Loading...
Logo TinLit
Read Story - Delapan Belas Derajat
MENU
About Us  

 

Hari memang selalu berganti. Tapi, perasaanku padamu takkan pernah terganti.

……

Hari ini matahari cukup terik. Upacara yang tidak bisa dilalui dengan khidmat. Ditambah lagi, pidato kepala sekolah cukup lama.

Tahun ini, ayah Idelisa menjabat sebagai kepala sekolah. Tidak sering mendengar curhatan Idelisa tentang ayahnya itu. Walaupun  begitu, Idelisa tetap menganggap ayahnya, terbalik dengan ayahnya yang tidak menganggap Idelisa.

“Mar …,” panggil Mansa yang berada di samping Azmariah.

“Hm?” sahut Azmariah lalu menoleh ke Mansa.

Hidung Mansa mengeluarkan darah. Azmariah panic melihatnya. Ia memegang tangan Mansa yang dingin lalu menariknya perlahan.

“UKS aja, ya?” tawar Azmariah.

“Enggak bisa jalan,” lirihnya.

Tanpa aba-aba, Mansa terjatuh dan berhasil ditangkah oleh Azmariah yang sudah panic tidak tertolong. Tim kesehatan yang berjaga mulai menghampiri tempat Mansa berdiri tadi. Begitu juga dengan Bu Muntianah.

“Azmariah ikut, ya?” ucap Bu Muntianah diangguki Azmariah dengan wajah cemasnya.

***

“Maaf ya, baju kamu jadi kena darah Mansa,” ucap Bu Muntianah seraya membawa gelas yang berisi the hangat dan diletakkan di atas nakas.

“Enggak apa-apa, Bu.” Azmariah hanya tersenyum tipis dan kembali menatap Mansa yang masih tertidur di hadapannya.

“Kamu kaget, ya? Dia sering begini.” Bu Muntianah duduk di samping Azmariah dan ikut melihat Mansa yang masih tertidur. “Dulu, kalau dia enggak nangis, mungkin dianggap meninggal,” lanjutnya.

Azmariah menoleh ke Bu Muntianah lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. “Maksudnya, Bu? Masalah jantungnya?”

Bu Muntianah mengangguk. “Selain itu, suhu badannya juga beda sama orang biasanya. Warna mata juga beda.”

“Warna … mata?” tanya Azmariah dan diangguki Bu Muntianah.

“Kamu gak sadar? Dia pakai lensa kontak kalau sekolah,” ucap Bu Muntianah.

Azmariah hanya bisa melongo mendengarnya. “Enggak sadar …,” gumamnya.

“Warna mata dia itu biru, beda sama orang Indonesia biasanya,” lanjut Bu Muntianah.

Azmariah menggangguk paham dan kembali memerhatikan Mansa yang belum terbangun juga dari tidurnya. Ia cemas dengan Mansa yang sekarang ini. Akankah kemungkinan terburuk terjadi?

Azmariah belum siap jika mendengar Mansa tidak ingat dengannya seperti drama picisan yang biasa ia tonton.

Itulah kemungkinan terburuk bagi Azmariah sekarang ini.

Mata Mansa mulai bergerak. Perlahan terbuka membuat Azmariah mengembangkan senyumnya dengan bahagia.

“Mar …?” panggil Mansa ke Azmariah.

“Abang, ya. Baru bangun langsung panggil Azmariah, bukan Mamah,” ketus Bu Muntianah yang ada di sebelah Azmariah.

Mansa menatap ibunya dengan sayu dan senyum tipis. “Mah, Asa mau berdua sama Azmariah dulu, boleh?”

Bu Muntianah menghela napasnya lalu memandang Mansa serta Azmariah secara bergantian. “Jangan lakukan hal tabu,” ucapnya.

“Asa gak nafsu sama Azmariah, Mah.”

Perkataan yang membuat Azmariah menatap Mansa dengan tajam. Namun Mansa tidak mengacuhkannya. Saat Bu Muntianah keluar dari UKS. Mansa kembali menatap Azmariah.

“Bantu bangun,” ucapnya.

Azmariah menghela napasnya lalu membantu Mansa duduk dari tidurnya tadi. Ia duduk di sebelah Mansa.

Mansa menyandarkan tubuhnya ke dinding yang cukup dingin masih dengan tatapan sayunya. Azmariah semakin cemas melihat Mansa yang seperti sekarang.

“Kenapa, Mar?” tanya Mansa dengan suara serak.

Azmariah hanya menggeleng. “Besok lo gak usah sekolah,” ucap Azmariah.

“Simpati sama gue?”

“Orang kayak lo gak perlu disimpatiin.” Azmariah menyentuh dahi Mansa dengan tangan kanannya.

Hal itu membuat mereka berdua bertatapan sebentar.

“Suhunya gak jelas, tangan gue dingin,” gumam Azmariah.

Akhirnya, Azmariah menyentuhtuh dahi Mansa dengan dahinya. Pastinya, wajah Mansa memerah sekarang. Napasnya memburu. Walaupun jantungnya tidak berdetak, dia merasa seperti habis lari marathon.

Dia merasa dirinya tidak bisa dikendalikan lagi sekarang. Dengan perlahan Mansa menutup mulut Azmariah dan mengecup tangannya di sana.

“Jangan kayak gitu lagi, Mar,” ucapnya lalu melepaskan tangannya yang menutup mulut Azmariah tadi.

“M-maksudnya? Lo gak suka …?” tanya Azmariah lalu menelan salivanya susah payah.

“Apa kurang jelas?” tanya Mansa.

Mansa memegang kedua bahu Azmariah seraya mengatur napasnya. Ia mendekatkan wajahnya ke wajah Azmariah dengan cepat hingga bibir mereka bersentuhan.

Azmariah membulatkan matanya tidak percaya. Saat Mansa menjauhkan wajahnya perlahan, ia kembali jatuh ke pelukan Azmariah.

“Sa? Mansa? Bangun!” teriak Azmariah seraya menepuk pipi Mansa berkali-kali.

Dia tidak tahu harus melakukan apa lagi. Ia mendekap Mansa dengan berlinang air mata.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • kairadish

    @yurriansan makasih banyak kak sudah mampir^^
    Aku suka nama mansa garem wkwkwkwkw
    Oke kak,^^

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • yurriansan

    nama tokohmu unik2, Mansa Garem, wkkwkwk. masih nunggu lanjutannya.
    kamu juga boleh kasih kritik da saran ke tulisanku kalau mau

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • kairadish

    @rara_el_hasan makasih banyak kak, sudah mampir^^

    Comment on chapter Prologue
  • rara_el_hasan

    diksinya asyik .... baru baca dua part langsung nagih

    Comment on chapter Prologue
Similar Tags
Reaksi Kimia (update)
5936      1575     7     
Romance
》Ketika Kesempurnaan Mengaggumi Kesederhanaan《 "Dua orang bersama itu seperti reaksi kimia. Jika kamu menggabungkan dua hal yang identik, tidak ada reaksi kimia yang di lihat. Lain halnya dengan dua hal yang berbeda disatukan, pasti dapat menghasilkan percikan yang tidak terduga" ~Alvaro Marcello Anindito~
Train to Heaven
1330      797     2     
Fantasy
Bagaimana jika kereta yang kamu naiki mengalami kecelakaan dan kamu terlempar di kereta misterius yang berbeda dari sebelumnya? Kasih pulang ke daerah asalnya setelah lulus menjadi Sarjana di Bandung. Di perjalanan, ternyata kereta yang dia naiki mengalami kecelakaan dan dia di gerbong 1 mengalami dampak yang parah. Saat bangun, ia mendapati dirinya berpindah tempat di kereta yang tidak ia ken...
Another Word
640      372     2     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.
Nobody is perfect
14056      2546     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
Ich Liebe Dich
12021      1863     4     
Romance
Kevin adalah pengembara yang tersesat di gurun. Sedangkan Sofi adalah bidadari yang menghamburkan percikan air padanya. Tak ada yang membuat Kevin merasa lebih hidup daripada pertemuannya dengan Sofi. Getaran yang dia rasakan ketika menatap iris mata Sofi berbeda dengan getaran yang dulu dia rasakan dengan cinta pertamanya. Namun, segalanya berubah dalam sekejap. Kegersangan melanda Kevin lag...
Last Hour of Spring
1539      812     56     
Romance
Kim Hae-Jin, pemuda introvert yang memiliki trauma masa lalu dengan keluarganya tidak sengaja bertemu dengan Song Yoo-Jung, gadis jenius yang berkepribadian sama sepertinya. Tapi ada yang aneh dengan gadis itu. Gadis itu mengidap penyakit yang tak biasa, ALS. Anehnya lagi, ia bertindak seperti orang sehat lainnya. Bahkan gadis itu tidak seperti orang sakit dan memiliki daya juang yang tinggi.
Menuntut Rasa
497      377     3     
Short Story
Ini ceritaku bersama teman hidupku, Nadia. Kukira aku paham semuanya. Kukira aku tahu segalanya. Tapi ternyata aku jauh dari itu.
Reminisensi Senja Milik Aziza
927      494     1     
Romance
Ketika cinta yang diharapkan Aziza datang menyapa, ternyata bukan hanya bahagia saja yang mengiringinya. Melainkan ada sedih di baliknya, air mata di sela tawanya. Lantas, berada di antara dua rasa itu, akankah Aziza bertahan menikmati cintanya di penghujung senja? Atau memutuskan untuk mencari cinta di senja yang lainnya?
C L U E L E S S
756      546     5     
Short Story
Clueless about your talent? Well you are not alone!
Once Upon A Time: Peach
1171      678     0     
Romance
Deskripsi tidak memiliki hubungan apapun dengan isi cerita. Bila penasaran langsung saja cek ke bagian abstraksi dan prologue... :)) ------------ Seorang pembaca sedang berjalan di sepanjang trotoar yang dipenuhi dengan banyak toko buku di samping kanannya yang memasang cerita-cerita mereka di rak depan dengan rapi. Seorang pembaca itu tertarik untuk memasuki sebuah toko buku yang menarik p...