Loading...
Logo TinLit
Read Story - Jalan Yang Kau Pilih
MENU
About Us  

Matahari sore berlalu begitu cepat saat sedan merah itu melintasi jalanan yang sepi. Wanita yang ada di dalamnya hanya bertopang dagu sambil melihat sekitar. Tempat ini terlihat asing baginya, tapi mau tidak mau, suka tidak suka, dia harus menerima kondisi yang ada di sekitarnya. Dia memutuskan untuk mencari rumah baru di sekitar tempat itu. Dia butuh ketenangan, memulai hidup, bertemu dengan orang-orang baru, itu mungkin bisa lebih membantunya untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Toh dia juga sudah diterima sebagai tenaga pengajar di salah satu SD yang ada di lingkungan baru itu dan akan sering berjumpa dengan anak-anak. Dia akan menjaga dan mendidik banyak anak-anak. Anak, yaa... seorang anak. Hal itu kembali lagi melintas dipikirannya. Buru-buru dia mengalihkan pikirannya ke hal yang lain, asal tidak pada ‘anak’.

“Kita sudah sampai,” ujar lelaki yang ada di sebelahnya.

Dia bergerak membuka pintu mobil. Lelaki itu sudah lebih dulu keluar dan mengeluarkan sebagian barangnya. Sementara ini baginya masih kelihatan asing, ‘Ya... Karena ini masih awal, besok dia akan betah sendiri’. Pikirnya. Matanya tak henti memperhatikan sekitar, kunci rumah ada padanya. Lelaki itu membantunya mengangkat barang-barang dan mendahuluinya masuk setelah pintu utama rumahnya dibuka.

Tidak, bukan saatnya mengkhawatirkan hal yang belum terjadi. Pun, bukan saatnya untuk menangisi masa lalu. Dia juga ikut mengambil barang-barang, mengangkat, lalu membawanya masuk ke dalam rumah.

“Sekali-kali datanglah ke rumah. Ibu mengkhawatirkanmu,” kata lelaki itu setelah beberapa menit yang lalu mereka selesai memindahkan barang.

Mereka berada di dapur, wanita itu sangat menyukai desain rumah barunya itu. Terlebih lagi, dapurnya kelihatan cantik dengan meja bar yang membentuk setengah lingkaran. Warnanya juga kelihatan monochrom, warna kesukaannya, sehingga membuat dia merasa tenang saat berada di sana.

“Kalau aku senggang, maka aku akan berkunjung,” katanya.

Ada dua cangkir minuman di hadapan mereka. Satunya masih kelihatan penuh, yang satunya lagi tinggal setengah.

“Kau memiliki banyak waktu. Bukankah sekarang ini sudah tidak ada lagi yang kau urus? Aku hanya khawatir kalau kau sendirian,” kata lelaki itu.

Rauly Wara, lelaki yang amat mirip dengannya. Lebih tepatnya, lelaki itu adalah versi laki-laki dari dirinya. Mereka saudara kembar, tapi Wara adalah kakak laki-lakinya yang sampai sekarang masih melajang. Wara memilih bekerja dan membahagiakan kedua orang tuanya lebih dulu sebelum menikah. Benar, menikah bukan hal yang mudah. Ada banyak hal yang harus dipertanggung jawabkan. Baik itu suami maupun istri. Juga harus berani saling-mengalah, mengambil resiko dan saling menerima keadaan satu sama lain. Seharusnya begitu.

Hati Sedayu Renjana sudah hancur sekarang. Jadi dia datang ke sini untuk memperbaiki hatinya yang lebur, menatanya kembali, serta menjalani kehidupan yang normal.

“Aku juga harus bekerja. Kalau tidak bekerja bagaimana aku bisa makan?” katanya menghela panjang.

Itu hanya alasan, sebenarnya, orang tuanya sendiri masih bisa menghidupinya. Kalau dia mau, dia juga bisa tinggal bersama ibu dan ayahnya. Tapi sayang, dia tidak mau menyusahkan dan bermanja-manja pada orang tuanya. Ingat umur. Setidaknya, dia bekerja untuk mengalihkan pikiran-pikiran buruk, tentang masa lalu yang sering serentak menyerang memori otaknya.

“Saat kau sedang tidak bekerja. Kau bisa menjenguk mereka. Jana, kau harus tahu kalau ibu dan ayah sangat mengkhawatirkanmu,” kata lelakit itu.

Wara lebih tua darinya, tapi Jana tidak pernah mau mengalah pada kakaknya itu. Jika dia benar-benar keukeh terhadap sesuatu, maka akan dipertahankannya.

“Aku baik-baik saja,” katanya.

“Baiklah, kalau begitu. Kau bisa menata semuanya, kan? Aku harus kembali bekerja dulu, dan ingat, jaga kesehatanmu, maaf tidak banyak membantu,” kata Wara sambil mengacak-acak rambut hitam milik Jana.

Lelaki itu masih menganggap Jana sebagai adik kecil yang paling disayang, walau dulu mereka yang paling sering membuat keributan di rumah dan merusak beberapa perabotan rumah hanya karena sebuah remote tv. Mereka berdua juga jadi bahan kemarahan ayahnya. Tapi itu dulu, segala hal-hal yang lalu menjadi kenangan.

Setelah kepergian Wara, dia duduk di sebuah gazebo yang ada di belakang rumahnya. Sambil menikmati udara yang lewat. Udara di tempat ini sangat segar, mungkin karena jarang ada kendaraan yang lewat, sehinggga polusi tidak terlalu mencemari lingkungan. Hari yang baru, juga hari yang berbeda. Tapi bukankah lebih baik menata barang-barangnya sekarang, karena besok dia sudah mulai bekerja. Dia tidak ingin kewalahan sendiri. Maka dia kembali masuk ke dalam rumah. Membawa koper-kopernya ke kamar, merapikan baju di lemarinya. Membuka kardus-kardus berisi lembaran-lembaran tulisan yang sempat dikerjakan bulan lalu. Dia belum menyelesaikan tulisannya sendiri, dia merapikan lembaran-lembaran itu di atas nakas yang ada di dekat tempat tidur. Siapa tahu, nanti hatinya akan tergerak sendiri melanjutkan tulisan itu. Entah.

Dia memasukkan selai fruits rouges buatan ibunya ke dalam lemari dapur, serta disusul sebotol monbazillac. Mungkin ibunya sengaja menyiapkannya sebelum Jana meninggalkan rumah. Tapi dia berjanji akan menelepon. Lemari esnya kosong, makanya hari ini, tidak, sore ini, Jana akan pergi ke supermarket terdekat untuk membeli kebutuhannya, juga untuk isi lemari esnya.

Benda-benda yang menurutnya tidak penting, ataupun benda-benda yang membuat dia teringat pada masa lalu dipisahkan ke dalam kardus. Lebih baik tidak meratapi masa lalu, bukan? Kemudian beberapa foto keluarga, ayah, ibu dan kakaknya dipajang di tembok ruang tamu. Lebih baik begini. Semuanya kelihatan rapi. Dia rebahan sejenak di atas sofa, hingga tak sadar kalau dirinya sudah lelap dalam tidur.

Mimpi yang masih saja menghantuinya. Hingga sekarang membuat Jana khawatir. Bajunya sampai basah akibat keringat yang membanjiri tubuhnya. Dia terbangun sesaat, mungkin sebaiknya Jana memasang pendingin ruangan. Karena rumah itu sangat panas, tapi Jana harus bekerja dulu, dia tidak ingin meminta uang terus-menerus pada orang tua ataupun kakaknya.

Lantas dia keluar dari dalam rumah. Matahari sudah mulai tergelincir ke peraduan, dan seorang bocah kecil masih sedang bermain di luar. Melihat bocah kecil itu membuat hatinya tenang. Apalagi saat si bocah kecil itu melambai padanya, dia juga balas melambai. Mungkin dia adalah anak dari tetangga barunya itu. Mungkin juga besok dia akan menyapa mereka. Tidak menunggu lama, baru seorang laki-laki keluar dari pintu kafe yang ada di samping rumahnya. Dia terlihat buru-buru sekali, tapi setelah bertemu dengan bocah kecil itu, rautnya langsung berubah. Merekapun masuk ke dalam kafe tersebut, jadi tetangganya adalah seorang pemilik kafe, mungkin suami-istri itu membuka usaha kafe bersama. Ah, keluarga memang seharusnya rukun, keluarga memang seharusnya saling menjaga. Dia masuk setelah memastikan ayah dan anak itu sudah menghilang dari pintu kafe itu.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KSATRIA DAN PERI BIRU
178      146     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Redup.
676      409     0     
Romance
Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja, sebuah kehilangan cukup untuk membuat kita sadar untuk tidak menyia-nyiakan si kesayangan.
She Is Falling in Love
532      331     1     
Romance
Irene membenci lelaki yang mengelus kepalanya, memanggil nama depannya, ataupun menatapnya tapat di mata. Namun Irene lebih membenci lelaki yang mencium kelopak matanya ketika ia menangis. Namun, ketika Senan yang melakukannya, Irene tak tahu harus melarang Senan atau menyuruhnya melakukan hal itu lagi. Karena sialnya, Irene justru senang Senan melakukan hal itu padanya.
Resonantia
305      264     0     
Horror
Empat anak yang ‘terbuang’ dalam masyarakat di sekolah ini disatukan dalam satu kamar. Keempatnya memiliki masalah mereka masing-masing yang membuat mereka tersisih dan diabaikan. Di dalam kamar itu, keempatnya saling berbagi pengalaman satu sama lain, mencoba untuk memahami makna hidup, hingga mereka menemukan apa yang mereka cari. Taka, sang anak indigo yang hidupnya hanya dipenuhi dengan ...
PurpLove
365      300     2     
Romance
VIOLA Angelica tidak menyadari bahwa selama bertahun-tahun KEVIN Sebastian --sahabat masa kecilnya-- memendam perasaan cinta padanya. Baginya, Kevin hanya anak kecil manja yang cerewet dan protektif. Dia justru jatuh cinta pada EVAN, salah satu teman Kevin yang terkenal suka mempermainkan perempuan. Meski Kevin tidak setuju, Viola tetap rela mempertaruhkan persahabatannya demi menjalani hubung...
Ibu
537      323     5     
Inspirational
Aku tau ibu menyayangiku, tapi aku yakin Ayahku jauh lebih menyayangiku. tapi, sejak Ayah meninggal, aku merasa dia tak lagi menyayangiku. dia selalu memarahiku. Ya bukan memarahi sih, lebih tepatnya 'terlalu sering menasihati' sampai2 ingin tuli saja rasanya. yaa walaupun tidak menyakiti secara fisik, tapi tetap saja itu membuatku jengkel padanya. Dan perlahan mendatangkan kebencian dalam dirik...
Premium
Cinta (Puisi dan Semi Novel
25613      2095     2     
Romance
Sinopsis Naskah ‘CINTA’: Jika Anda akan memetik manfaat yang besar dan lebih mengenal bongkahan mutu manikam cinta, inilah tempatnya untuk memulai dengan penuh gairah. Cinta merupakan kunci kemenangan dari semua peperangan dalam batin terluhur Anda sendiri, hingga menjangkau bait kedamaian dan menerapkan kunci yang vital ini. Buku ‘Cinta’ ini adalah karya besar yang mutlak mewarnai tero...
My Doctor My Soulmate
113      101     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Kyna X Faye
4259      1246     2     
Romance
Keiko Kyna adalah seorang gadis muda pemilik toko bunga. Masa lalu yang kelam telah membuat gadis itu menjauhi dunia keramaian dan segala pergaulan. Namun siapa sangka, gadis pendiam itu ternyata adalah seorang penulis novel terkenal dengan nama pena Faye. Faye sama sekali tak pernah mau dipublikasikan apa pun tentang dirinya, termasuk foto dan data pribadinya Namun ketika Kenzie Alcander, seo...
Aku Biru dan Kamu Abu
793      470     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?