Xiumin POV
Pertama kali saat akan menapaki gedung rumah sakit, aku mendengar suara tangisan seseorang yang aku yakini bahwa aku mengenalnya. Setelah lama tidak bisa menemukan keberadaan Rye Hyun, aku dan Baekhyun memutuskan menemui Chanyeol dirumah sakit.
Tapi,tidak aku sangka aku melihat Rye Hyun disini. Di rumah sakit yang sama, tempat Chanyeol dirawat. Dan suara tangisan itu berasal darinya.
Baekhyun segera menghampiri Rye Hyun dan memeluknya. Sedangkan aku melihat dari pintu ruang ICU bagaimana Ibu Rye Hyun sedang ditangani.
"Eomma..."
Rye Hyun tidak pernah menangisi Ibunya sampai larut begitu. Aku takut terjadi sesuatu.
Baekhyun mengusap rambut Rye Hyun dan menenangkan dengan kalimat-kalimatnya. Tanganku tergerak meraih ponsel dan mencari kontak Suho.
Maafkan aku Suho, sepertinya aku gagal menjaga adikmu.
"Yeobeoseo..."
"Suho-yah...Ibumu kecelakaan"
Tut.
Suho memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Kurasa dia sangat syok mendengarnya.
Tidak beberapa lama pintu ruang ICU terbuka dan menampilkan wajah kecewa dari seorang dokter.
"Waktu kematiannya pukul 12.42"
Aku memalingkan wajah memberanikan diri menatap Rye Hyun. Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada Baekhyun sebelum aku menuntunnya agar melihat wajah terakhir ibunya.
Rye Hyun mengusap wajah pucat sang Ibu dengan tangannya yang bergetar hebat. Aku membantunya berdiri agar tidak jatuh. Melihatnya serapuh itu kehilangan Ibunya. Membuat aku kembali merasa bersedih saat dimana aku pun ditinggal oleh Eomma.
"Eomma...ireona, jebal...Hiks"
Baekhyun diseberang ranjang menggigiti bibir bawahnya kemudian melenggang pergi.
"Rye Hyun-ah...ikhlaskan ya. Nanti, Suho akan pulang"
***
Author POV
Rasanya selang beberapa detik Sis Kae tidak bisa bernafas. Atau ada yang menghambat aliran darahnya. Tangannya tiba-tiba bergetar hebat seiring rasa gugup menghantuinya.
Ia hanya bisa berdiri kaku bersama Han Mel. Menyaksikan Xiumin tengah menenangkan Rye Hyun. Sis Kae sama sekali tidak marah. Tentu saja, tidak. Ia justru sangat bersyukur Xiumin ada disaat Rye Hyun sedang berduka.
Bagi Sis Kae, hidup Xiumin dan Rye Hyun sama-sama rumit. Sama-sama belum banyak menghabiskan waktu dengan sang Ibu namun mereka tetap ditinggalkan.
Tanpa sadar air mata Sis Kae luruh, Han Mel yang menyadarinya pun kini membawa tubuh Sis Kae duduk di kursi tunggu rumah sakit.
"Sis Kae...kau jangan sedih. Kita harus menguatkan Rye Hyun sunbae"
Sis Kae mengangguk meskipun air matanya malah bertambah banyak.
"Kalau begitu jangan menangis" pinta Han Mel.
"Tidak bisa Han Mel. Aku sedih.....hiks" Sis Kae meletakkan kepalanya di bahu Han Mel sembari menutupi wajahnya.
Tiba-tiba Ibu Han Mel datang dan berdiri dihadapan anaknya. Perempuan paruh baya itu baru saja selesai mengurus administrasi rumah sakit Han Mel. Dia akan mengajak Han Mel pulang. Tapi, melihat Sis Kae menangis sepertinya Ibu Han Mel berfikiran lain.
"Han Mel..kau disini atau ikut pulang?" tanyanya sontak membuat Sis Kae buru-buru berdiri dan menyapa Ibu Han Mel.
"Aku ingin disini menemani Sis Kae. Aku akan pulang bersamanya saja Eomma" tolak Han Mel.
Tapi, Sis Kae merasa tidak enak. Han Mel seharusnya pulang dan beristirahat.
"Tidak, Han Mel. Kau pulang saja dengan ibumu. Aku bisa pulang sendiri"
Ham Mel tetap menggeleng.
"Tidak. Aku disini saja Eomma"
Ibu Han Mel tersenyum dan menepuk bahu anaknya dan Sis Kae. Ia jadi teringat masa remajanya. Persahabatan keduanya begitu kental. Meskipun perempuan itu tidak tahu apa saja yang sudah menghampiri persahabatan mereka.
"Ya sudah. Kalian disini saja. Tapi, kalau ada apa-apa jangan sungkan telpon Eomma, Han Mel. Kasihan sekali Nyonya Kim" ujar Ibu Han Mel.
Begitu Ibu Han Mel pergi, Sis Kae kembali menundukkan kepalanya. Namun, gadis itu tidak menangis. Ia sepertinya melupakan rasa sedihnya. Syukurlah, setidaknya Han Mel tidak perlu menahan air matanya lagi.
Iya, Han Mel juga pasti akan menangis karena ia sedih. Tapi, demi menguatkan Rye Hyun dan Sis Kae, ia tidak ingin terlihat lemah juga. Ia harus kuat.
"Padahal baru saja kemarin Rye Hyun Sunbae diculik. Sekarang masalah baru menghampirinya." lirih Sis Kae hampir kembali menitikkan air matanya.
"Sudah Sis Kae. Mungkin ini takdirnya. Yang harus diingat adalah percaya bahwa setelah mendung pasti ada pelangi. Walaupun sementara tapi pelangi mampu membuat hati kita berwarna" Han Mel memandangi Sis Kae yang kembali duduk. Kata-kata Han Mel mampu menyadarkan Sis Kae.
Beberapa menit kemudian...
"Han Mel, Sis Kae...kurasa kalian harus pulang" Chanyeol tiba-tiba berucap dan berdiri dihadapan keduanya bersama Baekhyun.
"Kau antar mereka Nyeol" Timpal Baekhyun. Hari sudah larut dan Baekhyun tidak ingin terjadi apa-apa pada dua gadis didepannya.
"Gimana, Sis Kae? Kita pulang atau tetap disini?" tanya Han Mel menghadap Sis Kae. Sebelumnya terdengar hembusan nafas dari bibir mungil Sis Kae.
"Baiklah kita pulang saja" putus Sis Kae.
Han Mel menggandeng Sis Kae berjalan sedangkan Chanyeol masih berdiri bersama Baekhyun.
"Byun, kau tidak apa-apa?"
Baekhyun tersenyum meskipun Chanyeol tahu sahabatnya pasti sedang banyak pikiran.
"Aku Byun Baekhyun. Aku baik-baik saja Nyeol"
"Melihat Rye Hyun dekat dengan Xiumin?"
Baekhyun mengerjapkan matanya ke sembarang arah. Raut cemas seketika menyelimuti wajahnya.
"Yakh! Sudah sana cepat antar Sis Kae dan calon pacarmu itu"
"Pasti. Baiklah aku pergi dulu ya"
Chanyeol menepuk pundak Baekhyun lalu pergi dari hadapannya. Kembali Baekhyun mendengar tangisan Rye Hyun. Ia mengintip Xiumin dan Rye Hyun yang tengah berpelukan.
Bohong kalau Baekhyun bilang baik-baik saja. Perasaannya saat ini yang benar adalah Baekhyun cemburu.
Baekhyun ingin menjadi penguat Rye Hyun. Dan tempat keluh kesal gadis itu. Seperti Xiumin.
"Apa aku menyedihkan?"
***
Terhitung ratusan kali sejak Kai melihat foto masa kecil kakaknya di ponsel Sis Kae, namja itu mengubah posisinya. Tempat tidurnya sudah pasti berantakan. Ia gelisah, dan pikirannya entah berada dimana.
Sudah malam namun Xiumin belum juga pulang. Kai harus memastikan apakah Xiumin dan Sis Kae memang saling mengenal atau tidak.
Kemudian Kai bangkit.vDirasa badannya tidak bisa di tidur kan ia pun beranjak dan keluar dari kamar. Langkah kakinya berhenti di depan lemari es. Ia mengambil air dingin dan langsung meneguknya.
Saat akan kembali menuju kamar, ponselnya berdering. Ia pun segera mengangkatnya.
"Oh. Hyung" sapa Kai.
"Sepertinya aku tidak bisa pulang. kalaupun bisa itu pasti larut malam. Tolong beritahu Appa"
"Memang kenapa?"
"Ibu Rye Hyun meninggal"
"Mwo? Hyung aku juga akan kesana"
"Tidak, jangan. Maksudku, besok saja kau menghadiri pemakaman dan bawakan aku pakaian nya juga"
"Baiklah, Hyung"
"Ya sudah, aku tutup"
Tut.
Kai mengusap wajahnya. Ternyata masalah terus berdatangan pada Rye Hyun.Kasihan sekali gadis itu. Kai kembali melangkah hendak keluar rumah saat samar-samar mendengar suara mesin mobil.
Kai melihat Sis Kae keluar dari mobil Chanyeol. Gadis itu kemudian melambai pada Chanyeol dan mobil Chanyeol berlalu pergi. Kai kembali teringat pertanyaan yang bersarang dalam hati dan otaknya. Apa hubungan Sis Kae dan Xiumin Hyung?
"Sis Kae--" hampir saja Kai tercekat memanggil gadis itu. Belum sempat Sis Kae menyentuh hendel pintu, ia kembali berbalik badan dan menatap Kai.
"Wae?" tanyanya bingung.
"Ini ponselmu" Kai mengulurkan ponsel Sis Kae. Dan gadis itu pun meraih ponselnya dari tangan Kai.
"Gomawo, aku harus masuk sebelu--"
"Boleh aku menanyakan sesuatu?" potong Kai cepat sebelum melupakan apa yang menjadi kegelisahannya.
"Apa kau habis menangis?"
"Ne. Aku dari rumah sakit--hmm...Mian meninggalkanmu aku hanya tidak mau kau pergi dengan keadaanmu yang belum membaik. Aku melihat Rye Hyun Sunbae menangis sangat kencang"
Kai mengusap lembut pipi gadis didepannya. Jejak air mata masih terlihat di pipi nya. Sis Kae tidak bisa menyembunyikan ekspresinya. Gadis itu benar-benar membuat Kai jatuh hati.
Tapi, mendapati kenyataan yang...
"Kau dan Xiumin hyung...saling mengenal?"
Sis Kae memalingkan wajah dan membuat tangan Kai melosot. Sejenak ia terdiam. Namun detik berikutnya, Ia berani menatap Kai dan menampilkan wajah tenang.
"Ne. Kami adalah teman masa kecil. Kami juga tetanggaan waktu di Incheon. Kau pasti tidak tahu karena aku juga tidak pernah tahu kalau Umin punya seorang adik" jelas Sis Kae.
Kai hanya bisa tersenyum miris. Hatinya tertegun, tentu saja karena mendengar bahwa gadis yang ia sukai mengenal baik Xiumin. Dan kakaknya itu merahasiakan Sis Kae untuk melindunginya. Berarti apakah gadis ini spesial?
"Mianhee, aku tidak bermaksud membohongimu"
Kai menangkup wajah Sis Kae yang tengah bersedih.
"Hei...ini bukan kesalahanmu. Bukankah Hyung sendiri yang merangkap jadi sutradara dan membuat kita jadi pemerannya. Kau dan aku korban. Anggap saja cast yang tidak saling mengenal. Lucu..."
Sis Kai menepis lengan Kai kemudian tertawa. Leluconnya kali ini mampu membuat Sis Kae tertawa dan melupakan kejengkelan tiap bicara dengan Kai.
"Bagaimana mungkin kau adiknya. Aku bahkan tidak menemukan kesamaan antara kau dan Umin" cibir Sis Kae.
Kai mencubit pipi Sis Kae tanpa ampun.
"Aww..."
"Tentu saja aku lebih tampan darinya"
"Lepasin Kai sakit" Sis Kae meronta-ronta mencoba melepaskan tangan Kai dari pipinya. Tadi, pipinya dielus. sekarang malah dicubit.
"Bilang dulu kai tampan besok ke pemakaman ibu Rye Hyun sama aku. Ayo"
"Oke. Kai tampan besok ke pemakaman ibu Rye Hyun Sunbae sama aku!" jerit Sis Kae tidak sabar supaya tangan Kai terlepas.
***
Sesuai janji semalam Sis Kae dan Kai pergi ke rumah duka Ibu Rye Hyun bersama. Tempat itu ramai didatangi orang-orang penting yang sayangnya sama sekali tidak ada yang Sis Kae kenal.
Kai berpamitan sebentar menemui Xiumin karena memberikan pakaian serba hitam pada kakaknya susuai perintah.
Tiba-tiba Sis Kae merasakan ada yang menyentuh bahunya dari belakang. Sontak gadis itu berbalik dan mendapati Sunbae-nya disekolah. Park Nopi.
"Kau pasti masih benci padaku"
Tentu saja. Seorang senior yang seenaknya membuat onar di kelas Sis Kae tanpa tahu sebabnya. Membentak sahabat Sis Kae dengan sok nya. Pastinya Sis Kae masih memiliki bad looks pada Park Nopi.
"Kurasa begitu" balas Sis Kae yang disambut kekehan kecil dari orang di hadapannya.
"Aku hanya ingin bilang. Kau bisa merelakan Xiumin untuk Rye Hyun. Sudah sejak lama Rye Hyun mencintai Xiumin. Kau seharusnya tau itu"
Sudah sejak lama menyukai Xiumin?Hello....jika Sis Kae mau membandingkan dirinya dengan Rye Hyun.Semua tahu, Siapa yang lebih dulu bertemu dengan Xiumin. Tapi, Sis Kae tahu cinta tidak terpatok dengan itu semua. Biarlah Xiumin sendiri yang menentukan.
"Aku tidak pernah memaksa Umin untuk menyukaiku ataupun merebut nya dari Rye Hyun Sunbae" Sis Kae menyembunyikan rambut dibelakang telinganya.
"Dan sepertinya kau juga harus tahu. Kadang kau harus mengerti apa itu cinta. Pantas Sehun selingkuh dari mu. Kurasa Han Mel beruntung bisa putus dari Sehun"
Park Nopi tersulut emosi seketika. Bagaimana mungkin sidirannya tidak mempan pada seorang gadis yang jauh lebih muda dari nya. Apalagi mengingat sudah dua kali dia kalah berdebat dengan Sis Kae.
Seketika senyum paksaan muncul dibibir Park Nopi. Sebab ia melihat Kai menghampiri Sis Kae dan mengajaknya pergi berlalu.
"Nopi-yah...Ayo kita kesana" Sehun datang dan menunjuk tempat orang-orang berkumpul.
"Sehunnie~~ apa kau menyesal menjadi pacarku? apa aku lebih baik dari Han Mel? apa aku kurang cantik?Apa aku terlalu tua untukmu? Apa kau tidak pernah menganggap ku cintamu?" pertanyaan beruntun dari Park Nopi membuat Sehun mengerutkan kening. Ini ada apa lagi dengan kekasihnya? Cemburu lagi?Bahkan disaat suasana duka seperti ini?
Sehun mengusap surai cokelat kekasihnya.
"Harusnya kau tidak perlu bertanya seperti itu. Aku sungguh mencintaimu. Buktinya aku meninggalkan Han Mel saat kau kembali. Aku minta maaf telah selingkuh darimu. Please...Look at me. For now or future. Because I'll always love you"
Park Nopi kembali tersenyum dan menggelayuti lengan Sehun. Kalimat barusan adalah kalimat ter-romantis yang pernah Sehun ucapkan.
Meskipun didalam lubuk hati Sehun masih terdapat sedikit tempat untuk gadis lain. Untuk gadis yang pernah ia sakiti, Go Han Mel.
.
.
.
.
.
TBC
Hollaa...aku update lagi..Aduh cerita ini bakalan ending nanti. Tunggu aja ya...
Jangan Lupa voment ☺
Bonus pict.
Lisa as Park Nopi ❤