15. SUMPAH
“Alyea wajahmu benar-benar berubah walau hanya sedikit” ucap Harsa.
“Setidaknya ini bisa menyelamatkanku dari ketidaktahuanku” jawab Alyea tersenyum.
“Tapi kau tidak apa-apa Alyea? Semenjak kedatangan kesini kau selalu diam?” Tanya Tami.
“Lalu apa yang harus aku perbuat. Aku tidak bisa lari dan bersembunyi. Mau tidak mau aku harus menghadapinya, tapi aku tidak tahu bagiamana caranya?” ucap santai Alyea yang sudah menenangkan pikirannya meski ia masih merasakan ketakutakan dalam dirinya.
Alyea berusaha untuk setegar mungkin menenangkan dirinya dalam kedaan sekarang ini. Alyea menatap semua orang didalam penjara baik itu penjaga ataupun para tahanan didalam penjara bawah tanah dengan wajah dan pakaian yang berbeda. Alyea sudah tidak aneh dengan pemandangan yang ia lihat karena sebelumnya ia juga telah diberikan penglihatan yang menguras tenaga dan pikirannya ditambah dengan pertarungan Zayang dan Ratu Kressa yang lebih menakutkan dari penglihatannya selama ini. Tidak hanya itu, Alyea merasa bertanggung jawab telah membawa temannya kedunianya, tanpa pertolongan temannya ia tidak akan mungkin sampai ketempat asalnya. Meskipun ia ketakutan tapi ia senang dengan kehadiran teman-temannya.
Alyea terdiam memperhatikan penjara bawah tanah ini dengan tahanan yang memiliki perbedaan sifat. Ada yang hanya diam terduduk tanpa mengusikya, ada yang bertengkar, ada yang sibuk sendiri dan lain sebagainya. Kemampuan mereka bisa terlihat dari penampilannya. Alyea sadar dunia asalnya tidak akan mudah untuk dihadapi apalagi hampir semua orang mengetahui siapa orang tuanya dan itu sudah jelas tidak akan bisa mudah melawan dan melewati semuanya. Alyea dan teman-temannya yang sama-sama buta dipastikan akan mengalami kesulitan. Alyea juga tidak akan mungkin mengandalkan para KHIYAN dan Zayang yang sudah jelas kemampuan mereka tidak bisa dibayangkan dengan akal sehat, meskipun mereka sering menontonnya di Televisi tapi mereka kini benar-benar mengalami hal itu dan terasa menakutkan sekali.
“Ya ampun” teriak Harsa mengejutkan mereka bertiga.
“Ada apa denganmu?” Tanya Wilma marah karena terkejut.
“Kita sudah berapa lama disini?” ucap Harsa dengan mata melotot.
Mereka pun kompak terkejut, mereka mulai melupakan kehidupan dunianya padahal mereka sudah didunia Alyea beberapa bulan dan kini mereka baru menyadari jika mereka sudah sangat lama tidak pulang kerumah dan anehnya mereka justru tidak terpikirkan hal itu bahkan beberapa hari ketika mereka menginjakkan kakinya didunia Alyea. Mereka sering membedakan dunia asal Alyea dengan tempat tinggalnya dipikirannya tapi mereka tidak menyadari akan hal iitu.
Mereka semakin gelisah jika hal negatif terjadi kepada mereka. Berarti mereka tidak akan mungkin bisa pulang kerumah dan bertemu orang tua mereka.
"Waduh... Kau benar. Bagaimana dengan ibuku?" Tami ikut gelisah.
"Benar nenekmu pasti akan mencarimu" sambung Wilma menakuti Tami.
"Aku bisa di cincang ayahku" Harsa terlihat lebih takut.
"Tapi mengapa kau tenang saja Wilma?" tanya Alyea.
"Siapa yang akan mengkhawatirkanku?" ucap santai Wilma.
“Kau salah telah bertanya kepadanya” ucap pelan Tami.
"Sssstttt... Kalian ini berisik sekali" ucap salah seorang tahanan yang hanya duduk diam dibalik samar-samar gelapnya penjara.
Merekapun menoleh ke arah tahanan yang tidak terlihat wajahnya sama sekali karena tertutup oleh baju yang ia kenakan dan penerangan obor seadanya yang senakin membuat penglihatan samar-samar. Harsa mendekat sedekat sampai menempel pada ke bibir penjara untuk melihat sosok wajah lelaki yang mengusiknnya. Sedekat apapun wajah Harsa mendekat ia tetap tidak bisa melihat sosok yang terus tertunduk. Tami yang risih melihat tingkah Harsa yang menaik turunkan badannya dan mengoyangkan kepalanya menyuruhnya untuk diam dan membiarkan orang itu melakukan apapun sesuai keinginannya. Harsa masih penasaran dengan sosok lelaki yang tenang sekali meski dipenjara.
Untuk pertama kalinya ketegangan dan ketakutan dihati mereka sirna untuk sementara. Mereka berempat bisa bercanda dan mengenang masa masa ketika mereka semua berada didunia asal mereka. Mereka tertawa dengan senangnya dan terbahak-bahak. Merekapun tidak sadar jika penjara yang menahannya yang awalnya sedikit ribut kini terasa tenang karena ulah mereka yang bisa tertawa lepas didalam penjara yang seharusnya mereka merenungkan kesalahan mereka namun mereka justru menikmati dengan keadaaan didalam penjara dan membuat para tahanan memperhatikan mereka.
Mereka juga membahas dengan suara yang pelan menanyakan apa yang ada dibenak mereka tentang dunia Alyea yang begitu mengejutkan penglihatannya mereka termasuk Alyea sendiri. mereka masih tidak menyangka lagi kedatangan mereka untuk pertama kali kedunia ini adalah penjara. Wilma yang sudah tidak sabar untuk berkeliling dunia barunya itu memendam rasa kesalnya. Setelah mereka menunggu Zayang dengan waktu yang lama dan kini waktu mengurung mereka untuk kedua kalinya. Mereka juga baru tersadar jika Zayang pergi bersama Ratu dan belum kembali.
“Apa yang sedang Zayang lakukan?” Tanya Wilma yang tidak kunjung melihat wajah Zayang.
Seorang Prajurit Tiba-tiba datang membuka kunci dan menyuruh mereka keluar termasuk para KHIYAN yang ditahan juga oleh mereka. Setidaknya kini mereka bisa tenang karena wajah Alyea tidak perlu tertunduk seperti sebelumnya. Mereka semua mengikuti langkah prajurit tanpa ada pengawalan ketat seperti sebelumnya. Mereka dihadapkan kembali ke hadapan Ratu yang sedang duduk menunggu kedatangan mereka dengan didampingi putri Leinna dan Zayang juga yang sepertinya dalam keadaan yang baik-baik saja. Tapi tidak yang dilihat oleh Wilma. Wilma dengan jelas melihat warna baru yang tercampur dalam tubuh Zayang yang sulit menyatu seperti air dan minyak. Wilma melihat warna hijau yang ada di tubuh Zayang mirip dengan warna milik sang Ratu.
Wilma mulai curiga mengingat sifat dan siapa Zayang ketika ia mendengarnya ketika pertama kali datang kesini. Tidak ada satupun orang yang tidak mengenal Zayang. Wilma merasakan keanehan pasti ada yang telah dilakukan Zayang sehingga ia berani mengorbankan dirinya sendiri, entah itu untuk melindugi Alyea atau ada maksud lain dibalik kehadiran warna ditubuhnya.
"Wilma. Apa kau baik-baik saja?" tanya Tami yang melihat perubahan sikap temannya. "Sepertinya semenjak datang kesni kau juga ikut diam dan cepat marah".
"Sebenarnya kau sedang bertanya apa kau sedang mengejekku?" ujar Wilma mencoba tetap tenang.
"Owh tidak. Sepertinya kau masih normal" senyum Tami lebar membentuk balon dipipinya
Mereka semua menghadap Ratu. Ratu sudah berdiri menunggu kedatangan mereka. Terlihat dengan jelas garis wajah Para tetua yang merasa khawatir, marah dan kecewa terhadap tindakan Ratu yang telah mengambil keputusan tanpa adanya pemberitahuan. Menurut para tetua kasus Zayang bukanlah kasus biasa yang harus diambil keputusan seorang diri saat itu juga oleh seorang Ratu meski ia adalah peraturan utama.
Ratu yang memiliki alasan kuat untuk melakukan tindakan ini ingin membuktikan sesuatu apa yang dikatakan Zayang dan yang paling penting yang diucapkan adiknya yang selama ini hanya menerima tanpa membantah. Alasan utama Ratu adalah ia ingin melihat dengan matanya apa yang telah dirasakannya.
"Ada apa sebenarnya ini?" Tanya Alyea pada Zayang.
"ingat janjimu Zayang" ucap Ratu dalam hati menatap Zayang. “Ingatlah Zayang apa yang telah kukatakan. Jika kau salah mengambil langkah bukan tidak mungkin Qrisor hanyalah sebuah peringatan”
Perkataan Ratu itu alasan mereka dibebaskan. Meski mereka tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka tapi dipastikan mereka berdua memiliki sesuatu yang tidak diketahui. Berbeda dengan Wilma yang sudah mengetahui ada sesuatu diantara mereka terbukti ada dua warna yang ada ditubuh Zayang yang sulit untuk menyatu dan saling tarik menarik, bahkan jelas diwajah Zayang, ia juga merasakan tubuhnya mengalami kesakitan karena ia menerima sesuatu yang ditolak tubuhnya.
Zayang berterimakasih kepada sang putri yang telah membantunya dan Alyea. Keinginan Zayang kini telah terpenuhi. Wajah Alyea memang tidak sepenuhnya berubah hanya wajah Alyea yang sebelah kiri dibuat berbeda tapi setidaknya itu membantunya dan dipastikan ketika orang lain melihatnya tidak akan mengingatkan kepada sahabatnya dan sejarahnya. Langkah awal kini sudah terpenuhi tinggal ia melanjutkan rencananya yang sebelumnya telah ia pikirkan, dan jika semua sesuai rencana yang dinginkan Zayang. Janjinya kepada Ratu sudah pasti akan terpenuhi.
Zayang dan lainnnya kini telah dibebaskan dari penjara dan Kerajaan Kratian. Sang Ratu dengan berat melepaskan Zayang ataupun sang anak dari orang yang paling ia benci. Bagaimanapun sang Ratu menyadari, meski Alyea adalah anaknya tapi anak itu tidak mengetahui apapun dan menjalani kehidupannya dengan sangat berat dan berbeda dari kehidupan ibunya yang selalu dipuja dan ditakuti oleh semua orang. Meksi begitu Ratu merasakan ketakutan dalam hatinya melihat wajah Alyea yang polos.
Alyea bisa melakukan perjalanannya dengan tenang dan damai dari mata semua orang yang akan melihatnya. Dalam lubuk hatinya bukanlah wajahnya yang ia takuti tapi ada hal lain yang selalu mambayanginya semenjak kedatangannya kesini. Alyea tidak mengetahui apa itu tapi ia bisa merasakan dengan kuat sesuatu selalu mengikuti dan mencoba untuk mendekatinya namun ketika Alyea melihat Zayang, ia seperti merasakan sesuatu. Jika itu temannya, Alyea bisa memakluminya karena temannya hanyalah manusia biasa, tapi Zayang melebihi penyihir biasa. Alyea merasakan hal itu bahkan didalam penghalang yang dibuat Zayang. Alyea mulai merasakan kepalanya pusing dan lemah setiap kali sesuatu itu mendekatinya, namun hal itu tidak terjadi ketika ia memasuki wilayah Kerajaan Kratian. Pikir Alyea itu mungkin hanyalah perasaannya saja, tapi setelah ia keluar dari wilayah Kerajaan itu Alyea mulai merasakan kembali jika ia diikuti, sepertinya sesuatu itu terus menunggunya sampai ia keluar dari Kerajaan itu.
Zayang dan yang lainnya akhirnya bebas. Dengan kekuatan Ratu Kressa mereka dibuat melupakan semua tentang kerajaan, mereka diantar oleh para prajurit Kratian menjauhi Kerajaan Kratian. Tidak ada satupun orang boleh mengetahui letak Kerajaan Kratian. Karenanya mereka sangat tersembunyi dan sulit dilacak apalagi semenjak kepergian Raja Albee sang pengganti Ratu Kratian semakin ketat menjaga wilayahnya dari apapun itu meskipun itu hanyalah manusia biasa.
Setelah sampai ditempat yang cukup jauh dari Kerajaan mereka dilepaskan dan dipastikan mereka tidak akan kembali. Para prajuritpun kembali kewilayahnya dengan menyamar menjadi sebuah pohon yang sangat mirip dengan tubuhnya yang berwarna coklat yang menyerupai seperti pohon.
“Apa yang telah kau lakukan dan apa yang diberikan Ratu Kressa padamu?” ucap Tami yang membuat mereka terkejut khususnya Wilma dan Zayang.
“Apa kau mengetahui apa yang diberikan oleh Ratu?” Tanya Wilma pada Tami.
“Jujurlah pada kami apa yang telah kau katakan padanya sehingga ia melepaskan kami semua?” Tanya Tami serius dan mengabaikan Wilma.
“Aku senang karena Alyea memiliki teman yang lebih kuat dariku” Zayang tersenyum dan mengejutkan ketiga prajurit KHIYAN itu.
“Aku yakin kau punya rencana dan kini apa langkahmu selanjutnya. Pastinya bukan tanpa alasan kau membawaku kesini?” Tanya Alyea yang tidak mempermasalahkan rencana Zayang.
“Kita harus pergi melihat keadaan Raja Qrisor” ucap Gideon yang ingin melihat temannya setelah sekian tahun tidak bertemu.
“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah melihat keadaannya?” Tanya Revis.
“Aku tidak tahu, tapi aku ingin sekali bertemu dengannya”
Zayang memerintahkan para KHIYAN itu untuk menyelidiki setiap aktifitas Kerajaan dan kejadian apapun yang sedang terjadi selama kepergiannya. Sementara Zayang membawa Alyea dan temannya kesuatu tempat untuk beristirahat dan berlindung. Sebelum ia pergi menuju tempat yang akan dituju. Zayang pergi menuju gubug yang ia siapkan untuk Alyea jika ia kembali. Entah apa yang telah dilakukan oleh Zayang, hanya dengan ia mengarahkan tanganya kepada gubug itu. gubug itu langsung menghilang dalam sekejap seperti trik sulap yang mereka lihat di televisi. Tapi hal seperti itu kini tidak membuat mereka terkejut lagi karena mereka sudah mulai mengetahui semua yang ada didunia benar-benar menguras perasaan dan tenaga.
Setelah Zayang melakukan pekerjaannya. Zayang membawa Alyea dan yang lainnya keluar dari hutan. Untuk pertama kalinya kini Alyea dan yang lainnya bisa menghirup udara selain hutan. Pemandangan yang mereka untuk pertama kali setelah keluar dari hutan masih warna yang sama. Bola mata mereka disuguhkan oleh tanaman kembali. Mereka pikir akan melihat apapun itu selain tanaman justru yang ada didepannya kini lebih parah ia tidak bisa melihat apapun disekelilingnya kecuali padang rumput yang ada didepannya. Rumput yang sangat tinggi bahkan menyaingi ukuran tubuh mereka. teman-teman Alyea mengeluh karena tidak ada pemandangnan yang benar-benar bisa dinikmati mata bahkan batu besarpun tidak ada dihadapannya. Padang rumput yang luas dan tinggi itu menghalangi semuanya yang ada disekelilingnya.
“Apa kau yakin ingin melewati jalan ini?” Tanya Wilma.
“Tidak ada jalan lain lagi selain melewati jalan ini” ucap Zayang.
“Apa? Aku yakin pasti ada jalan lain” Wilma bersikukuh.
“Kau bisa lihatkan tidak ada tanah terlihat yang bisa kita pijak selain tanah yang tertutupi oleh tanaman itu”
“Wilma takut ada ulat bulu didalam tanaman itu” ungkap Tami.
“Bagaimanapun ulat bulu bikin gatal” tambah Harsa.
“Kau lebih baik mati atau terkena ulat bulu” ujar Zayang yang tidak memberikan pilihan sama sekali.
Dengan terpaksa mereka mengikuti apa yang dikatakan Zayang yaitu berjalan menembus rerumputan yang sama tingginya dengan badan mereka. Zayang tidak bisa sembarangan memillih jalan. Ia takut jika para prajurit Raja Qrisor menemukannya dan semua rencananya akan hancur. Tidak hanya rencananya tapi dunia inipun ikut hancur tidak tersisa. Sebelum rencana terpenuhi Zayang harus bersembunyi agar tidak tercium oleh siapapun itu.
Mereka semua berjalan satu-satu beriringan dipimpin oleh Zayang dan diakhiri oleh Harsa. Wilma masih melihat keadaan sekitar dan mencoba menemukan warna lain selain abu-abu dan hijau. Sedangkan Alyea terus merasakan sesuatu yang mengikutinya, Alyea kembali melihat Zayang dan lainnya tapi mereka tidak merasakan seperti yang Alyea rasakan. Langkah kaki mereka sudah cukup jauh dari bibir hutan, mereka hanya bisa melihat rumput yang ada disekelilingnya dan langit biru yang sangat cerah. Sesekali mereka juga disuruh menundukkan tubuhnya diantara rerumputan untuk bersembunyi. Mereka semua mengikuti apa yang Zayang ucapkan dan perintahkan, sesekali Harsa meledek dan menakuti Tami ataupun Wilma namun tatapan Zayang membuatnya ketakutan.
Langit mulai berubah warna, mataharipun sedikit demi sedikit menghilangkan cahayanya namun entah sampai kapan langkah kaki berhenti berjalan ketempat yang tidak mereka ketahui sama sekali. Harsa sudah mengeluh sepanjang perjalanan karena lelah berjalan tanpa beristirahat. Keadaan malam hari semakin mencekam dan menakutkan daripada malam dari dunia asalnya. Rasanya mereka sudah berada dipuncak malam, sangat sepi dan sesekali terdengar suara yang cukup merinding. Beberapa kali Harsa bertanya mengenai hantu kepada Wilma. Tami yang biasa selalu penasaran akan sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya hanya berdiam diri dan waspada melihat keadaan disekitarnya.
“Hey…apa itu bintang jatuh?” ujar Tami melihat kearah langit. “Meski aku sering mendengar dan menontonnya di TV tapi baru kali ini aku melihat bintang jatuh sungguhan”
“Kalian semua merunduk” Zayang langsung merintahkan mereka.
“Apa itu hewan? Mereka bisa terbang tanpa sayap dan mereka sangat bercahaya seperti bintang jatuh?” tambah Harsa.
“Ya kau benar. Hewan apa itu?” Tanya Alyea.
“Bagaimana bisa mereka ditemukan?” desah Zayang sambil kesal.
“Ada apa denganmu? Apa mereka berbahaya?”
“Hewan itu seperti burung tanpa sayap. Tregan adalah hewan yang cukup berbahaya tapi jumlah mereka tidak cukup banyak. Hewan itu akan bersinar terang dalam kegelapan dan hitam pekat dalam cahaya” jelas Zayang.
“Mereka terlihat sangat lucu sekali?” ujar Tami gemas.
“Aku belum tahu apa yang sedang mereka cari. Tapi mereka adalah hewan pencari yang akurat dan tidak akan mungkin meleset, namun yang aku tahu mereka bukanlah hewan yang suka diperintah bahkan oleh Raja sekalipun” ujar Zayang.
Zayang masih merasa heran dengan hewan yang sulit dicari itu. hewan yang berbentuk elips dan berbulu tipis itu terliha sangat lucu. Empat kaki kecilnya selalu disembunyikan ketika mereka sedang terbang dan akan dikeluarkan ketika mereka mendarat. Hewan yang sulit ditaklukan itu bernama tregan. Hewan pelacak yang dengan mudah mencari korbannya baik dalam keadaan hidup ataupun mati. Zayang melihat dengan jelas jika hewan itu adalah hewan milik Qrisor,dengan sangat jelas symbol Kerajaan tergambar di tubuh mungilnya. Zayang tidak menyangka jika dendam Qrisor begitu mendalam sampai ia melakukan cara menakutkan untuk menangkap para penyihir.
Zayang langsung menyuruh mereka untuk berjalan lebih cepat agar sampai ditempat tujuan untuk beristirahat dan mendengar kabar selanjutnya yang telah terjadi didunianya yang sudah cukup lama terbelenggu oleh amarah temannya. Mendengar ucapan Zayang yang serius, mereka langsung berlari secepat mungkin meski tubuh mereka sudah lelah untuk diajak berlari, tapi tidak ada cari lain selain berlari menyembunyikan diri untuk sekarang ini.
Alyea dan yang lainnya berlari secepat mungkin mengikuti Zayang yang terus berlari semakin cepat. Zayang tidak mengerti dengan burung tregan yang bisa dengan mudahnya ditangkap. Meski Zayang sudah lama tidak berada didunianya tapi tidak mungkin sifat hewan yang tidak biasa seperti tregan bisa dengan mudah dikendalikan. Zayang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi sekarang ini dengan Kerajaan Liarnoc dan dunia ini. Sebelum Zayang meninggalkan Kerajaannya dan dunianya untuk pergi melindungi Alyea. Ia sangat mengenal dunianya dan apa saja yang ada didalamnya termasuk para mahluknya. Ia mengetahui dengan jelas, karena kemanapun ia pergi tidak akan ada yang menghalangi jalannya. Mendengar namanya saja, semua orang lebih baik pergi daripada harus bertemu.
Zayang tidak percaya dengan kepergiannya selama ini, semua yang telah ia lihat dan ketahui berubah secara mengejutkan. Bahkan hewan sekelas treganpun bisa dikuasai oleh Qrisor dan mudah dikendalikan oleh manusia biasa. Hewan itu memiliki perasaan seperti halnya manusia memiliki emosi dan akal karena itu hewan tregan ini sulit untuk ditaklukan. Zayang sudah tidak lagi mempunyai waktu untuk berpikir. Ia harus cepat menuju tujuannya dan mendengar semua penjelasan yang telah terjadi. Setelah melewati padang rumput akhirnya Zayang menghentikan langkah kakinya tepat didepan aliran air sungai diatas air terjun.
“Huh… akhirnya kita berhenti juga. Aku sudah lelah” ujar Harsa mengatur nafasnya dan membungkukan badannya ke aliran air.
Alyea terpesona dengan suasana malam hari yang begitu tenang meski terasa ketenangan ini bukanlah ketenangan biasa. namun tetap saja mahluk malam hari yang memberikan cahayanya yang sangat khas dan indah. Kunang-kunang yang berada disebrang aliran sungai seperti bintang yang berjatuhan. Sekumpulan hewan dengan cahaya berwarna kuning itu menyejukkan mata karena keindahannya.
“Waww… benar-benar indah” takjub Tami.
“Aku memang sering melihat kunang-kunang dirumah tapi tidak sebanyak ini” tambah Wilma.
“Yang kalian lihat memang benar-benar indah, tapi ada mahluk yang sama tapi tidak serupa” ujar Zayang.
“Pasti mereka sama indahnya. Apa ada warna lain selain warna kuning?” Tanya Alyea.
“Mereka bukanlah mahluk biasa. bahkan akupun tidak tahu mereka manusia atau bukan. Selama ini aku hanya melihat bentuknya saja yang bulat tapi konon katanya mereka bisa berubah menjadi manusia yang sangat kecil. dan jika kalian melihat mahluk yang aku katakan, kalian harus segera pergi dan berlari” ujar Zayang.
“Mengapa begitu? APa mereka juga pasukan ayahnya Alyea?” Tanya Harsa.
“Bukan. Seperti yang kukatakan. Mereka adalah mahluk yang berwujud manusia tapi bukan manusia. Mereka tidak memihak kepada siapapun, rasa toleransi mereka hanya ditujukan kepada kaumnya. Mereka tidak akan mudah menyerah dan mereka tidak akan tinggal diam jika ada temanya yang dilukai atau terluka. Sangat berbeda dengan kaumku. Rasa sakit yang diterima oleh musuh atau lawan adalah kemenangan sedang kan rasa sakit yang diterima oleh dirimu sendiri itu menunjukkan kekuatan ataupun kelemahanmu. Semakin besar luka yang kau terima dan kau bisa mengatasinya, kau berarti sangatlah kuat ditambah lagi jika kau bisa menyerang kaum yang dianggap kuat oleh semua orang. Kau bisa mendapatkan jari Raja” jelas Zayang.
“Apa maksudmu dengan jari Raja. Apa Raja memotongnya lalu memberikannya kepada mereka?” Harsa terkejut.
“Itu hanya perumpamaan Harsa. Yang dimaksud Zayang adalah mereka bisa menjadi kepercayaan Raja” ujar Tami.
“kau benar”
“Kalau begitu Raja memiliki 10 penyihir kuat” ucap Alyea.
“Ya. Tapi setelah Raja dikalahkan. Aku tidak tahu kemana yang lainnya pergi. Triliesti tidak ada yang tahu dimana keberadaannya. Aku disini sebagai penjagamu. Sepupumu masih berada ditangan ayahmu dan satu lagi yang aku ketahui dia adalah murid ibumu yang sekarang akan kita temui” ujar Zayang.
“Lalu dimana mereka?” Tanya Wilma.
“Dibawah air ini” ujar Zayang.
“Apa? Kau yakin kita akan berenang. Aku tidak mau” tolak Harsa.
“Kita tunggu waktu yang tepat untuk membuka pintu menuju kesana” ucap Zayang
“Bagaimana kalau ada prajurit Raja yang melihat keberadaan kita disini” Tanya Tami.
“Kau tidak perlu takut, warna dari hewan Kanan itu akan melindungi kita”
“Hewan itu bernama kanan dan aku ada disebelah kiri” ledek Harsa yang masih memiliki waktu untuk bercanda, Mendengar ocehan harsa membuar mereka tidka berhenti untuk tersenyum.