Loading...
Logo TinLit
Read Story - Throwback Thursday - The Novel
MENU
About Us  

Psychological bullying itu menorehkan luka yang dalam dan menjadi beban yang sangat berat bagi seseorang seperti Katarina yang tidak memiliki catatan buruk selama hidupnya. Seperti terjebak dalam gumpalan benang perasaan yang kusut dan menjeratnya di tengah-tengah, sampai pernah terpikir olehnya untuk mati. Gosip – entah apapun itu –seakan dicapkan dengan besi panas ke wajahnya agar semua orang dapat melihat.

Katarina tidak ingat lagi sudah berapa lama ia bersembunyi di kelas. Ditundukkan terus kepalanya dan dihadapkan wajahnya ke meja setiap kali bel istirahat berbunyi. Ia memilih berteman dengan pena dan kertas.

Aksi yang ditunjukkan Billy dan Linda di depan kelas – jika bukan di belakangnya – semakin berani, mereka saling melempar rayuan dan meneriakkan kata-kata kotor. Mereka memang cocok. Katarina tidak perlu melihat, ia dapat menilai dari suara dan sorakan di sekelilingnya.

Jika Billy mengira Katarina diam karena cemburu padanya, dia salah. Katarina sedang mengisolasi perasaannya memilih moda bertahan dari gosip buruk yang menerpa, untuk menyelamatkan serpihan rasa waras yang masih tersisa, demi bertahan hidup.

Hari itu, Katarina merasakan frustasinya memuncak, jika harus berada di dalam kelas lebih lama lagi ia akan benar-benar gila! Ia membayangkan orang-orang akan menatapnya dan bisik-bisik liar itu akan mulai lagi ketika mereka melihatnya bergerak, namun ia tetap memberanikan diri untuk keluar kelas.

Matanya terpicing ketika sinar matahari menyambut langkahnya keluar kelas, menyeberangi koridor menuju balkon. Di sepanjang koridor itu hanya beberapa siswa siswi yang sedang asik bercengkrama, mereka tidak terlalu memperhatikan Katarina. Lega.

Ia menatap pada lapangan volley yang terletak jauh di bawahnya, anak-anak kecil berkejaran dengan bahagia dan teriakannya menggema pada dinding kelas yang mengelilinginya, membuat Katarina tersenyum sendiri. Lihatlah, Kat, dunia tetap berputar apapun yang terjadi.

Kemudian senyumnya memudar, seandainya ia bisa kembali ke masa lalu, ia akan memperbaiki semuanya. Sungguh suatu ironi bahwa dalam semalam reputasinya yang putih menjadi begitu hitam.

"Kat!" Seruan Hadi menggema melintasi lapangan volley yang terbentang jauh di bawah mereka, membuat Katarina mendongak. Ketika pandangan mereka bertemu, lelaki itu menyeringai lebar dan segera berlari mengelilingi koridor untuk menghampirinya. Wajahnya yang cerah menyapanya, "Tumben baru keliatan, Kat?"

Oh, Tuhan ... ia sangat merindukan sahabatnya. Dadanya terasa perih mendengar suara Hadi lagi dari jarak dekat. Katarina menatap Hadi lama, lalu dengan wajah cemberut, ia menjawab ketus pertanyaan Hadi, "Lo tuh yang gak pernah cari gue, Di. Kemana aja lo?"

"Lo yang keasikan pacaran sampe lupa sama temen." Balas Hadi tajam, mereka beradu tatapan. Kemudian mata Hadi melembut, meminta maaf atas kata-katanya. "Sorry ...."

Hadi benar ... dialah yang bermasalah, bukan sahabatnya. Katarina mengalihkan kembali pandangannya jauh ke bawah. "Lo bener, Di ... gue yang salah. Sorry."

"Lo gak papa, Kat?" Katarina merasakan tatapan Hadi mempelajarinya.

"Emangnya gue kenapa?" Jawab Katarina datar.

Tinggi tubuh Hadi membuatnya harus memiringkan kepala mendekat untuk berbisik di telinga Katarina. "Kabarnya lo dah putus sama Billy ya?" Ia tidak menjawabnya, tentunya semua orang sudah tau ketika melihat Billy berkeliaran kemana-mana berdua dengan Linda. "Soalnya ada gosip dimana-mana tentang alasan dia mutusin lo."

Katarina menoleh cepat ke Hadi. "Dia mutusin gue? Gak salah tuh orang?! Gosipnya apa, Di?"

Kepalanya terasa berdenyut mencerna informasi dari Hadi. Katarina berusaha terdengar santai, namun buku-buku jarinya memutih mencengkram railing balkon. Kebohongan apa lagi yang sudah disebarkan Billy kemana-mana?

"Lo beneran gak tau?" Tanyanya lagi sambil melemparkan tatapan prihatin. Katarina menggeleng menjawab pertanyaannya. Hadi menarik nafas panjang, kemudian dipalingkan wajahnya menatap jauh ke langit biru sebelum menjawab, "Parah deh, Kat, pokoknya."

Antara ingin tau dan takut, Katarina mengulang lagi pertanyaannya, "Gosipnya apa, Di?" Ia mencengkram lengan seragam batik Hadi tanpa sadar.

Hadi menggenggam lembut kepalan Katarina pada lengan seragam batiknya. Tatapannya sekarang penuh rasa kasihan, "Mending lo gak usah tau, Kat."

Alih-alih melepaskan lengan baju Hadi, Katarina mencengkramnya lebih dalam dan memuntir kain batik dalam genggamannya. Pandangannya gelap oleh rasa marah, gerahamnya terkunci dengan suara gemeretuk dan matanya berkaca-kaca. Rasanya ia ingin mengoyak-ngoyak lelaki berandalan itu sekarang juga.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bentuk Kasih Sayang
424      288     2     
Short Story
Bentuk kasih sayang yang berbeda.
Titip Salam
3952      1502     15     
Romance
Apa kamu pernah mendapat ucapan titip salam dari temanmu untuk teman lainnya? Kalau pernah, nasibmu hampir sama seperti Javitri. Mahasiswi Jurusan Teknik Elektro yang merasa salah jurusan karena sebenarnya jurusan itu adalah pilihan sang papa. Javitri yang mudah bergaul dengan orang di sekelilingnya, membuat dia sering kerepotan karena mendapat banyak titipan untuk teman kosnya. Masalahnya, m...
Cinta (tak) Harus Memiliki
5664      1434     1     
Romance
Dua kepingan hati yang berbeda dalam satu raga yang sama. Sepi. Sedih. Sendiri. Termenung dalam gelapnya malam. Berpangku tangan menatap bintang, berharap pelangi itu kembali. Kembali menghiasi hari yang kelam. Hari yang telah sirna nan hampa dengan bayangan semu. Hari yang mengingatkannya pada pusaran waktu. Kini perlahan kepingan hati yang telah lama hancur, kembali bersatu. Berubah menja...
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
589      333     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
Mencari Virgo
490      347     2     
Short Story
Tentang zodiak, tentang cinta yang hilang, tentang seseorang yang ternyata tidak bisa untuk digapai.
IMAGINATIVE GIRL
2734      1361     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
Love Warning
1350      627     3     
Romance
Pacar1/pa·car/ n teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih. Meskipun tercantum dalam KBBI, nyatanya kata itu tidak pernah tertulis di Kamus Besar Bahasa Tasha. Dia tidak tahu kenapa hal itu seperti wajib dimiliki oleh para remaja. But, the more she looks at him, the more she's annoyed every time. Untungnya, dia bukan tipe cewek yang mudah baper alias...
Titik
349      231     0     
Romance
Ketika semua harapan hilang, ketika senyummu menjadi miliknya. Tak ada perpisahan yang lebih menyedihkan.
The Sunset is Beautiful Isn't It?
2294      711     11     
Romance
Anindya: Jangan menyukai bunga yang sudah layu. Dia tidak akan tumbuh saat kamu rawat dan bawa pulang. Angkasa: Sayangnya saya suka bunga layu, meski bunga itu kering saya akan menjaganya. —//— Tau google maps? Dia menunjukkan banyak jalan alternatif untuk sampai ke tujuan. Kadang kita diarahkan pada jalan kecil tak ramai penduduk karena itu lebih cepat...
I\'m Too Shy To Say
468      321     0     
Short Story
Joshua mencintai Natasha, namun ia selalu malu untuk mengungkapkannya. Tapi bagaimana bila suatu hari sebuah masalah menimpa Joshua dan Natasha? Akan masalah tersebut dapat membantu Joshua menyatakan perasaannya pada Natasha.