Read More >>"> IMPIANKU (Episode 7 Bagian 2) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - IMPIANKU
MENU
About Us  

      Alunan lagu di sebuah restoran bergaya Eropa. Terdengar mendayu saat aku, Panji juga Nouna menikmati hidangan yang tersedia di hotel tempat kami menginap malam itu. Waktu menunjukkan pukul empat sore. Itu tandanya Nouna harus segera pergi menuju kelas musik, di mana ia berlatih biola untuk persiapan konsernya lusa di atruim KLCC.

      “Sudah mulai senja, Satria. Saye nak pergi dulu, masih ada beberapa urusan yang mesti diselesaikan. Ouh iya ... beberapa pekan ke depan jangan lupa datang ke taman KLCC, ye? Saye ada konser musik di sana, dalam rangka perpisahan mahasiswa tingkat satu fakultas teknologi. Saat tuh, saye wisuda setelah pekan kemarin dinyatakan lulus kuliah, Satria,” ungkap Nouna, memberi kabar tentang masa kuliahnya yang sudah selesai juga rencana konsernya nanti.

      “Waw! Awak sudah selesai kuliah, keh? Tak sangka, di sini beberapa mahasiswa sudah selesai dengan masa kuliahnya, ye? Beda dengan di Indonesia. Masih ada beberapa tahap lagi, untuk menyelesaikan program akhir pendidikan strata satu. Macam saye, nih. Masih harus lewati beberapa tahap akhir kuliah, untuk kemudian wisuda dalam tiga bulan ke depan.”

      “Yah ... begitulah sistem pendidikan di Malaysia ini, Satria. Saye pun telah melewati beberapa tahap akhir, pasca skripsi yang diterima. Dan hasilnya ... sangat amazing buat saye, hehehe,” ujar Nouna mengenai hasil kuliahnya, yang dinyatakan lulus beberapa minggu kemarin.

      “Tahniah, Na. Awak memang cerdas, saye akui itu, hehehe,” balasku senang.

      “Oke, Satria. Sampai jumpa esok di kampus, ye? Saye nak tunjukkan awak kepada Pak Cik Ali Muhalim, dosen yang awak cari esok. Semoga awak senang selama berada di sini, ye?” Nouna pun bangkit dari tempat duduknya, diikuti aku dan Panji yang mengiringinya.

      “Siap, Na. Saye berterima kasih sekali sama awak, sudah mau hantar saye dan Panji di sini. Mudah-mudahan Pak Cik Ali, besok bisa beri apa yang saye butuhkan.”

      Belum sempat aku dan Panji, mengantar Nouna keluar restoran yang berada di hotel tempat kami menginap. Dari kejauhan. Terlihat seseorang yang sangat kukenali selama ini yaitu Dani Sunjaya, ayahku. Ia sedang berjalan beriringan dengan seorang wanita yang tidak asing juga bagiku, dan baru saja mereka keluar dari hotel.

      “Sial! Kenapa harus bertemu dengan si Dani di sini, sih? Apa lagi sama wanita itu. Ah ... sial sekali!” gumamku dalam hati, saat tatapan mataku beradu dengan ayah.

      Tanpa disengaja, aku dan ayah berpapasan di lobi hotel. Dengan wajah terkejut penuh rasa heran, ia menyapaku, “Satria! Sedang apa kamu di sini?! Kenapa kamu ada di sini?!”

      “Anda siapa, ya? Apa saya mengenal Anda?” balasku pura-pura tidak kenal, dengan sosok yang selama ini memang sangat kubenci. Apa lagi jika bersama wanita yang telah menghancurkan keluargaku. Ah ... rasanya, ingin melumatkan mereka berdua.

      “Kamu enggak kenal sama ayah, Nak? Atau ... kamu sedang memata-matai ayah di sini?” tanya ayah, penuh curiga.

      “Anda siapa? Apa urusannya memata-matai Anda di sini? Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Aku masih pura-pura tidak mengenal sosok pria berkemeja biru di hadapanku, dengan acuh. Sementara wanita berbaju hem warna abu-abu, corak batik terlihat memegang lengan ayah dengan manja.

      “Saya ini ayahmu, Satria! Setidaknya ....”

      “Ayah?! Anda bilang, kalau Anda adalah ayah saya?! Ayah saya sudah dianggap mati selama ini! Setelah dengan tega ia menghancurkan keluarganya sendiri, tanpa tanggung jawab! Kenapa sekarang, Anda mengaku sebagai ayah saya? Apa masih layak, Anda dipanggil ayah?!” ketusku, membuat semua yang mendengarnya merasa heran, termasuk Nouna yang ikut terkejut dengan perbincanganku bersama sosok yang sedikit ia kenal juga.

      “Bukan begitu, Satria! Saya ini masih tetap ayahmu, meski kamu enggak mau mengakuinya sekarang. Setidaknya ... saya mengenal jelas siapa kamu, dari kecil hingga sekarang ini,” bantah ayah, membuat emosiku kembali meledak.

      “Ouh, ya?! Lantas, apa Anda juga kenal dengan sosok Lastri dan Rianti?! Seorang istri dan anak kedua Anda yang ditinggalkan begitu saja, hanya demi wanita ‘sundal’ dan karir yang telah mengantarkan Anda di puncak kesuksesan ini?! Apa Anda kenal juga dengan mereka, hai Tuan Dani Sunjaya?!” Aku benar-benar meluapkan emosi dengan segala ucapan ayah tadi, membuat wanita di sampingnya terlonjak juga Panji dan Nouna yang ikut terperangah melihat kemarahanku.

      “Awak jangan bersikap tak sopan gitu di hadapan ayahmu, Satria. Meski ....”

      “Diam kau wanita ‘sundal’! Gara-gara kamu, keluargaku hancur! Sekarang, kamu mau menghancurkan impianku juga, hah?!” Emosiku benar-benar meledak, saat Lemi wanita yang bersama ayah ikut berbicara. Sementara Nouna memegang lenganku, mencoba meredam emosi di hati ini.

      “Dasar budak tak tau budi kau, Satria! Tak sopan, bicara cam tu kepada ayahmu sendiri!” Lemi, wanita muda berusia hampir sebaya denganku yang bersama ayah ikut terpancing emosinya.

      “Anda yang enggak sopan, Nona Lemi! Anda perusak keluargaku, juga impian ibu dan adikku! Sekarang Anda bicara masalah sopan santun di hadapanku?! Berkacalah terhadap diri Anda sendiri, Nona!”

      Selama ini aku memang tidak pernah marah, seperti apa pun keadaannya. Hanya baru kali ini, jiwaku benar-benar berada di puncak emosi yang hampir tidak terkendali. Ditambah dengan segala ucapan dua sosok, yang sudah menghancurkan impian ibu dan adikku.

      Sementara, setelah mendengarku emosi. Dani Sunjaya hanya tertunduk lemas, tanpa bisa berkata apa-apa ketika kubuka tentang masa lalunya bersama ibu dan adikku.

      “Mmm ... maaf, saye bukan nak maksud mencampuri urusan kalian. Kalau saye tak salah. Bukankah Anda merupakan salah seorang bankir ternama, dari Sunjaya Corporation? Saye sedikit kenal perihal perusahaan Anda, tuh. Saye Nouna, anak dari Encik Abdul Malih dari Malih Corporation.” Nouna menyela percakapanku dengan ayah, membuat emosiku sedikit mereda.

      “Ya, saya dari Sunjaya Corporation, dan nama saya Dani Sunjaya pemiliknya. Ouh ... kamu ini anak dari Puan Abdul Malih?” Ayah terlihat sedikit malu berhadapan dengan Nouna, yang sedikit mengenal seluk beluknya selama di Malaysia.

      “Iya benar, Encik. Jadi, Anda ini sebenarnya adalah ayah dari Satria, keh? Baru tahu saye, bagaimana seluk beluk Anda ini, Encik. Tak disangka, ye?” Nouna berusaha meredam emosiku dengan ikut berbicara.

      “Saya memang ayah dari Satria, setidaknya sebelum saya melakukan hal bodoh dengan meninggalkan keluarga. Saya harap, Nona tak menceritakan perihal ini kepada ayah Nona. Bisa hancur karir saya, jika ayah Nona tahu masa lalu saya ini,” pinta ayah sedikit cemas kepada Nouna. Sedangkan Nouna sendiri, hanya bisa tersenyum melihat keadaan ayah saat itu.

      “Bagaimana saye nak campuri urusan Anda, Encik. Tak ada guna saye urus perihal ini ke ayah saye,” ucap Nouna tersenyum, seraya melihat kearahku yang mulai mereda dari emosi tadi.

      “Terima kasih, Nona. Saye harap, kejadian ini menjadi rahasia kita semua, dan jangan sampai siapa pun tahu,” pinta ayah, tertunduk malu. “Dan kau, Satria. Bisa kita bertemu besok? Ada beberapa hal, yang ingin ayah bicarakan sama kamu, Nak,” sambung ayah menoleh kearahku berdiri.

      “Anda masih menganggap saya ini anak Anda, Tuan Dani?!” Aku yang masih terselimuti emosi. Mulai sedikit demi sedikit meredam apa yang ada di dalam benak, meski perasaan kecewa masih menyelimuti.

      “Iya, Nak. Walau menurutmu ini tidak pantas, setidaknya saya masih mengakui kalau selama ini punya anak yaitu kamu, Satria.” Terlihat tangan ayah merogoh saku celananya dan mengeluarkan selembar kartu nama, “ini kartu nama ayah di sini, dan berharap kamu mau menemui ayah besok malam. Dan kita mencoba meredakan apa yang selama ini terjadi di antara kita, Satria. Ayah harap kamu mengerti.”

      “Sudahlah, Pak Cik. [1]Jom kita pegi, tak guna urus [2]budak cam itu. Bisa-bisa awak hanya jadi bahan caciannya saje.” Wanita di samping ayah merajuk, dengan tatapannya yang tidak senang kepadaku.

      “Sebentar, Lemi. Ini masih jadi urusan saye, dengan anak saye. Setelah ini, kita pergi.” Ayah menahan ajakkan Lemi, seraya menatap ke arahku.

      Aku hanya terdiam, mendengar ucapan ayah dan Lemi barusan. Namun tatapan mata Nouna ke arahku, seakan meluluhkan segala ego dan emosiku terhadap sosok pria yang mulai ingin berbicara kepada anaknya sendiri. Setidaknya awal mengenalku kembali, yang telah banyak berubah setelah ia meninggalkan keluarga enam bulan yang lalu.

      “Ayolah, Satria. Setidaknya ayahmu ini, ingin berseloroh bersama-sama anaknye. Jadi simpan egomu, hanya karena masa lalu yang tak pantas untuk diingat.” Ucapan Nouna sedikit meredakan emosiku, meski tetap terdiam seribu bahasa.

     “Baik, Encik. Besok malam Satria bersama saye nak kunjungi Encik di mana tempat yang diminta tuk berjumpa, ye? Mungkin sekarang Satria masih emosi, jadi biar nanti saye antar ia, ye?” Nouna kembali menengahi sikap diamku, seraya mengambil kartu nama dari tanga ayah.

      “Ouh iya ... besok ada pertemuan di bank milik ayah saye, kan? Selepas acara, kita bisa berbincang. Nanti saye ajak Satria selepas pertemuannya sama dosen di kampus teknik. Bisa?” sambung Nouna, seraya memberikan kartu nama yang dipegangnya kepadaku.

     “Baik. Usulan bagus, Nona. Besok sore saye tunggu kedatangan kalian di sana, ye? Saye nak pamit dulu. Satria ... ayah harap, kamu mau meluangkan masa tuk kita bicara.” Sebelum ayah beranjak pergi, ia menoleh ke arahku dengan tatapan penuh harap. Sedangkan aku, hanya bisa diam dengan keinginannya itu.

      Tidak berapa lama, ayah dan wanita bernama Lemi pun berlalu meninggalkanku yang masih terdiam bersama Nouna dan Panji. Seperginya mereka, aku berbincang sebentar dengan dua sahabatku sebelum Nouna pun pergi menuju tempat kurusus biolanya.

     Tidak banyak yang kubicarakan dengan Panji, selama berada di hotel sore itu. Mengingat apa yang terjadi di ruang lobi tadi.

      Sejenak melupakan kasusku dengan pihak intel, yang sedang mendalami tentang data diri kami masing-masing. Hanya aktivitas menjelang salat maghrib, dengan laptop dan program yang akan dibenahi di hadapan Pak Ali dosen pembimbing kami nanti selama di Malaysia hingga terlelap dalam buaian mimpi.

                                                                                                                  *****

 

[1] Jom: Ayo /  mari / yuk.

[2] Budak: Anak.

 

NB:

Terima kasih untuk yang sudah mampir di episode ini. Bila berkenan, ditunggu saran, ulasan, masukan, juga kritikannya.

Agar cerita ini lebih baik lagi.

Selamat membaca, dan sukses selalu. :)

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (7)
  • Kang_Isa

    @Ardhio_Prantoko Wih ... terima kasih, Mas Dhim. Alhamdulillah karya ini sudah terbit, tinggal nunggu lounching saja, nih. Hehehe

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Ardhio_Prantoko

    Bahasanya ringan. Bobot ceritanya saya dapat. Suka sama yang ini.

    Comment on chapter Info Novel IMPIANKU
  • Kang_Isa

    @SusanSwansh Iya, aku ubah sedikit di bagian prolog sama epilognya, biar beda dikit hehehehe :D

    Comment on chapter Sinopsis
  • SusanSwansh

    Kak ini yg my dream kan ya Kak? Apa baru lagi?

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Kang_Isa

    @Neofelisdiardi Terima kasih ulasannya, Kak. Semoga suka, dan terima kasih sudah mampir, ya. Selamat mengikuti ceritanya, dan sukses selalu. :)

    Comment on chapter Sinopsis
  • Neofelisdiardi

    Konsepnya bagus dan serius. Penulisnya paham tentang dunia siber dan Malaysia

    Comment on chapter Sinopsis
Similar Tags
Unforgettable
501      346     0     
Short Story
Do you believe in love destiny? That separates yet unites. Though it is reunited in the different conditions, which is not same as before. However, they finally meet.
L.o.L : Lab of Love
2678      857     10     
Fan Fiction
Kim Ji Yeon, seorang mahasiswi semester empat jurusan film dan animasi, disibukan dengan tugas perkuliahan yang tak ada habisnya. Terlebih dengan statusnya sebagai penerima beasiswa, Ji Yeon harus berusaha mempertahankan prestasi akademisnya. Hingga suatu hari, sebuah coretan iseng yang dibuatnya saat jenuh ketika mengerjakan tugas di lab film, menjadi awal dari sebuah kisah baru yang tidak pe...
Shymphony Of Secret
239      190     0     
Romance
Niken Graviola Bramasta “Aku tidak pernah menginginkan akan dapat merasakan cinta.Bagiku hidupku hanyalah untuk membalaskan dendam kematian seluruh keluargaku.Hingga akhirnya seseorang itu, seseorang yang pernah teramat dicintai adikku.Seseorang yang awalnya ku benci karena penghinaan yang diberikannya bertubi-tubi.Namun kemudian dia datang dengan cinta yang murni padaku.Lantas haruskah aku m...
Iblis Merah
8043      2213     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...
The Investigator : Jiwa yang Kembali
1762      707     5     
Horror
Mencari kebenaran atas semuanya. Juan Albert William sang penyidik senior di umurnya yang masih 23 tahun. Ia harus terbelenggu di sebuah gedung perpustakaan Universitas ternama di kota London. Gadis yang ceria, lugu mulai masuk kesebuah Universitas yang sangat di impikannya. Namun, Profesor Louis sang paman sempat melarangnya untuk masuk Universitas itu. Tapi Rose tetaplah Rose, akhirnya ia d...
Teacher's Love Story
2740      930     11     
Romance
"Dia terlihat bahagia ketika sedang bersamaku, tapi ternyata ia memikirkan hal lainnya." "Dia memberi tahu apa yang tidak kuketahui, namun sesungguhnya ia hanya menjalankan kewajibannya." Jika semua orang berkata bahwa Mr. James guru idaman, yeah... Byanca pun berpikir seperti itu. Mr. James, guru yang baru saja menjadi wali kelas Byanca sekaligus guru fisikanya, adalah gu...
Flower With(out) Butterfly
388      265     2     
Romance
Kami adalah bunga, indah, memikat, namun tak dapat dimiliki, jika kau mencabut kami maka perlahan kami akan mati. Walau pada dasarnya suatu saat kami akan layu sendiri. Kisah kehidupan seorang gadis bernama Eun Ji, mengenal cinta, namun tak bisa memiliki. Kisah hidup seorang gisaeng yang harus memilih antara menjalani takdirnya atau memilih melawan takdir dan mengikuti kata hati
Give Up? No!
404      264     0     
Short Story
you were given this life because you were strong enough to live it.
Janji
421      290     0     
Short Story
Dia sesalu ada, dan akan tetap ada.
Love in the Past
472      349     4     
Short Story
Ketika perasaan itu muncul kembali, ketika aku bertemu dengannya lagi, ketika aku harus kembali menyesali kisah itu kesekian kali.