Kerajaan Lasverre
Kerajaan Lasverre adalah Kerjaan terbesar ke 3 didunia ini, semnejak Raja Naren Arsan naik tahta, kerajaan hidup dalam damai dan makmur. Semua masyarakat terjamin sampai kepelosok negerinya, bahkan ia merupakan Raja kejam yang menjunjung tinggi peratruan. Ia juga yang mnegecam adanya perbudakan dinegrinya yang terkecuali dengan perjanjian yang sama-sama mengutungkan bagi budak dan pemilikinya, jiak ada yang melanggar siapapun itu akan terkena hukuman yang rata tanpa pandang bulu. Ia tidak peduli seberapa kaya dan terhormat bangsawan ataupun seberapa miskin dan tidak berdaya budak jika salah akan tetap salah. Ia juga berani memberi hukuman didepan rakyatnya, agar mereka semua tahu jika kerajaan ini bukanlah kerajaan yang bisa dilanggat bergitu saja. Peraturan Kerjaan Lasverre semua berlaku untuk siapapun dan dimanapun selama itu adalah wilayah Kerjaan Lasverre. Peraturan itu juga berlaku untuk pendatang yang datang kewilayah Lasverre.
Raja muda itu menorehkan prestasinya sampai ia menikah yang kini menjadi Ratunya yang sangat ia cintai. Ratu Tatiana Arsan. Ratu pertama yang duduk disinggasana bersama Raja, hanya saja pernikahan mereka yang sudah berjalan 5 tahun tidak juga dikarunnia seorang anak, sampai akhirnya ia menikah dengan istri kedua yang kini menjadi selirnya Arlira Arsan merupakan keturunan bangsawan terhormat dan Hava Arsan merupakan Orang biasa yang menarik perhatian Naren ketika ia sedang menyamar menjadi orang biasa. Mereka menikah dan selama setahun berjalan. Arlira akhirnya mengandung anak pertama. Arlira merasa senang karena ia kahirnya hamil danbisa duduk disinggasana bersama Rajanya, meski pernikahan ini bukan dilandaskan rasa cinta tapi baginya tidak maslah yang penting ia tetap menjadi wanita terhormat, sifat angkuhnya semakin menjadi ketika ia melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelaminlai-laki yangbisa meneruskan tahta kerajaannya.
Tatiana sedih karena bukan ia yang memeberikan untuk rajanya namun ia juga merasa senang karena rajanya yang mendambakan seorang anak bisa terwujud berkat Arlira. Tatian semakin terpukul ketika ia mengetahui juga jika Hava hamil anak pertamanya dan merupakan anak kedua dari Raja. Mereka berduyang baru menikah satu tahun bisa memberikan keturunan untuk suaminya sedangkan ia yang sudah 5 tahun belum bisa memberikan anak untuk suaminya. Kenyataan ini begitu pahit untuknya, 7 tahun sudah ia melihat 2 malaikat turun kebumi, perhatian suami juga teralihkan kepada 2 anak itu, Tatiana tidak menyalahkan anak-anak itu karena memang suaminya yang mengingkan anak-anak itu, ia juga tidak tega ketika melihat suaminya selalu tertawa senang melihat anak-anak ketika ia berjalan-jalan. Wajah senang sang raja adalah kesedihan untuk batinnya. Ia juga tidak memiliki hak untuk mencagah Rajanya untuk menikah lagi meski sebelumnya ia diberi hak menentukan pilihan untuk sang Raja bahkan Rajapun tidak mempermaslahakn jika tidak menikah lagi.
Tatiana berpikir berhari-hari, ia tidak mungkin egois untuk membiarkan kerjaan ini tidak memiliki penerus. Ia merelakannya untuk menikah lagi meski ia harus menanggung konsekuensinya. Setelah 2 malaikat itu lahir, keberuntungan itu berpihak padanya. Tatiana diberi kepercayaan untuk melahirkan seorang anak, betapa bahagianya ia mendapatkan anugrah yang selama ini ia tunggu bertaun-tahun. Setelah ia menunggu 8 tahun lamanya akhirnya lahirlah seorang pangeran. Anak pertama lahir dari Rahim Arlira adalah Leo yang sebelumnya dipastikan akan menjadi penerus tahta untuk kerajaan Lasverre. Anak kedua adalah Beltin yang lahir dari Rahim Hava, Hava yang merupakan orang biasa tidak banyak menuntuk karena ia hanyalah orang bisayang diberi keuntungan lebih yang tidak memiliki kuasa untuk melawan Tatiana ataupun Arlira, ia lebih memilih tinggal dikerjaan didekat anaknya meski ia harus jauh dari suaminya baginya itu tidak masalah. Anak ketiga adalah Rahim Tatiana yang akan dipastikan menjadi putra mahkota yaitu pangeran Addrin yang dipastikan menggantikan Leo untuk menjadi putra mahkotanya. Setelah itu lahirlah Euraska dari Rahim Arlira dan juga Ira dari Rahim Tatiana.
Leo yang sudah bisa hidup dengan kebanggan sebagai anak pertama sudah di didik sedini mungkin untuk menjadi seorang pemimpin, menumbuhkan sifatnya yang angkuh dan tegas, ditambah dengan asupan dari ibunya yang memang terpandang sebagai wanita bermartabat tidak rela membiarkan anaknya untuk anaknya hanya sebatas pangaran biasa, padahal jelas ia adalah anak pertama, Hava beruntung karena Beltin memiliki sifat yang diinginkan oleh ibunya, ia tidak begitu peduli dengan istana tapi ia akan membantu jika dibutuhkan ia lebih senang menghabiskan waktu dengan membaca buku diperpustakaan. Sedang Addrin, cenderung lebih berani dan memberontak ia hanya berjakan dipikiran dan jalannya sendiri. Tidak seperti kakak-kakanya yang berbeda setahun. Euraska terpaut umur cukup jauh bahkan ia juga memiliki sifat yang berbeda dengan kakaknya. Ia lebih senang berkeliaran mencari suatu untuk bersenang-senang, ia tidka suka mengurus halyang repot tapi dia adalah pencari informasi yang handal dan tidak suka dengan keributan, sedangkan Ira yang seorang perempuan hanya bisa mengikuti peraturan saja.
“Kak Leo mari kita berlatih bertarung” ajak Addrin kecil ketika meihat kakaknya Leo bermain pedang.
“Lepaskan” Leo menepis lengan Addrin dan senyuman yang merekah diwajahnya.
“Kak Beltin, kau mau berlatih denganku?” Tanya Addrin setelah ditolak oleh Leo.
“Kau tahu, kakak tidak pandai memegang senjata. 100 kali bertarung sudah tahu siapa yang menang” ujar Beltin yang sibuk dengan bukunya.
Addrin kecil selalu berusaja untuk memenangkan hati kakaknya yang memang sangat sulit diajak bekerja sama. Tidak pernah sekalipun Leo ataupun Beltin menerima ajakannya. Apalagi Leo yang sama sekali tidak melihatnya. Addrin kecil tidak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia merasa sedih dan selalu menyendiri setiap kali berlatih tidak ada yang menemaninnya. Sampai ia bertemu dengan Luda, seorang anak prajurit yang memang senang sekali berjalan-jalan diistana yang mengaggumkan. Sebuah kebanggan untuknya ayahnya bisa menjadi prajurit di kerajaan ini. Ludapun bercita-cita untuk menjadi prajurit untuk membela Kerajan ini, dari pertarungan Addrin memang lebih unggul dari Luda bahkan entah sudah berapa kali Luda dikalahkan, namun ia tidak pantang menyerah dan terus menerus menentang Addrin untuk bertarung. Luda sampai menjadi tangan kanan Addrin, bisa dibilang hanya ia orang yang dipercaya Addrin bahkan hanya kepada Luda ia tersenyum, bersedih dan melakukan hal gila lainnya, sampai perburuan itu, Luda tewas karena berusaha untuk melindungi Pangeran padahal jelas-jelas pangerna sudah memberitahukannya untuk tidak melindunginya karena kutukan itu pasti akan datang menghampiri Kerajaannya. Luda yang memiliki maksud baik untuk mencegah serangan itu kepada Addrin karena yang berhak menerima itu adalah ayahnya Sang Raja.
Kehilangan luda adalah penyebab salah satu sifat Addrin yang menjadi dingin, karena tidak ada lagi orang yang bisa ia percaya bahkan tidak ada lagi orang yang selalu bermain dengannya. Addrin semakin kesal karena perjuangan Luda semuanya sia-sia, ia tidak seharusnya melindungiku, meski ia berhasil mencegahnya dihutan tapi kutukan itu tetap sampai kepadanya walau berada diistana. Addrin tidak memiliki siapa-siapa lagi yang mendukungnya. Terkadang ia berharap mengapa bukan ia yang mati daripad aharus menanggung kenyataan seperti ini, semua yang dilihat dan dirasakannya semakin membuatnya membenci dirinya sendiri.
Meski butuh waktu Addrin mulai memiliki semangat untuk hidup setelah ia melihat adik kadungnya yang merasa gelisah dan ketakutan, ia berlari dengan cepat dan terus melihat ke belakang. Adrrin yang tidak sengaja melihatnya terkejut karena didalam Istana ada orang yang bisa membuat seorang putri terancam. Addrin yan gmelihatnya pura-pura menyapa dan benar saja seperti dugaannya, orang yang mengajar Ira langsung pergi. Addrin merasa ada yangtidak beres dengan istana, kejadian ini bukanlah sesuatu yang tidak sengaja melainkan kesengajan yan gmembuat pembunuhnya bebas berkeliaran. Pekerjaan mereka sungguh apik seperti mereka memang seengaja menggunakan alur yang tepat untuk membunuh.
Ira gemetaran dalam peluakn Addrin, ia tidak mengatakan apa-apa seolah ia ingin membereskan msalahnya sendiri. “Ira, ingat masih ada kakakmu disini, kalau kau merasa seperti ini larilah ke kakak” peluk Addrin membuat Ira pecah dalam tangisannya.
“AKu takut kak, aku takut pada kakak” Addrin terkejut mendengar ucapannya.
“Kau kenapa takut pada kakak?” kata Addrin lembut.
“Bukankah kakak tidak pernah melihat Ira lagi” Ira masih menangiss dalam pelukannya.
“Maafkan kakak” Addrin mengusa Air mata Ira yang masih menangis. “Kau tahu siapa yang mengejarmu?”
“Aku tidak tahu kak, ia sudah mengejarku selama 1 bulan ini, namun ia akan berhenti jika aku tidak sendiri.
Betapa terkejutnya Addrin mendengar ucapan Adiknya yang sadar telah diikuti dan dikejar. Ia juga tidak menyangka jika selama ini adiknya hanya diam tidak mengatakan sepatahkatapun ataupun meminta tolong. Adik bungsunya yang begitu kecil dan rapuh ini berusaha untuk melindunginya sendiri.
Addrin memeluk erat adiknya dan ia yang selama ini hanya menghabiskan waktu dalam diam tidak tahu jika istana ini tidak dalam keadaan baik-baik saja, bahkan anak kecil menjadi korbannya. Addrin yang tidak memiliki tekad dan keinginan untuk hidup akhirnya memutuskan untuk melindungi Ira dan mencari kesalahan dari istana ini.
Addrin masih bersikap seperti biasa seolah tidak peduli dan dingin, ia tidak merubah sikapnya kepada siapapun, ia hanya merubah cara berpikir dan memandang sesuatu. Setelah diselidiki memang benarada yang tidka beres. Ia sedikit terkejut namun ia memaklumi hal yang dilihat dan didengarnya, namun ini semua bukanlah kesalahannya jika ia diberi permintaan sebelum lahir kedunia ini, ia ingin menjadi orang biasa yang hidup rukun dan bahagia bersama keluarganya. Addrin merasa sedih dan terpukul dengan kenyataan, penyelidikkannya sungguh diluar nalarnya ia tidak membayangkan jika kebencian itu bukanlah sebatas kebencian biasa namuan sudah mendarah daging.
“Kini kau sudah tahu semuanya kak Addrin” ujar Raska yang berada dibelakang Addrin.
“Lalu kenapa? Kau akan membunuhku?” ujar Addrin.
“Mungkin saja, tapi itu bukan urusanku. Jika bukan kau yang mati pasti dia, tapi biarkan tangan kalian yang menyelesaikan. Aku tidak punya hak untuk ikut campur”ujar Raska mengejutkan Addrin. Addrin tidak percaya dengan ucapan Raska yang terbilang umurnya masih muda , 4 tahun lebih muda darinya ucapannya cukup bertanggung jawab dibandingkan kakaknya.
“Kau yakin apa yang kau ucapkan?” Tanya Addrin menggoyahkan Raska.
“Aku yakin, aku rasa Kak Addrinpun tahu seperti apa Kakakku” Ujar Raska seolah bertaruh dengan Addrin.
“Kaupun tahu bukan hanya kakakmu yang bekerja”
“Aku hanya bisa mengikuti keputusan Putra Mahkota” ujarnya.
“Kau cukup pintar juga. Bukankah itu alasanmu datang kesini”
“Mungkin. Aku hanya bisa berharap padamu” ujarnya meninggalkan Addrin.
“Tunggu…”
Raska menoleh kearah Addrin.
“Aku minta tolong padamu. lindungi Ira”
“Kau tidak perlu mengatakan hal itu. ia adalah adikku aku pasti melindunginya”
“Kau pun sudah tahu hal itu”
“Aku tahu. Dan aku minta tolong padamu untuk tidak mengatakan kepada siapapun percakapan kita”
Addrin tersenyum, “Baiklah, kau tidak perlu takut”
Konsep ceritanya menarik dengan sudut pandang istana sentris. walaupun banyak typo. Aku suka, sukses untuk ceritanya. Kunjungi ceritaku juga ya... yang RARANDREW.
Comment on chapter 01. SI BUNGSU