Azalea membuka matanya. Kamar yang dia tempati terasa asing, tapi juga terasa menyimpan banyak makna untuknya. Dia bangkit dari duduknya. Matanya mengelilingi setiap celah dinding yang berusaha dia ingat untuk menemukan buku noterratus itu. Dia ingat dia meletakkannya di antara jepitan terakhir di dalam pohon perpus miliknya. Rak buku dengan bentuk menyerupai pohon itu di dalamnya ada gambar seperti cetakan tangan. Letaknya ada di dalam, terhalang oleh beberapa buku-buku yang memang sengaja digunakan sebagai penjaga.
Azalea menyentuh kelima buku penjaganya. Buku itu secara ajaib menghilang. Azalea lalu meletakkan tangannya di cetakan itu. Secara ajaib buku dengan judul Noterrateus sudah berada di tangannya. Ketika dia membuka bukunya, cahaya putih mengelilinginnya. Membawanya berada di aula pesta kembali. Pakaian yang dia kenakan sudah berbeda. Pakaiannya mirip seperti pakaian yang digunakan oleh Daisy kemarin.
“Aku kira kamu tidak akan bangun.” Azalea menoleh ke samping kanannya. Ada Krissan yang ternyata menunggunnya. Pria itu tersenyum manis menatap permaisurinya yang telah kembali. Jujur dalam dirinya sendiri Azalea juga senang. Entah mengapa perasaanya mengatakan bahwa dia telah menemukan kebahagiannya.
“Hanya kamu yang bisa menggunakan mantra dalam buku ini.” Azalea menyerahkan buku itu ke arah Krissan.
“Dan hanya kamu yang bisa menyimpannya.”
Krissan lalu membuka bagian mantra yang dia cari. Dia memang sudah hafal di luar kepala semua matra itu hanya saja, mantra dari buku itu tidak akan berfungsi jika dia tidak langsung membaca dari bukunya. Buku yang unik dan hanya satu-satunya.
Krissan menggerakkan tangannya ke tengah-tengah aula. Cahaya berwarna ungu keputihan tiba-tiba meledak di udara. Menyebarkan seluruh mantra yang dapat mengembalikan semua orang di pesta itu seperti sedia kala.
Setelah semua cahaya dari mantra itu hilang. Perlahan-lahan semua orang di sana bergerak. Mereka kembali melanjutkan pembicaraan yang belum selesai. Ingatan yang menampilkan black died di dalamnya terhapus begitu saja. Semuanya kembali seperti seharusnya. Hanya Azalea yang tidak akan pernah sama lagi. Karena dia memilih untuk melanjutkan hidupnya sebagai permaisuri Krissan. Sebagai ibu dari Arold yang telah lama dia tinggalkan.
“Apa kamu sudah siap?” tanya Krissan sambil menyodorkan telapak tangannya ke arah Azalea.
Azalea menerima uluran tangan Krissan. Sedetik kemudian mereka sudah sampai di bukit dengan pemandangan alamnya yang super indah. Bukit itu adalah bukit yang pertama kali mempertemukan mereka. Yang membuat mereka berakhir dalam sebuah hubungan yang dinamakan pernikahan.
“Aku senang bisa kembali,” ucap Azalea yang berada dipelukan Krissan. Dia akhirnya bahagia dengan seseorang yang tidak pernah dia sangka. Seseorng yang selalu mengamati dirinya tanpa mau menyapanya. Seseorang yang memberikannya pengalaman berharga dalam hidupnya. Dia... benar-benar bahagia.
—Selesai—