Ada kalanya manusia akan merasakan sakitnya mencintai hingga seakan tak mampu menemukan obat untuk menyembuhkannya. Namun, tuhan tak pernah tidur. Itu yang harus diyakini. Seperti hal nya kodrat sebuah kehidupan, tidak ada jalan yang rata. Karena kehidupan tentang di atas, di tengah, dan di bawah.
“Kamu mau nanti kita punya anak berapa?” tanya Dery yang rebahan di paha Keysa sambil memeluk perut ramping gadis tersebut.
“Aku sih terserah kamu aja.”
“Yakin? Kalau aku mau empat, eh enggak-enggak, sebelas. Biar jadi klub sepak bola,” katanya tersenyum jail.
“DERYYYYYYYY.”
“Hahhahahahahah.”
_SELESAI_
Dapat rekom cerita ini dari teman, dari awal udah bikin baper. Author suka banget ngelelehin hati adek hihihi. Tapi pusing juga kalau baca dari hp. Semoga kedepannya bisa baca versi cetaknya ya.
Comment on chapter PROLOG