Read More >>"> BATAM HAIL BASKETBALL (CHAPTER 7: FORBIDDEN MOST WANTED) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - BATAM HAIL BASKETBALL
MENU
About Us  

CHAPTER 7: FORBIDDEN MOST WANTED


Sepertinya, dia telah mendapatkan bahagianya yang lain seperti saat tersenyum bahagia dalam foto yang diletakkan di muka nisan bersalib yang akan selalu mengingat nama dan riwayat hidupnya, Trea Alexandrelle Hutarosian, semenjak di Medan pada 17 Juli 1996 sampai dengan di Batam pada 22 September 2019. Kedua orangtuanya, saudara, kerabat dekat, Alter, Ribka, Andreka, Agung, Heru, Siix, Bimo, Ivan dan Bachtio saling hening dalam duka. Beberapa pelayat meletakkan bunga tanda perpisahan pada makam Trea sebelum meninggalkan pusara. Pada genggaman Alter, kalung yang sempat Trea pakai pada hari yang memilukan itu, kotor dan tidak lagi keren seperti saat dia hadiahkan pada hari ulang tahunnya. Kalung itu, ternyata -Alter rasakan- ikut menyimpan luka, memberatkan hati Alter yang ingin menaruhnya di sebelah foto Trea.

Tapi hati Alter juga dalam kontra dengan intuisi wara'nya, merasa tidak berhak menyimpan benda yang bukan miliknya. Tangan Alter perlu bertindak lebih kuat meski tidak membuat hatinya lebih kebal terhadap serangan kemelut yang dia rasakan, karena itu dia segera berpisah lebih dulu daripada teman-temannya setelah melakukannya.

*

Alter tersungkur jatuh karena satu pukulan di wajah, segera Andreka menguasainya untuk menambahkan beberapa pukulan berikutnya jika Agung dan Heru tidak cukup kuat menahan lalu memisahkan dia dari Alter.

"Drage! Udah, stop!" dengan tensi tinggi Agung hentikan Andreka.

"Kamu enggak bisa salahin dia!" dengan tensi seperti Agung, Heru katakan.

"Coba lu bilang sejak awal, njing! Makan tuh lima puluh juta!" Andreka katakan sekuat mungkin seperti ledakan tensi kekesalannya sambil melempar puluhan lembar uang merah yang berhambur mengenai Alter di ruang tamu itu.

"Kita udah berusaha biar enggak libatkan kalian ke masalah in!" balas Agung.

"Oh, ya? Menurut lu Trea..." Andreka sambung dengan satu pukulan ke wajah Agung.

"Drage!" sambil Heru dorong Andreka. "Kita semua ngerasain kehilangan Trea!" bentaknya. 

Sementara Alter membuat dirinya bangkit. "Seenggaknya kalian enggak termasuk ratusan korban yang terluka kena hantaman hujan bola basket... dan jauh dari seratus bom yang enggak kalian tahu meledaknya di mana. Juga bukan mereka yang terluka serpihan kaca yang jatuh dari ketinggian lebih dari lantai tiga. Bukan juga mereka yang meninggal ketimpa apartemen yang kebalik," membuat semua temannya terdiam. "Maafin aku karena enggak becus dan enggak bisa cepat temuin pembuka segelnya, apalagi enggak bisa segera bawa dia turun! Maafin aku karena enggak bisa lindungi dia waktu tekanan ledakan itu, yang buat aku jadi terhempas terpisah dari dia!"

"Kamu udah berusaha, Alter. Aku paham," sambung Ribka.

"Drage, Alter sama Ribka taruhin nyawa buat itu," lembut Siix katakan.

*

Kabar tentang kekacauan di Batam Center sedang disiarkan di salah satu channel dalam televisi yang dipasang pada suatu sisi tinggi dinding dalam cafe. Mereka yang menonton ketahui, kekacauan besar yang terjadi pada Hari Minggu tanggal 22 September 2019 adalah ulah seseorang yang dilaporkan berinisial RX dengan wajah diblur. Yakni orang yang paling bertanggungjawab atas empat awak pesawat cargo Dreamlifter yang beroperasi sekitar dua puluh menit di seputaran langit Batam Center, yang menjatuhkan sebanyak dua juta bola basket sebagai bencana bagi pusat kota yang dibuat mengalami kemacetan, kecelakaan lalu lintas, kerusakan properti, ledakan, kebakaran, tercatat 48 korban luka ringan, 573 korban luka berat dan 649 korban meninggal pada hari yang dinamai Batam Center Hail Basketball.

Salah seorang pelanggan perempuan yang ada di dalam kafe sedang berbicara lewat telepon. "Iya. Aku akan ke sana."

*

Salah satu hal dalam daftar urusannya, sambil membawa seikat bunga perempuan itu menyempatkan diri untuk mengunjungi pemakaman yang ada di Batu 12, sebentar berbicara ke pengurus pemakaman lalu diantarnya menuju makam yang dimaksud. Dia sampaikan bunganya ke salah satu sisi nisan, lalu mendoakan penghuninya. Setelah memandang foto pemiliknya untuk terakhir kali perempuan itu beranjak pergi, tapi belum jauh langkahnya sempat terhenti saat arah pandangannya sempat menemukan sebuah kalung metal cetakan tulisan 'Anak Batam' dan bentuk pulaunya berwarna biru yang kotor. Dia bawa kalung itu pergi bersamanya.

Sore itu taxi yang dia tumpangi mengantarnya masuk area Citra Eden Regency, lalu menurunkannya di depan salah satu rumah. Sepertinya dia tidak perlu mengetuk untuk masuk, karena pemilik rumah sedang menyambutnya di halaman.

"Alter! Apa kabar kamu?" perempuan itu -tentu saja, Eloisa- memeluknya.

"Baik, on proccess."

Sambil Eloisa mengusap pelan kepala Alter, "It's will gonna be okay. Aku temenin kamu buat beberapa waktu, sampai kamu move on, okay?"

Alter dan Eloisa lanjutkan di ruang tamu dengan minuman.

"Aku turut berdua. Aku bakal kecewa sama kepolisian kalau enggak bisa bikin keadilan buat dia," kata Eloisa. 

"Aku enggak ngarepin keadilan dari polisi. Tapi aku nunggu kabar dari Arias, apa yang papanya bilang."

"Ternyata sisi lain kota ini segitu bahayanya. Jangan sampai kamu terlibat lagi sama orang-orang macam dia. Oh, iya!" Eloisa ingat suatu hal, lalu dia tunjukkan ke Alter sebuah kalung kotor dengan dialasi kertas tisu. "Kayaknya ada pihak yang enggak suka ini ada di makam Trea. Seingatku, dulu aku sempat lihat postingan Trea di Pictagram nunjukkin kalung ini hadiah dari kamu."

Raut Alter berubah galau. Dia paham maksudnya, pasti orangtua Trea.

Terdengar nada dering panggilan. Alter keluarkan hapenya, nama Arias dalam tampilan, Alter angkat, "Hallo!"

Lu di mana?  Tanya Arias dalam panggilan.
"Rumah," jawab Alter datar.

Ada yang mau Papa gue sampein langsung. Lu bisa ke kapolda sekarang?

*

"Saya tidak bisa kehabisan merasakan penyesalan ini. Ironis," sambil Mursar bergeleng, "Pada akhirnya saya tidak melakukan apa yang kamu lakukan saat klimaks. Maafkan saya, Alter," raut Mursar tampak sungguh-sungguh dan natural mengatakannya, selagi dalam ruang meeting di kantor kepolisian bersama Alter, juga ada Arias.

"Saya masih tidak mengerti," sebentar Alter menoleh ke kanannya, menatap Arias. "Kalau Arias yang bunuh Oka, kenapa teman saya yang Arex jadikan korban pembalasan?" Amarah dan kekesalannya kini mulai Alter perlihatkan.

Pertanyaan itu membuat Arias menatap balik Alter, merasa benaknya tersenggol.

"Saya juga memikirkan itu," sejenak Mursar menjeda. "Betapa besar dosa dia membunuh dan melukai ratusan orang hari itu. Tapi pada akhirnya, saya pun juga terpaksa menerima keputusan Top Management, dari kepolisian sendiri dan pemerintah yang berwenang. Karena ini keputusan yang dipertahankan pimpinan negara. Kamu yang sabar, ya!" Mursar pun terlihat menyampaikannya dengan berat hati.

"Jadi, pak presiden menyatakan Arex bebas dari jerat pasal genosida?" Alter bergeleng dengan apatis dan kesal, lalu rautnya berubah masam. "Enggak bisa dipercaya. Negara ini... ," bergumam.
"Maafin gue, Alter!" Kata Arias, Alter menanggapinya datar tanpa balas kata.

"Saya tahu perasaan kamu. Maafkan anak saya, Alter! Khususnya, maafkan saya!" Mursar sampaikan sebesar dan sebenar yang hatinya rasakan.


*

"Masalah kita sekarang, kita kelebihan item stok ready di inventori, estimasi sampai dua bulan ke depan," sambil Sofi tunjukkan presentasi data yang mewakili penjelasannya pada layar proyeksi, dalam ruang eksekutif yang dia pakai bersama Arex dan Pras.

"Hmm... Funtech, Timobie, Showny, lagi rilis tipe midle class spec tinggi, harga konversi ke rupiah juga lumayan terjangkau," gumam Arex memahami presentasi data yang Sofi tampilkan.

"Ada supply dari Jaw Gang hari rabu besok, delapan puluh item hape Funtech. Rencananya aku reject dulu. Aku saranin kamu bentuk seksi reseller yang ngurus eksport stok hape kita ke luar, solusi ngatasin kelebihan stok di inventori," kata Sofi.

Arex mengangguk pelan. "Boleh juga. Soal supply dari Jaw Gang jangan reject semua, terima aja beberapa, tipe yang sekiranya diminati," kata Arex.

"Ada laporan dari Bagas," Pras ikut dalam pembicaraan, menyampaikan apa yang dia dapat dari mengutak-atik laptopnya. "Kelompok baru pengedar barang BM dari Medan, mereka enggak kenal sentralisasi. Mau diapain?" tanya ke Arex.

"Posisi di mana mereka?" Arex balik tanya.

"Tiban. Kita punya sepuluh mata-mata di sana."
"Kirim pasukan buat Bagas sekarang juga. Kasih tahu Bagas supaya kasih mereka peringatan. Kalau mereka melawan, suruh habisi langsung kroco-kroconya. Habis itu datangin bosnya, kasih tahu soal sentralisasi, patuh atau mati."

"Internal memo dari kepolisian buat kamu, Rex," Mumu baru saja hadir -dalam ruang itu, lalu menaruh lembaran yang dia bawa ke meja hadapan Arex. "Ada lampiran keputusan kepala negara."

Arex baca dengan saksama sampai habis, lalu tersenyum tipis. "Finaly. I am the real forbidden most wanted," gumamnya dengan senang dan puas. "Gue mau ajak kalian jalan-jalan," sambil Arex pandang tiga rekannya.

"Jalan-jalan?" Mumu memastikan.
"Gue mau buktiin sekuat apa otoritas IM ini."

*

"Ini bagian dari akuntabilitas," kata Arex saat makan siang bersama Sofi, Pras dan Mumu di sebuah restoran outdoor pada suatu footcourt. "Enggak peduli berapa banyak intel dan musuh yang ngawasin, otoritas kita udah ditetapkan."

Lalu saat di sebuah mall, Arex dan Sofi di Lot parfum, agak terpisah dari Pras dan Mumu yang tertarik melihat-lihat pakaian.

"Enggak polisi, musuh, BG, cewek BO, cewek kaya, pengennya dapetin gue. Hmhm. Terus aja stalking. Gue enggak keberatan. Cuma sebatas itu yang bisa mereka lakuin," Arex mendekat ke salah seorang perempuan -yang memilih-milih parfum- di Lot yang sama. "Iya, kan Nona Intel?" tanya Arex ke perempuan itu sambil memberinya satu semprotan parfum ke baju.

Lalu di alun-alun Engku Putri, Arex ingin memotret Sofi supaya berpose di depan replika sayap sambil membelakangi font tulisan di bukit yang menjadi icon kota. 

"Enggak masalah siapa pun tahu gue lagi di mana. Gue enggak sembunyi dari siapa pun," gumam Arex, lalu ambil tiga macam pose Sofi. "Gue udah bisa punya akun Weface sama PG buat stories," maksud Arex PG adalah Pictagram.

Arex, Sofi, Pras dan Mumu ambil beberapa pose wefie atau selfie barengan, mengabadikan momen mereka di tempat ikonik itu.

*

Diantar oleh satu-satunya mobil limou warna golden chrome yang melintas pada jalan Hang Leiku, Arex, Sofi, Pras dan Mumu dibawa menuju Hotel Athena.

Arex dan tiga eksekutifnya menerima penghormatan yang sesuai di sepanjang langkah semenjak dari enterance sampai ballroom. Bahkan mereka berempat auto-disuguhi menu minuman terbaik hotel meski di antaranya tidak sehat dikonsumsi. Sepertinya para top staff yang saling berdiri berkumpul di hadapan Arex dan eksekutif sudah mengerti tujuan dari kunjungan bos mereka.

"Awang!" Sofi memanggil, sehingga satu-satunya staff yang mengenakan jas platinum beralih menghampirinya. "Ini daftar orang-orang yang harus kamu pastikan hadir di sini segera." Sofi serahkan daftar iti padanya.

"Baik, Bu," jawab Awang, lalu menginstruksi staff yang lain sebelum saling meninggalkan tempat membawa urusannya.

Tidak Arex permasalahkan kalau dirinya harus mengambil beberapa menit untuk menunggu para staff menyelesaikan tugas mendesak. Masalahnya, yang diminta segera hadir dalam ballroom jauh lebih banyak dari yang Sofi buat dalam daftar. Tentunya Arex dan eksekutif heran melihat pemandangan itu, terlalu banyak, seperti melihat kerumunan seluruh pegawai hotel. Batang hidung Awang tidak Arex lihat ada di baris depan berjubel kerumunan itu.

"Apa-apaan ini?" Arex tanyai mereka semua -kerumunan pegawai itu. Mana Awang?" Arex mulai tensi. Tidak seorang pun menjawab. "Sofi?" Arex tanyai Sofi.

"Harusnya kamu tanya Awang," jawab Sofi, merasa sama tidak pahamnya situasi itu.

Tiga orang lewat belakang kerumuman pegawai, memaksa membuat jalur dengan beberapa desakan supaya ketiganya bisa mengambil posisi paling depan -yang tentunya menyita perhatian.
Kehadiran tiga pria itu membuat Arex terbelalak menunjukkan ketidakpercayaan, begitu tercengangnya dia. "Enggak mungkin!" Arex sampai berdiri secara bawah sadar.

Pras dan Mumu sama tercengangnya seperti Arex, hanya Sofi yang tidak.

"Gimana bisa?" Arex tanya kepada tiga pria mengejutkan itu.

"Surprize! Kayaknya lu lagi mikir ini bohongan," kata salah satu dari tiga pria mengejutkan, yang masih lekat dengan gaya italian maskulin kekinian.

"Do you think some real or trick, fuquein traitor?" tanya seorang american-nigga berambut cepak.

"So this is your twice going broke?" tanya seorang american-nigga berambut dreadlock. "Really you unbelieve this real."


[Bersambung ke CHAPTER 8: REAL FORBIDDEN MOST WANTED] 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 1
Submit A Comment
Comments (10)
  • Ardhio_Prantoko

    @CandraSenja ehm, ternyata mengganggu dan tidak match ya. Makasih, tanggapannya. Aku perbaiki

    Comment on chapter BLURB
  • CandraSenja

    Heem. Saya kok agak terganggu dengan bahasa dialognya, ya. Menurut saya kurang masuk dengan WS narasinya. Karena, menurut saya, bahasa lo gue dan mix B Ing itu cocoknya untuk novel teenlit dg badboy2 atau marie suenya. Pendapat saya ini mah ya.

    Comment on chapter BLURB
  • Gladistia

    @Ardhio_Prantoko Siap Dhio ^^
    Semangat terusss....

    Comment on chapter CHAPTER 10: ROOF COURT
  • Chaelma

    @ShiYiCha iyup betul banget Jess..

    Comment on chapter BLURB
  • Chaelma

    Deg2an tegang bacanya hehee, 😄

    Comment on chapter BLURB
  • Ardhio_Prantoko

    @Gladistia tunggu last chapter ya, Glad 😊. Makasih suportnya. Suport buat kamu juga!

    Comment on chapter CHAPTER 10: ROOF COURT
  • Gladistia

    Ngaduk2 emosi ya, Dhio. Ceritanya bikin nagih, lanjut lagi yaaa. Semangka ^^

    Comment on chapter CHAPTER 10: ROOF COURT
  • Gladistia

    Halo kak, ceritanya seru. Padahal aku baru baca sebagian. Nagih buat baca next-nya ini mah...
    Nanti aku lanjut baca dan nunggu next-nya....
    Semangat dan sukses terus ya kak. ^^

    Comment on chapter CHAPTER 6: BATAM CENTER HAIL BASKETBALL [Hot Chapt
  • Ardhio_Prantoko

    @ShiYiCha makasih Jessie. Sebenernya udah italic di ms. Word pas dicopy jadi normal 😁
    Iya, soal beberapa model dialog tag belum begitu mendalami.

    Comment on chapter CAHPTER1: GO GET IT
  • ShiYiCha

    Ceritanya seru. I love it😍. Cuma ada dikit krisar. Kalo pake istilah asing/bahasa Inggris aturan biasanya itu di-italic. Terus beberapa penggunaan tanda baca di dialog tag dan dialog aksi ada yang salah. But, so far ini seru, kok. Semangat lanjutin, yaa Kak

    Comment on chapter CAHPTER1: GO GET IT
Similar Tags
ADIKKU YANG BERNAMA EVE, JADIKAN AKU SEBAGAI MATA KE DUAMU
87      68     1     
Fantasy
Anne dan Eve terlahir prematur, dia dikutuk oleh sepupu nya. sepupu Anne tidak suka Anne dan Eve menjadi putri dan penerus Kerajaan. Begitu juga paman dan bibinya. akankah Anne dan Eve bisa mengalahkan pengkhianat kerajaan? Siapa yang menikahi Anne dan Eve?
Nightmare
405      275     2     
Short Story
Malam itu adalah malam yang kuinginkan. Kami mengadakan pesta kecil-kecilan dan bernyanyi bersama di taman belakang rumahku. Namun semua berrubah menjadi mimpi buruk. Kebenaran telah terungkap, aku terluka, tetesan darah berceceran di atas lantai. Aku tidak bisa berlari. Andai waktu bisa diputar, aku tidak ingin mengadakan pesta malam itu.
Foxelia
830      426     3     
Action
Red Foxelia, salah satu stuntman wanita yang terkenal. Selain cantik, rambut merahnya yang bergelombang selalu menjadi bahan bicara. Hidupnya sebagai aktor pengganti sangatlah damai sampai akhirnya Red sendiri tidak pernah menyangka bahwa ia harus melakukan aksi berbahayanya secara nyata saat melawan sekelompok perampok.
Kinara
3319      1371     0     
Fantasy
Kinara Denallie, seorang gadis biasa, yang bekerja sebagai desainer grafis freelance. Tanpa diduga bertemu seorang gadis imut yang muncul dari tubuhnya, mengaku sebagai Spirit. Dia mengaku kehilangan Lakon, yang sebenarnya kakak Kinara, Kirana Denallie, yang tewas sebagai Spirit andal. Dia pun ikut bersama, bersedia menjadi Lakon Kinara dan hidup berdampingan dengannya. Kinara yang tidak tahu apa...
pat malone
3952      1188     1     
Romance
there is many people around me but why i feel pat malone ?
Anata no sonzai
2826      828     2     
Romance
Hidup Yomaguchi Rin semakin berwarna karena kehadiran sosok Ishikawa Jiro. Begitu juga sebaliknya. Mereka saling memberi warna di bumi Sakura yang indah. "Aku selalu di sini. Jadi, jangan berniat pergi kalau kau masih ingin melihat senyumku." Yomaguchi Rin "Senyum mu sudah menjadi candu untukku. Jadi, jangan hilangkan senyum itu dari wajahmu. Aku tidak menyukainya." Is...
MERAH
434      301     0     
Short Story
Seluruh warna tertuang di dunia, dan tidak bisa untuk menghindarinya
Orkanois
2241      861     1     
Fantasy
Ini adalah kisah yang ‘gila’. Bagaimana tidak? Kisah ini bercerita tentang seorang siswa SMA bernama Maraby, atau kerap dipanggil Mar yang dengan lantang menginginkan kiamat dipercepat. Permintaannya itu terwujud dengan kehadiran Orkanois, monster bertubuh tegap, berkepala naga, dengan tinggi 3 meter, dan ia berasal dari planet Orka, planet yang membeku. Orkanois mempunyai misi berburu tubuh ...
gilanya diriku
670      398     4     
Short Story
Perjalanan anak gila yang memperjuangkan keluarganya
KATAK : The Legend of Frog
389      314     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.