Loading...
Logo TinLit
Read Story - Delapan Belas Derajat
MENU
About Us  

Aku tidak mengerti ada apa, kau tidak membicarakannya. Lalu, apa aku harus bertanya kepada angin?

……

Mungkin hari ini adalah hari tersial Azmariah. Gadis itu juga merasa pusing sendiri, ditambah dia merasa banyak tekanan dari seluruh kegiatan yang dia ikuti. Baru juga sebulan dia duduk dibangku kelas 11, banyak yang sudah dia keluhkan.

“Kenapa, Az?” tanya teman yang ada di sampingnya.

“Kita sebentar lagi ada lomba, Nath. OSIS mau seleksi, padus juga mau ada lomba, belum lagi organisasi kota yang mau adain acara. Kepala gue mau pecah,” gerutunya.

“Sibuk banget, ya? Kayak Arin,” gumam Nathira.

Azmariah hanya meletakkan kepalanya di atas meja lalu menghela napasnya. Dia dihampiri oleh ketua kelasnya karena dipanggil oleh guru matematika kelas 12 yang merangkap sebagai Pembina OSIS sekolahnya.

Dengan langkah malas, dia berjalan menuju ruang guru yang berada di gedung sebelah. Seperti biasa, dia melintasi tengah lapangan seraya mengkucir rambutnya yang terurai bebas hingga punggung.

Saat sampai di depan ruang guru, dia mengetuk pintu dengan pelan lalu membukanya seraya mengucap salam. Saat dia melihat orang di depan pintu yang ingin keluar dari ruang guru, dia semakin jengkel.

“Ngapain?”

“Di panggil Bu Mun. Lo ngapain, Sa?”

“Tadi dipanggil juga,” jawab Mansa lalu keluar dari ruang guru.

Azmariah masuk ke dalam lalu menghampiri guru yang memanggilnya. Dia hanya berbincang sebentar tentang proposal untuk acara 17 Agustus nanti. Berhubung Azmariah adalah ketua pelaksana kegiatan tersebut.

Seusai membicarakan hal itu, dia dipanggil oleh guru geografi untuk membawakan buku cetak yang tebal sebanyak 32 buku.

Dosa apa gue? Batin Azmariah.

Dia mendorong pintu dengan kakinya perlahan. Saat dia sudah keluar dari ruang guru, dia merasakan beban buku yang dibawanya tadi cukup ringan.

“Pantes pendek.”

Suara yang sering di dengarnya beberapa hari ini membuat dahinnya mengeluarkan perempatan imajiner.

“Kalau gak mau bantu, gak usah,” ketus Azmariah.

“Jarak dari sini ke kelas lumayan jauh. Nanti pas sampai kelas lo udah jadi amuba,” balas Mansa sealakadarnya. Mansa melangkah pergi lebih dulu dari Azmariah dengan membawa setengah dari yang Azmariah bawa tadi.

“Sa!” teriak Azmariah cukup keras.

Mansa hanya menoleh dan menaikan kedua alisnya tanda bingung.

Gelud, yok!” lanjutnya.

……

Pelajaran kelas mereka memang pelajaran geografi. Azmariah sampai makan bekalnya di kelas lalu membalas pesan dengan anak OSIS lainnya dengan ponsel yang sengaja dia letakkan di atas meja.

Roti yang terisi mentega, gula dan telur rebus di dalamnya membuat Mansa memerhatikannya dari tadi.

“Azmariah, tolong bawakan buku cetaknya ke IPS 3, saya ngajar di sana sekarang,” ucap guru geografi di depan.

Azmariah sampai tersedak rotinya sendiri lalu minum air yang dia bawa dari rumahnya. Seisi kelas memperhatikannya yang sedang meminum airnya.

“Siap, Pak!” jawabnya kemudian.

Azmariah berjalan untuk mengumpulkan buku cetak yang telah dibagikan ke murid di kelasnya. Mansa mengambil sebagian buku itu saat sudah terkumpul di meja guru untuk membantu Azmariah mengantar bukunya.

Mereka hanya diam hingga sampai di IPS 3. Ketua kelas IPS 3 yang bernama Surya menerima buku itu dan berterima kasih. Azmariah hanya membalasnya dengan senyum manis.

Mansa menjawab dengan ketus dan berbalik untuk kembali ke kelasnya. Mansa sendiri tidak suka dengan ketua kelas IPS 3 itu. Padahal hanya karena kesalahpahaman. Azmariah yang bingung memanggil Mansa berkali-kali. Karena tidak ada jawaban, ia menarik tangan kanan Mansa.

Seketika pula Azmariah terkejut dengan suhu tangan Mansa saat itu. Mansa menepisnya dengan kasar. Matanya membelalak. Dia memperhatikan Azmariah yang tidak kalah terkejutnya dibandingkan dengannya.

“Lo … sakit?” tanya Azmariah hati-hati.

“Bukan urusan lo,” jawab Mansa dingin.

“Lo apa, sih? lo kok jadi berubah dingin? Perasaan tadi biasa aja. Lo kalau sakit bilang, biar gue izi—“

“Berisik!” bentak Mansa. “Lo gak tahu apa-apa diam aja! Orangtua lo ngajarin lo apa sampai lo ikut campur urusan orang?!”

“Kenapa jadi orangtua? Emang lo tahu apa tentang mereka?!”

“Lo anak didikan gagal? Sukanya ikut campur urusan orang? Hah?”

“Cukup!” teriak Azmariah. Hal itu membuat murid-murid yang ada di kelas menatap ke arahnya lewat jendela kelas.

Air wajah Azmariah berubah. Air matanyapun ingin turun. Mansa ingin meminta maaf, namun gengsinya terlalu tinggi. Mansa yakin, ia membuat kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.

“Anggap kita gak pernah kenal. Gue nyesal kenal sama lo, Sa.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • kairadish

    @yurriansan makasih banyak kak sudah mampir^^
    Aku suka nama mansa garem wkwkwkwkw
    Oke kak,^^

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • yurriansan

    nama tokohmu unik2, Mansa Garem, wkkwkwk. masih nunggu lanjutannya.
    kamu juga boleh kasih kritik da saran ke tulisanku kalau mau

    Comment on chapter 03. Pulang Bareng
  • kairadish

    @rara_el_hasan makasih banyak kak, sudah mampir^^

    Comment on chapter Prologue
  • rara_el_hasan

    diksinya asyik .... baru baca dua part langsung nagih

    Comment on chapter Prologue
Similar Tags
The Girl In My Dream
413      290     1     
Short Story
Bagaimana bila kau bertemu dengan gadis yang ternyata selalu ada di mimpimu? Kau memperlakukannya sangat buruk hingga suatu hari kau sadar. Dia adalah cinta sejatimu.
HOME
299      222     0     
Romance
Orang bilang Anak Band itu Begajulan Pengangguran? Playboy? Apalagi? Udah khatam gue dengan stereotype "Anak Band" yang timbul di media dan opini orang-orang. Sampai suatu hari.. Gue melamar satu perempuan. Perempuan yang menjadi tempat gue pulang. A story about married couple and homies.
Perahu Waktu
391      269     1     
Short Story
Ketika waktu mengajari tentang bagaimana hidup diantara kubangan sebuah rindu. Maka perahu kehidupanku akan mengajari akan sabar untuk menghempas sebuah kata yang bernama rindu
Nobody is perfect
13246      2378     7     
Romance
Pada suatu hari Seekor kelinci berlari pergi ingin mencari Pangerannya. Ia tersesat, sampai akhirnya ditolong Si Rubah. Si Rubah menerima si kelinci tinggal di rumahnya dan penghuni lainnya. Si Monyet yang begitu ramah dan perhatiaan dengan si Kelinci. Lalu Si Singa yang perfeksionis, mengatur semua penghuni rumah termasuk penghuni baru, Si Kelinci. Si Rubah yang tidak bisa di tebak jalan pikira...
The DARK SWEET
596      445     2     
Romance
°The love triangle of a love story between the mafia, secret agents and the FBI° VELOVE AGNIESZKA GOVYADINOV. Anggota secret agent yang terkenal badas dan tidak terkalahkan. Perempuan dingin dengan segala kelebihan; Taekwondo • Karate • Judo • Boxing. Namun, seperti kebanyakan gadis pada umumnya Velove juga memiliki kelemahan. Masa lalu. Satu kata yang cukup mampu melemahk...
Into The Sky
441      282     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Dissolve
426      280     2     
Romance
Could you tell me what am I to you?
RINAI
407      298     0     
Short Story
Tentang Sam dan gadis dengan kilatan mata coklat di halte bus.
Chahaya dan Surya [BOOK 2 OF MUTIARA TRILOGY]
10791      1918     1     
Science Fiction
Mutiara, or more commonly known as Ara, found herself on a ship leading to a place called the Neo Renegades' headquarter. She and the prince of the New Kingdom of Indonesia, Prince Surya, have been kidnapped by the group called Neo Renegades. When she woke up, she found that Guntur, her childhood bestfriend, was in fact, one of the Neo Renegades.
The pythonissam
362      280     5     
Fantasy
Annie yang harus menerima fakta bahwa dirinya adalah seorang penyihir dan juga harus dengan terpaksa meninggalkan kehidupanannya sebagai seorang manusia.