Author POV
Setelah turun dari bis, Baekhyun dan Rye Hyun berjalan beriringan menapaki sekolah mereka yang masih dilalui beberapa siswa yang memang terbiasa berangkat pagi.
Baekhyun berhenti tepat didepan kelasnya namun tidak langsung masuk kedalam. Ia masih melihat Rye Hyun berjalan hingga sampai dikelasnya. Tapi, Baekhyun
Mendapati gadis itu malah menaiki tangga. Lalu Baekhyun beranjak menyusulnya.
Rye Hyun menolehkan wajahnya. Ia menatap seseorang yang sedang berjalan disampingnya.
"Kau mau kemana Rye Hyun-ah?" tanya Baekhyun.
"Aku ingin ke perpustakaan dulu. Di kelas masih sepi jadi aku akan sedikit membaca sesuatu disana. Kau sendiri?"
Sebenarnya tidak ada maksud terkhusus bagi namja humoris itu menaiki tangga menuju lantai dua. Ia sedang ingin berlama-lama dengan Rye Hyun.
"Seperti katamu. Di kelas masih sepi, aku juga tak ingin sendirian disana. Bolehkan aku ikut denganmu?"
"Tentu saja"
Baekhyun senang mendengar jawaban dari Rye Hyun. Keduanya lalu memasuki perpustakaan. Gadis itu langsung menuju rak buku bertuliskan Novel dan Komik kemudian memilih yang akan ia baca. Sedangkan Baekhyun, ia hanya memperhatikan Rye Hyun.
Setelah tertarik dengan sebuah buku Rye Hyun membawanya dan duduk didepan Baekhyun yang masih memandanginya.
Selama Rye Hyun membaca, namja didepannya memainkan ponsel sambil bernyanyi pelan.
"Eodum sog neoui sumgyeoreul ttara nan dallyeogago issneunde neon nae maeumeul ajig moreuni"
(CBX-crush U)
Rye Hyun memperhatikan Baekhyun dan mengalihkan pandangannya pada buku didepannya. Suara Baekhyun mampu membuat Rye Hyun terenyuh.
Baekhyun yang menyadari kini Rye Hyun memeperhatikannya mendongakkan kepalanya. Seketika pandangan merekapun bertemu.
"Wae?" tanya Baekhyun.
"Suaramu sangat indah. Aku suka" jawab Rye Hyun jujur.
"Gomawo. Hmm...aku boleh meminta sesuatu darimu?"
"Apa itu? aku akan membantumu jika aku mampu"
Baekhyun diam sejenak sebelum mengatakan keinginannya.
"Datanglah ke acara perlombaanku hari minggu. Hmm...itupun jika kamu tidak sedang ada kesibukan"
Rye Hyun menyembunyikan rambutnya disela-sela telinganya.
Raut wajahnya terlihat sedang berfikir. Mengingat-ingat apakah minggu ia akan ada acara.
"Minggu ini aku bisa kok. Aku akan datang. Kirim kan alamatnya padaku. Ne ?"
Baekhyun tersenyum senang.
"Gomawo Rye Hyun-ah"
"Bernyanyilah untukku"
Rye Hyun tak sadar dirinya mengacuhkan buku bacaannya.
Baekhyun menarik nafasnya sebelum bernyanyi. Ia memikirkan sebuah lagu yang sangat cocok untuk melukiskan perasaannya saat ini.
"Annyeong naege dagawa sujubeun hyanggireul angyeojudeon neo. Huimihan kkumsogeso nuni bosidorok banjjakyeoseo seolleime nado meoruge hanbal dubal nege dagaga neoui gyeote nama"
Beberapa kali mata Rye Hyun berbinar. Ia sangat suka dinyanyikan seperti itu. Di perpustakaan memang hanya ada dirinya dan juga Baekhyun. Seolah-olah suara Baekhyun merambat ke seluruh ruangan.
"Neoui misoe nae maeumi noganaeryeo nuni majuchyeosseul ddaen dugeungeoryeo. Oh, neoui gaseume noe misoreul gioekhaejwo haruedo myeotbeonssik saenggakhaejwo. Oh, neoege hago sipeun geumal you're beautiful"
Itulah lagu yang Baekhyun nyanyikan untuk gadis didepannya. Harusnya Rye Hyun mendengar suara lain yang berasal dari detak jantungnya saat ini. Betapa ia terlihat sangat gugup bernyanyi dihadapannya.
"Daebak ! Aku yakin kau dan Chen akan menjadi juaranya"
"Makanya kau harus datang Rye Hyun. Aku sangat butuh semangat dari mu"
Terjadi hening sesaat. Entah itu untuk Baekhyun maupun Rye Hyun keduanya masih menyerap kalimat terakhir yang diucapkan Baekhyun.
"Ne..." jawab Rye Hyun gugup.
***
Kejadian Kai memberikan surat Eomma kepada Xiumin membuat hubungan mereka membaik. Terbukti hari ini mereka berangkat ke sekolah dalam mobil yang sama. Dengan Xiumin sebagai pengendaranya.
Kai sibuk dengan ponselnya. Sedangkan Xiumin memikirkan kepergiannya bersama Kai. Ia takut kalau-kalau dramanya akan berakhir hari ini.
"Berhenti Hyung !" Teriakan Kai membuat Xiumin mendadak menghentikan mobilnya, sehingga tubuh mereka terhuyung ke depan.
Xiumin mengatur deru nafasnya karena hampir saja keningnya menjadi korban. Kai menggeliat dan menampilkan senyum kudanya.
"Wae? kau membuat ku kaget. Ah, Mian, gwenchana?" Tanya Xiumin.
"Gwenchana Hyung. Aku harus turun disini. Okee" jawab Kai yang sontak membuat pikiran kalut Xiumin hilang seketika.
Drama yang ia jalani masih berlanjut.
Xiumin seolah membohongi hatinya. Ia terlihat sedih melihat Kai harus bolos terus.
"Mwo? kau pasti ingin bolos kan?"
"Ne. Sekolah nya besok saja Hyung." Kai membuka pintu mobil disampingnya lalu keluar.
"Bye hyung...hati-hati dijalan. Dan salam untuk Rye Hyun" masih sempat-sempatnya Kai menggoda Hyung nya.
Xiumin menelan ludahnya. Menggelengkan kepalanya mendengar lelucon Kai.
Namja itu kemudian melanjutkan perjalanannya. Sendirian seperti sebelum-sebelumnya. Sampai kapan Kai selalu bolos sekolah. Masih kelas sepuluh dia sudah sangat berani. Dulu waktu kecil Kai memang tinggal bersama ibunya. Setelah Xiumin dan ayahnya pindah ke seoul, Kai ikut bersama ayahnya. Awalnya Xiumin suka karena punya teman dirumah. Tapi, karena belum terbiasa dengan ayahnya, Kai malah tumbuh menjadi anak nakal seperti sekarang, suka bolos sekolah, melawan kata-kata ayahnya, dan sering tak pulang kerumah karena tidur di rumah ibunya. Meskipun begitu ibunya selalu menyuruh Kai untuk pulang ke rumah ayahnya.
Xiumin dan eomma sebenarnya sama-sama saling menyimpan kerinduan. Namun juga sama -sama memiliki ego yang begitu besar. Tak ada satupun dari keduanya mengalah menemui satu sama lain. Xiumin benci karena eomma lebih memilih Kai daripada dirinya dengan alasan umur Kai lebih muda dan lebih butuh kasih sayang seorang ibu ketimbang Xiumin. Eomma nya sendiri takut kalau-kalau harus bertemu dengan mantan suaminya. Ia sebenarnya masih punya rasa cinta. Entah mengapa sedikit pertengkaran malah membuat keduanya berpisah.
***
"Xiumin ..." Teriak Chen dari dalam kelas.
Xiumin menaruh tasnya dan duduk dibangkunya. Ia membalikkan badannya menghadap Chen.
"Oh...kau sudah sembuh?" tanya Chen lagi seperti yang menyimpan sindiran.
"Baekhyun mana?" balas Xiumin dengan topik lain.
Chen melirik sekelilingnya. Aneh sekali mendapati satu lagi kawannya tak ada dikelas sedangkan bel masuk akan segera bergemuruh.
"Harusnya dia sudah disini. Apa dia tidak masuk sekolah?"
"Anak itu mungkin sedang mencoba suasana baru dengan berangkat siang"
Xiumin mulai menanyakan tentang tugas dan pelajaran yang ditinggalkannya pada Chen.
Tepat saat bel berbunyi keduanya melihat Baekhyun masuk kelas dan langsung duduk dibangkunya. Sepertinya Baekhyun tak melihat Xiumin sekarang. Hatinya sungguh masih berbunga-bunga.
"Bernyanyilah untukku"
Kata-kata Rye Hyun masih terngiang dikepala Baekhyun. Senyumannya mampu membuat dunia Baekhyun menjadi seharum taman bunga.
"Byun..." panggil Chen setengah berteriak. Tapi Baekhyun tak mendengar.
"Byun...hello..." sapa Xiumin.
"BYUN!" teriak Chen seketika membuat tidak hanya Baekhyun, bahkan seisi kelaspun memperhatikan Chen saat ini.
Baekhyun melihat Xiumin dan berdiri lalu menghampiri temannya.
"Uri Xiumin-ah. Kau sudah baikan. Syukurlah" kata Baekhyun antusias .
Xiumin memperhatikan wajah ceria Baekhyun yang entah mengapa mampu membuatnya ikut bahagia.
"Kau sungguh sedang bahagia hari ini Byun?" Xiumin mencolek lengan Baekhyun.
Chen menyipitkan matanya
"Wae? apa kau baru saja mendapat undian?"
"Annigotten" elak Baekhyun.
***
Temui aku di tempat biasa.
Sehun.
Go Han Mel menghembuskan nafasnya. Jantungnya memburu cepat. Kedua tangannya seolah kaku seketika membaca pesan dari Sehun.
Ia melirik Kim Sis Kae lalu kembali menatap ponselnya. Ia tidak ingin mengganggu temannya itu dengan menceritakan pesan yang baru saja didapatnya.
"Kau tidak ke kantin?" tanya Go Han Mel .
Sis Kae menopang kepalanya dengan kedua tangan yang dilipat diatas meja. Gadis itu merasa sangat lemas. Pikirannya masih dipenuhi kata-kata yang kemarin ia ucapkan pada Xiumin. Selera makannya tiba-tiba saja menghilang.
Sis Kae menganggukkan kepalanya.
"Aku ke toilet sebentar" Kata Go Han Mel beralibi. Padahal bermaksud menemui Sehun di taman.
"Kau mau aku antar?"
"Anniyo. Aku tidak ingin mengganggu waktu galau mu itu"
"Yakh! Aku tidak galau"
Go Han Mel bergegas menuju taman sekolah. Ia melihat dari kejauhan seorang namja tinggi sedang berkacak pinggang. Ia yakin Sehun sudah lama menunggu.
Seiring langkah kakinya mendekat taman seiring pula degup jantungnya makin keras. Ia tak tahu akan mengobrol apa nanti.
Go Han Mel berdehem dan membuat Sehun menoleh kepadanya.
"Oh, kau sudah datang"
Han Mel mengangguk, saja.
"Maaf mengganggu waktumu"
"Anni. Ini kan waktu istirahat"
"Jadi?" Sehun mencoba mengingatkan Go Han Mel.
"Mwo? jadi apa?"
Tangan Sehun menggamit kedua tangan gadis didepannya. Ia sudah sabar menunggu jawaban Go Han Mel. Sesuai tenggang waktu yang disepakati, hari ini Go Han Mel harus memberikan jawabannya pada Sehun.
"Jawabanmu. Apa kau mau menjadi pacarku?"
.
.
.
.
.
.
.
Tbc