucap louin terkejut.
"Jika kau yang tak membunuh, mereka yang akan membunuhmu" balas mayder.
Sikap mayder kembali lagi dengan sikapnya yang sebelumnya, yang ingin menyelesaikan masalah dengan cepat dan seorang diri.
"Kau tak tahu siapa yang kau bunuh!" Louin merasa kesal dengan sikap mayder.
"Kau tak usah takut, mereka bukanlah warga. Mereka Sekelompok orang yang sudah mengintai kita dari sore hari" mayder menjawab ketakutan louin.
Louin yang tak merasakan apapun sebelumnya kaget mendengar perkataan mayder. Tak hanya louin, kelompok itupun merasakan dengan keahlian mayder yang hanya berpura-pura tidur dan seolah tak merasakan apapun. Kelompok itu merasa tertipu terutama sang ketua dari kelompok tersebut. Ketua itu tertawa kecil mendengar ucapan mayder yang sungguh menakjubkan baginya. Ketua kelompok itu menganggukkan kepala setelah salah satu bawahannya membisikkan Telinganya.
Louin dan temannya berkumpul merapat di tengah kelompok yang berjumlah lebih dari sepuluh orang. Kelompok itu mengitari mereka berenam. Kelompok itu sangat menutup rapat setiap bagian anggota tubuhnya dengan menggunakan pakaian yang serba hitam, kelompok itu hanya mengizinkan matanya saja yang terlihat.
Tak terima dengan ulah mayder yang telah membunuh salah satu teman mereka. Kelompok itu langsung menyerang louin dan temannya yang lain. Pertarungan tak terelakkan, gesekan pedang dan semangat pertarungan terus mereka suarakan. Seolah-olah mereka semua tak ingin kalah. Darah mulai menempel pada seblah pedang dan mayat mulai berserakan diatas tanah perbatasan hutan itu.
Ketua kelompok itu tahu kemampuan musuhnya sangatlah lihai dan handal. Terbukti dengan sikap mayder yang seolah-olah tenang, sifat seperti itulah yang paling sulit dicari. Tidak mudah panik dan tenang merupakan senjata yang ampuh dalam pertarungan. Tak hanya ketua kelompok itu, marno juga merasakan hal yang sama dengan ketua itu, jika teman barunya bukanlah orang biasa, gaya bertarung mereka dari menangkis dan melawan sangatlah berirama khususnya louin yang seperti menyatu dengan senjatanya, cara melawan, menangkis dan mengayun seperti orang yang sedang menari. Marno sangat menikmati pertarungan louin yang melawan ketua itu. Sangat indah namun mematikan.
Sebelum louin melakukan perjalanan ia sangat tahu hal seperti ini akan terjadi begitupun dengan yang lainnya. Oleh karena itu hirsh terus melakukan yang terbaik agar mereka semua bisa melindungi diri sendiri. Lawan louin kali ini tidaklah mudah seorang ketua kelompok yang pastinya sangatlah kuat. Louin merasa tak yakin dengan pertarungan karena ketua itu sangat mudah melawanya. Seperti yang dikatakan marno, ketua itu sebenanrnya sulit melawan louin, oleh karena itu ketua itu sulit menyerang hanya bisa menangkis pedang louin. Baru kali ini ketua itu merasakan kesulitan bertarung dengan musuh yang dihadapinya.
Pertarungan itu semakin memanas, karena belum ada satupun korban yang jatuh dari pihak louin. Ketua itu merasa kesal dan memberikan aba-aba pada teman-temannya agar membentuk formasi.
Kelompok itu berhenti menyerang dan membuat lingkaran yang membuat louin dan temannya tak diberikan celah untuk melarikan diri. Sang ketua kelompok terus berjalan memutari louin dan temannya. Pandangannya tak pernah luput, seolah-olah kelompok itu akan menerkam mangsa yang sudah ada didepannya.
"Kau..." Ucap ketua kelompok itu menunjuk mayder. "Sepertinya kau tak asing bagiku. Setahuku kau seorang perempuan buas. Siapa kau sebenarnya?"
Ucapan sang ketua itu mengejutkan mayder. Pikirannya semakin yakin dengan yang ia lihat sebelumnya. Hirsh dan yang lainnya tak kalah terkejut karena mayder ternyata sangat terkenal diluar botimalos. Mayder semakin takut, namun ketakutannya membuatnya semakin kuat menghadapi kenyataan. Kelompok itu tak mungkin berbohong dengan ucapannya. Kelompok itu sungguh menyakinkan mayder.
"Kalian..." Ucap marno membuka suara.
"Siapa mereka?" Tanya dellio.
"Mereka adalah sebuah kerajaan didalam kerajaan" jawab marno.
"Apa maksudmu?" Tanya miroka.
"Mereka adalah bayangan dari sebuah kerajaan. Mereka adalah kelompok bayangan hitam gelap. Kelompok itu selalu berdiri, bersembunyi dan menghancurkan atau membantu kerajaan yang sesuai dengan kriterianya. Mereka juga sulit dikenali dan tak mudah ditemukan. Dengan memakai baju seperti itu kalian akan tahu jika mereka adalah kelompok bayangan hitam gelap. Tapi jika mereka memakai baju biasa kau tak akan bisa mengenalinya, haya kelompok itu sendiri yang bisa mengenali satu sama lain baik didalam atau diluar kelompok itu sendiri" jelas marno.
Dellio justru mengerutkan kening mendengar penjelasan marno. Dellio seakan-akan membantah penjelasan marno. Ada sesuatu dari perkataan marno yang membuat hatinya tak terima. Dellio mencoba mencari kejanggalan itu seorang diri dan terus memperhatikan gerak gerik kelompok yang ada dihadapannya.
"Kau benar pangeran. Dan Kau telah banyak membunuh temanku. Aku bertanya siapa kau?" Ketua itu tetap bertanya mayder.
"Kau mengenalnya mayder" tanya hirsh.
Mayder hanya terdiam.
"Tidak mungkin mereka saling mengenal. Kau juga tahu itu?" ucap miroka.
"Meskipun kalian memiliki wajah yang sama tetapi kalian tetap berbeda, kau lebih muda dari kapten perempuan buas itu" ucap ketua itu.
"Wajah yang sama, maksudmu merrier?" Tanya louin menerka.
"Aku tahu kalian semua pasti mengenalnya?" Ujar ketua itu.
"Ya, dia adalah kakak mayder tetapi apa maksudmu dengan perempuan buas?" Tanya louin kembali.
"Mayder adik dari merrier. Kau diam berarti kau sudah tahu tentang kakakmu" ujar ketua itu yang membuat suasana semakin memanas.
Miroka mulai menyadari sesuatu yang tidak beres pada mayder. Mungkin ini adalah salah satu alasannya mayder mulai kembali pada sikapnya yang sebelumnya ketika memulai perjalanan.
"Jadi inilah alasanmu mayder kau kembali pada sikapmu!" Ujar miroka.
"Aku memang salut padamu miroka. Itulah mengapa aku selalu bertengkar denganmu karena dihadapanmu aku tak bisa berbohong" sahut mayder.
"Kalau begitu para anlean juga berbohong padaku! Karena mereka mengikuti kata hatimu" Marno ikut kesal dengan kejadian didalam lembah putus asa itu
"Ya kau benar marno. Karena untuk menyelamatkan adikmu dia harus melawan kakaknya sendiri merrier" jawab miroka menyakinkan.
"Jadi kapten seribu pedang yang dimaksud marno adalah merrier brak" ucap louin.
"Jadi selama ini kau sudah membohongi kami semua" tanya hirsh.
"Tidak, dia mengetahuinya ketika dia berada dilembah itu" ujar dellio.
"Kau berada diposisi yang sulit mayder" ucap hirsh.
"Aku akan melawannya. Kini aku mengerti apa yang telah dirasakan kakakku metir. Dia sangat mengetahui jika merrier masih hidup tapi metir justru sangat menderita, karena ia juga merasakan jika merrier bukanlah kakakku lagi. Entah mereka hanya menggunakan tubuh kakakku atau mereka menghilangkan ingatan kakakku" ungkap mayder mencoba untuk tegar.
"Ketua..." Panggil salah satu bawahan.
Ketua itu langsung mengangkat tangannya seperti memberikan isyarat pada bawahannya untuk diam tak mengatakan apapun.
"Kalian telah membunih banyak temanku"
"Kau yang lebih dulu menyerang kami. Dan jika aku tak bertindak kau juga akan membunuh temanku" jawab louin.
"Kau juga siapa namamu?" Tanya ketua itu pada louin dengan menggunakan pedangnya.
"Aku louin raskali"
"Aku akan mengingat kalian semua" ucap ketua itu dan menyuruh anak buahnya untuk mundur.
Marno tak percaya pada kelompok yang ada didepannya. Ia tak percaya jika kelompok itu adalah kelompok bayangan hitam gelap. Kelompok yang paling dielu-elukan dan dicari itu dengan mudah mundur. Marno sangat mengetahui jika kelompok itu akan membabat habis musuh didepannya. Bahkan banyak kerajaan yang rela mengeluarkan hartanya untuk membunuh atau menjadikannya seorang prajurit.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya dellio melihat marno terus memperhatikan kelompok yang semakin menjauh darinya.
"Tidak, hanya saja aku tak percaya dengan kelompok itu. Tak semudah itu mereka untuk mundur, seperti ciri khas dari kelompok itu, jika temannya mati satu justru mereka akan membuat pasukan" jawab marno.
"Maksudmu mati satu tumbuh seribu" ucap dellio.
Marno menggelengkan kepala.
"Satu untuk semua"
Marno kembali menggelengkan kepala. "Bukan itu tapi "satu tuas".
"Apa itu maksudnya?" Dellio tak mengerti ucapan dari mayder.
"Kelompok itu takkan pernah mati, terus semakin besar dan tumbuh subur. Kelompok itu selalu melakukan hal yang tak terduga terkadang membantu terkadang membelot. Ketua kelompok sebelumnya pernah berkata "tak perlu menjadi raja yang tangguh dan tak perlu menggunakan senjata yang tajam" hal itu yang membuat kelompok bayangan hitam gelap tak pernah musnah dan sulit dicari bahkan tak mungkin dimusnahkan" ucapan marno yang membuat dellio tertarik dengan kelompok itu.
Dellio seperti menemukan sesuatu yang baru dipetualangan kali ini, ia merasakan penuh ketegangan dan kesulitan namun rasanya menyenangkan jika ia bisa bersama teman-temannya dan menemukan sesuatu yang baru baik itu teman baru ataupun informasi baru. Latar belakang keluarga dellio membuatnya semakin terpengaruh dan menikmati setiap inci dalam langkah cerita perjalanannya.
QARINA R
JAKARTA, 16 DESEMBER 2015
LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )