The More Cherlones Mysteries
(beberapa kutipan cerita)
***1***
Don segera melakukan perintah adik perempuannya itu. Menggeser lengan patung ke arah depan. Sehingga tembok bergerak sembilan puluh derajat ke arah sebaliknya. Posisi lemari buku kembali pada tempatnya semula. Seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Kaki Sarron menapaki turun dari anak tangga terakhir ke lantai di bawahnya tepat dalam waktu yang diharapkan mereka.
"Hei, ternyata kau sudah pulang, Don," sang pengacara tampak terkejut. Selain berbinar senang tentunya.
Don memberikan reaksi yang sewajarnya, dan terkesan biasa sesuai dengan keseharian sang putra tertua Brandon di dalam rumah. Tidak ada satu pun yang aneh.
***2***
"Sekarang ini, Agen SARBI Leonard Logan tengah berjuang keras menangani kasus Brandon," lalu dia bertanya,
"Apa yang sudah kau dan timmu temukan dari lokasi kejadian? Apa seperti Logan?"
"Kau pikir semua ini berhubungan?" tanya Hans dengan menatap mata biru Fletcher yang cerah.
"Amat mungkin sekali," jawab Fletcher tegas, "Para pelakunya merupakan orang-orang yang sama.
"Tapi Chester dan Cheryl yang ternyata dua anak bungsu Brandon sudah mendengar kesaksian Daxton, bahwa dialah pembunuh sang pebisnis itu. Dan dia beraksi bersama si Simmons yang kutangkap tadi, dan beserta seorang perempuan misterius yang menjadi otak dari kejahatan terencana ini."
Hans tertegun, katanya, "Jadi Brandon punya dua anak yang lain lagi selain Don, Sarron, dan Farah...."
***3****
Tangannya membuka laci demi laci dari meja kerja maupun meja-meja kecil di ruangan itu. Foto-foto yang tersebar di atas meja-meja, di dalam laci dan pada dinding pun tak luput dari perhatiannya.
Ada satu sosok anggota keluarga Cherlone yang menarik minatnya dalam beberapa bingkai. Tak dapat dibedakan dengan jelas apakah laki-laki atau perempuan. Kadang mengenakan pakaian yang feminim, tapi sering berpakaian laki-laki. Dengan wajah yang tersamar jendernya. Tak ketinggalan pula rambut hitam, yang terkadang panjang, terkadang juga pendek.
Berbeda dengan Brandon Cherlone yang jelas sekali terlihat jantan. Cukup banyak pose dirinya bergaya dan beraksi sebagai pemain beberapa jenis olah raga. Tongkat bisbol, raket tenis, bola basket, bola bowling, dan stik bilyar akrab dengan tangan sang pebisnis yang bisa dibilang atletis.
Melihat itu semua, hati Chester tersentuh. Ingin sekali rasanya merangkul dan memeluk sosok populer yang selama ini ternyata ayah kandungnya sendiri. Dapat mengajak bercakap-cakap dengan asyiknya.
Gimana kasus pembunuhan Brandon Cherlone ini menurut kalian?
Siapa saja ya yang berkolaborasi dengan Landon Simmons membunuh Brandon?
Dapatkah si kembar Chester dan Cheryl berhasil mengungkap komplotan ini?
Nantikan saja kelanjutannya
@Kang_Isa Terima kasih atas supportnya, kang
Comment on chapter #3