Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Brother Falling in Love
MENU
About Us  

Author POV


Hal yang pertama kali berkelebat didalam pikiran adalah masuk kedalam sekolah tanpa melalui hukuman. Seolah sangat sulit dilakukan. Namja tinggi yang sudah terbiasa dengan hukuman-hukuman menghiasi hari-harinya disekolah sudah berdiri tegak di depan kelas dengan melipat kedua tangannya didepan dada. Entah sesuatu macam apa yang membuatnya seperti itu. Bersikap aneh seolah-olah akan terjadi peperangan. Pelindung harus sudah tahu terlebih dahulu.

Banyak siswa-siswi yang menatap aneh kearahnya. Bingung mendapati Kai sepagi ini disekolah. Bahkan, saking paginya ia tidak bertemu ketua osis yang selalu memberi nasihat padanya itu.

"Kapan sih gadis itu datang?" tanya Kai pada dirinya sendiri.

Sudah dua kali sejak dirinya berdiri sendiri melirik jam tangan hitam yang bertengger manis di pergelangan tangannya.

"Kalau seperti ini aku bisa gila" tutur Kai persis merutuki dirinya. Jauh didalam dadanya timbul gejolak aneh. Yang satu menginginkan dirinya melindungi gadis itu. Namun, ada sisi lain yang membuatnya merasa menjadi orang bodoh menunggu lama demi seorang gadis. Tapi bukankah cinta memang seperti itu? lalu apakah Kai memang sedang jatuh cinta?

Dari arah pandang tak jauh, Kai menangkap seseorang yang dapat memberinya informasi. Tanpa diminta gadis itu sudah berdiri dihadapannya.

"Kau sedang apa di sekolah?" pertanyaan aneh. Kai menyibakkan rambutnya kebelakang.

"Sekolah lah. Apalagi" jawab Kai penuh percaya diri. Semua orang juga tahu kalau murid berseragam dan ada dilingkungan sekolah pasti sedang bersekolah.

"Maksudku kenapa Kau sudah ada disini sepagi ini? bukankah biasanya kau akan masuk saat jam istirahat"

"Aku ada urusan sangat penting dan mendesak" jawab Kai masih dwngan nada tingginya.

Gadis itu berdecak sambil memfokuskan matanya menatap wajah Kai. Mencari tahu apa yang sedang disembunyikan oleh namja tinggi itu.

"Urusan apa yang membawamu sampai dikelas ku?" tanyanya intens.

"Sehun tidak suka gadis cerewet. Diam kau Go Han Mel"

"Kenapa kau bawa-bawa nama Sehun?" wajah Go Han Mel sudah merah hanya dengan mendengar nama Sehun disebut. Tapi mulutnya masih tetap bersikukuh menyangkalnya.

"Kau berkencan dengannya kan kemarin?"

"Anni"
Bagai mendengar gelegar petir gadis itu hanya mampu berkata tidak untuk menyangkalnya.

"Sehun selalu bercerita padaku. Kau tidak perlu menyangkalnya. Aku tidak bisa dibohongi"

"Yakh! Kalau kau tau ya sudah diam saja. Aku malu tau"

Kai terkekeh melihat tingkah lucu Go Han Mel. Saat matanya menyapu koridor sekolah, bagai melintas angin seketika menyentuh halus pipinya. Derap kaki dari orang yang sedang ditunggunya itu terdengar sangat merdu ditelingannya. Angin juga rupanya sedang mempermainkan rambut gadis yang sedang berjalan kearah Kai. Membuat namja yang bernama lengkap Kim Jongin itu terpesona.

"Sedang apa kalian?" setelah sampai didepan Kai dan Go Han Mel, gadis itu langsung memandang aneh mereka.

"Kai sedang kerasukan hingga bisa berangkat ke sekolah sepagi ini" Go Han Mel menunjuk wajah Kai dengan memutar-mutar telunjuknya.

Segera Kai menepis tangan Go Han Mel dan menggamit pergelangan tangan Sis Kae. Melangkah meninggalkan Go Han Mel. Kai membawa Sis Kae menuju taman.

Gadis itu berhasil melepaskan tangannya dari cengkeraman Kai. Dengan sisa-sisa kekesalannya, Kim Sis Kae menggenbungkan mulutnya. Ini masih pagi dan gadis itu tidak ingin marah-marah.

"Bisa nggak sih Kai kalo mau ngajak orang gak perlu dengan paksaan?" nada bicara gadis itu dibuat selayaknya orangtua yang sedang menanyai anaknya tentang bagaimana berteman yang baik.

"Wae?" Tanya Sis Kae mendapati Kai belum juga buka suara.

"Aku ingin memandang wajahmu itu saja"

Sis Kae berdecak, gadis itu melemparkan rambutnya kebelakang.

"Apaan sih? nggak jelas sumpah"

"Kau mau aku cium?" Kai selalu saja mendapati wajah merah Sis Kae jika dirinya mengutarakan pertanyaan itu.

"Aku pergi, Bye!"

Belum juga satu langkah hanya sampai berbalik lengan gadis itu kembali ditahan oleh Kai.

"Jamkkanman. Kau hari ini tidak akan ke Lab kan?" Nada suara Kai berubah halus. Hal itu tentu membuat Sis Kae merasa aneh. Apa akan ada hal yang akan terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Makanya Kai datang menemuinya.

"Entah. Kenapa dengan Lab?" gadis itu mencoba mengaduk kejanggalannya lebih dalam.

"Ani. Kau ikut saja denganku bolos hari ini"

Kedua mata Sis Kae melebar, gadis bermarga Kim itu terhenyak sesaat. Apa yang sebenarnya ingin Kai katakan.

"Waeyo? silheunde!"

"Geurae. Tapi ingat tak usah ke Lab. Jaga dirimu. Naneun tteonanda"(aku pergi)

Sebelum pergi Kai mengajak puncak kepala Sis Kae yang sejak Kai membicarakan soal Lab, gadis itu hanya terdiam di tempatnya. Andaikata perkata Kai benar. Entah apa yang akan Sis Kae lakukan. Akankah gadis itu berteriak memberitahu semua orang?

Sebuah Suara bel berhasil membuyarkan lamunannya. Dengan langkah yang berat gadis itu segera pergi menuju kelasnya. Dalam perjalanan ia melihat Xiumin berjalan dari arah yang berlawanan.

Mereka masih harus menuntaskan drama.sekarang di sekolah. Tak perlu ada kata-kata mereka hanya saling melempar senyum dan tanpa diketahui siapapun saat melewati Sis Kae, tangan Xiumin menggenggam sebentar tangan Sis Kae. Betapapun saat ini jantung gadis itu bagai melompat meronta ingin terlepas dari pengamannya. Demi EXO, bisakah waktu berhenti sebentar saja.

***
Di kelas 2-3...

Irene bercerita sangat antusias saat dirinya mengikuti pemotretan kemarin. Gadis itu memang berparas cantik tak heran jika berhasil lolos seleksi. Teman-teman sekelas yang ikut mendengarkan pun merasa bahagia dan tak sedikit mengucapkan selamat.

"Rye Hyun bagaimana denganmu? kau tidak ikut seleksi kemarin. Harusnya kau datang. Kau cantik, pasti lolos"

Rye Hyun terkekeh merasa kata-kata Irene begitu lucu.
"Kalau aku ikut kau tidak akan lolos Ren. Hehehe..."

"Kau ini PD sekali"

"Memang begitu"

Rupanya perbincangan mereka harus terhenti karena Kang saem sudah memasuki kelas dan siap memberikan materi. Sontak semua langsung kembali duduk rapih dibangku masing-masing.

Namun, Irene dengan ekspresi meledek Rye Hyun menjulurkan lidahnya pada sahabatnya itu yang hanya dibalas wajah datar oleh Rye Hyun.

"Buka Halaman 32 dan salin rumusnya dibuku masing-masing" kata Kang saem.

"Ne" koor semua murid.

***

Derap langkah kaki beberapa Siswa mengayun menuju Laboratorium. Di pelajaran kedua ini Kelas 2-2 akan melakukan praktek kimia. Yakni Chanyeol, Chen, Xiumin dan Baekhyun berjalan beriringan sambil bercanda gurau. Mereka menjadi kelompok terakhir yang memasuki Lab.

"Baekhyun dipanggil Kang saem di kantor" Kata guru kimia.

"Ne Saem." Baekhyun menganggukkan kepalanya.

Ditatapnya teman-temannya yang juga masih berdiri didepan pintu.
"Aku ke kantor sekarang, Jangan lupa catat namaku"

"Iya Byun" jawab Xiumin.

"Nggak mau diantar Baek?" Tanya Chanyeol.

"Nggak usah. Emang gue cewek yang kemana-mana mesti diantar. Lagian takut kelamaan, ntar siapa yang bikin racikan HCL dengan NaCl"
Jawab Baekhyun yang diselingi candaan diakhir kalimatnya.

"Ngomong apa sih Byun.sudah sana pergi ntar lama kesininya. Palliwa" Sahut Chen.

Baekhyun pun beranjak dari hadapan teman-temannya. Sedikit berlari Baekhyun menuju Kantor.

***

Sesampainya di Kantor Baekhyun langsung menuju meja guru. Namun, ia tidak melihat Kang Saem disana.

Melihat ada murid yang sedang kebingungan Miss Angel pun hendak menanyainya.

"Byun Baek hyun" sapa Miss Angel. Baekhyun pun segera membungkukkan sedikit badannya untuk memberi salam.
"Kamu sedang apa di kantor?"

"Katanya saya dipanggil Kang Saem, Miss. Tapi, ko beliau tidak ada disini yah.." jawab Baekhyun.

"Coba kamu lihat jadwalnya"

Baekhyun segera meraih selembar kertas dimeja Kang saem. Dilihatnya jadwal itu dan Baekhyun berhasil menjawab pertanyaannya.

"Oh...Beliau sedang mengajar di kelas 2-3. Saya pergi Miss"

Miss Angel hanya mengangguk sambil tersenyum.

Baekhyun segera menuju kelas 2-3 yang memang dekat dengan kelasnya. Sampai didepan pintu ia melihat Kang saem sedang menyampaikan materi di kelas Rye Hyun. Tunggu Baekhyun baru tahu ini kelas Rye Hyun. Namja itu pun segera mengetuk pintu tiga kali lalu memasuki kelas tersebut.

"Anda memanggil saya Saem?"

Kang Saem tampak bingung. Darimana asalnya ia memanggil murid. Perasaan dirinya tidak ada janji apapun hari ini.

"Anni. Saya tidak memanggilmu"

Baekhyun tersentak, apakah ini lelucon? dari guru kimianya? tidak mungkin.

"Park Saem yang memberitahu saya"

"Tidak. Saya tidak ada manggil kamu. Sudah sana kembali kekelasmu.m
Mungkin Park saem salah orang"

Entah mau ditaruh dimana muka Baekhyun saat ini. Ia memikirkan pastilah tingkahnya itu membuat Rye Hyun membencinya. Ia memberanikan diri memandang kearah Rye Hyun. Didapatinya gadis itu tersenyum melihat tingkah Baekhyun.

"Saya pamit Saem" Baekhyun keluar dari kelas itu masih dengan kebingungannya.

Derap langkah Baekhyun kembali mengayun disepanjang koridor menuju Lab. Apa yang ada dipikirannya saat ini adalah kenapa Park saem mengerjainya. Dirinya tidak merasa sedang berulang tahun.

Deg !

"Asap...ada asap dari Lab" teriak Baekhyun lalu berlari melihat keadaan Laboratorium yang didalamnya terdapat teman-temannya.

.
.
.
.
.
.

EXO-L whats up guys....
Makasih banyak yang udah baca
Ditunggu selalu Voment-nya yah...

TBC chingu...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Akselerasi, Katanya
624      351     4     
Short Story
Kelas akselerasi, katanya. Tapi kelakuannya—duh, ampun!
Iskanje
5593      1520     2     
Action
Dera adalah seorang mahasiswa pindahan dari Jakarta. Entah takdir atau kebetulan, ia beberapa kali bertemu dengan Arif, seorang Komandan Resimen Mahasiswa Kutara Manawa. Dera yang begitu mengagumi sosok lelaki yang berwibawa pada akhirnya jatuh cinta pada Arif. Ia pun menjadi anggota Resimen Mahasiswa. Pada mulanya, ia masuk menwa untuk mencari sesuatu. Pencariannya menemui jalan buntu, tetapi ia...
Fix You
1003      593     2     
Romance
Sejak hari itu, dunia mulai berbalik memunggungi Rena. Kerja kerasnya kandas, kepercayaan dirinya hilang. Yang Rena inginkan hanya menepi dan menjauh, memperbaiki diri jika memang masih bisa ia lakukan. Hingga akhirnya Rena bersua dengan suara itu. Suara asing yang sialnya mampu mengumpulkan keping demi keping harapannya. Namun akankah suara itu benar-benar bisa menyembuhkan Rena? Atau jus...
Misteri pada Mantan yang Tersakiti
853      489     6     
Short Story
98% gadis di dunia adalah wujud feminisme. Apakah kau termasuk 2% lainnya?
Horses For Courses
11889      2372     18     
Romance
Temen-temen gue bilang gue songong, abang gue bahkan semakin ngatur-ngatur gue. Salahkah kalo gue nyari pelarian? Lalu kenapa gue yang dihukum? Nggak ada salahnya kan kalo gue teriak, "Horses For Courses"?.
JAR OF MEMORIES
623      419     1     
Short Story
and story about us a lot like a tragedy now
School, Love, and Friends
19572      3003     6     
Romance
Ketika Athia dihadapkan pada pilihan yang sulit, manakah yang harus ia pilih? Sekolahnya, kehidupan cintanya, atau temannya?
Teman Hidup
6813      2478     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Cinta Dalam Diam
757      501     1     
Short Story
Kututup buku bersampul ungu itu dan meletakkannya kembali dalam barisan buku-buku lain yang semua isinya adalah tentang dia. Iya dia, mungkin sebagian orang berpendapat bahwa mengagumi seseorang itu wajar. Ya sangat wajar, apa lagi jika orang tersebut bisa memotivasi kita untuk lebih baik.
Good Guy in Disguise
691      506     4     
Inspirational
It started with an affair.