Victor mencoba datang kembali ke tempat pohon yang kemarin. Ada rasa kepuasan tersendiri yang ia rasakan pada keberadaan Aulia. Langkah demi langkah ia injakkan perlahan-lahan. Dia sengaja tidak mempercepat langkah itu karena seorang perempuan sejak tadi terlihat dari kejauhan. Aulia memegang dahan pohon dengan kencang dan menaikkan kakinya. Setelah satu dahan berhasil ia raih, kembali ia pegang dahan yang lebih tinggi. Berulangkali ia melakukannya hingga dia sampai di tempat yang tinggi. Sekantung plastik yang sejak tadi dia bawa terbuka dan terlihat makanan fast food yang telah berhasil ia ambil. Mulut Victor tersenyum dengan sendirinya. Dia juga membawa sebuah plastik berisi makanan. Dia tahu Aulia hanya akan membeli makanan seperti itu. Di dalam kantung plastik yang Victor bawa berisi dua kotak salmon dengan mushroom sauce serta sayuran yang direbus. Dia ingin mengajak Aulia untuk makan yang lebih sehat.
Ia bergegas menyusul Aulia memanjat pohon itu. Tanpa memanggilnya terlebih dahulu, ia menaiki dahan pohon itu satu per satu dan duduk di sebelah Aulia seperti kemarin. Aulia baru saja mulai bersandar untuk menikmati musik itu. Sayangnya, suara gangguan terdengar lagi dari sebelah. Dia menjadi merasa tidak nyaman dengan lelaki itu. Hingga tidak ada sedikitpun gairah untuk menanyakan namanya. Dia hanya mengecap Victor dengan panggilan 'pengganggu'.
Dia bergegas beberes untuk meninggalkan 'pengganggu' ini. Mata Victor membelalak melihat ekspresi Aulia. Dia panik melihat Aulia justru menjauhinya. Tidak terbesit dipikirannya sedikitpun kalau Aulia akan menghindarinya lagi.
"Apakah aku melakukan kesalahan?" gumam Victor.
"Hei! Tunggu! Jangan pergi!"sorak Victor.
Aulia tidak menggagas sorakan itu sama sekali. Dia berniat pindah ke tempat lain. Namun, Victor justru ikut turun dan mengikutinya. Emosi yang Aulia pendam semakin menumpuk karena Victor tak kunjung berhenti mengikutinya. Dia berbalik ke belakang dan bersorak, "Apa yang kamu mau?"
Victor terhentak. Dia menjadi sedikit salah tingkah karena bentakan itu.
"Aku gak mau apa-apa. Aku hanya ingin berkenalan. Kamu Aulia kan? Aku..."
Aulia memotongnya. "Aku tidak bertanya namamu! Jangan ganggu aku lagi!"
Victor hanya berdiam. Dia ingin membalas kalimat itu dengan 'Tunggu! Aku hanya ingin berteman.'. Namun kalimat itu tertahan di tenggorokan karena tidak ingin membuat suasana semakin panas. Dia hanya berdiam dan membiarkan Aulia berjalan sendiri.
Kecewa dengan kegagalan ini. Dia hanya tetap duduk dan bersandar. Angin berhembus ringan. Terasa menyejukkan. Setelah Aulia pergi, Victor mencoba menikmati kenyamanan duduk di atas pohon itu. Dia ingin tahu kenapa Aulia suka berada di tempat ini. Suara gesekan daun terdengar dengan lembut. Menenangkan pikiran dan jiwanya. Tidak heran Aulia sangat menyukai tempat ini. Victor membayangkan jika ia duduk di tempat ini sambal menikmati musik seperti Aulia.
Mungkin dia akan ikut ketagihan menikmati kenyamanan ini tetapi, ia juga menjadi berpikir. "Tempat yang nikmat untuk menyendiri. Apakah aku telah merusak kenyamanannya?"gumam Victor di dalam hatinya.
Dia berpikir berulang kali untuk datang ke tempat ini lagi. Tidak ingin mengganggu tetapi ingin mengenalnya lebih lagi. Tidak ingin memancing emosinya tetapi ingin ada di sisinya. Ingin melindunginya tetapi tidak tahu cara mendekatinya. Victor kebingungan dengan pilihan ini. Belum pernah dia merasakan rasa yang dalam seperti ini pada seseorang.
Kenapa aku sangat ingin mendekatinya? Victor tidak mengerti lagi pada hatinya. Dia berbaring menikmati kenyamanan di atas pohon itu.
Iiihh.. gemes, ya lihat Victor gak sadar-sadar perasaannya. Kapan ya dia sadar?
aku suka banget loh dengan karakter cewek di dalam ceritamu tipe-tipe cewek strong :D. tulisan mu juga bagus,diksinya bagus, mengalir gitu bacanya .
Comment on chapter 1. Gadis Pemberani nan Misteriuskamu boleh nih kasih krisan ke ceritaku kalau mau. aku tunggu yaaa