Hari rabu, Queenie duduk di tempatnya sambil mendengarkan guru matematika yang sedang mengajar. Pelajaran pertama sudah hampir selesai, tapi Sagara tidak juga masuk ke kelas. Lihat saja, jika pelajaran setelah istirahat habis ini Sagara masuk ke dalam kelas dengan bau rokok yang menyengat, Queenie akan mengungsi untuk hari ini.
Guru pelajaran matematikanya keluar lebih cepat, sehingga Queenie membereskan buku matematika dan catatan matematika yang dia catat tadi dengan tulisan acak-acakan karena tidak niat. Lalu saat Queenie memasukkan semua bukunya ke laci meja, Sagara menaruh tas di mejanya, membuat Queenie langsung mendongak menoleh menatap Sagara yang sudah duduk di sebelahnya.
"Dari mana lo?" tanya Queenie saat tidak mencium bau rokok, membuatnya menyimpulkan kalau Sagara tidak bolos untuk merokok.
"Lupa hari ini sekolah," jawab Sagara enteng.
"Terus ngapain masuk sekarang?" tanya Queenie heran.
"Teriakan nyokap bikin gue gak bisa tidur," jawab Sagara acuh tak acuh.
"Dih, an--" kata Queenie tapi terhenti karena tiba-tiba teringat janjinya untuk tidak berkata kasar.
"An apa, hayo? An, apa?" pancing Sagara.
"Ancol, pengen ke ancol, udah lama gak ke ancol."
"Ayo ke ancol."
"Sekarang?" tanya Queenie terkejut.
"Nggak, tahun depan," jawab Sagara jengkel. "Ayo, mumpung gue bawa helm dua."
"Dasar gila!"
"Pulang sekolah ke bengkel gue mau gak?" tanya Sagara tiba-tiba.
"Ngapain?" balas Queenie bertanya.
"Main gundu."
"Kenapa harus di bengkel?" tanya Queenie heran.
"Suka-suka gue lah."
"Gak bisa. Gara-gara lo gue jadi harus ikut wawancara OSIS hari ini."
"Siap-siap minta maaf biar tuh orang kagak dendam."
"Lo sih, buku juga buku lo, kenapa harus gue yang marah-marah."
"Salah gue gitu?" tanya Sagara menantang.
"Iya lah! Siap-siap aja ngerjain tugas gue selama satu bulan."
"Kalo gue jadi dia sih, gue usir bahkan pas baru liat lo masuk," ledek Sagara.
"Lo tuh awalnya kesel banget sama dia, tapi sekarang malah kesannya ngebela dia. Dasar ABG labil," ketus Queenie.
Ekspresi Sagara berubah datar. "Keselnya gue sama tuh orang gak ada hubungannya sama lo."
"Terserah dah. Mending sekarang lo bantuin gue mikir, kalo misalnya dia nanya visi misi gue masuk OSIS, gue harus jawab apa?" tanya Queenie dengan wajah memelas.
Sagara terkekeh. "Jawab aja, visi lo masuk OSIS supaya OSIS jadi lebih sering bikin acara dan lo bisa bolos terus. Misi lo masuk OSIS, supaya bisa bolos pelajaran kalo ada rapat OSIS, dan bikin OSIS rapat mulu."
"Ini kenapa kesannya lo gak mau gue ada di kelas ya?" tanya Queenie tersinggu.
"Peka juga," jawab Sagara sambil tertawa sementara Queenie memukul pelan lengannya.
"Bang—" ucap Queenie terhenti karena tidak boleh berkata kasar.
"Sat," lanjut Sagara dengan tawa yang semakin menjadi.
wow queenie galak dan mau bunuh diri, hmhh apa sebabnya ya?
Comment on chapter 02seru nih ceritanya.gayamu menceritakan juga asyik. tapi, sebagai pembaca, aku merasa tiap chapternya spti tanggung. padahal udah bagus dri atas. kurang klimaks aja. tapi mungin, kalau aku selesaiin bacanya, bakalan 'ngeh ni critanya.
mampir2 juga ya ke Three boys and a man punya ku, :D