Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Ini panjang loh wkwkw. Maafkeun typo gengsss ✌😊☺😂

Xiumin menganga lebar dengan matanya yang dibulatkan sempurna. Telinganya tidak salah dengar?Selama ini Kai, adiknya yang memiliki nama asli Kim Jongin itu sudah menyiapkan hal luar biasa ini.

Wow Daebak!

"Hahaha.....kau lucu sekali, hyung"

Sepertinya ada bau-bau penipuan. Memang tidak seharusnya Xiumin percaya begitu saja. Kai tetap saja Kai. Tukang bohong dan pemalas.

"Bisa-bisanya kau menipu hyung mu sendiri begitu. Aiss..."

"Aku tidak menipumu. Aku memang ikut mendaftar beasiswa ke london itu. Tapi, tidak lolos"

"Iya, iya. Mana mungkin kau mendapatkannya" Xiumin meraih tasnya dan kunci mobil dari meja belajarnya.

"Kau mau kekampus? pulang jam berapa?"

"Entah"

"Calon dokter memang sibuk"

Xiumin membuka pintu kamar dan berlalu meninggalkan Kai sendirian.

Dihari libur begini saja, pagi-pagi sekali Xiumin sudah pergi. Ayah mereka sibuk mengurus bisnis. Hanya ada ahjumma Bin saja, meskipun menyenangkan.
Tapi, Kai bosan mengajak ahjumma Bin berjoget terus.

Kai beranjak dan meraih ponselnya dimasukkan kedalam saku celananya. Ia keluar rumah hendak mencari udara segar. Melihat kolam renang yang begitu menyegarkan ia pun berniat akan merendam kaki disana. Ia sedikit melakukan peregangan sebelum masuk ke air.


Hingga tiba-tiba seruan seseorang menginterupsinya.

"Kai!! Kenapa masih dirumah?"

Kai menoleh dan mendapati seorang gadis yang mampu membuatnya melupakan Sis Kae tengah berdiri dihadapannya dengan amat cantik. Gadis itu memakai dress selutut senada dengan sepatunya. Dan sebuah bandana cantik melingkar di kepala nya.

"Kau kah itu Jaeyong? Demi apa katakan padaku. Seorang Im Jaeyong mendatangi rumahku?"

"Itu karena ponselku mati. Aku tidak bisa menghubungi mu. Makanya aku datang kesini. Cepat bersiap"

"Bersiap? Kemana?"

Kai sudah melayang mendengar kata bersiap? Apakah Im Jaeyong akan mengajaknya berkencan? Bisa saja seorang perempuan terlebih dahulu yang mengajak, Tidak masalah.

Saking gugupnya, Kai tidak bisa berhenti terkekeh.

"Yakh! Palliwa..." teriak Jaeyong membuyarkan lamunan Kai. Gadis itu kenapa suka sekali berteriak. Untung saja Kai suka. Detik berikutnya Kai segera berlari memasuki rumah.

***

Kai melempar frustasi botol minuman kaleng yang isinya sudah pindah keperutnya kedalam tempat sampah diluar tempat les ballet.

Iya, Im Jaeyong datang kerumahnya dan berteriak tidak jelas hanya meminta agar Kai menemaninya les ballet. Ia mengaku mobilnya rusak, tidak ada yang bisa mengantar dan malas menaiki bis.

Tetap saja, meskipun semua itu menyebalkan. Kai tidak bisa menolak permintaan gadis yang disukainya. Ia menunggu diluar gedung dengan duduk disebuah kursi yang memang ada di teras. Demi mengusir kejenuhannya, Kai memainkan ponselnya. Sudah satu jam lebih dia menunggu.

"Kai?"

"Loh, Yeri. Kenapa ada disini? Jangan bilang ikut ballet juga" tebak Kai asal. Yeri berubah menjadi kesal dan memukul bahu Kai. Enak saja mengatainya ikut ballet.

"Tidak. Aku kesini karena...." Yeri tidak langsung mengatakannya dan malah diam ditempat. Ia memegangi tali tasnya dengan menunduk. Sepertinya ia masih saja gerogi kalau harus menatap mata Kai.

Karena Jaeyong meminta kau mengantarnya---Batin Yeri.

"Aku sedang berjalan-jalan. Bosan dirumah" tentu saja Yeri tidak mungkin mengatakan hal itu pada Kai. Beberapa menit yang lalu, Yeri ditelfon oleh Jaeyong karena rencana shopping mereka batal, Jaeyong harus ke tempat les. Perasaan Yeri mengatakan temannya itu pasti akan memanfaatkan Kai. Karena tidak bisa mendapatkan Sehun, Jaeyong seenaknya mempermainkan Kai. Tentu saja Yeri sakit hati.

"Disini ramai.vKenapa sendirian?Jalan itu harus sama pasangan. Yaelah..."

Pasangan aku nggak peka. Dasar!---Batin Yeri.

Gadis itu hanya diam lalu ikut duduk disamping Kai. Ia memilih diam saja. Hatinya masih sakit kalau mengingat Kai yang selalu tidak peka soal perasaannya.

Diam-diam Kai memperhatikan perubahan sikap Yeri. Gadis itu yang biasanya ceria kenapa malah terlihat pendiam. Kai tidak bisa melihat dengan jelas kedua mata Yeri karena terus menunduk.

"Kau marah padaku? Mian...aku bercanda. Aku juga tidak punya pasangan ko. Tenang saja"

Tetap saja Yeri masih memilih diam. Ia tidak berniat membalas kalimat Kai. Sekali lagi, Kai melirik jam tangannya. Jaeyong bilang les nya akan bubar dua jam lagi. Kai berinisiatif mengajak Yeri jalan-jalan agar gadis itu tidak murung.

"Yeri-yah...ayo kesana"

Yeri hanya menatap Kai, Ia masih dalam mood yang buruk. Akhirnya Kai menggamit pergelangan tangan Yeri dan menariknya.

"Eh...mau kemana?"

"Ikut saja"

Yeri berusaha menyamakan langkahnya dengan Kai yang masih menariknya. Demi EXO, gadis itu rela berlama-lama berjalan kalau tahu akan digandeng seperti itu.

Hingga mereka berhenti didepan sebuah penjual topi. Yeri menyayangkan tangannya yang terlepas karena Kai memilih topi. Ia memperhatikan lamat-lamat wajah namja yang di sukainya itu.

"Sini"

"huh?"

Kai menghela napas. Ia mendekati Yeri dan memasang kan sebuah topi ke kepala gadis itu. Yeri sampai harus menunduk karena dengan kasarnya Kai malah memasangkan topi. Tanpa hati-hati lagi.

 

 


"Cantik"

Deg!
Yeri memutar badan dan memegangi dadanya. Kenapa dengan jantungnya?Apa ia akan mati?

***

Yeri memperhatikan Kai yang tengah memperhatikan Jaeyong. Dan Jaeyong terlihat sibuk memperhatikan Sehun. Sementara si Sehun sedang asik membalas chat dari kekasihnya. Tiga manusia yang malang itu bahkan harus mengabaikan formulir yang dibagikan Kang saem.

"Hati-hati sayang...Bye..." Sehun menekan layar ponselnya dan mengirimkan voice note kepada Park Nopi. Saat sadar dengan dunia kembali. Sehun terperangah mendapati pemandangan aneh didepannya. Kai, Yeri dan Jaeyong yang melamun.

"Cepat kumpulkan. Yang terakhir mengisi serahkan ke kantor" ujar Sehun menyadarkan yang lainnya. Ia berdiri dari duduknya dan hendak berlalu.

"Kau mau kemana?" tanya Jaeyong.

"Toilet" Jawab Sehun berlalu lagi melanjutkan langkahnya.

"Jaeyong kau menulis universitas apa?" tanya Kai. Ia sudah memasang wajah segarnya kepada Jaeyong.

"Hmm..." Gadis itu bingung.
"Sebenarnya Ayahku ingin aku ikut dengannya ke Aussie. Tapi, aku  masih betah dengan ibuku. Tapi, ibuku akan menikah lagi. Tapi, aku tidak suka punya Ayah tiri. Tapi, aku tidak mau--"

"Aduh...kebanyakan tapi. Lihat aja punya Sehun. Ikut kuliah ditempat pilihannya. Bukankah itu dirimu." potong Yeri. Sontak saja Jaeyong menjentikkan jarinya. Ia pun mengikuti saran Yeri untuk mengintip punya Sehun. Kemudian mencatat nama universitas yang sama.

"Sudah" Jaeyong menumpuk kertasnya dengan milik Sehun. Gadis itu lalu sibuk bermain ponsel. Sedangkan Yeri kini fokus melihat pilihan Kai. Akankah ia juga mengikuti pilihan orang yang dicintainya?

"Yeri terakhir. Kau yang ke kantor" pekik Kai. Yeri cepat-cepat menulis nama universitas yang sama dan menumpuk punya yang lain. Gadis itu beranjak dari duduknya.

"Tunggu! Aku saja, aku mau menanyakan soal nilai ku pada Miss Angel" Jaeyong merebut kertas dari tangan Yeri.

"Biar ku temani" Tawar Kai. Jaeyong melirik Yeri disebelahnya.

"Tidak usah. Kau pikir sejauh mana. Disini saja" tolak Jaeyong. Kemudian berlalu pergi.

"Kapan dia peka?" gerutu Kai pelan. Tapi, Yeri jelas masih dapat mendengarnya.


Kai memeriksa ponselnya yang baru saja mendapat notifikasi. Ia melihat Sis Kae memposting gambar dirinya dengan Xiumin diakun instagramnya.
"Pamer teruss..."

Sejak Jaeyong memberi harapan palsu. Sejak itu pula Kai jadi suka marah-marah. Ia heran sendiri kenapa tidak bisa bersikap seperti dulu.

"Yeri-ah...Kau dapat nilai bagus pada simulasi Kimia kan? Ajarkan aku soal yang ini. Aku akan berusaha masuk ke universitas tempat Umin Hyung. Hahahai..."

Yeri langsung memilih duduk didepan Kai. Namja itu sudah menyiapkan kertas coretan dan pena nya.

"Kau...menulis SM university karena ingin satu kampus  dengan kakakmu?"

"Iya"

Wajah Yeri berubah menjadi cerah. Ia pikir Kai menulis itu karena ingin satu kampus dengan Jaeyong. Kini kesempatan agar bisa dekat dengan Kai masih ada. Meskipun Jaeyong masih ditempat yang sama.

"Sudah cepat ajarkan yang ini" kata Kai dibuat seimut mungkin.

"Ada syaratnya"

"Apa?" tantang Kai.

"Temani aku nonton setelah ujian selesai" Yeri tahu betul ia memanfaatkan kesempatan. Tidak apa-apa, yang penting ia bisa jalan dengan Kai.

"Baiklah. Nanti bertemu di gedung bioskop saja. Okee"

Betapa bahagianya Yeri mendengar ajakan Kai. Meskipun ia yang harus lebih dulu meminta.

***

Jaeyong tengah memasukkan beberapa pakaiannya kedalam koper miliknya. Berjam-jam ia bergelut dengan hatinya agar mampu menerima Ayah tiri nya. Namun, hatinya masih tidak rela begitu saja.

Drrt..drrt...
Ia meraih ponsel diatas meja belajarnya kemudian menggeser tombol hijau dan mendekatkannya ke telinga kanan.

"Wae?"

"Yakh! Bisa lembut sedikit? Kau ada janji denganku. Bukankah kau mengajakku nonton hari ini?"

Jaeyong sempat ragu dengan pilihannya. Teman-teman disini sungguh baik sekali. Ada Kai yang selalu melempar kode. Ada Sehun yang meskipun tidak mencintainya. Tapi, Sehun orang yang baik. Jangan lupakan Yeri juga. Gadis itu sangat baik. Bahkan rela memendam perasaan pada Kai demi kebahagiaan Kai.

"Iya, bawel. Aku akan kesana. Ini sedang bersiap. Bye..."

Tut.
Begitu sambungan terputus, Jaeyong segera mencari tasnya dan keluar dari kamar.

Hanya butuh beberapa menit saja Jaeyong sudah sampai didepan gedung bioskop. Ia menghampiri Kai yang melambaikan tangannya.

"Mian...lama?"

"Tidak apa-apa kalau itu kau. Ayo"

Keduanya masuk kedalam bioskop dan mencari kursi mereka. Kai memberikan popcorn kepada Jaeyong begitu mereka sudah duduk nyaman.

"Sebentar lagi filmnya mulai"

"Iyaa" jawab Jaeyong.

Keduanya nonton dalam diam. Genre film yang mereka tonton memang film romantis. Tapi, sama sekali Jaeyong tidak mengajak Kai mengobrol. Pandangannya hanya fokus pada film.

Setelah mendapat kabar bahwa ia diterima di universitas di Aussie. Jaeyong menghubungi kai agar menemaninya menonton film.

Nyatanya sekarang apa? kai bahkan tidak merasa bahwa Jaeyong senang menonton dengannya.

Tiba-tiba Kai teringat sesuatu. Yeri.

Dia melupakan gadis itu. Janji pertamanya hari ini adalah dengan Yeri.Ia melirik jam tangannya. Pasti gadis itu sedang menunggunya.

"Jaeyong-ah...mianhe. Aku harus pergi sekarang. Mianhe..."

Setelah mengatakan kalimat itu, Kai berlari keluar tanpa menunggu jawaban Jaeyong. Ia sendiri tidak tahu kenapa perasaannya mengarah pada Yeri. Ia tidak ingin gadis itu kecewa padanya.

Jaeyong memasukkan popcorn terakhir kedalam mulutnya.
"Rencana ku berhasil"

***

Dengan langkahnya yang gontai, Yeri berjalan menjauhi gedung bioskop.Ia mengepalkan tangannya menahan emosi. Bisa-bisanya Kai membuatnya menunggu padahal dia tidak datang.

Hingga sebuah langkah kaki dan hembusan nafas terdengar. Yeri melihat Kai tengah berlarian menghampirinya. Namja itu sudah berkeringat.

"Kau tidak ingat janjimu?" tuduh Yeri.

"Aku lupa karena Jaeyong mengajakku. Aku--"

Bugh!
Kai sedikit harus mundur karena pukulan keras mendarat di pipi kanannya. Kepalan Yeri lumayan keras juga. Tapi, Kai merasa ia pantas mendapatkannya.

"Kenapa selalu saja Jaeyong.Jaeyong. Jaeyong. Tidak bisakah kau melihat ke arahku? Kau sama sekali tidak peka"
Yeri sudah melangkah pergi. Tapi, Kai mengikuti gadis itu dari belakang.

"Kau menyukaiku?"

Yeri mempercepat langkahnya. Ia ingin segera menjauh dari Kai.

"Sejak kapan kau menyukaiku?"

"Aku memang tidak peka. Aku selalu melihat kearah Jaeyong. Tapi, kau tidak mau memberiku kesempatan?sekarang aku rasa aku mulai menyukaimu"

Yeri berhenti berjalan dan diam mematung ditempat. Masih dengan membelakangi Kai. Gadis itu diam-diam menetralkan jantungnya.

"Yeri...Gomawo sudah menyukaiku"

Gadis itu tersenyum bahagia. Akhirnya penantian nya berakhir sudah. Sekarang ia lega karena Kai sudah mengetahuinya. Tiba-tiba ponselnya bergetar. Ia menerima sebuah pesan masuk dari Jaeyong. Matanya melebar begitu membaca isinya. Sontak saja Yeri berbalik dan menghampiri Kai.

Kai mengerti adegan itu, seperti di drama setelah menyatakan cinta mereka akan berciuman. Kai sudah memejamkan matanya dan memajukan bibir.

"Kai, Jaeyong akan pergi ke Aussie"
Yeri segera menarik lengan Kai dan membawanya pergi.

***

Jaeyong tersenyum senang melihat Sehun mau mengantarnya sampai bandara. Ia pastikan momen itu tidak akan dilupakan.

"Aku senang kau datang. Jangan lupakan aku. Mian selalu mengganggumu" ungkap Jaeyong.

"Senang bertemu denganmu, Im Jaeyong" ujar Sehun.

Kai dan Yeri yang baru saja tiba segera menghampiri Jaeyong dan Sehun. Yeri tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk sahabatnya itu.

"Jaeyong...jangan lupakan aku"

"Tidak akan Yeri"

"Janji?"

"Janji"

Tidak ada hal yang membuat Persahabatan Yeri dan Jaeyong putus. Masalah hati hanya hal sepeleh. Mereka sudah bisa mengatasinya.

"Hati-hati...Jaeyong. Dan sampai ketemu lagi" kata Kai menarik lengan Yeri dan membawa gadis itu kesisinya.

"Iya tau, habis jadian"

"Yeri, Kai, Sehun...aku pergi ya? Sampai ketemu lagi. Bye...."

Jaeyong memutar badannya dan mendorong kopernya memasuki ruang keberangkatan. Gadis itu sama sekali tidak berbalik arah. Ia mantap dengan pilihannya sendiri.

Gadis itu pergi dengan membawa cinta sahabatnya.

***

Tiga Tahun kemudian....

Kai menghampiri Sis Kae yang terlihat amat cantik dengan gaun pengantin nya yang menjuntai panjang. Sis Kae akan resmi menjadi kakak iparnya sendiri. Kai bersyukur mereka tidak dipersatukan. Kalau tidak, takkan ada yang mempertemukannya dengan Yeri.

"Sis Kae-yah...kau cantik sekali"

Yeri langsung menyatukan lengannya dengan lengan Kai. Semetara kekasihnya itu sibuk memandangi wajah Yeri yang sangat cantik.

"Jangan lupa lempar bunganya padaku. Okee"

Kai mendelik ke arah Yeri.
"Yakh! Jangan. Aku akan melamarmu kalau sudah jadi polisi. Aku tidak mau menikah dulu"

"Jadi, Kau tidak mau menikah denganku?"

"Bukan begitu, sayang. Aku pasti akan melamarmu. Kau pasti akan bangga kan kalau aku sudah jadi polisi?"

"Oh...oke"

Kai memeluk Yeri begitu erat. Begitu mereka sudah tidak lagi bercekcok akhirnya pasti berpelukan. Pasangan aneh...

"Kalian pamer kemesraan dihadapan pengantin...wah" ujar Sis Kae membuat pelukan mereka usai. Yeri dan Kai sama-sama tersenyum menatap Sis Kae.

"Mian...hehehe..." kekeh mereka berdua.

Tiba-tiba pintu kamar Sis Kae terbuka. Menampilkan Ayah Sis Kae dan Lay yang akan menuntunnya berjalan diatas altar. Wajah mereka nampak berseri-seri.

"Kau melangkahi Oppa, Sis Kae"
Lay membantu adiknya berdiri. Sementara Ayah Sis Kae telah mengulurkan tangannya yang langsung disambut putrinya.

"Kau sudah siap. Putriku?"
Sis Kae mengangguk.

***

Kim Sis Kae POV

 

"Satu..."

 

"Dua..."

 

"Tiga..."

 

Cekrek!
Semua kebahagiaan ini. Semua rasa suka ini. Yang telah terjadi dihari ini. Semua karena Umin. Aku bahkan masih merasa ini mimpi. Bisa menggenggam erat tangan orang yang aku cintai dan mencintaiku. Dan Dia akan selalu ada bersamaku.

 

"Umin... kenapa kau ingin  menjadi dokter?"

 

Umin hanya tersenyum memandang ku. Ia mengusap pipiku lembut.
"Agar aku dapat melindungimu"

 

"Umin..."

 

"Iya"

 

Aku meraih telapak tangannya. Saling menggenggam dan menyatukan perasaan masing-masing.

 

"Aku bahagia. Gomawo"

 

"Aku jauh lebih bahagia kalau kau bahagia, Sis Kae"

 

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

 

Holla.....
ini Bonus Part terakhir.
Beneran udah end. Aku bakalan up di cerita lain. Buat yang masih mau ngikutin kisah Umin dan Sis Kae kunjungi work aku yg ini.

 

Hyun Couple, udah ada dua part dengan prolog.

Sampai ketemu di cerita aku yang lainnya.....See you ☺

 

Peluk jauh,
BabyXiumin.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
A Story
312      248     2     
Romance
Ini hanyalah sebuah kisah klise. Kisah sahabat yang salah satunya cinta. Kisah Fania dan sahabatnya Delka. Fania suka Delka. Delka hanya menganggap Fania sahabat. Entah apa ending dari kisah mereka. Akankah berakhir bahagia? Atau bahkan lebih menyakitkan?
Me & Molla
557      331     2     
Short Story
Fan's Girl Fanatik. Itulah kesan yang melekat pada ku. Tak peduli dengan hal lainnya selain sang oppa. Tak peduli boss akan berkata apa, tak peduli orang marah padanya, dan satu lagi tak peduli meski kawan- kawannya melihatnya seperti orang tak waras. Yah biarkan saja orang bilang apa tentangku,
Gino The Magic Box
4352      1346     1     
Fantasy
Ayu Extreme, seorang mahasiswi tingkat akhir di Kampus Extreme, yang mendapat predikat sebagai penyihir terendah. Karena setiap kali menggunakan sihir ia tidak bisa mengontrolnya. Hingga ia hampir lulus, ia juga tidak bisa menggunakan senjata sihir. Suatu ketika, pulang dari kampus, ia bertemu sosok pemuda tampan misterius yang memberikan sesuatu padanya berupa kotak kusam. Tidak disangka, bahwa ...
Jingga
6198      1570     2     
Romance
Kehilangan memang sangat menyakitkan... Terkadang kita tak mampu mengekspresikan kesedihan kita membuat hati kita memendam sakit... Tak berakhir bila kita tidak mau mengakui dan melepas kesedihan... Bayang-bayang masa lalu akan selalu menghantui kita... Ya... seperti hantu... Jingga selalu dibayangi oleh abangnya yang sudah meninggal karena kecelakaan... Karena luka yang mendalam membuatnya selal...
Memoria
349      290     0     
Romance
Memoria Memoria. Memori yang cepat berlalu. Memeluk dan menjadi kuat. Aku cinta kamu aku cinta padamu
Jane and His Zombie
420      291     0     
Short Story
This story is about a girl who meet a zombie and she fell in love with the zombie
Love Letter: Mission To Get You
564      435     1     
Romance
Sabrina Ayla tahu satu hal pasti dalam hidup: menjadi anak tengah itu tidak mudah. Kakaknya sudah menikah dengan juragan tomat paling tajir di kampung. Adiknya jadi penyanyi lokal yang sering wara-wiri manggung dari hajatan ke hajatan. Dan Sabrina? Dicap pengangguran, calon perawan tua, dan... “beda sendiri.” Padahal diam-diam, Sabrina punya penghasilan dari menulis. Tapi namanya juga tet...
Trust Me
69      62     0     
Fantasy
Percayalah... Suatu hari nanti kita pasti akan menemukan jalan keluar.. Percayalah... Bahwa kita semua mampu untuk melewatinya... Percayalah... Bahwa suatu hari nanti ada keajaiban dalam hidup yang mungkin belum kita sadari... Percayalah... Bahwa di antara sekian luasnya kegelapan, pasti akan ada secercah cahaya yang muncul, menyelamatkan kita dari semua mimpi buruk ini... Aku, ka...
Dimensi Kupu-kupu
14363      2783     4     
Romance
Katakanlah Raras adalah remaja yang tidak punya cita-cita, memangnya hal apa yang akan dia lakukan ke depan selain mengikuti alur kehidupan? Usaha? Sudah. Tapi hanya gagal yang dia dapat. Hingga Raras bertemu Arja, laki-laki perfeksionis yang selalu mengaitkan tujuan hidup Raras dengan kematian.
Dear Vienna
382      292     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.