Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Si Kembar
MENU
About Us  

Pagi ini aku bangun dengan perasaan bahagia. Tanpa aku sadari aku senyum-senyum sendiri sambil memandang lukisan-lukisan itu. 

"Pagiiiiiiii my twin sister!!!!!", teriak Lulu sambil naik ke tempat tidurku sambil mencium pipiku

"Luluuuuuu, iiihhh ngapain pagi-pagi udah cium-cium segala. Risih tau", ujarku sambil mengelap pipiku yang habis diciumnya

"Hmmmmm, dicium saudara sendiri nggak mau, tetapi kalau dicium sama Wonshik pasti mau dan nggak nolak", goda Lulu dan tentu saja aku kaget mendengarnya

"Apaan sih!!!", ujarku bersemu merah

"Tuhhh khaaan, pura-pura tapi mau. Noh, pangeran sudah nungguin di ruang tamu", sahutnya dan itu membuatku terkejut. Pagi-pagi gini Wonshik sudah datang.

"Wonshik? Wonshik datang?", tanyaku lagi seakan tidak percaya

"Iyaaaa, Wonshik, Kim Wonshik", ujar Lulu sambil memonyongkan bibirnya

"Serius Lu? Udah lama belum dia datang? Iiiihh, tapi gua belum mandi", ujarku

"Seriussss, masa gua bohong. Baru datang sih"

"Sendirian?"

"Untungnya sendiri sih, bisa gila gua kalau adiknya yang bernama Park Woojin ikut"

"Oke deh, gua mandi dulu. Loe temenin dia dulu ya Lu, ajak ngobrol gitu"

"Siaaap bos. Jangan lupa dandan yang cantik ya", godanya lagi sambil pergi meninggalkanku

Setelah beres mandi dan berdandan cantik aku menuju ke ruang tamu dan aku melihat Lulu sedang ngobrol sambil ketawa-ketawa dengan Kim Wonshik.

"Sorry, lama nunggu ya", ujarku menyapanya

"Lala? Loe cantik banget", ujarnya dan itu berhasil membuatku tersipu malu

"Makasih", ujarku dengan nada pelan

"Eheeem, allloooww kalian berdua, gua masih disini loh", ujar Lulu membuatku kaget karena aku dan Wonshik saling berpandangan

"Hehehehe, gua lupa Lu", ujar Wonshik 

"Ya udah, daripada disini gua jadi kambing congek, mending gua masuk kamar aja, nonton tv. Selamaaaat pacaaaaraaan yaaa", goda Lulu sambil pergi meninggalkan kami berdua

"Lulu!!!!!", teriakku

"Udah lama Wonshik?", tanyaku

"Lumayan sih. La, loe cantik banget hari ini"

"Ohhh, jadi kemarin-kemarin gua nggak cantik gitu", ujarku pura-pura ngambek

"Iiiih, bukan gitu. Dari awal ketemu juga loe sudah cantik kok, makanya gua terpesona"

"Hahahahaha, iya iya, gua becanda kok"

"La, kita jalan mau nggak? Apalagi loe sudah dandan cantik gini"

"Mau jalan kemana?"

"Loe maunya kemana? Gua akan anterin kemanapun yang loe mau"

"Kalau kita ke tempat kemarin lagi boleh nggak?"

"Loe mau beli lukisan lagi?"

"Hmmmm, sebenarnya gua pengen ketemu pelukisnya"

"Loe naksir sama pelukisnya?", tanya Wonshik dengan nada cemburu

"Ya ampun Wonshik, gua naksir sama lukisannya bukan sama pelukisnya"

"Gua yakin kalau loe ketemu pelukisnya pasti bakal naksir juga"

"Loe cemburu?"

"Iya, gua cemburu", ujarnya lirih

"Ya udah, kalau loe nggak ngijinin, kita ke tempat lain. Terserah loe mau bawa gua kemanapun"

"Kalau ke KUA?"

"Wonshiiikkk!!! Masa ke KUA", ujarku bersemu merah

"Hahahahahaha, gua becanda"

"Iiiihh, dasaaar", ujarku sambil menyubit tangannya

"Aduuuh, sakit La"

"Ya udah, kita jadi jalan nggak?"

"Jadi, jadi, yuk kita jalan"

"Luluuu!!! Gua pergi dulu ya!", teriakku sama Lulu yang aku lihat sedang berada di dapur

"Iyaaa, hati-hati. Wonshik, gua titip Lala ya"

"Siaaap, gua bakal jagain Lala"

Kemudian aku dan Wonshik pergi dan betapa kagetnya aku dengan mobil yang dibawa Wonshik.

"Yakin, kita pergi naik mobil ini", ujarku kaget

"Iya, kenapa emangnya?  Ayuk masuk ke dalam mobil La"

"Wonshik, kalau kita perginya naik motor aja gimana?"

"Motor? Serius loe mau naik motor? Kenapa harus naik motor?"

"Iya, gua mau perginya naik motor aja. Loe bisa bawa motor khan? Jangan bilang loe nggak bisa bawa motor"

"Hahahahaha, tentu saja gua bisa bawa motor"

"Seep deh kalau gitu, gua ambil kunci motornya dulu di dalam ya"

"Oke, gua nunggu disini"

Akhirnya kami pergi menggunakan motor. Entah mengapa aku ingin pergi kali ini menggunakan motor. Rasanya lebih romantis aja dimana aku bisa boncengan berdua dengan Wonshik dan aku bisa memegang pinggangya Wonshik daripada harus menggunakan mobil. 

Sampai juga kami ke tempat tujuan, ternyata Wonshik mengajakku ke sebuah warung makan sederhana.

"Loe belum makan khan? Kita makan dulu yuk"

"Iya, gua belum makan"

Kemudian kami memesan makanan di warung dan ternyata makanan di warung makan ini sangat enak.

"Gimana, enak nggak makanannya?", tanya Wonshik

"Enaaakkk banget"

"Pelan-pelan La, makannya. Kalau loe mau tambah bilang ya"

"Siaaap"

Beres makan, Wonshik mengajakku ke sebuah toko yang begitu masuk betapa kagetnya aku kalau Wonshik mengajakku ke toko binatang, yang mana menjual berbagai jenis anjing.

"Gimana, loe suka?"

"Kok loe tau gua suka sama anjing"

"Taulah, apa yang gua nggak tau tentang loe La. Pilih La, anjing mana yang loe mau"

"Sungguh?"

"Iya"

"Makasih ya"

Setelah sibuk memilih, akhirnya pilihanku jatuh kepada anjing jenis maltese, seekor anjing yang lucu dan imut.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Without Guileless
1161      664     1     
Mystery
Malam itu ada sebuah kasus yang menghebohkan warga setempat, polisi cepat-cepat mengevakuasi namun, pelaku tidak ditemukan. Note : Kita tidak akan tahu, jati diri seseorang hingga kita menjalin hubungan dengan orang itu. Baik sebuah hubungan yang tidak penting hingga hubungan yang serius
SIREN [ RE ]
630      351     5     
Short Story
nyanyian nya mampu meluluhkan hati. namanya dan suara merdunya mengingatkanku pada salah satu makhluk mitologi.
Kesetiaan
451      326     0     
Short Story
Cerita tersebut menceritakan tentang kesetiaan perasaan seorang gadis pada sahabat kecilnya
DEWDROP
1061      550     4     
Short Story
Aku memang tak mengerti semua tentang dirimu. Sekuat apapun aku mencoba membuatmu melihatku. Aku tahu ini egois ketika aku terus memaksamu berada di sisiku. Aku mungkin tidak bisa terus bertahan jika kau terus membuatku terjatuh dalam kebimbangan. Ketika terkadang kau memberiku harapan setinggi angkasa, saat itu juga kau dapat menghempaskanku hingga ke dasar bumi. Lalu haruskah aku tetap bertahan...
Dosa Pelangi
641      379     1     
Short Story
"Kita bisa menjadi pelangi di jalan-jalan sempit dan terpencil. Tetapi rumah, sekolah, kantor, dan tempat ibadah hanya mengerti dua warna dan kita telah ditakdirkan untuk menjadi salah satunya."
When Flowers Learn to Smile Again
905      673     10     
Romance
Di dunia yang menurutnya kejam ini, Jihan hanya punya dirinya sendiri. Dia terjebak pada kelamnya malam, kelamnya hidup, dan kelamnya dunia. Jihan sempat berpikir, jika dunia beserta isinya telah memunggunginya sebab tidak ada satu pun yang peduli padanya. Karena pemikirannya itu, Jihan sampai mengabaikan eksistensi seorang pemuda bernama Natha yang selalu siap menyembuhkan luka terdalamnya. B...
Bulan dan Bintang
6027      1604     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
My SECRETary
560      356     1     
Romance
Bagi Bintang, menjadi sekretaris umum a.k sekum untuk Damar berarti terus berada di sampingnya, awalnya. Tapi sebutan sekum yang kini berarti selingkuhan ketum justru diam-diam membuat Bintang tersipu. Mungkinkah bunga-bunga yang sama juga tumbuh di hati Damar? Bintang jelas ingin tahu itu!
PEREMPUAN ITU
544      379     0     
Short Story
Beberapa orang dilahirkan untuk membahagiakan bukan dibahagiakan. Dan aku memilih untuk membahagiakan.
Kenangan Hujan
538      398     0     
Short Story
kisah perjuangan cinta Sandra dengan Andi