Loading...
Logo TinLit
Read Story - IMPIANKU
MENU
About Us  

      Merasa ada yang tidak beres, Inspektur Dirga langsung menelpon kantornya yang tidak jauh dari kawasan Damansara dan meminta beberapa anak buahnya untuk memeriksa daerah tersebut siang itu. Sementara, aku dan Nouna berusaha mencari ke seluruh rumah, kemudian ke arah yang tadi tunjukkan oleh Pak Rahmat diikuti Inspektur Dirga.

      Awalnya aku, Nouna dan Inspektur Dirga tidak melihat hal mencurigakan. Namun setelah kembali menelusuri jalan setapak arah pantai, di sana kami melihat seonggok tubuh tergeletak tidak sadarkan diri. Tubuh itu tidak lain adalah Lemi. Kami pun segera berlari dan menemukan tubuh wanita muda itu, yang sudah pucat tidak bernyawa.

      “Tidak. Lemi, apa kau ... ah!” teriakku, begitu melihat tubuh Lemi.

      Inspektur Dirga kemudian berlutut di samping tubuh Lemi dan berkata, “Sepertinya Puan Lemi sudah meninggal, Satria. Sebaiknya kita segera panggil dokter terdekat guna memeriksanya.”

      “Pak Rahmat, ya ... kurasa dia dokter yang tinggal di kawasan ini dan tadi bertemu dengan kita saat di depan pos itu!” seruku.

      Beberapa anak buah Inspektur Dirga yang baru datang, langsung diminta menjemput Pak Rahmat yang tadi berada di depan pos keamanan. Tidak berapa lama, ia pun datang dan langsung memeriksa tubuh Lemi.

      “Saye rasa dia sudah meninggal cukup lama, sekitar tiga atau empat jam yang lalu. Aneh ... tak ada seorang pun yang tahu keberadaannya. Cem mana kejadiannya sampai ia seperti ini?” ungkap Pak Rahmat, begitu mengetahui kondisi Lemi sebenarnya.

      Aku pun segera menceritakan kejadian dari pagi, saat Lemi pamit hendak olah raga pagi.

      “Apa Puan Lemi terlihat sedang sakit, keh? Atau ada riwayat penyakit yang dideritanya selama ini?” tanya Pak Rahmat.

      “Tak. Setahu saye tadi pagi ia sihat je, tak nampak sedang sakit pun. Kalau riwayat penyakitnye selama ini, saye tak begitu paham. Sebab baru-baru ini saye kenal, dan tak begitu paham dengan kehidupannye selama ini,” jelasku.

      “Ape ada indikasi lain penyebab kematiannye, Pak Rahmat? Semacam diserang seseorang, atau dianiaya?” selidik Inspektur Dirga.

      “Saye belum memeriksa lebih detail, Inspektur. Tapi saye merasa dia terkena serangan jantung tiba-tiba. Mungkin terlalu capek, pun saat latihan pagi tuh,” ucap Pak Rahmat.

      “Tapi, apa bisa orang mati karena kecapekan latihan kemudian terkena serangan jantung, Pak Rahmat?” tanyaku.

      “Banyak yang terjadi serangan jantung tiba-tiba, jika memang terlalu capek aktiviti, Encik Satria. Itu pun jike ada riwayat lemah jantung atau semacamnya. Mmm ... saye tak bisa memeriksanya secara intensif di sini, baiknye segera diautopsi guna pemeriksaan lebih lanjut tersebab kematiannya,” ungkap Pak Rahmat.

      Suasana tiba-tiba sangat ramai, saat kejadian meninggalnya Lemi siang itu. Dari beberapa warga yang melihat kejadian tersebut, semuanya mengatakan keterkejutannya. Bahkan ada yang berkata sempat melihat Lemi berlari saat menelusuri pantai, dan kemudian menghilang tanpa tahu jika saat itu ia terjatuh dan tewas seketika.

      “Apa korang tengok puan tuh tadi pagi? Apa yang korang tengok saat tuh?” tanya Inspektur Dirga kepada salah seorang pria berbaju biru yang tadi berkata.

      “Ya, saye rasa tadi pagi tengok ia latihan seorang di pinggir pantai nih. Namun saye tak jelas ape yang terjadi kemudian, sebab saye sedang berseronok dengan beberapa kawan saye di balik bukit tuh,” jawab pria tadi seraya menunjuk arah bukit yang memang lumayan jauh dari tempat Lemi tewas.

      “Apa korang tengok puan nih terjatuh?” tanya Inspektur Dirga lagi.

      “Tak. Saye tak tengok jika puan tuh jatuh tak sadarkan diri, sebab terhalang pohon besar tuh. Saye kire dia sudah balik ke rumahnye saat tuh.”

      “Apa korang tengok ada sorang di dekatnye saat tuh?”

      “Tak. Saye rase dia seorang pun. Tak ada siapa di sekitarnye.”

      “Apa korang tak periksa kawasan nih?”

      “Tak. Sebab saye nak pasal kes dengan kawan-kawan saye di seberang sane.”

      “Baiklah. Agar semuanye jelas, baiknye segera kita bawa jasad Puan Lemi ke hospital terdekat guna pemeriksaan lebih lanjut. Sebab sudah terlalu lama ia tergeletak di sini, kasian jika tak segera diurus,” saran Pak Rahmat, kemudian diikuti Inspektur Dirga yang meminta beberapa anak buahnya membawa jasad Lemi ke rumah sakit terdekat.

      “Satria, baiknye awak balik dan berkemas rumah guna menyemayamkan jenazah. Lepas tuh kita adakan pemakaman, selepas pemeriksaan di hospital nanti. Saye nak hubungi awak jike ada perkembangan nanti,” saran Inspektur Dirga, kemuidan berlalu mengikuti mobil yang membawa jasad Lemi menggunakan mobil salah satu anak buahnya.

      Belum sempat aku kembali ke rumah bersama Nouna. Ponselku berdering, dan sebaris nama tertera di dalamnya, tidak lain adalah Pak Agus.

      “Halo, Satria. Apa kamu baik-baik saja?” tanya Pak Agus begitu telpon kujawab.

      “Iya, Pak Agus. Saya baik-baik saja. Ada masalah apa, Bapak telepon saya?” balasku kembali bertanya.

      “Begini, Satria. Baru saja saya mendapat kabar tentang Panji, saat baru datang di bandara tadi siang. Sekarang dia ada di rumah sakit, dengan keadaan tertembak di bagian punggungnya. Menurut kabar, dia ditembak salah satu anak buah Sersan Basyir saat pemeriksaan di bandara, mengenai keterlibatannya dengan salah satu geng Cyber Crime.”

      “Apa, Pak?! Tak mungkin, Pak! Pasti ada yang salah! Apa Bapak sudah menerima surat kuasa dari dosen sini, tentang tugas saya dan Panji selama di Malaysia ini, Pak?” seruku, terkejut mendengar kabar tentang Panji.

      Mendengar keterkejutanku. Nouna yang sedari tadi berada di sampingku pun ikut terkejut.

      “Saya belum menerima surat kuasa itu, Satria. Pasti ada hal yang salah dengan pemeriksaan Panji sewaktu di bandara itu. Makanya sekarang saya sedang menuju rumah sakit di mana Panji diperiksa. Apa kamu baik-baik saja di sana, Satria?” sergah Pak Agus.

      “Saya baik-baik saja, Pak. Hanya baru saja ibu tiri saya ditemukan tewas di dekat kawasan perumahan kami, dan sekarang sedang diperiksa di rumah sakit terdekat. Kabari saya jika ada perkembangan mengenai Panji ya, Pak? Nanti jika di sini sudah beres, saya segera menuju Indonesia untuk melihat kondisi Panji,” kataku dengan perasaan tidak menentu.

      Sungguh hari yang begitu melelahkan. Dua peristiwa yang tidak pernah kusangka sebelumnya, terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Tewasnya Lemi yang belum diketahui apa penyebabnya. Tidak berapa lama, mendengar kabar tertembaknya Panji saat pulang ke Indonesia, yang sampai sore hari pun belum ada kabarnya juga.

                                                                                                                        *****

 

NB:

Terima kasih untuk yang sudah sudi mampir di episode ini.

Bila berkenan, ditunggu ulasan, saran, masukan, juga kritikannya. Agar cerita ini lebih baik lagi.

Selamat membaca, dan salam sukses selalu. :)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (7)
  • Kang_Isa

    @Ardhio_Prantoko Wih ... terima kasih, Mas Dhim. Alhamdulillah karya ini sudah terbit, tinggal nunggu lounching saja, nih. Hehehe

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Ardhio_Prantoko

    Bahasanya ringan. Bobot ceritanya saya dapat. Suka sama yang ini.

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Kang_Isa

    @SusanSwansh Iya, aku ubah sedikit di bagian prolog sama epilognya, biar beda dikit hehehehe :D

    Comment on chapter Sinopsis
  • SusanSwansh

    Kak ini yg my dream kan ya Kak? Apa baru lagi?

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Neofelisdiardi

    Konsepnya bagus dan serius. Penulisnya paham tentang dunia siber dan Malaysia

    Comment on chapter Sinopsis
Similar Tags
FaraDigma
2005      877     1     
Romance
Digma, atlet taekwondo terbaik di sekolah, siap menghadapi segala risiko untuk membalas dendam sahabatnya. Dia rela menjadi korban bully Gery dan gengnya-dicaci maki, dihina, bahkan dipukuli di depan umum-semata-mata untuk mengumpulkan bukti kejahatan mereka. Namun, misi Digma berubah total saat Fara, gadis pemalu yang juga Ketua Patroli Keamanan Sekolah, tiba-tiba membela dia. Kekacauan tak terh...
Aditya
1452      652     5     
Romance
Matahari yang tak ternilai. Begitulah Aditya Anarghya mengartikan namanya dan mengenalkannya pada Ayunda Wulandari, Rembulan yang Cantik. Saking tak ternilainya sampai Ayunda ingin sekali menghempaskan Aditya si kerdus itu. Tapi berbagai alasan menguatkan niat Aditya untuk berada di samping Ayunda. "Bulan memantulkan cahaya dari matahari, jadi kalau matahari ngga ada bulan ngga akan bersi...
Invisible Girl
1260      649     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
Love is Possible
171      158     0     
Romance
Pancaroka Divyan Atmajaya, cowok angkuh, tak taat aturan, suka membangkang. Hobinya membuat Alisya kesal. Cukup untuk menggambarkan sosok yang satu ini. Rayleight Daryan Atmajaya, sosok tampan yang merupakan anak tengah yang paling penurut, pintar, dan sosok kakak yang baik untuk adik kembarnya. Ryansa Alisya Atmajaya, tuan putri satu ini hidupnya sangat sempurna melebihi hidup dua kakaknya. Su...
Premium
Ilalang 98
7329      2287     4     
Romance
Kisah ini berlatar belakang tahun 1998 tahun di mana banyak konflik terjadi dan berimbas cukup serius untuk kehidupan sosial dan juga romansa seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia bernama Ilalang Alambara Pilihan yang tidak di sengaja membuatnya terjebak dalam situasi sulit untuk bertahan hidup sekaligus melindungi gadis yang ia cintai Pada akhirnya ia menyadari bahwa dirinya hanya sebuah il...
Dia yang Terlewatkan
400      276     1     
Short Story
Ini tentang dia dan rasanya yang terlewat begitu saja. Tentang masa lalunya. Dan, dia adalah Haura.
A promise
571      367     1     
Short Story
Sara dan Lindu bersahabat. Sara sayang Raka. Lindu juga sayang Raka. Lindu pergi selamanya. Hati Sara porak poranda.
Melepaskan
466      319     1     
Romance
Ajarkan aku membenci tawamu, melupakan candamu. Sebab kala aku merindu, aku tak bisa lagi melihatmu..
Antara Depok dan Jatinangor
341      229     2     
Romance
"Kan waktu SMP aku pernah cerita kalau aku mau jadi PNS," katanya memulai. "Iya. Terus?" tanya Maria. Kevin menyodorkan iphone-nya ke arah Maria. "Nih baca," katanya. Kementrian Dalam Negeri Institut Pemerintahan Dalam Negeri Maria terperangah beberapa detik. Sejak kapan Kevin mendaftar ke IPDN? PrajaIPDN!Kevin Ă— MahasiswiUI!Maria
Samantha
494      356     0     
Short Story
Sesosok perempuan bernama Samantha yang terlalu percaya atas apa yang telah dia lihat di parkiran sekolah, membuatnya mengambil keputusaan untuk menjauhi sosok laki-laki yang dia cintai.