09. RAGA YANG HILANG
Satu bulan sudah lewat begitu cepat, pelajaran yang dipelajari rasanya belum cukup dan menguatkan jatidiri. Latihan demi latihan masih membuat para calon famin belum menjadi seorang ksatria. Rasa takut belum sepenuhnya mereka buang, justru mereka masih merasa jauh dari keberanian. Entah apapun yang terjadi mereka harus tetap menjadi seorang famin yang harus menjaga diri sendiri dan menjadi famin yang pantang menyerah. Tak ada yang pernah tahu kehidupan diluar Botimalos. Air mata, rasa takut dan pertolongan tidak akan dengan mudah mereka dapatkan. Seorang famin harus berjuang seorang diri untuk mempertahankan kehidupan mereka sendiri. Tidak akan ada yang membantu dan tidak akan ada yang bisa menemani.
Jatuh dan bangun harus tetap berdiri sendiri. Mereka bisa sangat bangga menjadi orang yang dipercaya kerajaan untuk menolong negeri dan orang-orang terdekatnya meskipun mereka tidak tahu akan menjadi seperti apa dimasa depan. Mereka hanya bisa berharap menjadi seorang famin yang diandalkaan dan pulang berkumpul bersama dengan keluarga.
Mourine raskali, hirsh lenima, runag ruwanai, dato inosi dan kesi rasella calon famin yang akan memulai bertualang menerima tugasnya masing-masing. Mourine tak menampik ia merasakan gugup namun ia merasa yakin dan teguh dengan hatinya, dalam pikirannya hanya ada sang adik, kekuatan dalam adiknya membuatnya resah, ia takut sesuatu akan datang menimpanya. Bahkan ia tak menemukan apapun didalam pespustakaan milik kerajaan, tak ada yang bisa membuatnya puas dan melegakan hatinya.
"Ada apa denganmu?" tanya hisrh melihat sahabatnya yang diam.
"Aku baik-baik saja" ucap mourine datar.
"Aku pikir kau membalas tatapan runag" bisik hirsh.
"Hah... apa maksudmu?" mourine langsung gelagapan mendengar pernyataan dari hisrh.
"Sepertinya aku mempunyai saingan" ucap hisrh.
Mourine tak menyadari sama sekali jika sedari tadi runag yang duduk didepannya terus memperhatikannya dan mourine melakukan hal yang sama dengan runag hanya saja tatapan mourine bukanlah balasan untuk runag melainkan sedang memikirkan adikya. Runag yang berada didepannya sama sekali tak terganggu dengan tatapan mourine, runag sangat menyadari dengan kondisi mourine meskipun ia tidak tahu masalah sebenarnya yang menghadapi mourine tapi ia tahu mourine sedang dalam masalah yang tak ingin ia ceritakan bahkan hisrh temannyapun tidak mengetahui sama sekali yang menimpa sahabat dekatnya.
Krekkkk... Seorang prajurit membuka pintu kamar di asrama kerajaan.
"Kalian diharuskan berkumpul didorlak" ucap prajurit.
Mereka yang mendengar perintah langsung menghampiri dorlak sebelum garsna menghukum mereka jika telat melakukan tugas karena tidak disiplin. Mereka berlima berlari langsung kedorlak dan langsung berbaris rapi. Cuaca yang terik sama sekali tak membuat mereka mengeluh.
"Esok pagi kalian akan harus bersiap untuk pergi ke medan tugas, tak ada kata pantang menyerah, tak ada rasa takut apalagi kalian harus mengeluh ketika dimedan tugas" ito sheki memberikan nasehat seperti yang pernah ia alami sebelumnya.
"Tugas kalian yang terpenting adalah mencari tujuan dari raja xyor dan apa yang sedang ia cari" ucap ito lestiw menambahkan.
Mourne mengangkat tangan.
"Ada apa?"
"Sebenarnya kekuatan seperti apa yang raja xyor miliki? Apakah kekuatan itu akan merusak seluruh dunia? Apa ada kekuatan lain selain raja xyor yang miliki atau untuk melawannya?" mourine gugup dengan begitu banyak pertanyaan yang ia lontarkan.
Keadaan hening sejenak, ito lestiw dan ito sheki berdiam diri merunduk kebawah, ia sangat ingin memberitahunya tapi itu merupakan rahasia kerajaan yang tidak bisa sembarang orang harus mengetahuinya, bagaimanapun itu masih sangat dirahasikan seblum ia benar-benar menemukan kebenaran dengan jelas.
"Kau akan tahu ketika kau berada diluar sana?" jawab ito lestiw.
"Apa diluar sana sangat menakutkan?' tanya kesi.
"Kau akan tahu jika diluar sana, tak semua hal diluar itu menakutkan dan tidak juga menyenangkan. Ketakutan hanya akan datang jika kau sendiri merasa takut, tapi kau akan meresa senang jika kau tak terus membebankan dirimu sendiri dan semuanya akan terasa lebih mudah jika kau hadapi bersama temanmu, jika tidak ada temanmu kau harus menjadikan tekad dan keberanianmu sebagai temanmu?" Ito sheki memberikan semangat lewat nasehatnya.
"Baik" Mourine tersenyum.
"Kalian beristirahatlah, esok pagi kalian akan pergi sebagai famin yang sebenarnya"
Semua famin kembali ke asramanya masing-masing dan mempersiapkan diri mereka. Mourine yang awalnya sangat takut kini hatinya merasa tenang, ia sudah siap melakukan petualangnya untuk tugas kerajaan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang adiknya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya runag dengan wajah yang lembut.
"Aku baik-baik saja?" ucap mourine dengan senyum yang sumeringah.,
"Sepertinya kau sangat senang sekali dengan tugas famin ini, apa ada yang kau sembunyikan" tanya runag.
"Apa maksudmu? Aku hanya tidak sabar dengan dunia yang selama ini belum pernah ku lihat" Senyum mourine semakin menyiratkan kecurigaan runag.
Seperti biasa mourine memang sangat pandai menyembunyikan sesuatu bahkan sang ibu saja tidak tahu apa yang sedang menimpa anaknya. Namun tidak mempan terhadap runag, runag sangat mengetahui mourine. Runag mengikuti kemauan mourine sampai ia mau memberitahukan masalahnya meskipun ia tahu itu tidak mungkin mengingat sikap mourine terhadapnya.
ooo L U L L A B Y ooo
"Louin, apa yang sedang kau lakukan ketika malam itu?" tanya ibu.
"Kapan bu? Aku tidak pernah bangun malam" Louin mencoba mengingat malam itu.
"Apa yang sedang kau lakukan dengan rak itu?"
"Bu, aku sudah diperingati oleh ibu agar tidak menyentuh rak itu dan aku takut senjata didalamnya akan membuat bekas luka seperti ini yang sampai sekarang tidak bisa hilang, mendekatinya saja aku tidak mau apalagi aku harus membukanya" louin duduk dan bersiap untuk makan.
"Tidak ada kakakmu, kau melawan ibunya?"
"Bu jangan berkata seperti itu, aku sangat sayang sama ibu. Justru kakak menyuruhku untuk melindungi ibu" louin membela diri.
"Berarti jika kakak tidak menyuruhmu, kau tidak akan melindungimu" canda ibu membuat louin marah.
"Kakak tidak menyuruhpun aku pasti akan melindungi ibu dan kakak" louin cemberut.
Sang ibu hanya tertawa melihat anaknya yang cemberut. "Kau akan pergi ke temapt paman agu lagi"
"Ya bu, aku akan melakukan tugas dengan teman-teman di danau, mungkin paman agu juga akan disana" ucap louin dengan mulut yang penuh dengan sarapan paginya.
Seusai sarapan pagi louin langsung pergi kesekolah lalu menjalankan tugas bersama dellio dan miroka di danau yang biasa louin sering menghabiskan waktu. Mereka masing-masing sudah mempunyai gambar kerajaan yang mereka inginkan, mereka mencoba membuat meskipun sering mereka gagal dan terus mengulanginya lagi, karena mereka tidak ada waktu mengingat esok hari harus dikumpulkan.
Disaat kesibukannya mereka kedatangan paman agu. Louin sangat senang dengan kedatangan paman agu namun tidak dengan kedua teman itu, dellio dan miroka terus memperhatikan paman agu sama seperti halnya louin ketika pertama kali melihatnya.
"Sepertinya gambarmu berbeda dengan yang kemarin paman lihat" tanya paman agu sesampinya disana.
"Ini lebih mudah paman" jawab louin yang serius mengotak atik kerangka kerajaannya.
Miroka dan dellio tak mengubah pandangannya ke paman agu, mereka terus memperhatikan paman agu dengan celana yang terus berkibar tertiup angin danau.
"Mereka teman-temanmu?" Tanya paman agu yang melihat mereka berdua terus memperhatikannya.
Louin hanya menganggukan kepala tanpa terusik sama sekali membuat rangkaian kerajaan.
"Dia akan membuat rakitan atau terus memperhatikanku?" Ucap paman agu yang menghentikan kegiatan louin.
Louin yang menghentikan kegiatannya berbalik melihat temannya yang sangat tenang memperhatikan paman agu.
"Kalian ini mengapa terus memperhatikan paman agu" tanya louin melihat temannya yang mematung.
Louin mengibaskan tanganya di wajah mereka berdua. Mereka terus memperhatikan paman agu, Dellio sampai mengerutkan kening melihat paman agu.
"Hey, apa yang kalian lakukan? Kalian tidak boleh seperti itu!" Louin merasa tak enak kepada paman agu melihat tingkah teman-temannya.
"Paman...? Dellio membuka mulutnya.
Hmmm...
"Siapa paman sebenarnya?" tanya dellio.
Louin dan paman agu lebih bingung mendengar pertanyaan dari dellio.
"Apa maksudmu? Apa ada yang aneh denganku? Ini hanya kecelakaan. Kalian tak usah membesarkan" jawah paman agu kebingungan.
louin mnegangguk-anggukan kepalanya. Namun tidak dengan miroka, miroka justru mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Paman berbohong?" sahut miroka datar seraya pandangannya tak berpaling dari paman agu.
Dellio menganggukkan kepalanya
"Paman tak mengerti maksud kalian" paman agu lebih bingung dari mereka.
"Paman punya otot tangan yang bagus" kata miroka.
"Wajah paman juga sepertinya aku pernah melihatnya" sahut dellio.
"Paman orang yang kuat" ujar miroka.
"Paman sepertinya bukan orang biasa"
Jawaban demi jawaban dari anak umur 11 tahun membuat paman agu menjadi kikuk, paman agu tak menyangka sama sekali jika anak sekecil itu bisa mengetahui dengan jelas dirinya. Paman agu telah berpikir salah, awalnya ia hanya berpikir anak ini melihat luka pada kakinya ternyata lebih dari itu.
"Apakah anak-anak ini tahu siapa aku?" paman agu melirik ke arah mereka bertiga.
"Aku yakin aku pernah melihat paman?" ucap dellio.
"Ya, aku juga yakin paman orang yang kuat" sahut miroka.
"Siapa nama kalian?" tanya paman agu.
"Aku Dellio laxotta"
"Aku miroka pabeli"
Angguk paman agu dengan senyumnya yang yakin, "Pantas saja Kalian anak yang hebat"
"Mengapa begitu paman?" tanya louin yang sangat menikmati percakapan mereka meskipun ia tidak mengerti apa yang mereka bincangkan.
"Kau dellio laxotta anak dari keluarga laxotta, Otakmu akan menjadi strategi untukmu. kau miroka pabelli, ototmu akan menjadi senjata hebatmu dan kau Louin raskali hatimu akan membawa teman-temanmu dan orang terdekatmu merasa selamat didekatmu" ucap paman agu yang membuat mereka semakin tak mengerti.
Louin, miroka dan dellio saling bertatapan dan melihat punggung paman agu yang berjalan ke rumahnya. Mereka bertiga sempat membuat paman agu terkejut dengan ucapannya namun mereka bertiga menjadi lebih terkejut dan tak mengerti dengan ucapan yang dilontarkan paman agu. Dellio dan mirokapun tak semaot bertanya tujuan dan maksud ucapan paman agu karena pamab agu keburu pergi setelah mengataka hal yang membuat mereka bertanya-tanya.
"Apa yang sebenarnya kalian ucapkan kepada paman agu?" louin penasaran dengan percakapan mereka berdua.
"Aku yakin pernah melihatnya tapi entah dimana? Aku tidak terlalu mengingatnya?" Dellio masih mencoba untuk berpikir dengan keras.
"Paman agu bukanlah orang yang lemah, ototnya kecil namun sangat kuat dia pasti mengggunakan senjata yang terbaik" angguk miroka.
"Pantas saja kalian dibilang hebat, karena kalilan memang hebat. Tapi kalian tidak hebat jika kalian tidak menyelesaikan tugas dari ito sheki" ucap louin
"O ya benar. Aku hampir lupa?" Mereka langsung buru-buru menyelesaikan tugas sebelum matahari benar-benar tenggelam.
Mereka berdua langsung sibuk kembali ke aktifitasnya untuk tugasnya esok hari yang mengharuskan mereka untuk mengumpulkan karya mereka masing-masing sedangkan Louin yang sudah setengah menyelesaikan tugasnya. Mereka sibuk dengan kerangka-kerangka mereka yang berhamburan kemana-mana dan hari yang sudah sore membuat mereka harus cepat menyelesaikan karena hari ini sebentar lagi akan berakhir.
ooo L U L L A B Y ooo
"Mourine..." Panggil ito sheki ketika mourine sedang berada diperpustakaan.
"Ya, Famin" jawab mourine.
"Apa maksud dari pertanyaanmu tadi di dorlak?" tanya ito sheki.
Mourine terkejut namun ia mencoba untuk mengendalikan dirinya sendiri, "Tidak famin, aku hanya ingin tahu, karena sepertinya raja xyor sangat menakutkan"
Mereka tidak hanya sedang berdua, disisi lain ruangan ada runag yang sedang memperhatikan dan mencoba mendengar pembicaraan mereka berdua, runag yang merasa curiga dengan tingkah mourine terus mengikutinya dan melihat gerak gerik mereka yang sering sekali bertemu hanya berdua. Runag sangat ingin tahu apa yang membuat mereka berdua sangat dekat, runag juga merasa kesal karena tak bisa mendekat mendengar pembicaraan mereka.
Mereka berdua lalu pergi dari perpustakaan dan entah kemana lagi mereka akan pergi. Runag yang melihatnya sangat kesal karena harus sembunyi melakukan hal seperti ini dan sebelumnya ia tak pernah melakukan seperti ini. Untuk pertama kalinya ia harus melakukan hal yang sangat memalukan dalam hidupnya.
Ito sheki mengajak mourine ke dalam rivin, ito sheki mempersilahkan mourine masuk dan langsung menutup pintu ketika ia tak melihat seorangpun diluar sana. Gerak gerik ito sheki semakin menambah runag emosi. Ia menendang-nendang dan memukul tembok kerajaan. Hisrh yang melihat dari kejauhan hanya berkacak pinggang dan mengelengkan kepalanya. Melihat aksi runag membuat hisrh berpikiran untuk mengerjai runag, ia melemparkan pisau berpapasan diantara tembok dan wajah runag. Runag langsung terdiam dan mematung melihat sebuah pisau yang melesat sangat cepat melewati wajahnya.
"Kau ini, tidak didalam atau diluar hanya bisa melakukan tindak kekerasan!" Hisrh mengambil pisau yang menancap di tembok dan menyindir runag.
Runag mengepalkan tangannya melihat tingkah hirsh ditambah dengan sikap ito sheki terhadap mourine lalu ia pergi begitu saja dengan sukapnya yang masih emosi.
Ito Sheki mengajak mourine kedalam rivin bukan tanpa alasan, ia ingin menunjukan dunia luar yang ia ketahui. Mourine kini melihat hampir keseluruhan isi rivin, rivin yang berada jauh didalamnya yang sebelumnya belum pernah ditunjukan ketika kedatangannya bersama teman-temannya.
"Apa ini?" tanya Mourine melihat lukisan sebuah kerajaan yang indah dengan banyak taman dan air.
"Ini adalah gambar yang selama ini kucari keberadaannya? jawab famin sheki.
"Lalu siapa yang menemukannya jika bukan famin?" tanya kembali mourine.
"Kakekku,, ini adalah tempat yang ditemukan kakekku yang sampai sekarang aku tidak mengetahui tempat itu dan keberadaan kakekku" ito sheki sangat sedih ketika harus menceritakan sang kakek.
"Bagaimana gambar ini bisa ada disini jika kakek ito tidak selamat. Maafkan aku ito, aku tidak bermaksud..."
"Tidak apa-apa, aku mengerti maksudmu?" Mourine sangat bersyukur karena ito sheki tidak salah paham dengannya.
"Teman kakekku yang membawanya. Tapi tempat itu sama sekali sulit untukku temukan"
"Anlean..."
"Apa yang tadi kau katakan?" tanya ito sheki mendengar kata yang diucapkan mourine.
Mourine mengelengkan kepalanya, "aku tidak mengatakan apapun?"
Mourine semakin yakin dengan tindakanya menjadi seorang famin ditambah dengan lukisan yang telah ia lihat di dalam rivin yang beberapa didalamnya hampir sama dengan gambar yang dibuat louin. Tak hanya itu yang didengar mourine sore itu adalah benar, mourine yang akan menghampiri ito ketika itu tak sengaja mendengar pembicaraan ito, raja dan oara petinggi lainnya, jika kekuatan itu berada didalam tubuh seorang anak. Meskipun ia mempunyai keyakinan untuk menjadi famin, kekhawatiran dalam dirinya tidak pernah hilang.
Mourine sangat jelas mendengar percakapan antara para famin, raja dan yang lainnya mengenai seorang anak yang memiliki kekuatan. Kekhawatirannya terhadap louin bukan hanya kekuatan dalam tubuhnya tapi orang-orang yang akan mengejarnya. Mourine takut famin sheki akan menangkapnya jika dia mengetahui hal tentang louin, mourine hanya berharap jika famin sheki belum mengetahui siapa anak itu sebenarnya.
ooo L U L L A B Y ooo
Raja, permaisuri, para obis, petinggi kerajaan dan famin senior mempersiapakan keberangkatan kelima famin muda yang kini siap untuk dilepaskan dari dalam sangkar. Para famin muda memang tidak diberikan pakaian yang indah dengan pangkat dan lain-lain. Para famin muda hanya diberikan senjata mereka masing-masing sesuai dengan keahliannya, baju seadannya yang sederhana dan tanda khusus seorang famin yang mereka sembunyikan ditubuhya masing tanpa seorang pun mengetahuinya dengan sumpah famin yang sudah mereka ucapkan.
Mereka sudah harus siap untuk menempuh perjalanan yang tidak ada ujungnya. Mereka semua harus menjadi famin yang sangat membanggakan bagi dirinya, keluarga ataupun kerajaannya. Mereka sangat berwibawa menjadi seorang pasukan rahasia. Informasi yang mereka dapatkan akan sangat berguna, entah informasi apapun itu yang jelas informasi yang utama adalah mengenai raja xyor dan pasukannya.
Para famin muda diantar oleh famin senior sampai keperbatasan wilayah kerajaan, jalan yang sangat rahasia dan tak boleh dilewati sembarang orang, jalan itu berada didekat dorlak yang harus melewati terowongan yang diatasnya adalah hutan yang biasa dilihat oleh mourine ketika ia sedang memikirkan louin, perjalanan lewat lorong-lorong hanya di cahayai oleh obor yang dipasang zigzag disetiap temboknya. Lorong jalan setapak ini hanya bisa dilewati satu orang yang berjejer. Famin sheki berjalan didepan mereka sedangkan famin lestiw berjalan dibelakannya.
Famin itu sangat hati-hati ketika ia berjalan dan keluar dari lorong yang merupakan jalan keluarnya menuju dunia luar.
"Jangan pernah percaya teman baikmu, hanya cukup mendengar suara paling kecil dalam hatimu karena tak banyak orang yang mendengarnya dan hanya kau yang tahu jawabannya" famin lestiw menjelaskan motto dari seorang famin.
Famin lestiw menjelaskan motto dari seorang famin, tak ada larangan bagi mereka untuk bertanya atau percaya pada siapapun, teman baik atau orang lain. Tapi tetap keputusan ada ditangan masing-masing untuk melangkahkan kaki ke tempat selanjutnya dan yang akan ia lakukan.
Para famin sudah siap untuk menuju dunia yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Ketika diluar mereka harus bisa menjadi orang lain, kebiasaan orang lain, adat istiadat orang lain dan lain-lain namun tidak untuk di dalam dirinya. Apapun harus mereka lakukan untuk mendapatkan informasi sekecil apapun dan kembali dalam keadaan yang selamat.
QARINA R
JAKARTA, 09 DESEMBER 2015
LULLABY ( THE LEGEND OF MYTH )