Didalam kamar aku buka kembali surat perjanjian pernikahan yang diberikan Park Woojin padaku. Sungguh cowok keji dan sombong,buat apa dia berikan surat perjanjian itu padaku,sedikitpun aku tidak berniat menikah dengannya,tetapi kalau aku tidak menikah dengannya apa yang akan terjadi dengan papa dan mama,apa yang akan terjadi dengan perusahaan. Semua pertanyaan itu membuat kepalaku jadi pusing.
Akhirnya aku sampai juga di Jakarta,segera aku menuju ke rumah,bukan malah ke butikku,padahal pesanan sudah menumpuk,tetapi aku tadi sudah menelpon Joshua untuk membawa kain-kain itu ke butik,agar bisa dikerjakan sesegera mungkin. Sesampainya di rumah aku segera mencari mama dan ternyata mama sedang berada di ruang kerjanya,
"Ma",sahutku
"Iya,pulang juga kamu",ujar mama ketus
"Mama,siapa Park Woojin?Kenapa dia bilang perusahaan kita dalam bahaya?Kenapa aku harus menikah dengannya?",tanyaku dengan nada yang agak tinggi
"Oh,kamu sudah bertemu dia?"
"Mama!"
"Puas kamu bikin mama malu!Kemana kamu disaat harus datang ke perjodohan?!Mama tidak pernah minta apapun sama kamu selama ini!Mama hanya minta kamu datang ke perjodohan itu,apa segitu beratnya"
"Aku belum mau menikah ma!"
"Diam Lulu!Tolong kamu bantu mama kali ini Lulu!"
"Dengan menikah?Menikah dengan orang yang tidak aku cintai?Bahkan kenalpun tidak"
"Menikah tidak perlu cinta Lulu,mama dulu nikah sama papa kamu juga awalnya tidak cinta,tetapi lama-lama cinta itu akan tumbuh"
"Ceritakan sama Lulu ma,apa yang terjadi sebenarnya?"
"Perusahaan kita mau bangkrut Lulu,rumah ini dan mobil semua sudah digadaikan sama papa setahun kemarin.Semua perhiasan mama sudah dijual untuk membayar gaji pegawai ",ujar mama sambil menangis. Mendengar penjelasan mama seketika aku lemas. Aku tidak tahu kalau kami sekeluarga sudah miskin,kami sudah tidak punya apa-apa lagi.
"Mama nggak bohong khan?"
"Buat apa mama bohong Lu,yang dapat menolong keluarga kita hanya keluarga Park.Hanya dengan pernikahan kamu dan Lala dengan putra-putra mereka,maka perusahaan kita selamat dan rumah dan mobil bisa kita lunasi"
"Lala sudah tau semua ini ma?"
"Belum,tapi dia setuju menikah dengan Park Won Shik. Mama mohon rahasiakan ini sama Lala,kamu tahu gimana adikmu khan"
"Iya ma"
"Cobalah kamu mulai dekat dengan Park Woojin,dia anak yang baik dan sopan"
"Baik?Sopan?Dia cowok sombong ma"
"Mama rasa kamu salah.Ya udah,mama mau kerja lagi,kamu nggak balik ke butik kamu?"
"Lulu balik dulu ya ma.Mama jaga kesehatan"
"Iya,sering-seringlah kamu pulang ke rumah,papa kangen sama kamu"
"Baik ma,salam buat papa"
Kemudian aku balik ke butikku,untuk menyelesaikan pekerjaanku yang banyak tertunda. Mendengar penjelasan mama,aku jadi tambah giat bekerja,aku harus bisa membahagiakan orang tuaku.Aku tau kalau penghasilanku tidak akan cukup melunasi hutang orang tuaku,tetapi setidaknya kalau aku rajin menabung maka aku akan bisa membelikan rumah buat orang tuaku. Sesampainya di butik aku kaget kalau Park Woojin sudah berdiri disana.
"Hai",sapanya
"Loe!"
"Gua mau bicara!",ujarnya sambil menarik tanganku
"Loe mau bicara apa?",tanyaku dengan judes
"Gimana?Sudah baca surat perjanjian pernikahannya?"
"Iya,gua udah baca"
"Loe setuju?"
"Gua setuju semuanya!Lagipula gua cewek mandiri,gua nggak butuh uang dari loe,jadi loe tidak usah takut,gua akan menguras kekayaan loe!"
"Baguslah!Kalau gitu kita akan mulai menyusun jadwal pernikahan kita!Nanti malam loe harus ikut ke rumah gua"
"Ngapain gua ke rumah loe"
"Jangan geer!Papa mama ingin bertemu loe,jadi gua minta loe dandan yang cantik,nggak kucel kayak gini"
"Kucel!Maksud loe",ujarku sewot. Aku tidak suka dengan perkataan dia yang menyebutku kucel
"Nanti sebelum bertemu orang tua gua,loe akan diantar ke salon dan butik langganan keluarga gua untuk di make over",sahutnya dengan tegas
"Jadi nanti gua dijemput?"
"Iya!Dijemput sama supir,bukan gua yang jemput loe, dan loe harus nurut!",ujarnya sambil berlalu meninggalkanku. Jujur aku sangat benci dengan cowok seperti dia. Cowok sombong yang hanya mengandalkan harta orang tua saja,tetapi kini hidup keluargaku bergantung padanya.Kalau harus ingat itu,hati ini rasanya ingin menangis. Impian menikah dengan orang yang aku cintai sirna sudah. Aku harus menerima nasibku menikah dengan orang seperti itu.
Malam ini aku benar-benar dijemput dengan supir pribadi Park Woojin. Sebuah mobil mewah sudah terparkir di depan butikku. Kemudian aku diantar ke salon dan butik yang tadi sudah dia ceritakan padaku. Setelah di make over aku diantar ke sebuah rumah mewah yang aku tau kalau itu pasti rumah Park Woojin. Hati ini rasanya bergetar tidak karuan.Apa yang harus aku lakukan ketika bertemu dengan orang tuanya. Apakah orang tuanya baik dan bakal menerimaku. Yang aku pikirkan sekarang adalah nasib orang tuaku berada ditanganku.