Loading...
Logo TinLit
Read Story - I'm Growing With Pain
MENU
About Us  

“Aku seperti setetes embun yang terus jatuh ke bawah.”

 

Katanya hidup tenang dan bahagia adalah kehidupan yang mengalir seperti air. Tetapi dalam hidup ini aliran air tidak selalu bersifat tenang. Ada air yang alirannya tenang tetapi meliuk-liuk mengikuti kanal, ada pula yang lurus sejajar tetapi mempunyai aliran yang cukup deras. Namun satu hal yang pasti dari aliran air adalah selalu jatuh ke bawah.

Aku ingin merasakan bagaimana meluncur jatuh di sebuah air terjun, mungkin itu berbeda dari rasanya jatuh yang aku rasakan. Hidup mengikuti arus yang selalu jatuh ke bawah bukan tanpa rasa sakit. Setiap kali meliuk, ada beberapa batu yang menghantam. Perih, ngilu dan bahkan memar. Hati manusia bukan juga sebuah spons yang saat di pukul akan kembali ke bentuk semula. Ia rapuh dan sulit menyembuhkan lukanya sendiri.

Angin di atas gedung bergerak kencang menyengat kulit pipiku. Beberapa gumpalan awan disana terasa hanya sebatas telapak tanganku. Mereka bercat-kan warna muram abu-abu. Matahari sore hanya cukup menyinari beberapa ruas-nya, dia habis menangis di balik awan. Sudut Kota dan jalanan yang tampak dari atas hanya seperti koloni semut di lubangnya. Bergerak ada yang saling berlawanan namun teratur. Bagaimana jika ada raksasa yang hendak terhempas kesana. Akankah mereka akan terguncang dengan mayat berlinangan darah.

Seperti yang aku katakan, aku ingin meluncur seperti air terjun. Meracuni tubuhku atau mencekik leherku tidak akan mengakhiri aliran air dari kehidupan. Hanya air yang meluncur dari atas tebing yang akan menghancurkannya. Barangkali jika ia beruntung ia akan menjadi buih yang menguap menuju surga. Untuk sesaat, ada secuil pikiran di kepalaku yang mengatakan itu dan mendorongku untuk meluncur dari atas gedung.

“Freya!” panggilannya dengan suara datar. Dia tidak terdengar panik atau cemas saat aku mencoba berdiri di atas tembok pembatas di lantai atap gedung. Dia mungkin tahu aku sudah mabuk bersama David tadi. Sehingga dia menyusulku ke tempat itu.

“Kau sedang apa?” tanyanya lagi. Tapi aku tidak mempedulikannya. Lebih tepatnya aku malu untuk menatapnya. Dia bergerak selangkah lagi untuk menghampiriku.

Kepalaku pusing karena minuman alkohol yang baru pertama kali ku cicipi dengan David. Pada akhirnya aku pun terjebak dengan kebiasaan anak-anak di club itu. Mungkin ibu benar jika semakin hari kelakuanku semakin buruk, semakin mendekati anak-anak metropolitan yang di luar batas. Tetapi semua itu bukan karena pengaruh Arza, melainkan karena kebencianku pada diriku sendiri.

Aku pun putus asa. Karena memperbaiki sesuatu tidak semudah menaruh harapan pada masa depan, sesuatu yang memang telah hancur sejak awal tidak bisa dengan mudahnya aku perbaiki. Harusnya aku tidak menjadi anak yang baik, melainkan mempunyai jalan pikiran yang licik dan picik seperti ibuku, sehingga aku tak perlu membencinya. Tapi sifatku selalu bertentangan dengan sifat ibu. Dan mencoba menyadarkan ibu hanya tindakan sia-sia.

“Turunlah!” kali ini dia memberi perintah. Aku harus menyayat hatiku dengan senyuman setiap kali menatapnya, mengapa harus Arza yang datang. Mengapa harus dia yang setiap kali peduli denganku? Dia mempunyai masalah yang jauh lebih banyak, kenapa harus datang padaku? Itu membuatku semakin malu untuk menatapnya.

“Aku tidak akan bunuh diri. Kau tahu itu?” sahutku dengan terbata.

“Aku hanya takut kau terpeleset dan jatuh dari sana. Kau masih dalam pengaruh alkohol!”

Perkataannya menyayat hatiku. Tidak! Kebaikan Arza tidak pantas untukku. Aku menuruni tembok pembatas itu dengan hati-hati. Meski penglihatanku sedikit kacau tapi aku tetap dapat mengendalikan diriku. Arza berdiri kaku sembari menatapku. Warna hitam pada celana dan cardigannya membuatnya tampak seperti malaikat maut yang tengah mengadiliku.

Aku berusaha mensejajarkan kedua kakiku, berdiri tegak melawan otakku yang semakin oleng. Aku tidak tahu bahwa pengaruh alkohol sangatlah buruk. Itu tidak seperti ramuan yang dapat menghapus memori otakku melainkan hanya mengacaukannya sejenak.

“Berhentilah bersikap baik padaku!” bisikku parau kepadanya. Namun Arza hanya dia tak menyahuti. Barangkali dia hanya ilusi dan Arza yang sesungguhnya telah pergi sejak tadi. Dia telah melihatku dalam keadaan hancur. Tidak lagi memegang semua nasehat-nasehat darinya. “Aku tidak pantas menerima kebaikanmu...” lanjutku.

Tubuh Arza kembali perlahan menghampiriku. Dia membisu bersama langit yang semakin tertutup rapat. “Aku sudah bilang padamu, tetaplah menjadi Freya yang semestinya!” ujar laki-laki itu. Aku tidak henti-hentinya mengirup aroma alcohol yang dibawa angin dari tubuhku. Aku tidak bisa berkata-kata.

“Kesalahanmu adalah yang kau perbuat, sementara kesalahan ibumu tidak ada hubungannya denganmu.”

Aku mengerti dengan baik perkataan Arza. Kemana arahnya berbicara dan tentang siapa yang disinggungnya. Tetapi aku tidak merasa lega begitu saja seperti sediakala.

“Kau akan semakin dewasa Freya! Setiap kau berhasil menghadapi kenyataan yang membangunkan pemikiranmu. Kau masih memiliki mimpi-mimpi yang menunggumu di masa depan.” Perkataan Arza sekali lagi. Bagiku kata-kata itu menjadi pembeda antara aku dengannya. Dia masih dapat bangun meskipun telah jatuh berkali-kali. Sementara aku semakin jatuh, semakin menginginkan kematian. Mimpi-mimpi yang aku bangun hanya karena keberadaan Arza di sampingku sebagai perekatnya. Dan ketika aku justru ingin melepaskan diri darinya, mimpi itu pun ikut terlepas sudah.

“Aku tidak punya mimpi. Tidak ada lagi...” tandasku.

“Kau masih memilikinya!”

“Tidak!” aku membantah dengan tegas.

“Aku sudah membuang mimpiku. Aku sadar siapa diriku, lahir dari rahim siapa! Lagipula aku tahu kau tak akan melarikan diri bersamaku. Kau tidak akan membawaku, kau sudah merencanakan pembalasan dendam dengan meninggalkanku, aku tahu!”

Kini giliran Arza yang membisu. Tawarannya padaku, tempo hari, di kawah Ciwedey, dia mengajakku pergi bersama melarikan diri. Tetapi aku tahu itu hanya basa-basi. Dia tidak akan menungguku untuk pergi bersama. Dia telah merencanakannya hanya pergi bersama ibunya. Itulah alasan yang membuatku semakin kecewa.

“Lagipula… aku juga terlalu malu untuk bersamamu. Setiap kali kau menunjukan penderitaanmu, kau seperti menyiksaku dengan rasa bersalah. Seolah akulah yang melakukan itu padamu, dosa ibuku yang menempel pada diriku lah yang terus menghantuiku. Aku mati-matian ingin menghapus dosa itu darimu tetapi semua yang terjadi padaku dan pada kehidupanmu tidak pernah berhenti. Mungkin itu seperti balas dendam yang kau maksud dahulu. Aku jatuh cinta padamu tetapi aku tak pantas untuk mendapatkan itu. Aku putus asa… aku terlalu jatuh padamu...” luapan perasaanku yang tak sanggup lagi terbendung oleh diriku. Aku dengan langkah gontai melewati tubuh Arza yang membeku.

Entah karena pengaruh alkohol atau memang murni keberanianku, aku menyatakan perasaan padanya sebagai hal terakhir yang mungkin akan menjauhkanku darinya. Aku telalu melambung tinggi karena harapan untuk bersama Arza, sementara perkataan ibu yang tak pantas itu seperti menjatuhkanku hingga tak bernyawa. Mana mungkin kami dapat bersama sementara aku lahir dari rahim seseorang yang dibenciannya. Aku pun sungguh putus asa hingga memilih menjauhinya, dibanding dia yang harus terlebih dahulu menjauhiku. Aku sadar atas siapa diriku dan harusnya ibuku juga begitu. Seandainya,

                                                   

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
DarkLove 2
1312      627     5     
Romance
DarkLove 2 adalah lanjutan dari kisah cinta yang belum usai antara Clara Pamela, Rain Wijaya, dan Jaenn Wijaya. Kisah cinta yang semakin rumit, membuat para pembaca DarkLove 1 tidak sabar untuk menunggu kedatangan Novel DarkLove 2. Jika dalam DarkLove 1 Clara menjadi milik Rain, apakah pada DarkLove 2 akan tetap sama? atau akan berubah? Simak kelanjutannya disini!!!
Pertama(tentative)
970      522     1     
Romance
pertama kali adalah momen yang akan selalu diingat oleh siapapun. momen pertama kali jatuh cinta misalnya, atau momen pertama kali patah hati pun akan sangat berkesan bagi setiap orang. mari kita menyelami kisah Hana dan Halfa, mengikuti cerita pertama mereka.
Reality Record
3063      1067     0     
Fantasy
Surga dan neraka hanyalah kebohongan yang diciptakan manusia terdahulu. Mereka tahu betul bahwa setelah manusia meninggal, jiwanya tidak akan pergi kemana-mana. Hanya menetap di dunia ini selamanya. Namun, kebohongan tersebut membuat manusia berharap dan memiliki sebuah tujuan hidup yang baik maupun buruk. Erno bukanlah salah satu dari mereka. Erno mengetahui kebenaran mengenai tujuan akhir ma...
Bulan dan Bintang
6060      1619     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Just For You
6306      2054     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Cinta Wanita S2
7262      1824     0     
Romance
Cut Inong pulang kampung ke Kampung Pesisir setelah menempuh pendidikan megister di Amerika Serikat. Di usia 25 tahun Inong memilih menjadi dosen muda di salah satu kampus di Kota Pesisir Barat. Inong terlahir sebagai bungsu dari empat bersaudara, ketiga abangnya, Bang Mul, Bang Muis, dan Bang Mus sudah menjadi orang sukses. Lahir dan besar dalam keluarga kaya, Inong tidak merasa kekurangan suatu...
Rumah
508      354     0     
Short Story
Sebuah cerita tentang seorang gadis putus asa yang berhasil menemukan rumah barunya.
Manusia Air Mata
1167      710     4     
Romance
Jika air mata berbentuk manusia, maka dia adalah Mawar Dwi Atmaja. Dan jika bahagia memang menjadi mimpinya, maka Arjun Febryan selalu berusaha mengupayakan untuknya. Pertemuan Mawar dan Arjun jauh dari kata romantis. Mawar sebagai mahasiswa semester tua yang sedang bimbingan skripsi dimarahi habis-habisan oleh Arjun selaku komisi disiplin karena salah mengira Mawar sebagai maba yang telat. ...
The First
522      377     0     
Short Story
Aveen, seorang gadis19 tahun yang memiliki penyakit \"The First\". Ia sangatlah minder bertemu dengan orang baru, sangat cuek hingga kadang mati rasa. Banyak orang mengira dirinya aneh karena Aveen tak bisa membangun kesan pertama dengan baik. Aveen memutuskan untuk menceritakan penyakitnya itu kepada Mira, sahabatnya. Mira memberikan saran agar Aveen sering berlatih bertemu orang baru dan mengaj...
It Takes Two to Tango
472      346     1     
Romance
Bertahun-tahun Dalmar sama sekali tidak pernah menginjakkan kaki di kota kelahirannya. Kini, ia hanya punya waktu dua minggu untuk bebas sejenak dari tanggung jawab-khas-lelaki-yang-beranjak-dewasa di Balikpapan, dan kenangan masa kecilnya mengatakan bahwa ia harus mencari anak perempuan penyuka binatang yang dulu menyelamatkan kucing kakeknya dari gilasan roda sepeda. Zura tidak merasa sese...