"Ngobrolin si Josh, Cyan." Sahut Sylvia. "Belom kenal aja lo, Kat. Kalau udah kenal bakal kleper-kleper lo nanti."
"Halah ... gantengan gue kali, lo orang aja yang buta!" Hadi menghardik kawanan sohib perempuannya yang menjunjung tinggi lelaki lain ketika ada lelaki ganteng macam dia yang selalu siaga untuk menjaga mereka. "Ya gak, Kat?"
Katarina terkikik sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya elah, lo orang ya ... mending lo pacarin Katarina aja deh, Di. Gue rela." Hendra menyelinap diantara pembicaraan mereka, membuat pipi Katarina bersemu.
Katarina mencubit lengan Hendra yang tidak sempat menghindar, "Lo tuh, Hen! Jangan keras-keras ngomongnya tar jadi gosip lagi. Fansnya Hadi banyak tau, bisa dikeroyok mati gue nanti. Udah ah, bahas yang lain aja. Kapan tuh Bimbel dimulai?"
"Gak papa, biarin aja jadi gosip, Kat. Gue juga rela." Hadi menikmati semu merah yang kembali merayap naik ke pipi Katarina. "Sabtu ini, gue jemput ya, Kat? Kalau Hendra mah udah pasti jemput lo, Syl. Ya gak?" Ia tergelak ketika rona semu itu berpindah ke pipi Hendra.
"Jemput dong!" Sahut Cyanne yang paling ceria diantara mereka dan yang paling tidak peka terhadap situasi, namun siapa yang bisa menyalahkan seorang perempuan yang berkulit seperti salju dan bertubuh indah.
"Lo mah gak ikut Cyan ... ngapain juga kita mesti jemput lo?" Hendra merasa heran dengan jawaban Cyanne.
"Abis itu kan kita bisa jalan-jalan, kemana kek." Sahutnya ceria.
Hendra mengangguk-angguk mendengar alasan Cyanne, "Good idea, Cyan. Okelah, kalau begitu tiap Sabtu gue jemput semuanya." Sebentar kemudian, bel istirahat selesai berbunyi. Mereka membubarkan diri masuk ke kelasnya masing-masing.
*************
Sabtu pagi itu, mobil Hendra yang terisi dengan sahabatnya, sudah berada di depan rumah Cyanne. "Tunggu sebentar, Hen!" Cyanne berteriak dari teras rumah. Tidak lama kemudian mereka sudah berada dalam perjalanan menuju sekolah untuk kelas Bimbel kedua.
"Dimana kelas Bimbelnya hari ini?" Tanya Katarina, sambil memajukan kepalanya ke antara bangku depan. Hendra memperlambat laju mobilnya ketika masuk ke pelataran parkir sekolah.
"Di lantai dua. Dua berapa gue lupa nanya. Bentar, gue nanya si Josh dulu." Hadi menelepon Josh melalui telepon genggamnya. "Bro, di kelas mana Bimbelnya hari ini? ... Kelas II-E ya, oke oke. Jangan bawel, kita dah sampe. Bentar lagi naik."
Begitu mobil Hendra berhenti, mereka langsung melesat, berlomba-lomba naik ke lantai dua menuju kelas II-E. Katarina melirik jam dalam kelas-kelas yang mereka lewati dan merasa lega, mereka tidak terlambat. Pandangannya lalu menangkap sosok yang menarik perhatiannya dan dengan segera langkahnya terhenti. Matanya menatap waspada, lelaki dengan bola basket ada disana.
"Josh! Tumben pagi." Hendra menyeringai senang. "Kat, ini loh Josh, cover boy sekolah. Kalau belum kenal, kenalin dulu dong ... kan kita sekelompok."
Hendra menunggu reaksinya. Ketika dilihatnya Katarina tidak menunjukkan keramahan seperti biasanya, Hendra menyeretnya mendekat, "Lo jangan tersinggung Josh, sekalipun lo anak presiden, Katarina gak bakal kenal lo. Dia itu cuma tau orang di kiri kanan depan belakang dia aja. Makanya gue kenalin ke lo biar dia bergaul juga."
Katarina tidak menyukai cara lelaki itu mempelajari wajahnya. Lelaki itu kemudian mendekat dan memperkenalkan diri tanpa mengulurkan tangan, "Josh Hadinata. IPA III-B. Gue tau, lo Katarina Wijaya kelas IPS III-D."
Kata-kata Josh menarik perhatiannya, perasaan was-was itu muncul lagi merayap dingin di atas kulitnya.