Victor heran dengan perempuan ini. Dia mulai penasaran dengannya sejak teman-temannya memaksa dia untuk ikut melabrak Aulia. Karena hanya tidak ingin ambil pusing, dia pun mengikutinya. Dia mengira Emma akan melukai Aulia dengan tangannya karena itu dia bergegas mencegahnya. Tanpa di sangka, Aulia berani melawannya sendiri.
"Silahkah laporkan! Tidak ada gunanya juga aku sekolah." Kalimat yang dia ucapkan pada Emma tertanam pada pikiran Victor. Tanpa tahu alasan teman-temannya ingin melabrak Aulia, ia juga harus mendengar kalimat itu. Hal ini membuatnya berpikir, 'apakah dia sangat putus asa dan depresi dengan hidupnya?'.
Saat berjalan pulang ke rumahnya, dia melihat Aulia baru saja keluar dari toko tempat di mana Victor membeli makanan. Dia bergegas beli salah satu makanan dan diam-diam mengikutinya dari kejauhan dan memperhatikan gadis ini sedang menikmati makanannya serta kembali mengenakan earphone tadi. Lama-kelamaan, Aulia memejamkan matanya.
Victor menjadi khawatir jika Aulia tertidur dan terjatuh dari ketinggian itu. Ataukah dia ingin mengakhiri hidupnya? Kekhawatiran menjadi semakin meningkat karena terpikirkan mengenai ini. Apakah hidupnya sudah tidak ada harapan lagi? Pertanyaan demi pertanyaan mulai dia pikirkan dan meningkatkan rasa resah di hatinya. Dia berusaha mengalihkan perhatian Aulia agar tidak tertidur. Sayangnya, perempuan itu hanya menanggapi sesaat dan meninggalkannya dalam kenyamanannya kembali. Victor belum menyerah untuk mengalihkan perhatiannya. Dia pun memanjat pohon itu. Satu persatu dahan pohon ia panjat untuk menggapai ketinggian tempat Aulia berada. Dia duduk di dahan besar yang berada di dekat Aulia.
Aulia menggerakan kakinya dan melompat ke dahan pohon yang berada lebih rendah. Dia turun perlahan-lahan dan berlari entah ke mana. Victor mulai bertanya-tanya apakah dirinya melakukan kesalahan pada perempuan itu? Apakah karena dia ikut melabrak tadi siang? Tidak mengerti lagi dengannya. Victor kembali turun dan pulang ke rumahnya.
Rumahnya terletak tidak jauh dari tempat dia berada saat ini. Rumah yang beratap hitam dengan desain yang terlihat terlalu modern bagi orang-orang yang berdiam di Colmar. Tidak normal bagi mereka karena bangunan-bangunan di daerah mereka selalu berdesain authentic untuk memelihara adat dan budaya nenek moyang mereka. Hingga kota yang berada di daerah Alsace ini terkenal sebagai kota tua dongeng karena menjadi tempat inspirasi cerita Beauty and the Beast.
Victor membuka pintu rumah dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Dia letakkan tas yang dia gendong di punggung itu dan duduk menikmati makanan yang dia beli sebelum menyusul Aulia memanjat pohon tadi. Raut wajah cuek gadis itu masih terus ada di benaknya.
"Untuk apa aku memikirkannya? Sungguh bodoh."gumam Victor.
***
hi all readers! thanks sudah baca sampai sini.
Victor pingin tahu terus ya tentang Aulia.. xixi
jangan lupa beri jejak vote dan comment ya!
thanks
aku suka banget loh dengan karakter cewek di dalam ceritamu tipe-tipe cewek strong :D. tulisan mu juga bagus,diksinya bagus, mengalir gitu bacanya .
Comment on chapter 1. Gadis Pemberani nan Misteriuskamu boleh nih kasih krisan ke ceritaku kalau mau. aku tunggu yaaa