Loading...
Logo TinLit
Read Story - Tsurune: Kazemai Koukou Kyuudoubu - Masaki dan Misaki dan Luka Masa Lalu-
MENU
About Us  

Kali ini Kaito datang dengan santai menuju dojo Yoda-no-Mori. Tidak seperti sebelumnya, dia kali ini tidak akan terkejut jika Masaki memintanya untuk datang lebih awal dari jam dimulainya camp pelatihan mereka.

Begitu tiba di pintu masuk menaiki tangga ke kuil Kaito melihat Minato yang berjalan menuju tempatnya berdiri. Seperti dugaannya. Minato kembali akan mendampingi Masaki dalam upacara bersama dengannya.

"Lambat sekali kau," ucap Kaito.

"Ohayou, Kaito," sapa Minato.

"Ohayou. Ayo."

Mereka berdua berjalan bersama menaiki tangga menuju pintu masuk kuil. Begitu memasuki area halaman, mereka melihat Ren-san yang sudah datang duluan. Namun perilaku pria itu tampak aneh. Terlihat gusar setiap kali melihat layar ponselnya. Kaito dan Minato saling berpandangan sejenak sebelum akhirnya menghampiri pria paruh baya itu.

"Ren-san, Ohayou gozaimasu," sapa Minato duluan.

"Ren-san, apa terjadi sesuatu?" tanya Kaito yang penasaran. Minato juga menatap dengan wajah penasarannya.

Ren sedikit bergumam. "Sebenarnya aku sedang mencari seseorang," ungkapnya.

"Seseorang?" Kaito memiringkan kepalanya. "Siapa?"

"Sebenarnya-"

"Kalian berdua! Apa yang kalian lakukan di sana? Cepat bersiap!"

Belum sempat Ren menyelesaikan ucapannya, Masaki sudah dulu memanggil Kaito dan Minato untuk segera bersiap. Minato yang berdiri diambang pintu dojo sudah selesai memakai kimono-nya.

Ren yang melihat Masaki di kejauhan segera bersikap tenang. "Kalian sebaiknya segera ke sana. Aku bisa mencarinya sendiri," ucap Ren meyakinkan mereka berdua.

"Hai'" jawab Kaito dan Minato hampir bersamaan.

Masaki masih berdiri di ambang pintu ketika Minato dan Kaito menghampirinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Masaki.

Mendengar pertanyaan tersebut Minato terdiam sesaat karena berpikir Masaki pasti tidak tau tentang masalah kakaknya itu.

"Itu.. Ren-san..."

"Masa-san, Ohayou gozaimasu," sapa Kaito penuh semangat.

"Ohayou," balas Masaki. "Kalian berdua cepat masuk ke dalam. Kalian sudah bisa melakukan persiapan sendiri bukan?"

"Hmm," angguk Minato. Dia melirik tas besar miliknya. Ada kimono pemberian Masaki. Kimono milik kakek Masaki dulunya.

"Oh, Masa-san, apakah ada orang lain yang akan meliput kita selain Ren-san hari ini?"

"Kenapa?"

"Karena Ren-san sedang bingung mencari seseorang saat ini," jelas Minato melanjutkan perkataan Kaito.

Masaki terdiam. Dia tidak diberitahu jika akan ada orang lain yang akan datang.

"Kalian segeralah bersiap. Aku akan berbicara dengannya."

Masaki bergerak dari tempatnya. Dia mendekati kakaknya yang ternyata memang bertingkah aneh setelah melihat sosoknya mendekat.

Kaito melihat punggung Masaki berjalan menjauh. Minato yang masuk ke dalam dojo duluan memperhatikan Kaito yang termangu di luar.

"Kaito, ayo cepat."

"Ah..."

***

"HAH!" suara kaget Masaki terdengar cukup keras. "Bagaimana bisa dia ada di sini?"

"Ah, sebenarnya aku bertemu dengannya kemarin. Lalu kami pergi ke sebuah kafe dan ngobrol sebentar. Saat dia menanyakan kabarmu, aku jadi bercerita banyak hal. Lalu tentang camp pelatihan dan kau ini dan....." Ren menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Dia salah tingkah tiap kali mencoba menjelaskan pada adiknya itu.

"Lalu dia pergi ke sini tanpa memberitahumu? Kalian bertemu di depan pintu masuk dan kau kehilangan dia setelah melihat-lihat tempat latihan dari halaman?"

"Yah begitulah," aku Ren. "Apa dia masuk ke hutan ya?" katanya sambil berpikir.

"Yah jika itu dia ada kemungkinan hal tersebut terjadi."

"Sebaiknya kau kembali pada pada mereka. Kau pasti juga sibuk. Aku.. ah, pokonya serahkan saja ini padaku. Aku yang sudah membuat masalah ini terjadi."

"Baiklah. Tolong ya."

Masaki berlalu pergi. Dia melangkahkan kakinya yang terasa berat menuju dojo. Hari ini dia akan sibuk. Saat memikirkan kemana perginya orang itu, entah kenapa dia jadi dilanda kekhawatiran. Semoga saja tidak terjadi sesuatu padanya.

"Hah..." hela napasnya berat. Masaki melepas geta dan masuk ke dalam dojo. Di bagian pintu masuk Masaki melewati sebuah koper berwarna silver dengan sebuah tas tangan kecil di atasnya. Awalnya Masaki hanya berdiam diri dan memperhatikan lalu dalam benaknya terlintas sebuah pertanyaan. Apakah kakaknya mempunyai tas tangan kecil milik perempuan? Setelah dia merasa tau jawabannya wajah Masaki berubah pucat. Dia membatu di tempat.

"Ada apa Masaki? Wajahmu kelihatan mengerikan loh." Ren masuk lewat pintu beberapa saat kemudian. Dia berencana untuk mengambil kamera miliknya. Namun melihat ekspresi Masaki yang masih terdiam di tempat membuat perhatian Ren terarah pada sesuatu yang membuat adiknya sampai demikian. "Hmm? Koper milik siapa ini?" tanyanya penasaran. "Jangan-jangan..."

Masaki jadi yakin dengan apa yang sedang dipikirkannya saat ini. Setelah menghembuskan napas keras dia segera melangkahkan kakinya dengan cepat menuju sebuah ruangan. Dia tau hal apa yang akan terjadi sebentar lagi.

***

"Heh? Milik kakek Masa-san?!" Kaito menautkan kedua alisnya dan melihat Minato yang sedang sibuk memakai kimono yang dimaksud.

"Hemm. Masa-san bilang aku boleh memilikinya."

Kaito mendengus mendengar jawaban Minato.

"Kaito itu... begitu menyukai Masa-san ya," ungkap Minato tiba-tiba.

"HAH!? Aku hanya menghormatinya," jawab Kaito segera. Dia jadi salah tingkah dan segera melepas kaos yang saat ini dipakainya. "Masa-san itu... aku selalu kagum padanya," tambahnya. "Bukankah kau juga begitu?"

Minato terdiam. Dia melihat dirinya di cermin ruangan itu. "Ya. Aku juga menghormatinya. Saat melihat Masa-san memanah untuk pertama kali aku berpikir betapa indahnya," Minato tersenyum. Dia jadi ingat malam itu dan hari-hari sebelum Masaki menjadi pelatih mereka. Dia sempat berpikir jika Masaki adalah hantu dan akan menghilang saat melepaskan anak pasan ke-1000 hari itu.  "Kurasa aku juga dibuat kagum olehnya."

Kembali terdengar suara dengusan dari Kaito. Namun senyum mengembang di wajah laki-laki itu. "Aku senang Masa-san kembali memanah lagi."

Kali ini Minato tidak menjawab. Tapi dalam hatinya dia berkata, dan aku senang bertemu Masa-san waktu itu. Minato juga senang saat Masaki bilang dia akan melakukan panahan lagi ketika menjadi pelatih Klub Kyudo Kazemai.

Di tengah pembicaraan Kaito dan Minato, sayup-sayup terdengar suara derap kaki. Lama-kelamaan suara itu semakian terdengar jelas dan mendekati ruangan mereka berdua. Kaito dan Minato reflek menoleh ke arah pintu geser ruangan itu.

Blam! Pintu terbuka dan seseorang berdiri di sana.

"Masaki-kun! Aku datang-" terdengar cukup keras. Ketika pintu itu dibuka seorang wanita dengan kamera yang menggantung di lehernya membuka pintu tanpa permisi. Beberapa detik setelah itu mereka bertiga saling pandang dalam keheningan. Setelah sadar siapa yang ada di dalam ruangan itu, wanita tersebut memiringkan kepalanya sedikit dan  berucap, "Siapa?"

Sejurus kemudian seperti biasa Kaito berteriak, dan dengan panik dia menjawab, "Seharusnya kami yang bertanya demikian!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aldi: Suara Hati untuk Aldi
360      259     1     
Short Story
Suara hati Raina untuk pembaca yang lebih ditujukan untuk Aldi, cowok yang telah lama pergi dari kehidupannya
Love Invitation
558      390     4     
Short Story
Santi and Reza met the first time at the course. By the time, Reza fall in love with Santi, but Santi never know it. Suddenly, she was invited by Reza on his birthday party. What will Reza do there? And what will happen to Santi?
Between Us
1750      904     5     
Romance
Song Dami jelas bukanlah perempuan yang banyak bicara, suka tersenyum. Oke, mungkin iya, dulunya, tapi sekarang tidak. Entahlah, dia juga lupa alasan kenapa dia lebih banyak menyembunyikan emosinya dan memilih untuk melakukan apa yang disuruh padanya. Dan karna itu, Sangho, oppanya meminta dia untuk berhenti dari pekerjaannya yang sekarang karna Dami ternyata ditindas oleh sunbaenya. Siapa ya...
Premium
Titik Kembali
5139      1600     16     
Romance
Demi membantu sebuah keluarga menutupi aib mereka, Bella Sita Hanivia merelakan dirinya menjadi pengantin dari seseorang lelaki yang tidak begitu dikenalnya. Sementara itu, Rama Permana mencoba menerima takdirnya menikahi gadis asing itu. Mereka berjanji akan saling berpisah sampai kekasih dari Rama ditemukan. Akankah mereka berpisah tanpa ada rasa? Apakah sebenarnya alasan Bella rela menghabi...
Right Now I Love You
427      321     0     
Short Story
mulai sekarang belajarlah menyukaiku, aku akan membuatmu bahagia percayalah kepadaku.
Asrama dan Asmara
497      357     0     
Short Story
kau bahkan membuatku tak sanggup berkata disaat kau meninggalkanku.
Mic Drop
492      374     2     
Fan Fiction
Mic Drop (Ethereal/7 Raga 1 Asa) Ethereal adalah boy band ternama dari kahyangan (langit lapis ke-7) beranggotakan 7 pangeran tampan (MarJinny, MarYoonGa, MarJayHop, MarJooni, MarChimmy, MarTaeVi, dan MarJuki). Selain berparas tampan, mereka juga memiliki suara yang indah, sehingga dijuluki the golden voices alias suara emas. Masing-masing anggota memiliki mic dengan warna yang berbeda. Se...
Kala Senja
33631      4772     8     
Romance
Tasya menyukai Davi, tapi ia selalu memendam semua rasanya sendirian. Banyak alasan yang membuatnya urung untuk mengungkapkan apa yang selama ini ia rasakan. Sehingga, senja ingin mengatur setiap pertemuan Tasya dengan Davi meski hanya sesaat. "Kamu itu ajaib, selalu muncul ketika senja tiba. Kok bisa ya?" "Kamu itu cuma sesaat, tapi selalu buat aku merindu selamanya. Kok bisa ya...
Love is Possible
142      132     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
It Takes Two to Tango
450      328     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...