"Kenapa loe tiba-tiba ngajak gua nikah? Bukannya loe benci sama gua?",tanyaku sama Woojin
"Gua nggak pernah bilang benci sama loe,Cuma gua kalau di depan cewek yang gua cinta sikap gua bakal seperti itu",ujar Woojin sambil tertunduk malu
"Kasar seperti itu? Gua jadi takut kalau nikah sama loe,perlakuan loe bakal lebih kasar",ujarku
"Gua janji bakal berubah Lu,asal loe mau menikah dengan gua"
"Dengan cara apa loe bakal berubah? Apa kata-kata loe bisa dipegang?",tanyaku sambil memandang matanya
"Beri waktu gua seminggu,gua bakal nunjukkin ke loe kalau bakal berubah menjadi lebih baik dan menunjukkan kalau gua sayang dan cinta sama loe",sahut Woojin sambil memegang tanganku
"Loe baik-baik aja khan?",tanyaku masih tidak percaya dengan perubahan sikapnya. Hanya karena tamparanku tadi pagi dia berubah drastis seperti ini,benar-benar suatu keajaiban.
"Gua baik-baik aja"
"Apa tamparan gua tadi pagi terlalu keras?"
"Gua emang pantas ditampar Lu. Berkat tamparan loe gua sadar kalau loe cewek yang beda dan istimewa,jadi gua nggak mau kehilangan loe",sahut Woojin masih memegang tanganku dengan lembut. Aku kehilangan kata-kata dan hanya dapat terdiam. Aku senang dengan perubahan Woojin,tetapi untuk menerima dia menjadi pacar apalagi suami,aku belum siap karena aku belum suka apalagi cinta sama dia.
"Boleh loe kasih gua waktu?",tanyaku pelan
"Iya,boleh"
"Makasih"
"Kalau gitu gua pulang ya Lu,besok pagi gua bakal antar loe"
"Nggak usah"
"Nggak apa-apa,sudah kewajiban gua sebagai tunangan loe buat antar. Boleh ya mulai besok gua antar jemput loe"
Kemudian tak lama Woojin pun pulang dari apartemenku. Pagi ini aku sengaja bangun agak kesiangan,tadi aku sudah me WA Angel pegawaiku kalau bakal datang terlambat dan jika ada pesenan yang harus aku urus biar Angel yang pegang sementara. Beres mandi dan sarapan,sengaja aku menyalakan laptopku untuk mencari inspirasi untuk model kebayaku karena kalau kalau aku melakukannya di kantor tidak akan bisa karena banyaknya pesenan dan konsumen yang datang. Belum lagi aku harus membeli bahan-bahan kain kebaya jika sudah habis. Semua aku lakukan sendiri,sebenarnya Lala sudah menyuruhku untuk mempekerjakan seorang sekretaris,tetapi aku merasakan belum membutuhkannya saat itu tetapi kalau kini aku rasa sudah membutuhkannya. Akhirnya aku memasang lowongan pekerjaan untuk posisi sekretaris di salah satu web lowongan kerja.
"Ah,beres juga dan perut kok rasanya lapar lagi",ujarku lalu aku menuju ke dapurku dan saat itulah bel apartemenku berbunyi. Langsung saja aku menuju ke depan dan membukakannya.
"Woojin",ujarku kaget kalau dia sudah berdiri disana menepati janjinya kalau bakal jemput aku
"Hai,udah siap?"
"Hari ini gua masuk siang,soalnya ada yang perlu diurus dulu"
"Ya udah,gua tunggu aja"
"Loe udah makan?"
"Udah tadi,emang kenapa?"
"Gua juga udah,tapi lapar lagi,hehehehehe,jadi mau buat sesuatu lagi"
"Ya udah gimana kalau kita makan di luar aja?"
"Sekarang? Tapi gua belum siap-siap"
"Gua tungguin,loe siap-siap dulu aja"
"Owkay,gua siap-siap dulu ya".ujarku. Entah mengapa aku merasakan kalau Woojin jadi semakin baik dan sabar,tidak seperti dulu. Jujur aku senang dengan Woojin yang sekarang,tetapi aku harus tetap hati-hati karena siapa tau nanti dia bakal berubah seperti dulu lagi.
Kemudian aku dan Woojin sudah berada di dalam mobilnya.
"Lu,coba buka dashboardnya",ujar Woojin menyuruhku membuka dashboard mobilnya dan ketika aku membukanya ada sebuah bunga mawar merah dan sebuah kado yang dihiasi dengan pita warna pink
"Ini apa?",tanyaku sambil melihat wajahnya
"Itu buat loe Lu,bunga mawar merah dan bukalah kado itu Lu",ujar Woojin sambil terseyum manis. Betapa kagetnya aku saat membuka kado itu yang isinya ternyata album boygroup Korea favoritku yang belum sempat saja aku beli. Darimana Woojin mengetahuinya sedangkan mama saja tidak pernah tahu.
"Ini seriusan album dan mawarnya buat gua?"
"Iya,loe suka nggak?"
"Suka banget. Darimana loe tahu gua suka boyband ini?"
"Ada deh,yang penting loe suka gua udah senang"
"Makasih ya"
"Iya,kalau gitu sekarang kita mau makan dimana?"
"Bebas"
"Kalau gitu kita ke restoran Korea aja gimana?"
"Boleh,boleh,gua suka banget"
"Hahahahaha,ayooo kita berangkat"
Sampailah kita ke Restoran Korea pilihan Woojin dan sudah aku duga pasti Restoran Koreanya sangat mewah dan makanannya mahal.
"Loe makan apa? Atau kita pesan semua makanan yang ada disini aja ya",ujar Woojin padaku
"Nggak usah,gua pesan bibimbab,cheese topokki dan minumnya orange jeju ini aja"
"Yakin?"
"Iya,udah cukup ini aja"
"Ya udah,gua pesan ramyeon dan orange jeju juga"
Tidak lama kemudian pesanan kami pun datang dan kami makan dengan lahapnya. Entah mengapa hari ini rasanya perutku lapar saja. Padahal biasanya sarapan dengan roti saja perut sudah kenyang.
"Gimana makanannya?"
"Enak banget,makasih ya udah bawa gua kesini"
"Gua senang kalau liat loe senang juga. Mulai sekarang kalau loe mau apa aja tinggal bilang saja akan gua penuhi"
"Iya"
"Atau loe mau nonton konser boygroup favorit loe itu di Singapore?"
"Wanna One?"
"Iya itu,loe mau?"
"Nggak usah,makasih"
"Nggak apa-apa,nanti gua belikan tiket konsernya yang paling mahal,sekalian gua belikan tiket pesawat dan gua pesenkan hotel buat loe"
"Nggak usah Woojin,makasih banyak. Loe belikan album buat gua aja gua udah senang banget"
"Seriusan?"
"Iya"
"Loe itu betul-betul cewek yang baik ya Lu,pilihan mama emang nggak salah,pantas saja mama marah gua nyakitin loe"
"Biasa aja kok"
"Gua beruntung dapat loe Lu",ujar Woojin sambil tiba-tiba memegang tanganku dan menciumnya. Dan saat Woojin mencium tanganku entah mengapa ada getaran dalam hatiku. Mungkinkah aku mulai menyukai Woojin.