Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
MENU
About Us  

Setelah keributan kecil di pagi hari terdengar menggema di sisi lain kuil, kali ini suara derap kaki kembali terdengar dari belakang wanita itu. Ekspresi wajah Kaito dan Minato yang bisa melihat siapa yang datang berubah tenang sebelum pintu yang terbuka itu kembali menutup.

Dari dalam ruangan mereka bisa mendengar suara percakapan di balik pintu itu.

"Aku kira kemana perginya. Seharusnya aku sudah bisa menebak sebelumnya. Hah.."

Terdengar suara Masaki yang seperti sedang memarahi wanita tadi. Kaito dan Minato kembali terdiam.

"Masa-san?" gumam Kaito.

"Kaito sebaiknya kau segera bersiap," ucap Minato.

Kaito terperajat dan meraih kimono miliknya. Dia segera menyelesaikan persiapannya dan ingat akan camp pelatihan mereka.

Di luar, Masaki tidak henti-hentinya menghela napas. Dia menundukkan kepalanya, entah ingin mengatakan apa lagi pada sosok wanita yang menatapnya dengan wajah tanpa rasa bersalah itu. Sementara di belakang mereka, dia bisa tau jika kakaknya sedang melihat dan mengambil foto mereka berdua sesuka hatinya.

"Masaki-kun," panggil wanita itu. Masaki menaikkan wajahnya. Kali ini dia menunjukkan ekspresi seperti biasanya. "Sudah lama sekali ya. Bagaimana kabarmu?" lanjut wanita itu dengan suara menenangkan.

Masaki tersenyum lembut. "Kau masih tidak berubah ya Misaki. Seperti yang kau lihat aku sangat baik-baik saja," balas Masaki. Wanita yang dipanggil Miasaki itu balas tersenyum. Senyum yang begitu hangat.

***

Upacara pembukaan itu berjalan lancar seperti halnya kemarin. Setelah selesai mereka berganti pakaian kembali--khusus untuk anggota laki-laki karena mereka akan mengenakan kaos bertuliskan 'budak' itu lagi. Sebelum kegiatan camp pelatihan sebenarnya dijalankan Masaki dan Tommy-sensei mengumpulkan mereka semua.

Selain Ren yang memang bertugas untuk mengambil foto lebih dekat untuk ulasannya, kali ini ada seorang lagi yang akan bergabung dengan camp pelatihan mereka. Tommy-sensei memperbolehkannya bergabung dan karena Ren juga memintanya untuk membantu mengambil foto dari sudut lain, karena itulah dia diperbolehkan ada di sana.

"Ehem..." Tommy-sensei berdeham. "Masaki-kun, bisakah kau perkenalkan dirinya," pintanya.

"Hai'. Jadi hari ini kita kedatangan satu tamu lagi. Dia adalah Hanaoka Misaki," toleh Masaki pada wanita di sebelahnya. "Dia sebenarnya hanya berkunjung ke sini dan karena kebetulah bisa dibilang profesinya sama dengan kakakku, jadi..."

"Jadi, Misaki-chan..." Tommy-sensei memotong. Masaki begitu terkejut karena tiba-tiba. Sementara Ren hanya menahan tawa di kejauhan karena dia sudah memulai tugasnya.

Misaki yang sedari tadi menutup mata kanannya dan melirik Masaki dengan mata kirinya mulai bergumam. "Begitulah seorang 'Oni'."

Setelah menatap para anggota Klub Kyudo Kazemai dia jadi terlihat begitu tenang.

"Begitulah. Namaku Hanaoka Misaki. Dan aku seorang fotografer. Walau masih amatir.  Memang aku tidak diundang di sini, tapi aku ingin melihat bagaiamana seorang teman lama mengajar sebuah Klub Kyudo. Bahkan bisa memenangkan kompetisi antar perfektur itu sungguh hebat. Jadi aku sangat senang dan berterima kasih saat diperbolehkan bergabung dalam camp pelatihan ini. Semuanya, yoroziku."

"Yoroziku onegaisimazu." Semua anggota membungkuk.

"Tommy-sensei, onegaishimasu," ucap Misaki dengan senyum nakal sebelum meninggalkan tempat itu dan pergi ke posisinya. Tommy-sensei sendiri hanya balas tersenyum. Dan Masaki yang berdiri diantara mereka berdua berwajah masam seperti merasakan firasat buruk akan terjadi padanya.

Setelah kata-kata dari Tommy-sensei memulai kegiatan camp pelatihan tersebut. Kini dilanjut oleh Masaki yang membagi tugas untuk semuanya. Tentu saja anggota perempuan akan berlatih bersama dengan dirinya. Dan para 'budak', mereka mendapat tugas untuk membersihkan halaman. Semua bergerak ke posisi masing-masing.

Dari halaman para 'budak' itu bisa melihat anak panah melesat bergantian menuju target masing-masing. Nanao dan Kaito yang mencabuti rumput masih melakukan pekerjaannya dengan semangat. Di sisi lain mereka ada Minato yang menyapu daun kering dan rumput liar yang sudah tercabut bersama Seiya. Namun apa yang terjadi pada Seiya, dia malah berdiri mematung dengan pose berpikir. Tangannya tidak menyetuh sapu yang bersandar ke tubuhnya itu.

"Hei Kapten! Tanganmu berhenti bergerak loh," panggil Kaito.

Seiya menolehkan kepalanya perlahan. "Hei, teman-temen. Apakah kalian tidak merasa familiar dengan nama Hanaoka-san?" tiba-tiba Seiya bertanya demikian.

Semua orang berhenti dari aktifitas masing-masing. Nanao dan Minato menatap Seiya bingung. Kaito sendiri malah mengerutkan keningnya dalam. Tatapannya seperti tidak ingin mendengar lebih banyak ocehan mereka semua. Yang dia pikirkan saat ini hanyalah ingin segera masuk dojo untuk latihan.

Lama mereka semua saling diam. Dan karena pertanyaannya tidak terjawab juga, pada akhirnya Seiya mulai menggerakan sapunya dan mengerjakan tugas mereka. Namun kedatangan Ryohei yang baru saja kembali dari mengambil kantung sampah membuat mereka semua kembali berhenti beraktifitas.

"Aku pernah mendengarnya. Namanya sama dengan pemenang 3 kali berturut-turut kompetisi memanah individu untuk SMA. Ah, tapi kalau tidak salah dia sudah berhenti dalam Kyudo beberapa tahun yang lalu. Namanya juga Hanaoka Misaki," ucap Ryohei.

"Aku ingat sekarang. Hanaoka Misaki. SMA Hodo. Dia selalu mengenai targetnya tepat sasaran dan mendapat nilai penuh. Dia juga mengikuti kompetisi tim. Memang setelah lulus SMA aku tidak mendengar kabar tentangnya. Jadi dia berhenti ya." Kembali Seiya pada posisi berpikirnya.

"Lalu?" tanya Kaito.

"Seiya, apa kau berpikir jika Hanaoka Misaki ini adalah Hanaoka Misaki yang itu?" tanya Nanao.

Seiya terdiam. Dia tidak begitu mengingat wajah orang itu. Melihat reaksi Ryohei yang sedang berpikir keras kelihatannya dia juga tidak yakin. Tapi satu hal yang pasti, waktu Misaki bilang ingin melihat teman lama mengajar, dia yakin sekali teman lama itu adalah Masaki. Dan kelihatannya Tommy-sensei juga sudah mengenalnya sejak lama sampai memanggilnya -chan.

"Ah, Hanaoka-san itu teman lama Masa-san ya," ungkap Kaito tanpa berpikir. Dia masih sibuk mencabuti rumput di hadapannya.

"Kau sudah tau hal itu Kacchan?"

"Tidak. Aku hanya berpikir jika wanita itu bisa bebas berkeliaran di dalam kuil. Ah, dan Ren-san juga sudah akrab dengannya. Semuanya jadi semakin jelas saat dia memperkenalkan diri tadi, dia bilang teman lama. Itu.... pasti Masa-san bukan." Kaito mengambil tumpukan rumput liar di dekatnya dan memasukkannya ke dalam kantung sampah. "Jika mereka belum lama kenal hal itu tidak mungkin terjadi," lanjutnya.

Ryohei mengangguk paham.

"Ngomong-ngomong Kacchan, apa maksudmu berkeliaran bebas di dalam kuil?"

Minato seperti tersadar. "Oh, tadi pagi saat kami sedang bersiap untuk upacara tiba-tiba saja-"

"Minato diamlah!" potong Kaito cepat. Dia merasa malu ketika mengingat kejadian tadi pagi.

Melihat reaksi Kaito yang berlebihan membuat semuanya merasa bingung. Tapi Nanao malah makin penasaran karena Kaito bisa sampai segitunya.

"Aku kira kenapa kalian begitu lama. Ternyata para 'budak' ini minta untuk diberi hukuman lebih ya."

Semua terkejut saat Masaki ternyata memperhatikannya dari sisi lain tempat itu. Masaki yang melipat kedua tangannya di depan dada tersenyum simpul melihat para muridnya malah mengobrol bukannya menyelesaikan pekerjaan mereka.

"Jadi, apa mau diteruskan ceritanya?" tanya Masaki. Semua kembali terdiam dengan mata terbelalak. "Bagaimana? Nona pemenang 3 kali beturut-turut, Misa-chan?" Masaki memanggil di kejauhan.

Dia bersandar ke sebuah pohon sambil melihat-lihat foto yang diambilnya beberapa saat lalu. Mendengar Masaki berteriak memanggilnya tak jauh dari tempatnya saat ini membuatnya menoleh perlahan. Sambil berjalan mendekati mereka tiba-tiba saja Fuu terbang rendah dan mendarat di bahu kanan Misaki.

"Heee... tapi cerita nona pemenang 3 kali berturut-turut ini tidak terlalu menarik loh," tanggapan Misaki terdengar bercanda.

"Jadi... Hanaoka-san adalah..." Minato sadar lebih dulu.

"Yang benar saja," ucap Ryohei masih tidak percaya.

"Panggil Misaki saja. Jadi, bagaimana Fuu?" Misaki melirik ke arah bahu kanannya. Burung hantu berwarna putih nan indah itu mengedipkan matanya yang bulat beberapa kali. "Hmm... kalau begitu bagaimana kalau kita mulai dengan cerita tentang hal yang tadi pagi aku alami."

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aria's Faraway Neverland
3713      1226     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...
Ketika Cinta Bertahta
901      542     1     
Short Story
Ketika cinta telah tumbuh dalam jiwa, mau kita bawa kemana ?
Renjana
509      376     2     
Romance
Paramitha Nareswari yakin hubungan yang telah ia bangun selama bertahun-tahun dengan penuh kepercayaan akan berakhir indah. Selayaknya yang telah ia korbankan, ia berharap agar semesta membalasnya serupa pula. Namun bagaimana jika takdir tidak berkata demikian? "Jika bukan masaku bersamamu, aku harap masanya adalah milikmu."
Cecilia
492      269     3     
Short Story
Di balik wajah kaku lelaki yang jarang tersenyum itu ada nama gadis cantik bersarang dalam hatinya. Judith tidak pernah menyukai gadis separah ini, Cecilia yang pertama. Sayangnya, Cecilia nampak terlalu sulit digapai. Suatu hari, Cecilia bak menghilang. Meninggalkan Judith dengan kegundahan dan kebingungannya. Judith tak tahu bahwa Cecilia ternyata punya seribu satu rahasia.
Serpihan Hati
11334      1893     11     
Romance
"Jika cinta tidak ada yang tahu kapan datangnya, apa cinta juga tahu kapan ia harus pergi?" Aku tidak pernah memulainya, namun mengapa aku seolah tidak bisa mengakhirinya. Sekuat tenaga aku berusaha untuk melenyapkan tentangnya tapi tidak kunjung hialng dari memoriku. Sampai aku tersadar jika aku hanya membuang waktu, karena cinta dan cita yang menjadi penyesalan terindah dan keba...
Rain, Coffee, and You
535      376     3     
Short Story
“Kakak sih enak, sudah dewasa, bebas mau melakukan apa saja.” Benarkah? Alih-alih merasa bebas, Karina Juniar justru merasa dikenalkan pada tanggung jawab atas segala tindakannya. Ia juga mulai memikirkan masalah-masalah yang dulunya hanya diketahui para orangtua. Dan ketika semuanya terasa berat ia pikul sendiri, hal terkecil yang ia inginkan hanyalah seseorang yang hadir dan menanyaka...
SEBUAH KEBAHAGIAAN
565      440     3     
Short Story
Segala hal berkahir dengan bahagia, kalau tidak bahagia maka itu bukanlah akhir dari segalanya. Tetaplah bersabar dan berjuang. Dan inilah hari esok yang ditunggu itu. Sebuah kebahagiaan.
Two Good Men
549      384     4     
Romance
What is defined as a good men? Is it their past or present doings? Dean Oliver is a man with clouded past, hoping for a new life ahead. But can he find peace and happiness before his past catches him?
Oh, My Psychopaths CEO!
1019      683     2     
Romance
Maukah kau bersama seorang pembunuh gila sepertiku?
Tulus Paling Serius
9730      1053     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?