Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Si Kembar
MENU
About Us  

Setiap orang pasti beranggapan memiliki saudara kembar adalah sesuatu yang sangat menyenangkan,dimana kita bisa tukeran sekolah buat yang sekolahnya berbeda,bisa tukeran barang-barang bahkan terkadang kalau otak lagi jail bisa tukeran pacar juga. Aku terlahir kembar,tetapi sayangnya wajah kami tidak mirip,tidak hanya itu saja,bahkan sikap,perilaku,cara bicara dan pikiran masa depan kami sangat berbeda.Aku dan Lala dari kecil mempunyai selera yang berbeda,aku lebih feminim sedangkan Lala tomboy,jadilah kami tidak bisa tukeran barang dari kecil.Aku hobi main boneka sedangkan Lala hobi main mobil-mobilan.Bahkan setelah kami dewasa kami mempunyai pekerjaan yang berbeda,aku bekerja sebagai designer baju pengantin,sedangkan Lala bekerja sebagai accounting di salah satu perusahaan swasta.

"Bu Lulu,tadi ada telpon dari bu Maya menanyakan tentang kebaya nikah anaknya sudah beres atau belum?",tanya Angela salah satu karyawanku

"Oh My God Angel,saya khan sudah bilang kebaya anak bu Maya buat dipacking dari kemarin sore,kamu belum ngerjain juga!",ujarku sedikit marah

"Maaf bu Lulu,jadi kebaya merah itu punya anak bu Maya?",tanya Angela sedikit takut

"Iya!Segera anter sekarang ke rumahnya!Bu Maya itu pelanggan setia kita,kamu kerja disini bukan baru Angel,sudah enam tahun!Kamu paling senior disini!"

"Iya bu.Saya kirim sekarang"

"Segera kerjakan!"

Memang aku terkenal galak dan perfeksionis oleh para pegawaiku,karena aku ingin konsumen puas dengan hasil kerjaku,tidak heran butikku ini sudah berdiri selama 6 tahun dan berbagai piala dan penghargaan sudah aku dapatkan baik tingkat nasional dan internasional.

Hari ini merupakan hari tersibuk,banyak pesenan kebaya yang harus diantar dan dari tadi konsumen tidak henti datang untuk memesan baju pengantin,kalau sudah begini tingkat stressku bertambah.

"Mbak Lulu,saya ingin kebaya buat anak saya dikasih ornament emas",ujar Bu Nayla salah satu pelangganku yang merupakan istri salah satu pejabat di kota ini

"Baik Bu Nayla jadi untuk kebaya adat Jawa dikasih ornament emas?Bagaimana dengan kebaya ala internasionalnya tetap warna pink khan bu?"

"Betul mbak Lulu"

"Siap bu,semuanya untuk Bulan April khan bu?"

"Iya mbak Lulu,semuanya akan saya bayar sekarang"

"Mau DP dulu atau lunas bu?"

"Lunas mbak Lulu"

"Baik bu,saya buatkan kuitansinya"

Akhirnya baru pukul 4 sore semua tamu baru berhenti datang dan aku baru bisa istirahat sejenak.

"Bu Lulu,saya dan teman-teman mau pesen makan,mbak mau pesan apa?",tanya Angela hati-hati takut kena marah lagi

"Kalian mau pada pesen apa?"

"Kami mau pesen nasi ayam geprek mbak"

"Ya udah saya ikut aja,sama saya mau jus alpukat.Ohya Angel,biar semua biaya makanan kali ini saya yang bayar termasuk minumannya juga.Ini uangnya ya Angel"

"Wah,makasih bu"

"Iya,kalian pasti capek,dari pagi sampai sore baru bisa makan"

Ketika sedang sibuk mengerjakan design kebaya tiba-tiba handphoneku berbunyi dan terlihat di layar kalau itu dari Lala

"Halo La,kenapa nelpon?"

"Loe lagi apa?"

"Kerjalah!Pake nanya lagi,kenapa emang?"

"Jangan lupa hari ini kita ada janji makan malam sama mama papa membicarakan perjodohan kita"

"Sumpah gua malas,lagipula ngapain sih mama papa ngejodoh-jodohin kita,emang kita nggak bisa cari cowok sendiri apa!",ujarku kesal

"Yeee,kalau marah jangan sama gua keles"

"Habis gua kesel!Ohya loe datang khan La?"

"Nah itu gua nelpon loe karena gua mau bilang kalau gua nggak bisa datang,karena gua ada rapat mendadak"

"Curang loe ah.Jangan-jangan loe sengaja menghindar ya",ujarku curiga

"Enak aja!Kalau loe kagak percaya datang aja ke perusahaan gua,lagipula tadi gua udah nelpon mama dan kata mama nggak apa-apa,nanti perjodohan gua bisa minggu depan"

"Iya deh,malam ini jam 8 malam di restoran De Bojour khan?"

"Tumben loe inget"

"Hehehehehe"

"Ya udah,gua mau lanjut kerja ya.Byeee saudara kembar gua,hahahahaha"

"Berisssiiiiiiikkkk.Awas loe La"

Benar-benar Lala merusak moodku hari ini,padahal tadinya aku mau kabur untuk tidak datang ke acara perjodohan itu.Jujur masa sudah jaman canggih seperti ini masih ada orang tua menjodohkan anaknya,tetapi kalau aku tidak datang harus mempunyai alasan yang kuat karena mama dan papa tidak akan percaya.Beruntungnya Lala mempunyai alasan yang kuat,sehingga dia tidak harus datang ke acara perjodohan itu

"Bu Lulu,gawat!",ujar Joshua salah satu penjahitku yang melambai

"Kenapa Jos?",tanyaku

"Bahan Taffeta kita habis,gimana dong bu?sedangkan ada beberapa kebaya yang sudah mendekati deadline"

"Kok bisa sih!Sudah menghubungin toko bahan langganan kita?"

"Sudah bu,tapi mereka pada kosong,gimana dong"

"Mau nggak mau saya harus ke Medan nih,Jos coba kamu pesenkan tiket buat malam ini"

"Malam ini bu?"

"Iyalah,buruan!"

"Baik bu"

Benar-benar ini semua di luar dugaan aku harus pergi ke Medan,kalau tidak semua pekerjaan bisa berantakan dan aku tidak mau semua itu terjadi.

"Bu Lulu tiketnya ada,sudah saya pesankan,pesawat berangkat jam 9 malam,pemberangkatan terakhir"

"Owkay,berarti masih banyak waktu"

"Bu Lulu ini nasi ayam gepreknya sama jus alpukatnya",ujar Angel yang baru datang

"Makasih Angel"

Ketika makan pikiranku kemana-mana,malam ini harus ke Medan,sedangkan pertemuan perjodohan itu gimana.Aku berusaha menelpon Lala,tetapi tidak diangkat,mungkin Lala sedang sibuk.

"Bodo amat ah,beres ini aku pulang ke apartemen buat beres-beres baju yang akan dibawa",ujarku dalam hati

Tepat pukul 5 sore aku sudah berada di apartemen,setelah beres mandi aku segera memasukkan barang-barang yang akan dibawa.Ketika sedang sibuk beres-beres baju,handphoneku berbunyi dan aku lihat di layar kalau itu telpon dari mama.Sengaja aku tidak mengangkatnya,karena kalau aku angkat bisa-bisa aku telat ke bandara.Akhirnya setelah beres semuanya aku memesan taksi online untuk mengantarku ke bandara.

Akhirnya aku sampai juga di bandara,setelah check in aku memutuskan makan dulu di salah satu kafe yang ada di bandara.Aku memutuskan pesan nasi goreng sama kopi susu panas.Sambil menunggu pesenan aku memutuskan untuk browsing mencari hotel dan setelah menemukan hotel yang cocok aku langsung menelponnya untuk booking terlebih dahulu.

Selesai booking hotel aku melanjutkan makanan yang baru datang dan saat menikmati makanan handphoneku berbunyi dan aku lihat di layar ada nama Lala.

"Dimana loe?!",teriak Lala di telpon

"Santai..santai..."

"Gimana gua bisa santai.Kenapa mama nelpon nggak diangkat?Terus kenapa loe kagak datang ke perjodohan"

"Nanti gua jelasin.Yang jelas gua sekarang lagi di bandara"

"What!Bandara?!Mau kemana loe?"

"Medan.Bahan-bahan kain di butik gua habis"

"Khan loe bisa beli di toko bahan langganan,kenapa harus ke Medan?"

"Lala Yuli,my lovely twin sister,kalau tuh bahan ada disinin,ngapain gua harus repot-repot ke Medan"

"Terserah!Ohya,mama udah ngasih nomor hp loe sama calon tunangan,kalau nggak salah nama calon tunangan loe Park Woojin,jadi kalau ada nomor yang nggak dikenal angkat,jangan bikin malu"

"Kok cuma gua aja sih,yang loe belum?"

"Minggu depan gua mah"

"Enak banget"

Selesai menelpon Lala aku melanjutkan makananku dan harus buru-buru aku habiskan,karena setengah jam lagi pesawatku akan berangkat.Akhirnya tepat jam 9 malam pesawat yang kutumpangi take off.

Tepat jam 11.30 aku sampai di hotel yang sudah aku booking lewat telpon.Di dalam kamar rasanya perutku lapar sekali,untung tadi di bandara masih ada restoran cepat saji yang masih buka,jadi aku sudah beli nasi ayam dan segelas cola.Tanpa menunggu waktu lama,langsung aku lahap makanan yang tadi kubeli,habis itu aku berencana tidur.Biarinlah badanku membengkak,soalnya badan ini rasanya sudah capek.

Pagi ini aku sudah berada di central market bahan-bahan yang terkenal di Medan.Mau cari bahan buat bikin baju,kebaya atau apapun semua ada disini.Rasanya aku senang sekali kalau sudah berada disini.Selesai berbelanja bahan yang dibutuhkan dan tidak terasa aku sudah menghabiskan uang Rp 25 juta hanya untuk belanja bahan-bahan tersebut,tetapi itu tidak masalah bagiku,yang penting konsumen puas dengan karyaku.

Selesai berbelanja aku memutuskan kembali ke hotel,karena ingin menaruh belanjaanku di kamar,tadinya aku ingin mampir buat makan,tetapi rasanya tidak mungkin,karena aku berbelanja sangat banyak sekali.Bahkan tadi aku minta tolong room boy untuk membantu mengangkut belanjaanku ke kamar.

Setelah aku anggap semua beres,aku memutuskan makan di restoran hotel ini.Aku menyukai suasana restoran di hotel ini,nuansanya sangat artistik dan terkesan misterius,jarang ada hotel yang memiliki restoran seperti ini.rata-rata restoran hotel biasa saja.Selain itu pada saat membuka menunya sangat lengkap,semua makanan dari berbagai daerah dan negara ada,sehingga membuatku bingung mau makan apa hari ini.Akhirnya pilihanku jatuh sama makanan dari Italy.Aku ingin mencoba sesuatu yang baru,mengenai rasanya nanti gimana,yang penting coba dulu saja.

Sambil menunggu datangnya makananku aku melihat-lihat suasana restoran ini,lukisan-lukisan yang berada di restoran ini sangat indah dan mempesona,sangat cocok dengan nuansa yang diciptakan restoran.Ketika sedang asyik melihat-lihat tiba-tiba ada yang menyentuh pundakku.

"Hai,akhirnya kita ketemu juga",ujar seorang cowok tiba-tiba menyapaku.Jujur aku kaget tiba-tiba seorang cowok menghampiriku

"Siapa ya?!",ujarku judes

"Wow,galak banget,benar kata mama loe klo loe itu galak ya"

"Oh!Biasa aja!"

"Gua Woojin"

"Woojin?"

"Pura-pura nggak tau?Atau benar-benar nggak tau",ujar cowok ini lagi membuatku jengkel

"Hei!Loe yang deketin gua malah elo yang rese!Maunya apa?!Gua benar-benar nggak tau loe!",ujarku marah dan meninggalkannya

"Tunggu!",teriaknya,tetapi aku tidak memperdulikannya dan memilih kembali ke mejaku untuk makan,kebetulan makananku sudah datang

Ketika aku sedang menikmati makananku,tiba-tiba aku teringat kembali dengan cowok tadi.Dia menyebut namanya Woojin,dari namanya seperti aku pernah mendengarnya,tetapi dimana,aku sama sekali tidak ingat.

"Bodo amat ah,ngapain dipikirin",ujarku dalam hati

Selesai makan aku memutuskan kembali ke kamarku untuk mengecek kembali barang-barangku jangan sampai ada yang ketinggalan,karena rencananya besok aku akan kembali ke Jakarta.Aku tidak bisa berlama-lama di Medan,karena aku kesini bukan untuk liburan,melainkan untuk pekerjaan.Untung saja tadi aku sekalian sudah beli tiket untuk besok pulang.

Ketika aku sedang rebahan di kasur,tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kamarku.Perasaan aku tidak memesan apa-apa dan aku tidak menerima tamu.Aku tidak langsung membukakan pintu,tetapi aku intip dulu lewat lubang pintu dan betapa terkejutnya aku cowok yang tadi menegurku sudah berdiri di depan pintu kamarku.Apa yang harus aku lakukan,apakah aku harus membukakan pintu untuknya atau aku lebih baik kembali ke kasurku saja.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Teman
1448      674     2     
Romance
Cinta itu tidak bisa ditebak kepada siapa dia akan datang, kapan dan dimana. Lalu mungkinkah cinta itu juga bisa datang dalam sebuah pertemanan?? Lalu apa yang akan terjadi jika teman berubah menjadi cinta?
A - Z
3039      1038     2     
Fan Fiction
Asila seorang gadis bermata coklat berjalan menyusuri lorong sekolah dengan membawa tas ransel hijau tosca dan buku di tangan nya. Tiba tiba di belokkan lorong ada yang menabraknya. "Awws. Jalan tuh pake mata dong!" ucap Asila dengan nada kesalnya masih mengambil buku buku yang dibawa nya tergeletak di lantai "Dimana mana jalan tuh jalan pakai kaki" jawab si penabrak da...
Dunia Tiga Musim
3472      1352     1     
Inspirational
Sebuah acara talkshow mempertemukan tiga manusia yang dulunya pernah bertetangga dan menjalin pertemanan tanpa rencana. Nda, seorang perempun seabstrak namanya, gadis ambivert yang berusaha mencari arti pencapaian hidup setelah mimpinya menjadi diplomat kandas. Bram, lelaki ekstrovert yang bersikeras bahwa pencapaian hidup bisa ia dapatkan dengan cara-cara mainstream: mengejar titel dan pre...
Returned Flawed
277      223     0     
Romance
Discover a world in the perspective of a brokenhearted girl, whose world turned gray and took a turn for the worst, as she battles her heart and her will to end things. Will life prevails, or death wins the match.
Fallin; At The Same Time
3231      1436     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...
Gino The Magic Box
4251      1313     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Dibawah Langit Senja
1615      948     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Veintiséis (Dua Puluh Enam)
820      451     0     
Romance
Sebuah angka dan guratan takdir mempertemukan Catur dan Allea. Meski dalam keadaan yang tidak terlalu baik, ternyata keduanya pernah memiliki ikrar janji yang sama sama dilupakan.
CORAT-CORET MASA SMA
488      353     3     
Short Story
Masa SMA, masa paling bahagia! Tapi sayangnya tidak untuk selamanya. Masa depan sudah di depan mata, dan Adinda pun harus berpikir ulang mengenai cita-citanya.
Until The Last Second Before Your Death
473      338     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”