Read More >>"> Serpihan Hati (16. IMAJINASI YANG TERLUPAKAN) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Serpihan Hati
MENU
About Us  

16. IMAJINASI YANG TERLUPAKAN

 

Oke, baiklah liburan kali ini telah cepat berlalu, kini aku harus puas menikmati liburan terakhirku. Tidak ada jalan-jalan, makan-makan dan apapun itu. Semuanya batal hanya dalam hitungan menit. Ya, sudahlah tidak ada yang bisa kuperbuat. Aku meraung ataupun mengancam juga tidak akan ada yang menanggapi pasti aku yang akan digigit oleh mereka. Liburan yang telah kutungu berakhir seperti ini, berakhir seperti yang tidak kuinginkan. Kerjaanku hanya rumah dan minimarket. Tidak ada yang lainnya.

Menyedihkannya hidupku, tidak ada hal yang bermamfaat yang bisa aku lakukan untuk membuatku bahagia atau sedikit mepet pada kesuksesan. Semuanya berjalan rata tidak ada perjuangan, pengorbanan dan keinginan. Tetapi mengapa kian hari diriku yang dulu semakin rapuh dan sulit untuk diajak berkompromi. Aku yang dulu selalu menjadi yang terdepan. Aku yang dulu selalu ingin mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku yang dulu tidak menyerah tapi aku yang sekarang seperti wanita renta yang sulit untuk berjalan dan melihat.

Kini aku kembali untuk kesekian kalinya ke minimarket ini. aku sedikit bersemangat untuk pergi kesana. Dengan hati yang riang gembira, dan tatapan ibu yang bosan melihatku. aku sudah tidak sabar untuk menuju kesana, aku berharap ada sedikit kemajuan. Aku sengaja tidak memberitahu Rosella dan yang lainnya. Aku takut dan malu apa yang akan mereka katakan tentang diriku saat ini. apalagi jika mereka tahu sosok lelaki itu. Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan keluar dari mulut Rosella.

“Selamat datang…” sapa kasir perempuan itu. “ Mau beli es krim lagi mbak”

Aku terkejut mendengar kasir perempuan itu yang sepertinya sudah menandaiku. Aku tersenyum sembari melihat keadaan sekitar dan mengambil es krim lagi. aku lirik kanan kiri tapi di minimarket yang cukup kecil itu aku tidak menemukan kehadirannya. Aku yakin tidak ada lorong yang aku lewatkan. “Kemana dia?”

Aku langsung menuju kasir karena aku tidak menemukan kehadirannya.

“Mbak sepertinya hobi makan es krim. Setiap hari mbak membeli es krim ini” ucap kasir itu.

“Ya, aku suka sekali es krim” ucapku. “Kau baru disini?” ucapku melirik seorang pria yang baru lagi aku lihat di sebelah kasir perempuan itu.

“Ya mbak dia baru disini dan dia juga karyawan baru”

“Owh…” anggukku. “Bukankah ada pegawai baru sebelumnya?” tanyaku masih penasaran dengan mangsaku.

“Owh yang itu. Dia hanya pengganti saja Mbak” ujarnya.

“Pengganti”

“Hmmm… dia bekerja disini hanya dalam waktu semingguan menunggu karyawan baru datang mbak. Toko sedang ramai mbak dimusim liburan seperti ini”

“Terima kasih” senyumku pada kasir itu.

Lagi dan lagi, hal ini kembali terjadi padaku lagi. keadaan seperti ini membuatku menyerah dan enggan untuk bermimpi kembali. Aku sudah bosan dan kesal. Mungkin ini yang dimaksud oleh Timmo. Kini Aku sudah mencapai ambang batas. Akupun tidak punya iman yang kuat, apa aku bisa melewatinya.

Aku berjalan perlahan menyusuri jalanan kompleks rumahku. Aku merasa lemas dan tidak kuat untuk berdiri lama. Aku mengetuk pintu sembari mengucapkan salam. Seharusnya aku terkejut melihat kedua orang tuaku sedang berdansa. Biasanya aku merasa senang dan juga menggoda mereka. Aku baru menyadari ini adalah malam sabtu, minggu ke empat. Hari dimana ibu dan ayah resmi menjadi sepasang kekasih. Dengan pandangan lemah, sejenak aku menonton mereka lalu pergi menuju kolam renang. Kaki inipun enggan pergi menuju kulkas untuk menyimpan es krim yang masih berada digenggamanku. aku ingin cepat menuju kolam renang dan menutup rapat pintu kaca ini.

Sangat disayangkan ketika aku benar benar merasakan dan menemukan cinta yang telah lama terkubur. Ternyata Tuhan berkata lain, cinta itu hilang dan pergi kembali dari hadapanku, pertemuanku dengannya hanya dalam hitungan hari. Meskipun aku merasa sedih namun aku juga merasakan senang karena ternyata aku masih bisa merasakan cinta pada orang lain. Mungkin tuhan ingin mengujiku apakah aku bisa lepas dari rantai masa lalu.

Cinta beribu tangis, aku terus mencari dan terus bersabar untuk mendapatkan cinta namun ternyata tuhan belum benar-benar memutuskan untukku. Aku merasa kecewa tapi aku yakin tuhan telah menyiapkan untukku yang lebih baik, sempat terlintas pikiran picikku begitu saja dan ini baru pertama kalinya aku berpikiran seperti ini mungkin karena aku tak bisa menahan lagi perasaan dan kekesalan ini.

Aku merebahkan tubuhku dikursi dekat kolam ini. aku sudah tidak peduli dengan rasa dingin yang menerpaku karena hatiku saat ini sangatlah panas. Meski aku mengenakan baju tidur tapi aku tidak merasakan rasa dingin sedikitpun justru aku rebahan sembari menikmati es krim yang aku beli diminimarket itu. Dalam seumur hidupku baru kali ini aku menatap langit malam kesukaanku dalam keadaan marah. Tuhan tidak pernah adil padaku. Mengapa aku sulit sekali mendapatkan perasaan itu. Tuhan membiarkan orang lain bercanda tawa menikmati romansa dalam bola mataku. Hatiku tidak penah menerimanya namun mata ini tidak ingin melepasnya.

“Cahaya bulan bergitu terangnya tapi tidak ada bintang satupun” ucap ibuku bersandar di kursi sebelahku kananku, disusul ayah yang berada disebelah kiriku.

“Ada apa dengan anak ayah?” susul ayah.

“Ayah dan ibu pernah tidak ingin sekali mendapakan sesuatu tapi tidak bisa mendapatkannya?” tanyaku pada mereka.

“Tergantung” ucap ibu.

“Maksud ibu? Tergantung pada apa?”

“Tergantung tingkat kesulitan yang ingin kau dapatkan. Kalau ingin menjadi dokter atau lainnya. Kau tahu harus melakukan apakan? sudah pasti tidak mudah karena kau perlu belajar, biaya, waktu, kemampuanmu dan lainnya” jelas ibu.

“Tapi dari semua itu yang paling susah adalah mendapatkan hati seseorang, karena mereka bukanlah benda atau apapun itu. Hari ini kau melihat bunga sakura, keesokan harinya bunga sakura tetaplah bunga. Tapi jika itu manusia hari ini ia bilang tidak, esok hari bisa jadi ia bisa berubah” ujar ayahku.

“Semua orang pasti mempunyai keinginan yang besar dalam hidupnya dari yang biasa sampai yang luar biasa bahkan aneh. Demi bisa mencapainya, Mereka menggunakan berbagai cara, bisa dengan usaha sendiri, bantuan orang lain atau cara kotor” ucap ibuku.

“Ketika ayah muda dulu. Ayah ingin A, I, U, E dan O tapi kenyataannya itu tidak mudah. Kau harus bisa menyiapkan segalanya dengan benar dan matang. Karena terkadang itu tidak sesuai harapan dan rencana. Sesuatu yang buruk bisa datang dari luar dan dari dirimu sendiri.”

“Yang Ayah katakan itu benar, tapi ibu minta satu darimu. Jalan yang dilalui pasti akan berat dan tidak mudah.kau cukup yakinkan dalam dirimu jangan sampai kau merasa dirimu adalah orang terburuk didunia ini.bukan tanpa alasan kau berada didunia ini dengan kehidupanmu yang sekarang. Ayah dan ibu akan selalu mendukungmu” ucap ibuku tersenyum padaku.

Aaaaaaaa.... Aku berteriak sambil menangis. Ayah dan ibuku membuat suasana hatiku menjadi lebih sedih lagi. Aku sudah digoyahkan oleh cinta dan kini ayah ibuku membuatku terharu, bahagia tapi yang pasti aku bertambah kesal.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • qarinajussap

    @yurriansan Iya memnag sedihhh... Aku menulis ni diatas rasa sakit hatiku πŸ˜†... Eaaaaa

    Comment on chapter 03. HITAM DAN PUTIH
  • yurriansan

    Qirani, Qarina? ahh ini cerita tentang kamu kah? agaknya ini sedih2 gtu ya, aku baca. sukses ya..
    mampir juga ke storyku yang baru ya..

    Comment on chapter 03. HITAM DAN PUTIH
  • qarinajussap

    Hahhhh... Masa πŸ˜… sebelumnya aku publish di sweekkk... Mirip banget yaaaaaa πŸ˜„

    Comment on chapter 01. DIA BAGAIKAN SEBUAH SENI
  • renicaryadi

    Kak ceritanya mirip sih hahaha.
    Btw good luck ya. Bahasanya puitis banget. Quote-worthy :)))

    Comment on chapter 01. DIA BAGAIKAN SEBUAH SENI
Similar Tags
Dibawah Langit Senja
1361      814     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.