23. MATA YANG MELIHAT
Keesokan harinya sang ratu menunjukkan apa yang ingin dilihat oleh louin, mayder dan marno dan tujuan kedatangan mereka kesini. Sang ratu terlebih dahulu menunjukkannya kepada mayder. Sang ratu tak perlu menanyai apapun yang diinginkan oleh ketiga remaja itu. Bahkan ratupun telah mengetahui louin dan temannya akan menghampiri masuk kedalam lembah putus asa.
Mayder mulai bisa melihat perjalanan kakaknya. Sang adik sangat mengenal wajah dari kakaknya tapi ada yang terasa membuatnya berbeda. Ia hanya mengenal wajahnya tapi tak mengenal sifatnya. Kakaknya terlihat dingin dan gelap. Mayder sungguh terkejut dan tak mengerti dengan kakaknya. Mayder tetap bersikukuh tak terima dengan yang dilihatnya.
Mayder melihat sang kakak perempuannya yang menjadi dingin dan gelap. Merrier yang dikenalnya kini telah berubah, ia hanya mengenal wajahnya tapi tak mengenal kepribadiannya. Kakak yang selama ini ia cari dan selalu ia khawatirkan telah menjadi kuat dan bergabung dengan sebuah kerajaan yang penuh dengan aura kegelapan dan kejahatan. Merrier kini berunah menjadi seorang pemimpin pasukan. Ia melihat merrier dengan baju jirah dan penutup kepala menyerang penduduk disebuah desa yang tak berdosa, ia menyerang anak-anak, perempuan dan orang tua renta yang tak berdaya.
Aura merrier benar-benar suram dan jahat. Mayder tak menyangka selama ini penantiannya dan rasa khawatir yang dirasakan oleh kakaknya metir ternyata sia-sia. Mayder terdiam dan tak percaya, airmatanyapun jatuh ke pipinya. Ia benar-benar tak menyangka, ia terjatuh karena tak bisa menahan beban berat dalam hatinya. Selama ini penantiannya benar-benar membuatnya tak ingin mengawali perjalanan.
Entah dimana dan ruangan apapun ini. Sang ratu mengajak kedua wakilnya dan mereka bertiga untuk masuk kedalam ruangan yang berisikan sebuah kolam kecil ditengah dengan dinding yang dipenuhi akar pepohonan dengan daun hijau merambat hampir sama dengan yang berada didinding luar istana dekat lubang-lubang gua. Ratu yang berjalan dengan melayang memanggil mayder untuk berdiri disisi kolam dan meminumnya. Mayder yang telah meminum itu langsung tak sadarkan diri dan dimasukan kedalam kolam tak berdasar yang berada disisinya dan diberi penglihatan oleh ratu. Louin yang melihatnya langsung berdiri dan mencoba menyelamatkan mayder namun salah satu wakilnya menghalau louin.
"Kau tak usah takut. Dia takkan terluka. Bukankah kau pernah mengalami hal ini?" Tanya ratu.
Louin yang mendengar hal itu terdiam dan berpikir sejenak mengingat perkataan ratu. Louin memang seperti pernah merasakan masuk kedalam air tapi ia lupa dimana dan kapan. Setelah berpikir beberapa lama akhirnya louin mengingat apa yang telah dilihatnya ketika itu.
"Apa itu semua kenyataan?" gumam louin dalam hati tak percaya dan tak menyadari hal itu.
"Ya itu semua kenyataan yang dulu atau yang akan kau lihat" Jawab sang ratu yang bisa mendengar ucapan louin dalam hati.
"Kau bisa mendengarku?" louin melotot kembali berucap dalam hati.
"Aku bisa mendengarmu!" Tatapan sang ratu melihat kearah mata louin seolah-olah ia sedang berkomunikasi dan berkontak melalui mata. "Aku bisa mendengarmu atau membaca pikiranmu. Bukankah salah satu wakilku sudah mengatakan kebenaran tentang pangeran marno. Itu adalah sebuah kenyataan".
"Apa para wakil ratu bisa membaca pikiran kami semua. Jika begitu mereka bisa mendengarkan pembicaraan ini?" tanya louin.
"Tidak, hanya kedua wakilku saja yang paling depan yang bisa membaca pikiran karena mereka adalah peraturan dalam istana ini. Tapi mereka tak bisa mendengar suara hati orang lain, hanya aku yang bisa melakukan hal itu. Dan mengenai pembicaraan ini hanya kau dan aku yang mendengar dan berbicara? Penjelasan sang ratu membuat louin sedikit tenang. "Mengapa kau terlihat tampak gelisah?" Tanya ratu kembali yang ingin mendengar penjelasan dari louin secara langsung.
"Tidak ada, aku tak apa-apa!" ucap louin membantah ucapan prasangka ratu.
Apa yang louin rasakan saat ini memang ada benarnya dengan perkataan ratu, louin sangat takut dengan penglihatannya. Dia juga merasakan ada sesuatu berada dalam dirinya yang seperti mengganggunya.
"Kau jangan lupa, tanpa aku mendengar pengakuanmu aku bisa mengetahui tentangmu?" ucap ratu kembali menyadarkan louin tentangnya.
"Benar, itu semua tak berarti jika berada dihadapanmu. Susah payah aku menyembunyikan sesuatu itu takkan mempan!" Louin tersenyum.
"Jika kau telah sadar dalam tidurmu kau bisa berbicara denganku kapan saja dan dimanapun?" ratu tersenyum pada louin.
"Dimanapun?" Louin hanya terdiam tak mengerti dengan ucapan terakhir ratu.
Mayder menarik nafas panjang dan menghembuskannya kembali beberapa kali. Matanya kembali tertuju melihat keadaan mayder yang seperti terlolos dari maut. Sepertinya, ia habis bertarung dan berperang dengan sekelompok musuh. Louin dan marno hanya melihat mayder merasa lelah dan lemah. Louin tak tahu apa yang sedang dilihat oleh mayder sampai ia mengeluarkan banyak keringat dan nafas yang terengah-engah.
"Ada apa denganmu mayder?" tanya louin menghampirinya disusul oleh marno.
Mayder tak berucap dan masih mengatur nafasnya.
"Ratu kenapa kau melakukan ini, jika kau tahu apa yang ada dipikiranku dan dengan kenyataannya?" Tanya mayder.
"Kau orang yang mempunyai pendirian dan percaya pada keyakinanmu. Karena itu juga kau takkan akan mendengar apapun yang dikatakan orang. Selain itu kau akan selalu melakukan cara apapun untuk mendapatkan tujuanmu dan kau tak akan peduli pada sekitarmu"
Mayder hanya diam mendengarkan sang ratu.
"Lihat mataku... Hanya kau yang bisa mendengarkan suaraku, dengarkan baik-baik. Kau akan menyelamatkan temanmu atau keluargamu?
"Apa maksud dari perkataan ratu?"
"Kau akan tahu nanti, ini hanyalah sebuah jalan untuk jalan lain yang harus kau ambil"
Mayder belum bisa berpikir dengan jernih. Ia hanya mendengarkan apa yang dikatakan oleh sang ratu tapi ia belum memahami maksud yang sesungguhnya dari ucapan sang ratu.
"Louin, bagaimana denganmu? apa kau ingin melihat kakakmu?" tanya sang ratu.
Mendengar ucapan ratu sebelumnya dan melihat tingkah mayder. Louin menjadi tak yakin. Dia takut jika yang dilihatnya bukanlah sang kakak melainkan penglihatan yang ia lihat sebelumnya. Penglihatan itu sudah cukup untuknya merasakan penderitaan, kesedihan dan keputusasaan yang paling menakutkan dalam hidupnya.
Louin juga takut jika ia tak melihat keadaan sang kakak. Sampai saat ini juga khawatir pada mourine. Wajahnya louin dengan jelas tersirat kesedihan dan ketakutan. Tapi apapun yang terjadi ia harus bertemu dengan snag kakak. Dengan tekad ia langsung meminta kepada sang ratu untuk menunjukkan keberadaan dan keadaan sang kakak yang sekarang tidak diketahui olehnya.
Sang ratu dengan segera menyuruhnya melakukan hal yang sama dengan mayder. Louin menutup mata dan tenggelam dalam kolam itu. Sang ratu yang sudah mengetahui ada sesuatu didalam dirinya langsung berdiri dihadapannya dan wakilnya berdiri disamping kiri dan kanannya. Ratu menutupi louin dari mayder dan marno agar ia tidak melihat yang seharusnya tidak mereka berdua lihat. Sang ratu bersikap seperti biasa agar tidak dicurigai oleh mayder dan marno jika ia memang dengan sengaja menutupi louin.
Louin yang merupakan orang spesial yang sesungguhnya, pasti akan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya didalam kolam ketika ia bersama hirsh dan paman soma.
Louin melihat semua yang dilakukan oleh sang kakak ketika ia bertarung dengan para irgot dan terakhir ia harus bertarung murot yang sempat menghalaunya untuk lompat ke dalam lembah putus asa ini. Bahkan ucapan mourine untuk hirsh pun ia dengar. Louin kini menegerti mengapa hirsh selalu memintanya untuk kembali pulang kerumahnya daripada melakukan perjalanan ini. Berbeda dengan louin, sang kakak keluar dari pintu gua yang dekat taman paling bawah. Louin terus melihat dan memperhatikan sang kakak lewat pikirannya.
Louin melihat Sang kakak yang telah keluar dari gua itu, tapi louin terkejut, bukanlah taman yang ia lihat melainkan sang kakak terjebak dalam sebuah peperangan yang entah berada dimana. Api berkobar dimana-mana, semua kerajaan dan desa hancur, banyak mayat berserakan, hewan besar yang berterbangan mengeluarkan api, bergigi tajam dan bersuara nyaring. Matahari atau bulanpun tak terlihat sama sekali diatas langit. Louin tak mengerti, meskipun ia hanya melhatnya tapi ia merasakan ketakutan yang luar biasa. Sang kakakpun merasakan ketakutan yang sama dengannya, berbeda dengan louin yang hanya melihat, sang kakak harus bertarung untuk hidupnya.
Mourine harus ikut bertarung ditempat atau peperangan yang sama sekali tidak ia ketahui. Mourine beruntung karena ada seseorang yang menolongnya. Karena terlalu gelap louin tak bisa melihatnya dengan jelas tapi ia yakin lelaki itu sama dengan yang ia lihat sebelumnya. Louinpun banyak melihat kejadian yang tak seharusnya ia lihat, dengar dan rasakan.
Sementara itu dari dasar kolam, bola-bola air dari dalam air meletup ke permukaan. Sang ratu sudah siap siaga mengantisipasi louin. Meskipun berada dalam air, sang ratu bisa melihat jika ukiran yang terlukis mulai muncul di sekitar area mata louin. Tak berapa lama louin langsung tersadar dalam keadaan ia masih didalam air. Buih-buih air kembali muncul kepermukaan yang membuat mayder dan marno terbangun dari duduknya dan mengahampiri kolam itu. Bahkan mayderpun berusaha untuk menyelam menyelamatkan louin, namun langsung dilarang oleh sang ratu karena bagaimanapun kolam itu tak berdasar.
Louin yang sadar ternyata tak bisa bernafas dalam air padahal ketika ia sedang tertidur ia tak kehabisan udara atau mengalami sesak didadanya. Louin yang tak bisa bernafas langsung tak sadarkan diri dan perlahan-lahan ia tenggelam. Matanya yang masih terbuka sedikit hanya melihat cahaya samar-samar didalam air. Melihat ada yang tidak beres dalam diri louin yang semakin tenggelam, ratu mengangkat louin hanya dengan satu tangannya dan membaringkannya disebuah batu di dekat kolam itu. Sang ratu bisa dengan mudah mengangkat louin tanpa harus menyelam.
Mayder dan marno yang khawatir langsung menepuk pipi louin membangunkannya. Tak berapa lama louin tersadar dan batuk-batuk karena meminum air yang berada didalam kolam itu.
"Ratu, apa itu semua? Aku yakin kakakku masuk ke lembah ini, tapi mengapa ia berpijak ditempat yang berbeda dari ini" louin yang baru tersadar tak sabar mendengar penjelasan dari ratu alle.
"Karena itulah penglihatan kakakmu yang sesungguhnya?" jawab ratu.
"Sepertinya apa yang ingin kita lihat tentang kakak, tak sesuai harapan!" ujar mayder.
"Jadi kau juga merasakan hal yang sama denganku?" louin terkejut ternyata nasib mereka berdua sama.
Mayder dan louin tak ingin melihat apa yang terjadi dan menimpa kakaknya. Tapi louin tak tahu apapun yang menimpa kakak mayder. Mungkin terasa lebih disakiti dan menyakiti jika mayder harus bertemu dengan kakaknya. Louin berpikir kakak dari mayder pun terjebak dalam perang sama seperti yang terjadi pada kakaknya, meskipun kenyataan sangat berbeda dan tak terduga. Namun louin merasa tenang dan bersyukur karena sang kakak telah selamat keluar dari peperangan ataupun lembah ini.
"Baiklah, aku sudah siap untuk melakukannya" ujar marno teguh dengan penglihatan apapun yang akan terjadi. Huhhh...".
"Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya mayder.
"Aku telah siap dan akan mencari bunga itu?" Sahut marno.
"Tidak bisa..." Ucap wakil ratu yang telah membaca pikiran marno ketika pertama kali bertemu.
"Kenapa tidak bisa?"
"Kolam itu hanya bisa dipakai 2 kali dalam sehari"
"Apa...! Jadi aku tak bisa..." Marno kecewa.
Sang ratu yang sudah mengetahui trik bawahannya hanya tersenyum, lalu mengajak mereka untuk kembali ke dalam kamarnya.
"Apa yang kau lakukan, mengapa kau berbohong padanya?" Tanya wakil ratu disebelahnya.
"Jika tidak begitu dia akan memaksa"
"Dia tidak seperti mayder. Sejak kapan kau suka bergurau"
Ratu yang mendengar para wakilnya yang sedang mengobrol lewat telepati hanya tersenyum, tak hanya karena para wakilnya sang ratu juga tersenyum karena melihat marno yang menggerutu. Louin terlihat tenang setelah melihat sang kakak yang berhasil selamat dari lembah ini, yang ada dipikirannya kini sang kakak mungkin telah kembali ke desanya. Sedangkan mayder sangat terlihat jelas wajahnya yang mulai suram dan terus terdiam, matanya menatap tajam ke depan namun tak terarah karena penglihatan yang telah ia lihat mengenai kakaknya.
Penglihatan tetang kakaknya semakin merubah tingkah laku mayder lebih memanas tak terima dengan yang ia lihat. Diapun tak ingin mempercayainya meskipun ia juga memikirkan tentang hal itu. Mayder harus memilih dua pilihan jika yang dilihatnya memang adalah sebuah kenyataan.
Mereka langsung berbaring ditempat tidur secara bersamaan. Mayder menggunakan tangannya untuk menjadi bantalannya. Ia masih memikirkan tentang kejadian yang ia lihat didalam dikolam itu. Marno hanya kesal karena tak bisa melihat keberadaan Serbuk bunga itu dengan pasti berada dimana. Sedangkan Louin menhampiri sang kakek yang sedang berada dibalkon dekat kamar.
"Kek, sudah berapa lama kakek tinggal disini" Tanya louin sesampainya disini.
"Entahlah mungkin sudah puluhan tahun"
"Apa kakek juga lompat ke dalam lembah ini"
Kakek itu mengangguk.
"Lalu, apa kakek langsung masuk kedalam lembah indah ini seperti kami" louin bertanya kepada sang kakek untuk memastikan, apakah hanya kakaknya saja yang masuk ke tempat berbeda.
"Tidak, Aku masuk dimana aku menjadi seorang pembunuh."
Louin terkejut mendengar perkataan kakek itu.
"Bagaimana bisa?"
"Karena aku kesal. Itulah yang ingin aku lakukan dan aku lihat"
"Mengapa kakek bisa berpikiran seperti itu? Apakah itu temanmu sendiri?" Tanya louin penasaran.
"Benar. Mereka semua adalah temanku sendiri. Teman yang aku bela dan aku bantu namun akhirnya aku yang dijatuhkan. Dalam hati aku kesal dan memendam semua itu. Tapi aku tetaplah aku, aku tak bisa membalas mereka semua, bukan karena penakut tapi itulah diriku. Aku tak pernah menusuk orang yang kuanggap keluarga dari belakang ataupun dari depan apalagi membalasnya"
"Jika kakek hidup disini sudah puluhan tahun, berarti kakek sudah lama sekali hidup didunia ini. Bukankah dulu Zaman perang, tak mungkin ada yang berpikir seperti kakek"
"Marah, kesal dan benci itu semua aku rasakan karena aku hanyalah manusia biasa. Tapi aku hanya ingin membantu mereka dan tak ingin ada banyak korban jatuh apalagi itu adalah teman seperjuanganku, ternyata justru mereka menjadikanku korban. Mereka meninggalkanku dengan musuh yang begitu banyak yang tak bisa kutangani"
"Kau bilang bunuh diri sama saja menambah masalah mengapa kau justru melakukan hal itu?"
"Yang aku ingat aku melakukan bunuh diri, ternyata ketika tersadar aku hanya terperosok sekitar 2 meter dari atas. Perlahan aku menuruni lembah ini dan aku masuk melalui gua setelah aku keluar dari gua hal yang kuinginkan yaitu melenyapkan temanku yang meninggalkanku muncul didepan mataku. Awalnya aku merasa puas, tapi aku tersadar itu bukanlah diriku. Meskipun penglihatanku, aku yang membunuh mereka tapi aku menyelamatkan mereka kembali. Setelah itu aku melihat istana ini. Para Anlean telah menyelamatkanku. Tapi sebelum itu aku diberi penglihatan, betapa sedihnya keluargaku dan akupun menyesal namun aku sudah tak mungkin bisa kembali lagi ke duniaku meskipun aku rela menebus dengan apapun itu seumur hidupku"
"Apa... jadi kakek sudah mati" louin berbicara hati-hati"
"Hahahahahhhaha..." sang kakek tertawa terbahak-bahak. "Mungkin? Aku juga tak tahu karena aku tak merasakan apapun.
Hhhhhhh...
"Tidak, sepertinya aku tidak mati, tapi kemungkinan jika aku kembali ke sana aku akan terlihat lebih tua dari yang kau lihat ini"
"Untung saja ketika aku masuk, aku langsung melihat istana ini" Louin bernafas lega.
"Itu karena kau masuk kedalam lembah ini bukan karena tujuanmu sendiri. Tapi kau ingin memastikan keberadaan kakakmu. Kenyataannya setelah aku lama tinggal disini, lembah ini hanyalah sebuah media"
"Betul itu kek, Media untuk masuk ke lembah terindah ini, aku mau melakukannya beberapa kali" louin sumeringah senang.
"Kau salah. Lembah ini tidak berada dibawah lembah putus asa seperti yang kau pikirkan. Lembah ini bernama lembah elgonanvil, lembah terindah dari semua lembah, tapi tidak ada yang tahu dimana keberadaan lembah ini. Hanyalah orang tertentu yang bisa masuk kedalam lembah ini. Karena ketika kau masuk kedalam lembah karena hal jahat, kau akan terjebak dengan penglihatanmu yang selalu kau inginkan selama hidupmu. Disanalah ujianmu? keegoisan yang akan mengendalikanmu atau kau yang akan mengendalikan keegoisanmu. Jika kau tak cepat sadar kau akan terjebak selamanya. Karena yang selama ini mereka lihat sebenarnya tidak ada hanya ilusi dalam matanya. Mungkin jika mereka cepat tersadar mereka akan terkejut setengah mati apa yang telah di nikmatinya selama ini "
"Oleh karena itu orang menamai lembah putus asa, Bukankah ini sebenarnya lembah terakhir. Dimana tak ada yang bisa kembali hidup-hidup dari lembah ini karena hanya dengan usah mereka sendiri yang akan menolongnya. Jika tidak, karena mereka puas dengan penglihatannya. Tapi apakah hanya kakek yang selamat?"
"Tidak, meskipun tidak banyak yang selamat. Tapi kakek adalah salah satu orang yang masih hidup didalam lembah ini. Dari mana kau tahu jika ini lembah terakhir?"
"Aku pernah melihat lembah ini ketika aku kecil dan melihat istana ini"
"Siapa yang menunjukkannya?"
"Entahlah, terkadang seperti angin yang membisikkan padaku atau langit bahkan didanau aku sering melihat hal itu"
Seperti kakek itu katakan lembah elgonanvil sebenarnya tidak berada dibawah lembah putus asa. Lembah ini tak ada yang tahu pasti keberadaannya. Oleh karena itu para penjelajah dunia tidak bisa menemukan kerajaan yang berada dilembah ini. Istana ini salah satu dari tiga kerajaan tak terlihat yang tidak diketahui semua orang. Hanya seorang yang bisa menjelajah dari kesembilan kerajaan dan selamat namun tetap saja tak ada yang tahu keberadaan orang itu meski dikabarkan selamat dan hidup.
Louin benar-benar menikmati pengalamannya di lembah ini, tapi ia tak mungkin bisa berlama-lama disini karena ada tanggung jawab yang harus ia lakukan mencari kakak mayder dan mencari Serbuk bunga untuk adik marno.
"Kesal sekali aku harus menunggu sampai besok untuk mencarinya" Marno cemberut karena ia tak bisa melihatnya langsung.
"Itu lebih baik karena pasti kau akan marah" balas mayder.
"Jika aku bisa melihatnya sekarang mungkin malam ini kita bisa keluar lebih cepat karena yang lain sedang menunggu kita diatas"
"Tak usah menunggu! Malam ini kita akan pergi" tegas mayder. "Louin bersiaplah..."
"Apa maksudmu? Aku belum melihatnya" Marno tak terima dengan sikap mayder.
"Kau yakin akan melihatnya"
"Dengar! Aku seorang pangeran, kalian harus menurutiku" Marno terpaksa menggunakan statusnya kembali untuk menyikapi sikap mayder.
"Sudah ku katakan sebelumnya, Aku tak peduli kau siapa, dan sekarang kau bukan seorang pangeran. Kau sama denganku hanya seorang pengunjung diistana ini"
"Kalian ini manusia macam apa? Kalian tak tahu apapun tentan peranturan seorang peenduduk desa terhadap kerajaan atau keluarga kerajaan"
"Tidak, itu semua tertutupi dari mata dan telingaku, apalagi dengan pikiranku"
"Hhhhh..." Marno bingung dan tak mengerti dengan sikap mayder yang seperti batu dan tak tahu apapun. "Dasar aneh"
"Kau tak usah bergumam, aku mendengarmu! Kau juga sudah tahu Serbuk bunga itu berada dekat dengan kakakku seperti yang kau lihat digambar itu"
"Entahlah, aneh rasanya aku bisa percaya pada kalian"
Louin sudah bersiap-siap untuk pergi. Begitupun dengan mayder. Marno hanya bisa mengikuti mayder. Baru kali ini bagi marno bertemu dengan orang yang seperti mereka. Bagaimanapun seorang penduduk desa seharusnya tahu hukum dan peraturan tentang kerajaan dan keluarganya. Marno hanya bisa mengelengkan kepalanya melihat sikap mereka yang meratakan status. Meski marno merasa marah dan kesal tapi marno merasakan dirinya percaya pada mereka. Marno hanya seorang diri mengikuti sekelompok orang yang beranggotakan lima orang ini. Awalnya marno berani mengikuti mereka karena selain marno adalah orang yang sudah berpengalaman, karena mereka juga sudah tahu jika ia adalah seorang pangeran tapi sepertinya marno tak bisa menggunakan kekuasaannya karena itu tak berarti apapun dimata mereka.
Louin dan marno masih belum mengetahui apa yang akan mereka hadapi setelah keluar dari istana ini. Louin dan marno tidak tahu yang telah dilihat oleh mayder. Louin yang telah tenang karena kakaknya telah keluar dengan selamat dari peperangan dan lembah, yang akan kini ia lakukan adalah menolong kakak dari mayder yang keberadaan hanya diketahui oleh mayder. Louinpun menyangka kakak dari mayder mungkin telah selamat tapi ia ak mengira jika jalan yang telah dilewati oleh merrier sangat berbeda dengan mourine.
"Ayo kita pergi sekarang" ucap mayder.
Louin, marno dan mayder berpamitan pada kakek yang telah menemaninya dan menceritakan berbagai hal. Mereka bertemu dengan ratu ketika keluar dari kamarnya. Sang ratu mengantarnya sampai ke depan pintu istana. Tak lupa mereka juga berpamitan kepada para wakil ratu.
"Mayder, berhati-hatilah" ucap sang ratu yang berbicara hanya kepadanya.
Mayder hanya mengangguk sembari menatap mata sang ratu.
Sang ratu menyuruh prajuritnya untuk mengantar mereka ketempat asal mereka dan bertemu dengan temannya. Louin dan mayder berterima kasih kepada sang ratu yang telah membantunya memberikan informasi. Kini hanya mayder yang tahu kemana ia akan membawa teman-temannya pergi.
QARINA R
JAKARTA, 15 DESEMBER 2015
LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )