Loading...
Logo TinLit
Read Story - IMPIANKU
MENU
About Us  

     Seperti yang diceritakan di awal. Bahwa hidup bermula dari mimpi. Mungkin itulah yang terjadi sekarang dengan diriku. Setelah banyak waktu dan kisah kulewati. Pahit manis dan getirnya kehidupan, memang begitu terasa berat dalam menatap kenyataan kehidupan ini. Layaknya sebuah mimpi. Berawal dari mimpi, dan akankah kembali menjadi sebuah mimpi?

      Dalam mengejar sebuah mimpi, terkadang kita harus melewati berbagai lintasan kisah yang terpotong atau merunut. Seperti saat kita tertidur. Seolah berkelana jauh dengan memakan waktu berjam-jam, bahkan hanya sekedar hitungan menit kemudian bangun dan hari baru telah tiba. Tidak ada yang mesti ditakuti dan dikhawatirkan, jika mimpi kita membias layaknya sebuah gas yang menguap pada sebuah panci yang merebus sesuatu. Itulah yang kurasakan saat ini.

      Selayaknya pagi itu, ketika aku bangun dari tidur. Hati ini begitu merasakan kegembiraan yang sangat riang. “Sungguh hari yang sangat indah,” gumamku dalam hati, dengan penuh semangat.

      “Hari ini, akan menjadi hari yang sangat istimewa dalam hidupku.” Rasanya beban yang beberapa hari kemarin menghimpit, seakan lepas dari dalam benakku. Begitu banyak rencana yang mesti kujalani hari ini, termasuk menghadiri konsernya Nouna di kawasan KLCC. Yah, Nouna. Wanita yang telah mencuri hatiku selama berada di Malaysia, kembali menyapa dalam seutas senyumnya yang seolah melintas di mataku pagi itu.

      Setelah mandi dan melaksanakan salat subuh. Begitu menatap Panji yang telah siap dengan aktivitas barunya, sebelum kami pergi ke kampus menemui Pak Dr. Ali Muhalim M.Kom, sang dosen pembimbing selama di negara Malaysia ini. Kami seolah-olah merasakan sebuah beban yang terlepas selama berada di negara, yang telah menghadirkan begitu banyak cerita ini.

      Begitu juga dengan ibu tiriku—Lemi, yang dengan terpaksa aku memanggilnya demikian demi menghargai mendiang ayahku.

      “Ada rencana apa hari ini, Cik Satria?” tanya Lemi, saat berpapasan denganku di depan meja makan.

      “Sepertinya, awak nak pegi latihan pagi yeh, Cik Lemi? Apa tak sarapan dulu, sebelum aktivitinye? Sayang, amah sini sudah siapkan [1]nasi lemak dan telur mata sapi buat kite sarapan nih,” balasku, menghiraukan pertanyaannya tadi. Sedangkan Lemi sendiri, sedang melakukan gerakkan pemanasan di mana handuk kecil melingkar di pundaknya. Dengan mengenakan celana pendek khusus, untuk olah raga berwarna biru, dan baju kaus warna krem.

      Lemi memang terlihat sangat suka joging setiap pagi, selama aku tinggal bersamanya beberapa hari ini. Menelusuri bukit kecil di daerah Damansara, kemudian berakhir di ujung pantai yang tidak jauh dari komplek perumahan, sebelum akhirnya kembali ke rumah.

      “Tak. Saye dah minum susu tadi saat amah siapkan sarapan untuk korang semua,” balasnya dengan sedikit acuh juga, “sudahlah, saye nak [2]pegi [3]latihan pagi dulu. Nanti siang ada acara di KLCC, dan saye duge kau pun hendak ke sane tengok kawan wanita kau wisuda, keh?” sambungnya, seraya beranjak dari hadapanku dan Panji.

      “Baiklah. Iya, saye nak tengok Nouna wisuda dan kebetulan ia akan bermain biola guna memeriahkan acaranye. Korang nak tengok ke sana, pun?” balasku.

      “Iyalah. Perusahaan kite dah beri sikit dana untuk acara tersebut, sebagai sponsornye. Dah, saye nak pergi dulu.” Lemi pun bergegas keluar rumah, dengan berlari-lari kecil menuju gerbang. Sementara aku dan Panji, segera merapikan bekas sarapan dan mengambil mobil di garasi untuk kemudian melaju ke arah kampus.

      Hari ini aku beranikan diri membawa mobil sendiri, meski belum memiliki surat ijin mengemudi dengan sah. Dengan ditemani Panji dan meninggalkan satu mobil lagi yang biasa dibawa Lemi untuk bekerja, kami segera menuju kantor Inspektur Dirga untuk mengambil surat sah dalam berkendara milikku, yang sudah beliau janjikan beberapa hari ini. Sebab setelah urusan dengan Pak Ali di kampus, aku mesti segera mengantar Panji ke bandara untuk rencana pulang kembali ke Indonesia dan kemudian menuju KLCC demi menghadiri acara Nouna wisuda.

      Panji memang berencana untuk segera meninggalkan Malaysia, guna memberikan laporan hasil tes program kami kepada Pak Agus yang tadi pagi menghubungi. Sementara aku, kembali keesokan harinya setelah rencana dengan Nouna di KLCC siang itu.

      “Semoga setelah ini selesai, kita bisa segera lepas dari tugas yang sangat berat ini ya, Ji? Sungguh, selama di sini aku benar-benar sangat lelah, dan berencana ingin liburan terlebih dahulu sebelum kembali bekerja setelah kita wisuda nanti.” Aku mencoba membuka obrolan, setelah keluar dari gedung perkantoran tempat Inspektur Dirga bertugas.

      “Iya, Sat. Ane juga merasa kayak capek banget, udah dihadapkan banyak tugas ini. Ane kagak nyangka, lu bisa seperti sekarang ini, Sat. Impian lu udah tercapai, persis kayak yang pernah lu ceritain ke ane sewaktu masih di Indonesia dulu.”

      Panji mengingatkan, terhadap peristiwa awal keluargaku bercerai dulu. Pasca ayah dan ibu bercerai waktu itu. Aku pernah bercerita kepadanya, bahwa aku akan memiliki seluruh kekayaan yang bisa membuktikan kesuksesanku di hadapan ayah. Hanya sayang, beliau meninggalkan kami sebelum semuanya kubuktikan kepadanya. Meski kekayaan yang kudapatkan saat ini merupakan hasil jerih payahnya juga, yang tidak pernah kusangka akan menjadi milikku sebagai ahli warisnya.

      “Kayaknya, lu sangat menikmati keadaan lu sekarang, Sat. Yang ane perhatiin, lu bisa meneruskan bisnis ayah lu. Juga tujuan untuk meminang Nouna, setelah acara wisudanya entar.” Panji membuyarkan lamunanku, sebelum kami memasuki pelataran kampus teknik.

      “Yah begitulah, Ji. Untuk saat ini, aku bisa menikmatinya sendiri sebelum semua impianku tercapai, yaitu memiliki wanita yang sudah memberikan jalan menuju impianku ini, Ji. Setidaknya Nouna bisa merasa, bahwa aku akan menjadi sangat berarti baginya nanti,” balasku seraya memarkirkan mobil.

      “Kita udah sampai kampus, ji. Mudah-mudahan Pak Ali bisa segera memberi hasil tes uji kita ini. Yuk, sebelum kesiangan,” sambungku, seraya beranjak keluar dari mobil.

      “Elu emang istimewa, Sat. Pantas saja kalau Nouna tergila-gila sama lu selama ini,” ujar Panji begitu keluar dari mobil, dan berjalan ke arahku.

      “Mungkin karena saat ini, aku sudah jadi seorang pria sukses dengan kekayaan yang tak pernah kuduga sebelumnya,” ucapku, “atau mungkin ini salah satu sebab, kenapa hari ini aku merasa sangat bahagia. Kau tahu, Ji. Ada saatnya ketika merasakan, satu hari yang segalanya terasa sangat bahagia,” sambungku dengan semringah, seraya berjalan menelusuri koridor kampus.

      “Hmm ... hati-hatilah, Sat. Terkadang awalnya merasa begitu bahagia, tapi akhirnya akan ada sebuah peristiwa buruk menimpa,” ujar Panji, mengiringi langkahku.

     “Peristiwa buruk? Kayak cerita dongeng aja, Ji,” timpalku dengan sedikit tersenyum.

      “Biasanya seperti itu, Sat. Sebelum datang sebuah peristiwa buruk, terkadang kita merasa suatu kebahagiaan berlebih. Sebaiknya, lu sedikit menahan rasa gembira itu,” tukas Panji.

      “Seperti yang Inspektur Dirga katakan tadi, Ji? Sebelum kita keluar dari kantornya itu.” Aku mencoba menduga, apa yang ada dalam pikiran sahabat dekatku ini.

      “Yah bisa jadi, Sat. Ane merasa, dia sedikit tahu tentang kita selama ini. Elu tahu, gelarnya sebagai Inspektur? Dia dapetin dengan menyelesaikan berbagai kasus, tersulit apa pun. Itu yang ane ketahui dari profil dirinya lewat internet, beberapa hari ini. Jadi lebih baik, kita mesti sedikit berhati-hati dengannya, Sat.”

      Perkataan Panji kali ini sempat membuatku merinding. Entah sebab apa, mungkin ketajamannya dalam menganalisa seseorang selama berselayar di dunia internet selalu benar.

      “Ah ... sudahlah, Ji. Semoga itu hanya pikiran burukmu aja. Sebentar lagi, kita kan bakal bebas dari tugas yang diberikan Pak Agus selama ini. Kamu mungkin sedikit stres, karena beban tugas selama ini. So ... enjoy it, oke?”

      “Yah ... semoga saja, Sat.”

      Akhirnya aku dan Panji sampai di sebuah ruangan, di mana Pak Ali sudah menunggu.

                                                                                                                          *****

 

[1] Nasi Lemak: Nasi goreng.

[2] Pegi: Pergi.

[3] Latihan: Olah raga.

 

NB:

Terima kasih untuk yang sudah mampir di episode ini.

Bila berkenan, ditunggu ulasan, saran, masukan, serta kritikannya. Agar cerita ini lebih baik lagi.

Selamat membaca, dan sukses selalu. :)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (7)
  • Kang_Isa

    @Ardhio_Prantoko Wih ... terima kasih, Mas Dhim. Alhamdulillah karya ini sudah terbit, tinggal nunggu lounching saja, nih. Hehehe

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Ardhio_Prantoko

    Bahasanya ringan. Bobot ceritanya saya dapat. Suka sama yang ini.

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Kang_Isa

    @SusanSwansh Iya, aku ubah sedikit di bagian prolog sama epilognya, biar beda dikit hehehehe :D

    Comment on chapter Sinopsis
  • SusanSwansh

    Kak ini yg my dream kan ya Kak? Apa baru lagi?

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Neofelisdiardi

    Konsepnya bagus dan serius. Penulisnya paham tentang dunia siber dan Malaysia

    Comment on chapter Sinopsis
Similar Tags
Pangeran Benawa
38221      6368     6     
Fan Fiction
Kisah fiksi Pangeran Benawa bermula dari usaha Raden Trenggana dalam menaklukkan bekas bawahan Majapahit ,dari Tuban hingga Blambangan, dan berhadapan dengan Pangeran Parikesit dan Raden Gagak Panji beserta keluarganya. Sementara itu, para bangsawan Demak dan Jipang saling mendahului dalam klaim sebagai ahli waris tahta yang ditinggalkan Raden Yunus. Pangeran Benawa memasuki hingar bingar d...
She Is Falling in Love
543      339     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Breakeven
19555      2646     4     
Romance
Poin 6 Pihak kedua dilarang memiliki perasaan lebih pada pihak pertama, atau dalam bahasa jelasnya menyukai bahkan mencintai pihak pertama. Apabila hal ini terjadi, maka perjanjian ini selesai dan semua perjanjian tidak lagi berlaku. "Cih! Lo kira gue mau jatuh cinta sama cowok kayak lo?" "Who knows?" jawab Galaksi, mengedikkan bahunya. "Gimana kalo malah lo duluan ...
WEIRD MATE
1595      769     10     
Romance
Syifa dan Rezeqi dipertemukan dalam kejadian konyol yang tak terduga. Sedari awal Rezeqi membenci Syifa, begitupun sebaliknya. Namun suatu waktu, Syifa menarik ikrarnya, karena tingkah konyolnya mulai menunjukkan perasaannya. Ada rahasia yang tersimpan rapat di antara mereka. Mulai dari pengidap Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), pengguna narkoba yang tidak diacuhkan sampai kebencian aneh pa...
My Best Man
155      134     1     
Romance
Impian serta masa depan Malaka harus hancur hanya dalam satu malam saja. Dia harus menerima takdirnya. Mengandung seorang bayi—dari salah satu pelaku yang sudah melecehkan dirinya. Tidak mau dinikahkan dengan salah satu pelaku, karena yakin hidupnya akan semakin malang, Malaka kabur hingga ke Jakarta dalam kondisi perut yang telah membesar. Dia ditemukan oleh dua orang teman baik dari m...
DarkLove 2
1310      626     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Luka di Atas Luka
451      303     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
Invisible Girl
1239      641     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
Putaran Waktu
983      619     6     
Horror
Saga adalah ketua panitia "MAKRAB", sedangkan Uniq merupakan mahasiswa baru di Universitas Ganesha. Saat jam menunjuk angka 23.59 malam, secara tiba-tiba keduanya melintasi ruang dan waktu ke tahun 2023. Peristiwa ini terjadi saat mereka mengadakan acara makrab di sebuah penginapan. Tempat itu bernama "Rumah Putih" yang ternyata sebuah rumah untuk anak-anak "spesial". Keanehan terjadi saat Saga b...
Rindu
407      298     2     
Romance
Ketika rindu mengetuk hatimu, tapi yang dirindukan membuat bingung dirimu.