Aksa menghembuskan nafas berat beberapa kali, sebelum akhirnya ia membuka pintu di depannya. Gelap. Tangan kanannya meraba dinding sisi kiri mencari saklar, sesaat setelah bunyi cetik terdengar, warna baby blue menguar memasuki kornea matanya.
"Gara- gara aturan konyolmu itu, aku bahkan lupa warna dari kamar ini" bisik cowok berkornea kecokelatan itu seraya tersenyum. Ia pandangi keseluruhan isi kamar itu, tanpa beranjak dari tempatnya berdiri. Mengamati, berusaha menyingkronkan ingatan dan juga kenyataan yang kini ia hadapi. Ia lalu duduk di atas kasur, mengedarkan pandangannya keseluruh kamar sekali lagi.
Satu tahun berlalu sejak sang adik meninggalkan dirinya. Karena kecerobohan seseorang dirinya harus kehilangan adik semata wayangnya. Meski tidak dilahirkan dari rahim yang sama, bagi Aksa , Sera, adiknya adalah segalanya. Adik yang selalu mewarnai hari- hari monotonnya dengan celotehan yang sebenarnya tidak penting. Tapi tidak pernah membosankan baginya. Memasuki kamar ini membuatnya mengingat jelas bagaimana tawa riang sang adik, juga wajah menggemaskannya saat dia merajuk, atau wajah jengkel sang empunya kamar jika keinginannya tidak terpenuhi. Semua masih melekat jelas di ingatannya. Seolah sang adik masih berada di sampingnya hingga saat ini.
Perhatiannya lalu terpaku pada pohon permohonan yang berdiri tegak di sudut ruangan.
"Kenapa bukan baby blue atau baby pink?"
Aksa menghampiri pohon itu penasaran. Dan meraih selembar kertas yang tergantung di sana secara acak, membaca apa yang tertulis di sana.
GRAY PAPER
Lagu Y'S Oppa ini sangat menyentuh hati. Bukan Berarti lagu yang lain tidak membuatku tersentuh. Hanya saja,
Molla, I really like this song.
So I will take this paper. Paper with gray collor, like Y'S oppa song.
Gray Paper
Aksa menghembuskan nafas berat, ia tak menyangka adiknya akan membahas seorang artis di dalam pohon permohonan. Bahkan sang adik menggunakan warna abu- abu sebagai kertasnya, sesuai dengan lagu yang dikatakan dalam tulisan. Bukan warna favoritenya selama ini. Baby Blue and baby pink.
Gak penting banget ini bocah, pikirnya.
Meski menggerutu ia meraih satu kertas lain untuk dibacanya.
Orang bilang patah hati itu rasanya sakit,
Awalnya aku tak percaya.
tapi setelah aku merasakannya.
Sesak.
Aksa menaikkan alisnya sebelah. Patah hati? Dia ia tak pernah mendengar cerita itu. Pada siapa? Penasaran Aksa mengambil selembar kertas lain.
Cinta pertama,
Cinta manis yang tak akan mungkin terlupakan,
namun ada juga yang mengatakan Cinta yang tak mungkin terwujud.
Dan definisi itu sangat tepat untuk cinta pertamaku.
Mianhe, Oppa- I really love you.
Mianhe
kertas lainnya,
I love his smile
Aaaaah!!!
Y'S oppa ottokhae...I cant erase this feel.
dan masih banyak lagi kertas bertuliskan hal yang senada. Cinta beretepuk sebelah tangan, atau Y'S oppa ottokhae. Membuat sang kakak hanya bisa menggelengkan kepalanya pusing, Pasalnya dia tak menyangka sang adik akan terjerumus cinta semu pada Idolanya.
Ia baca kembali lembaran kertas lainnya.
Meski dia bilang tak penting, tapi membayangkan ekspresi sang adik saat mencurahkan isi hati pada lembaran kertas itu membuatnya tersenyum, padahal bisa dikatakan itu bukanlah cinta yang indah. Jika dilihat dari tulisannya.
Today
He saying he have date with his girl with big smile.
I cannot not to smile when hear that.
I hope this day will be raining.
so he cant see when i cry. I will keep my smile on, even my hearth really hurt.
Its okay oppa,
I will happy when you happy.
Aaah but its not rainy day so I cant craying now.
I really love you.
Mianhe
Jadi bukan Y's? Gak mungkin kan adiknya ketemu Y'S langsung di sekolah. Selain Idola itu bukan orang Indo, Y's bukan usia anak sekolahan lagi. Ah setidaknya sang adik tidak 'menghalu' jatuh cinta pada biasnya.
Lalu siapa cinta adiknya itu?
PenasaranAksa mulai memilih dan memilah setiap kertas yang di gantung di pohon itu. Mencoba mencari nama orang yang di cintai sang adik. Jangankan nama, inisialpun tidak ia dapatkan, seoalah nama itu sakral sehingga tak boleh diucapkan atau dituliskan.
Hampir saja ia menyerah, dan seharusnya itulah yang ia lakukan..
Karena ketika tahu kenyataanya ia hanya bisa menutup mulutnya, memandang tulisan yang ia temukan.
Mianhe,
Meski aku berkata begitu, aku tak tahu harus ucapkan pada siapa.
Pada kenyataannya aku hanya menyimpannya seorang diri. Aku tak tahu bagaimana reaksi orang, jika tahu yang kucintai adalah my stepbrother.
I really love him.
Tak percaya dengan apa yang dia baca, Aksa mencoba mencari kertas lainnya.
Gomawo Y's oppa,
berkat lagumu aku bisa menangis seorang diri, jadi aku bisa tertawa kembali dihadapan my love. Dan aku bisa kembali berpandangan positif.
Bukankah aku harus bersyukur?
disaat orang lain sibuk mencari waktu agar bisa bertemu dengan orang terkasihnya, aku justru mendapatkan seluruh waktu pribadinya, tinggal bersamanya, dan melakukan banyak hal bersamanya. Bahkan melebihi pacarnya. Bukankah aku sangat beruntung?Aku bersyukur karena telah mencintainya.
Meski rasa ini tidak layak ada, tapi aku tidak menyesal.
ThankS God, karena rasa ini aku bsa mencinta dengan tulus.
Aksa mengambil kertas lainnya. Ia tak lagi memilih, ia hanya ingin membaca semua kertas itu. Curahan hati sang adik, yang selama ini dirahasiakan oleh pemiliknya.
Aku tak tahu sejak kapan
tapi aku yakin
dan aku tak mungkin salah.
Dadaku berdebar, aku bahagia melihatnya, aku tak butuh hal lainnya, cukup dia ada
my beloved step brother.
Aksa mengusap wajahnya pias. Tak percaya dengan dua lembar kertas yang ada di tangannya. Ia lalu mengambil potongan lainnya, menahan air mata yang sudah ada di pelupuk mata.
Aku kira,
tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada merahasiakan rasa ini,
tapi ternyata aku salah,
hal yang paling menyakitkan adalah, saat melihat ia terpuruk dan aku tak bisa melakukan apapun padahal aku ada.
Mianhe...
aku kira, aku akan lega jika kau tidak bersamanya.
Tapi melihatmu seperti ini ternyata lebih menyakitkan.
Akan aku lakukan apapun agar kau bisa tersenyum meski aku harus membunuh rasa ini.
Oppa Saranghae.
Tes...
Air mata Aksa tak bisa terbendung lagi.
Aigooo,
jantungku hampir berhenti berdetak.
Aku kira berakhir sudah nasibku, untung mama tidak membaca bagian yang berbahaya.
Beliau mengira aku jatuh cinta pada Y'S oppa.
ThankS God.
Aku tak tahu harus berkata apa jika mama sampai tahu,
Mianhe omma, i really love your son.
tapi biarkan ini jadi rahasia saja, agar semua tetap baik- baik saja.
Jadi aku keluarkan aturan konyol itu.
Mianhe oppa, aku tahu kau suka kamarku.
Tapi melihatmu tertidur di atas kasurku juga tidak baik untuk kesehatan jantungku. Jadi terima saja kamarmu yang kayak kapal pecah itu.
Aksa mendecih konyol, saat teringat adiknya dulu melarang siapapun untuk memasuki kamarnya dengan alasan apapun. Membuat dirinya sempat jengkel dengan sang adik. Tak ia sangka, hal seperti inilah yang melatar belakangi hal tersebut.
Aku tak tahu sampai kapan rasa ini akan bertahan
Yang pasti, jika Aksa tahu soal ini dapat dipastikan aku sudah tidak akan ada lagi.
Aksa Saranghamnida..
.I really love You.
I hope you always be happy.
Gomawo...
Tak bisa menahannya kembali, Aksa menangis dalam diam. Ia tak bisa membayangkan bagaimana perasaan adiknya selama ini, yang berusaha menyimpan rapat apa yang ia rasakan, apakah ia selalu menyembunyikan rasa sakit hatinya dengan tawa cerianya...
Thanks God
Aku bahagia, memiliki mereka.
Aku bahagia dengan rasa ini.
Aku bahagia.
Jadi berikan kebagiaan untuk mereka.
Terbayang kembali semua kenangan yang mereka lalui selama ini, tawa renyah yang menghiasi kebersamaan mereka. Dan kehangatan pelukan manja dari sang adik selama ini, semua adalah wujud cinta darinya.
Aku juga bahagia memilikimu Sera.
@aiana hahaha... iye? aq gak nyangka juga bisa ketemu another elf here. But I'am not official fan's so can't say I'm really one of Elf ne. Thanks for your liking. Moga- moga kau juga nikmati ceritanya ya... ^_^