Malam pun menyelimuti daerah Damansara, yang terasa begitu sepi. Hanya ada suara katak yang sedang besenandung, dan samarnya deburan ombak. Aku dan Panji kembali berkutat dengan program My Bank yang sempat tertunda tadi sore. Setelah beberapa kali menjalani tes uji coba bersama. Akhirnya program pun, selesai dengan sempurna.
“Alhamdulillah, yes!” teriakku, begitu tes uji coba berhasil. “Kamu bisa mendeteksi keberadaan laptopku ini, Ji?” sambungku, begitu alarm sinyal yang dipasang tidak memunculkan sebuah interaksi.
“Kagak, Sat. Di program deteksi GPS, hanya tertera salah satu daerah di Indonesia adanya aktivitas peretasan. Padahal isinya dari tadi terpasang ke laptop lu. Hahaha ...! Berarti kita berhasil nih, Sat?” balas Panji semringah.
“Yap. Itu namanya, kita berhasil dengan program My Bank. Besok, kita uji ke rekeningnya Pak Agus. Seperti permintaan beliau tempo hari, untuk meretas rekening miliknya, bagaimana?” ungkapku dengan nada senang.
“Yes. Kita bisa pulang, Sat! Hahaha ...! Eh—kenapa kagak sekarang aja kita coba, Sat. Pan udah berhasil, nih programnya. Biar besok Pak Agus segera menghubungi elu, dan kita bisa pulang!” saran Panji.
“Iya—ya. Coba kita masuk ke perangkat program perbankan di sana. Kita retas milik Pak Agus.” Aku dan Panji kemudian segera menyusun, apa yang ada di dalam pikiran kami masing-masing.
Beberapa nomor rekening yang sempat diberikan Pak Agus, kembali ditelusuri tanpa ada sistem keamanan yang tahu. Setelah dirasa cukup untuk nominal yang diminta, akhirnya proses peretasan pun dimulai dan berhasil dengan sistem deteksi GPS luar area.
Malam itu. Aku dan Panji bisa beristirahat dengan tenang, meski waktu menunjukkan jam dua pagi. Sungguh, malam yang begitu berat untuk kujalani beberapa hari setelah meninggalnya ayah. Selain itu, beberapa hal akhirnya bisa terpecahkan mendekati waktu yang diberikan oleh Pak Agus, untuk tugas terakhir sebelum wisuda. Entah permainan macam apa, yang disuguhkan oleh beliau terhadap kami. Mungkin mengetes sejauh mana kemampuan kami, dalam bidang internet jaringan sebagai jurusan akhir yang kutempuh selama kuliah.
*****
NB:
Terima kasih untuk yang sudah sudi mampir di episode ini.
Bila berkenan, ditunggu ulasan, saran, masukan, juga kritikannya. Agar cerita ini lebih baik lagi.
Selamat membaca, dan sukses selalu. :)
@Ardhio_Prantoko Wih ... terima kasih, Mas Dhim. Alhamdulillah karya ini sudah terbit, tinggal nunggu lounching saja, nih. Hehehe
Comment on chapter Info Novel IMPIANKU