Vote dulu lah sebelum baca. Komennya juga ya ☺
Happy Reading ☺
***
Irene menggigiti ujung kukunya seraya berjalan maju mundur persis setrikaan. Kelasnya sudah sepi hanya menyisakan dirinya dan Park Nopi. Irene masih memandangi tas Rye Hyun yang ada dibangkunya. Tapi, dimana pemiliknya. Sejak izin menemui seseorang,Irene tidak melihat Rye Hyun kembali sampai sekarang. Irene takut kalau-kalau Rye Hyun dibawa ibunya lagi.
"Irene tenang. Kenapa maju mundur gitu. Aku pusing liatnya"
"Ih...ini tuh gawat Eomma Park"
Baiklah, sekarang Irene sudah diam dan duduk didepan Park Nopi. Ia sendiri tidak tahu kenapa sangat cemas begini.
"Kau tau, mungkin saja Rye Hyun sudah pulang dan lupa membawa tas nya"
"Tapi kenapa dia juga tidak membawa ponsel" heran Irene
"Iyaa, ya" Park Nopi mengangguk setuju.
Irene meraih tasnya dan menggendongnya.
"Ayo kita tunggu saja diluar"
"Tas nya bagaimana?" tanya Park Nopi.
"Udah biarin aja, yang penting ponselnya aku bawa"
Irene dan Park Nopi keluar dari kelas. Mereka berdua sesuai rencana akan menunggu Rye Hyun diluar saja. Saat mereka sampai di taman depan sekolah, tiba-tiba saja ponsel Park Nopi berdering. Mereka berhenti karena Park Nopi harus mengangkat ponselnya.
"Oh. Sehunnie~" sapa Park Nopi pertama kali saat ponselnya sudah tertempel ditelinga kanannya.
"Nopi-yah...aku tidak bisa menonton denganmu hari ini. Aku ada urusan, Mianhee..."
"Urusan apa itu?" tanya Park Nopi yang selalu penasaran dengan urusan Sehun. Dasar posesif!
"Ini misi penting. Aku dan Kai akan menangkap pelaku penculikan"
"Mwo?--"
Irene terkejut dan Park Nopi meringis.
"Memang siapa yang diculik?"
"Chen sunbae, Chanyeol Sunbae, Xiumin Sunbae, Baekhyun Sunbae, hmm...Go Han Mel dan temanmu Rye Hyun"
Park Nopi ingin marah saja sekarang, mendengar bahwa Sehun menyebut nama gadis itu.
"Jinjja? Oh Sehun jangan bercanda. Kau pasti ingin membuatkanku kejutan kan? Apa kita akan merayakan anniversary?"
Irene menatap Park Nopi dengan mata yang membulat dan sarat akan pertanyaan. Park Nopi heboh sekali membuat Irene makin cemas.
"Aku tidak bercanda. Ini serius. Aku saja sampai bolos sekolah"
"Lalu kau dimana? aku khawatir. Berikan alamatnya biar aku kesana"
"Ini bahaya Nopi-yah"
Berbahaya pun Park Nopi rela, Ingatkan dia bahwa ada Rye Hyun juga disana. Oh, jangan lupakan Go Han Mel yang membuat Park Nopi marah. Apapun yang terjadi Park Nopi harus bisa ada disana melindungi Sehun-nya.
"Kau sengaja agar bisa menjadi pahlawan si Han Mel itu ya? cepat kirimkan lokasinya, aku akan datang dan memukul Han Mel---"
"Mwo? wae?"
"Salah maksudku memukul penculiknya"
Tut.
Jika Park Nopi sudah marah Sehun tidak akan bisa membantah. Buktinya beberapa detik saja setelah memutuskan telepon Park Nopi menerima pesan dari Sehun.
Park Nopi yang menyadari wajah Irene sudah sangat penasaran akhirnya harus memberitahunya.
"Irene, ternyata Rye Hyun diculik"
"Mwo?"
Irene melongo dan kehabisan kata-kata. Park Nopi menepuk bahu sahabatnya dan memberi kekuatan.
"Ayo kita kesana, ini Sehun sudah mengirim lokasinya"
Irene hanya mengangguk saja dan mengikuti langkah Park Nopi menuju parkiran. Tapi tunggu,mereka akan naik apa? Oh God! Park Nopi menepuk keningnya. Ternyata orang cemas memang sering tidak berfikir panjang.
"Salah, Irene. Kita ngapain ke parkiran. Kita kan tidak bawa mobil" Park Nopi berhenti dan menarik ssahabatnya.
"Kau tidak bawa mobil?"
"Tidak. Aku kan sering diantar jemput Sehun. Kalau kau?"
Irene menggeleng, gadis itu mana pernah bawa mobil. Berangkat saja dia naik bis. Park Nopi dan Irene tengah berfikir kesana naik apa? Bisa saja pulang dulu kerumah Park Nopi dan mengambil mobilnya. Ah...itu kelamaan.
Tiba-tiba saja Park Nopi melihat sebuah mobil yang familiar melewati mereka. Ia pun berdiri ditengah jalan agar mobil itu berhenti.
Park Nopi langsung menarik Irene dan menyuruhnya masuk ke jok belakang, sementara dirinya duduk didepan. Disamping Tao yang sudah akan meledak.
"Yakh! Apa-apaan ini? apa maksud kalian? wow...mau menumpang?" Cicit Tao.
"Aduh berisik! Cepet jalan ini darurat" Bentak Park Nopi.
Tao mendesis bagai ular yang siap mematuk. Park Nopi keterlaluan padanya.
"Aku mau pulang, sana turun. Eh?Park Nopi kau turun. Irene biar aku yang antar"
Park Nopi meniup poninya membuat Tao bergidig.
"Ini urusan denganku juga. Cepat jalan Tao-yah"
Irene menepuk bahu Tao dan memohon lewat wajah cantiknya. Tao sangat tidak bisa melihat Irene susah. Baiklah catat saja ini demi Irene sang pemilik hati. Eaeaea...
"Kemana kita?"
***
Kai keluar dari bangunan dan menemui Sehun yang tengah berdiri dengan dua orang polisi tak jauh dari tempatnya.
"Kai-yah...kau kenapa bisa babak belur begini? Kau tidak apa-apa kan?" Sehun panik melihat keadaan Kai.
"Gwenchana"
"Ya sudah. Lalu kita harus bagaimana?"
Kai menceritakan awal mula penculikan ini pada Sehun dan dua orang polisi yang mendengarnya juga. Sehun mengernyit bingung dan sekaligus tidak menyangka pelakunya Kyungsoo yang Sehun ketahui adalah seseorang yang sudah Kai anggap kakak. Kai juga menceritakan bahwa ia yang selama ini membantu Kyungsoo meneror sekolah. Untung Sehun sangat mengerti dan tidak terbawa emosi. Saat Kai mengaku adik dari Xiumin, Sehun memang terkejut, tapi ia tidak mengeluarkan ekspresi apapun selain wajah datar.
"Sekarang ayo kita cari Kyungsoo. Karena dia akan membakar tempat ini"
"Mwo?!" Sehun dan kedua polisi sama-sama terkejut. Kedua polisi itu menegakkan badan kearah Kai.
"Kami akan segera menangkap pelakunya. Tapi, kita juga butuh bantuan. Jadi, saya akan menelfon yang lain untuk mencari teman-teman mu didalam" ucap salah satu polisi. Kai mengangguk dan membiarkan kedua polisi itu menyelesaikan masalah ini. Ia tidak lagi bisa berfikir. Nyawa Kakak dan gadis yang disukainya dalam bahaya.
Sehun menepuk-nepuk bahu Kai.Ini pertama kalinya Sehun melihat Kai begitu rapuh.
"Jadi kau selama ini adik seorang Xiumin Sunbae? wah... Kau sudah seperti aktor bermain drama begini"
Kai menepis tangan Sehun dari bahunya.
"Mian, Hun. Aku tidak jujur padamu"
"Harusnya aku marah, tapi ya sudah. Sudah terjadi ini"
Meskipun Sehun anaknya nyeleneh atau suka bermain wanita tapi pemikiran kritis dan solidaritas nya selalu menjadi kebanggaan Kai.
"Aku akan mencari Kyungsoo"
Baru saja Kai akan melangkah tapi Sehun menghalanginya.
"Aku ikut"
Kedua remaja lelaki itu pergi memasuki gedung menyusul kedua polisi yang juga sedang mengecek tempat itu.
Sementara tanpa mereka ketahui.Ada sepasang mata yang memperhatikan gerak-gerik mereka.
Kyungsoo menyeringai licik. Namja itu mengeluarkan ponselnya dan menghubungi anak buahnya.
"Bakar saja tempat itu. Tidak peduli Baekhyun ada atau tidak. Lalu kalian kabur, tahu kan jalan keluarnya?"
Kyungsoo memutuskan panggilan sepihak dan meninggalkan tempat berhantu itu.
***
"Aww---" Rye Hyun menarik tangannya yang tidak sengaja menyentuh pecahan kaca didepannya. Alhasil kini darah mengalir dari telapak tangannya yang robek. Lukanya lumayan besar dan dalam.
Rye Hyun meringis kala rasa perih menyerangnya. Darahnya kini menetes kebawah. Baekhyun yang baru kembali setelah mendobrak pintu terkejut dan segera menghampiri Rye Hyun.
"Astaga. Apa ini sakit? pasti sangat sakit ya? kau menyentuh apa tadi?" tanya Baekhyun panik. Ia menarik dasinya dan mengikatkannya pada telapak tangan Rye Hyun.
"Aww---" Rye Hyun kembali mengeluh saat Baekhyun mengikat dasi tersebut.
"Semoga ini bisa menghentikan darahnya"
"Gomawo Baekhyun "
Baekhyun mengangguk dan tangannya terulur menyentuh tangan Rye Hyun yang lain. Ia menggenggamnya karena tidak ingin gadis itu mendapat luka yang lain.
"Sekarang kau harus berjalan disampingku. Aku tidak mau kau terluka lagi, kalau kita sudah keluar dari tempat ini, pasti ibumu akan memarahiku"
"Eomma tidak akan peduli juga" Rye Hyun tersenyum sinis. Sementara Baekhyun sudah menatap wajah Rye Hyun yang memilih memandang kearah lain.
Baekhyun menyentuh bahu Rye Hyun dan menatap intens yeoja didepannya. Ia sedang berusaha menemukan kebohongan dari kata-kata sindiran Rye Hyun tadi. Rye Hyun terpaksa melihat kearah Baekhyun juga. Tapi dia merasakan jantungnya bermasalah saat wajah Baekhyun begitu dekat. Rye Hyun meneguk ludahnya kala Baekhyun kembali mendekatkan wajahnya. Jika Rye Hyun melihat semakin lama dan dekat begitu, Baekhyun jadi terlihat...tampan?
Deg!
Rye Hyun mundur beberapa langkah dan menepis lengan Baekhyun. Namun tiba-tiba saja Kakinya tidak sengaja menginjak sesuatu yang kenyal. Rye Hyun melompat kearah Baekhyun dan memeluknya.Ia melihat seekor tikus merambat di sepatu nya. Dengan mengeratkan tangannya dileher Baekhyun, gadis itu melompat-lompat sambil berteriak.
"Jangan dekat-dekat"
"Yakh! Baekhyun tolong aku"
"Kyaa...!!"
Meskipun suara Rye Hyun sekeras toa. Tapi Baekhyun hanya diam saja. Ia kembali dipeluk oleh Rye Hyun dan tubuhnya serasa kaku. Ia tidak bisa bergerak. Untuk menetralkan jantungnya saja masih berusaha.
Setelah menyadari dirinya melakukan hal konyol. Rye Hyun melepas pelukan Baekhyun dan mengalihkan pandangannya.
Demi EXO, wajah Rye Hyun merah dan tangannya menyentuh jantungnya yang tak seirama.
"Jangan berjalan sendiri" Tangan Baekhyun terukur dan mengaitkan jarinya dengan jari Rye Hyun. Baekhyun tersenyum seraya menarik gadis itu berjalan.
"Kajja cari jalan keluar. Jangan jauh-jauh nanti ada tikus"
Rye Hyun memutar bola matanya. Kenapa tadi Baekhyun tersenyum seperti itu. Kenapa senyum Baekhyun membuat Rye Hyun deg-degan.
***
"Kemana lagi kita? Dari tadi tidak ada tanda-tanda keberadaan Baekhyun dan Rye Hyun" keluh Chanyeol.
Chen mengangguk setuju.
"Sis Kae-yah. Kau kan terakhir datang. Kau tidak ingat jalan keluarnya?"
Sis Kae menggeleng tidak tahu. Kalau tahu pasti ia tidak akan berlama-lama disana.
"Tempat ini seperti labirin" sahut Han Mel.
Xiumin berjalan dan menengokkan kepalanya ke sekeliling. Sepertinya dia baru saja mendengar sesuatu.
"Kai sudah menghubungi polisi. Kita harus berusaha keluar sebelum tempat ini dibakar" jelas Sis Kae.
Sreek!
Xiumin berbalik dan kembali mundur.
"Ada yang datang. Ayo sembunyi"
Mereka langsung masuk ke sebuah ruangan dan menutup pintunya. Xiumin menjaga di pintu dan melihat dua orang berpakaian hitam tengah melakukan sesuatu, seperti menyiramkan suatu cairan?
Mata Xiumin membelalak saat melihat api merambat dari sana.
"Ayo kita keluar. Aku tahu jalannya"
"Hahah....mati semua"
Xiumin membuka pintunya dan menatap teman-temannya yang penasaran. Xiumin menarik nafas lalu---akhh kelamaan thor..
"Teman-teman tempat ini sudah dibakar. Ayo kita keluar ikuti orang tadi"
Xiumin menarik tangan Sis Kae dan berjalan mendahului yang lain. Chanyeol dan Han Mel juga sama-sama bergandengan. Disini hanya Chen yang berjalan sendiri. ( sama author aja Mazz Chen #plak )
***
Sehun menepuk punggung Kai. Mereka sedang melacak ponsel Kyungsoo menggunakan ponsel Sis Kae. Karena kedua polisi yang dibawa Sehun mencari didalam maka kedua nya memilih mencari diluar.
Tak lama kemudian mobil polisi datang. Beberapa polisi keluar dari mobil dan menghampiri Sehun. Mereka begitu menghormati anak dari atasannya.
"Cepat cari orang ini" Sehun menyerahkan ponselnya yang berisi foto Kyungsoo.
"Baik" polisi-polisi itu segera menyebar.
Sehun mengeluarkan ponsel lain dari sakunya dan menghubungi seseorang.
"Yobeoseo Appa. Tolong aku, bisakah Appa melacak seseorang? Dia pelaku penculikan dan percobaan pembunuhan"
"Gomawo Appa. Nanti aku kirim fotonya"
Sehun mengetik sesuatu lalu kembali menyimpan ponsel itu. Kai hanya melongo melihat kawannya ternyata bukan anak sembarangan.
"Sehunnie~~"
Kai dan Sehun sontak menutupi telinganya. Park Nopi berlari bersama Irene dan menghampiri mereka. Kai menatap horor kepada Sehun seolah memberitahu kenapa-kau-menyuruh-mereka-datang-kesini.
Sehun mengedikkan bahu dan mengubah posisi disamping kekasihnya.
"Dimana Rye Hyun?" tanya Irene.
"Masih didalam" jawab Sehun.
Park Nopi memandangi gedung dihadapannya. Sontak pupilnya melebar ketika melihat asap.
"Ada asap. Oh tidak! Lihat gedungnya terbakar"
Irene, Kai dan Sehun melongo melihat arah tunjuk Park Nopi.
.
.
.
.
.
.
TBC
Rye Hyun 👇