Read More >>"> Time Travel : Majapahit Empire (pertemuan di bawah pohon wringin) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Time Travel : Majapahit Empire
MENU
About Us  

Sang surya mulai naik di tengah singgasana langit. Aku harus bergegas bersiap-siap untuk menuju gapura wringin lawang untuk bertemu dengan baginda rajasa. Aku menaiki delman, dengan dua atau tiga orang di dalamnya. Aku duduk di dekat pak kusir.

Tampak samar samar pembicaraan dua gadis yang duduk disebelahku dengan berbisik, namun pandanganya menatap kearahku. Aku membalas dengan senyuman,lalu mereka berhenti berbisik dan kembali tersenyum kepadaku

"Kamu orang yang berhasil membasmi hama tikus ya?"  Tanya seorang gadis sawo matang kepadaku, teman sebelahnya pun mengangguk.

"Iya... " aku menjawabnya.

"Tapi.. kamu berani sekali dekat dengan ndoro putri dyah dan gusti baginda raja" tanya seorang gadis satunya. Seolah berteman dengan raja adalah hal yang lancang.

"Mmm... aku mengenal dyah sejak pertama kali memasuki majapahit"  aku berkilah

"Tapi tetap saja.. kita itu hanya warga biasa. Gak pantas untuk berteman dengan anggota kerajaan." Gadis itu mengingatkanku.

"Iya.. trimakasih untuk nasehatnya" aku menundukkan kepala.

Delman berhenti tepat di depan gapura wringin lawang. Aku menuruni delman,lalu memberi dua koin perak kepada kusir,lalu meninggalkanku. Aku melihat ke atas langit, meskipun ini adalah musim panas,namun matahari berada jauh diatas gapura wringin lawang.

Perlahan aku menaiki satu persatu anak tangga,lalu diam. Aku membayangkan jika kini aku melewati gapura,aku akan kembali ke masa depan. Aku menelan ludah,berjalan perlahan melewati gapura sambil menutup mata.

Selang beberapa langkah,aku perlahan membuka mata,apa aku kembali le masa depan? Tidak. Pemandangan di depanku masih dua prajurit ang bersiaha dan dua pohon beringin di depanya. Aku menghela nagas panjang. Ini adalah pemandangan yang sama saat aku pertama kali datang ke kerajaan majapahit.

Aku menuruni satu persatu anak tangga,berjalan ke depan. Sambil melihat hayam wuruk yang menungguku di dekat pohon. Tiba-tiba seseorang menarik tanganku dan bersembunyi di balik pohon.

"Sssttt..." seorang pemuda bertopi pak tani menempelkan jari telunjuknya ke mulut sambil melihat kesana kemari.

Ah, ini seperti de javu saat aku pertama kali bertemu dengan dyah. Sifat mereka  sama saja, senang blusukan.

"Baginda rajasa..."

Hayam wuruk tersenyum. Seketika juga jantungku menari kesana kemari. Siapa yang tidak begitu, di depanku berdiri seorang raja yang paras dan senyumanya hampir mendekati nilai sempurna. Aroma rempah yang khas selalu tercium saat dekat denganya.

Mau berpakaian masyarakat ataupun kerajaan, bau khas itu selalu lekat dengan dirinya. Dia lalu membawaku ke kuda hitam yang menunggunya sambil memakan rumput.

"Naiklah,sarah..."

Hayam wuruk terlebih dahulu menaiki kudanya, dan merentangkan tanganya ke arahku.

"Bagaimana aku bisa naik yang mulia, aku memakai sewek yang membuatku tak bisa bergerak bebas"

"Pegang tanganku.." hayam wuruk meyakinkanku

Lalu aku meraih tanganya,dengan cepat hayam wuruk langsung mengangkatku ke atas kuda, aku tepat di depanya. mata kami bertemu dalam beberapa detik, hayam wuruk lalu mengalihkan pandanganya kedepan begitu juga aku

"Kemana kita akan pergi,baginda rajasa? Baginda juga membawa bekal yang dibungkus kain"

Tanganku menunjuk ke arah barang bawaan hayam wuruk.

"Itu baju untukmu sarah... aku meminjamnya dari dyah.. aku yakin dia tidak keberatan jika yang memakai adalah kamu" hayam wuruk perlahan menjalankan kudanya.

"Lalu.. kemana kita akan pergi?" Tanyaku

Hayam wuruk menghentikan kudanya. Dia melepas topi pak tani yang dia kenakan,lalu memasangkan di kepalaku. Bagiku, ini sama halnya seperti adegan romantis yang seperti di film,namun nyata. Dia lalu memasangkan sehelai kain di atas kepalanya.

"Pakai ini,supaya tidak panas. sebelum kamu pergi ke duniamu, aku akan menunjukkan tempat yang indah. anggap saja sebagai kenangan kita di majapahit."

sudah berbagai macam kenangan yang terjadi sejak aku tinggal di majapahit. aku lebih menganggap ini sebuah kencan daripada sebuah kenangan. sungguh, untuk pertama kalinya. aku tidak ingin pulang ke masa depan. hidup disini lebih menyenangkan bukan? aku menjadi lebih mandiri. memiliki tetangga yang baik seperti mbok darmi ataupun ki waluyo. menjadi saksi sejarah sumpah palapa, bertemu dengan mhapatih gajah mada, hayam wuruk dan adiknya yang menjadi teman pertamaku, dyah nertaja.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (3)
  • yurriansan

    Ah sama. Aku pun tak suka sejarah. :D

    Comment on chapter Sejarah, pelajaran yang membosankan !
  • dhannianggra

    @rara_el_hasan aaahh.. makasii ^_^ share ke teman-temanmu juga ya :)

    Comment on chapter perkampungan majapahit
  • rara_el_hasan

    wah keren ....

    Comment on chapter perkampungan majapahit
Similar Tags
Surat untuk Tahun 2001
3048      1697     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...