Xiumin POV
Kedua buket bunga ini sangat manis. Kurasa memang orang yang telah memberikannya lah yang membuat semuanya terasa semanis ini.
Gadis aneh.
Kenapa mengumpamakan diriku dengan awan?
"Aku tidak pernah menyesalinya"
Aku menaruh kedua buket bunga berukuran besar disebuah vas. Saat hendak duduk diranjang, seseorang berteriak dan menghancurkan ketenanganku.
"Hyung....Umin Hyung...aku datang"
Aku menghela nafas kasar.
Dia mengambil tempat disampingku. Tersenyum sok akrab sekali.
"Waeyo? Kau merindukan aku? Ah.. mian sepertinya kau tersinggung dengan sikapku kemarin"
"Maksudmu?"
Kai mengeluarkan sebuah amplop dari saku jas sekolahnya. Dia menyodorkannya padaku. Aku langsung mengambil dan membukanya.
"Hyung...Kau tidak pernah mengunjungi eomma tapi dia tetap mencintaimu. Aku selalu kena marah eomma karena tak pernah mengajakmu untuk bertemu dengannya" ini adalah kalimat terpanjang yang pernah Kai ucapkan padaku. Aku sangat terkejut mendengar ucapannya.
Aku sangat menyesal mengabaikan semua hal ini. Mendukung seratus persen rasa benciku dan menimbun rapat-rapat setiap rasa rindu yang datang.
Anyyeong...Xiumin anakku
Eomma sangat merindukanmu.
Setiap hari eomma selalu menunggumu datang menjenguk.
Maafkanlah adikmu yang nakal itu. Apa kau begitu membenci eomma?mian...
Jika mungkin eomma tak bisa melihatmu. Tapi eomma akan selalu bersamamu. Eomma hadir didalam hati adikmu. Xiumin, jadilah yang terkuat Ne....
Aku tak sadar meneteskan air mata. Ku remas surat ditangan kananku. Lalu ku lempar sembarangan.
"Hyung...eomma tidak suka melihat anaknya menangis. Kau ingat saat aku terjatuh dari sepeda? Saat itu aku menangis dan eomma menyalahkanmu. Tapi setelah itu kau yang mengobati lukaku" Kai menepuk-nepuk bahuku.
"Sekarang...kau yang menangis dan eomma menyalahkanku karena tak bisa membawamu padanya. Tapi...aku akan mengobati lukamu"
Aku mengusap air mataku. Malu sekali mengangis dihadapan adik sendiri. Kai saja bisa sekuat ini, lalu kenapa tidak denganku?
"Gomawo Kai" aku tersenyum mengucapkannya.
"Hyung...mari makan bersama"
Aku berdiri dan pergi menuju meja makan bersama Kai. Ahjumma Bin rupanya sudah menyiapkan semuanya sebelum aku sampai. Dia terlihat sangat senang melihat aku dan Kai akur.
"Kai hebat bisa membuat Xiumin kembali seperti ini lagi" kata ahjumma Bin.
"Sudah aku katakan aku sangat mahir melakukannya. Aboeji saja yang begitu mengkhawatirkan. Selamat datang mobil baru"
Aku menatap wajah gembira Kai. Apa maksud dari perkataannya?
"Apa maksudmu?"
"Aboeji akan membelikan aku mobil baru jika aku berhasil membuatmu tak sedih lagi" Kai mengerlingkan matanya.
"Mwo? Jinjja? jadi kau...menjadikan aku bahan taruhan "
"Matchayyo"
"Sini kau. Yakh!"
Aku mengejar Kai yang berlari menghindari pukulanku. Hari ini sungguh berbeda dari sebelum-sebelumnya. Entah, kenapa ini sungguh membuatku bahagia. Rasanya seperti ingin terbang.
Eomma...seberapapun aku memikirkan perlakuan buruk Kai. Dia adalah adikku. Aku tidak berhak membencinya.
***
Author POV
Jika sebagian besar orang merasa malas untuk dibangunkan. Lain halnya dengan Kim Rye Hyun. Mendengar bunyi alarm dari ponselnya dia langsung bangun dan bersiap dengan seragam sekolahnya.
Ia tidak ingin bertemu dengan Eomma nya. Jadilah dia selalu berangkat sepagi ini. Ia keluar dari kamarnya tepat saat Suho juga membuka pintu kamar hendak pergi ke dapur. Ia heran melihat adiknya sudah siap menggendong tasnya.
"Jadi kau selalu berangkat sepagi ini?"
Rye Hyun menolehkan kepalanya menatap seseorang dibawah sana. Ia pikir Suho yang menanyakan hal itu. Susah payah Rye Hyun menelan ludah merasa tertangkap basah.
"Jawab eomma Rye Hyun-ah "
Suho menarik lengan adiknya agar berdiri disampingnya.
"Eomma...Sudahlah" Tahan Suho.
Rye Hyun melepaskan tangannya dari genggaman kakaknya. Ia pun memalingkan wajahnya dari tatapan eomma.
"Dasar anak pembangkang. Mau sampai kapan kau begini terus"
Saat ini nasib buruk sedang menimpa gadis berambut panjang itu. Tangannya sedari tadi mengepal kuat mendengar amarah eomma nya.
"Hentikan eomma. Urus saja pekerjaan eomma"
Rye Hyun melangkah baru satu kali tapi kembali berhenti kala eomma nya kembali membuatnya merasa naik darah.
"Jangan lupa malam ini ada makan malam bersama keluarga kyungsoo. Persiapkan dirimu"
Rye Hyun terkekeh mendengar permintaan tersebut. Dia sudah sangat geram dengan perlakuan seperti itu. Seolah anak hanya alat untuk menambah kekayaannya saja.
"eomma tapi..." Suho tak dapat melanjutkan perkataannya karena mendapat tatapan tajam eomma nya.
"Terserah eomma. Aku akan datang seperti tujuan eomma. Maka semua akan deal " Setelah kalimat itu keluar dari mulut Rye Hyun. Gadis itu pergi tanpa pamitan.
Perempuan paruh baya itu menghela napasnya. Sementara Suho bersiap mengejar adiknya. Namun, sempat berbincang sebentar dengan eomma nya.
"Awasi adikmu itu. Dia akan semaunya sendiri" tegas perempuan paruh baya itu. Suho hanya bisa menganggukkan permintaan itu.
Lalu ia pun keluar rumah dan segera melajukan mobilnya. Namun sepanjang perjalanan Rye Hyun sama sekali tak terlihat. Apa ia sudah menaiki bus? atau bersembunyi karena tak ingin bersamanya.
***
Berulang kali Rye Hyun menyeka ujung matanya. Ia bersembunyi dibalik pepohonan saat diketahuinya mobil Suho melaju pelan. Pasti sedang mencarinya. Ia tak ingin berangkat dengan kakaknya. Ia marah karena tak ada yang membelanya dirumah. Ayahnya jauh di Amerika sana dan lagi, Suho hanya diam saja mendengarkan pertengkaran itu.
Gadis itu tahu Suho tak dapat berbuat apa-apa terhadap ibunya. Ia juga tak begitu mempermasalahkan itu. Mungkin Rye Hyun sedang ingin naik bis ke sekolah pagi itu. Setelah bersembunyi ia pun berdiri di halte menunggu bis lewat.
Tak butuh waktu lama untuknya mendapat bis pagi ini. Setelah lima menit menunggu akhirnya bis datang dan dirinya langsung duduk disalah satu bangku.
Rye Hyun mengeluarkan ponselnya dan membuka pesan masuk dari Suho.
From : Suho Oppa
Hati-hati naik bis nya. Mian ...
Selalu saja begitu setelah terjadi perdebatan. Suho akan langsung berkata seperti itu. Entah lewat pesan atau secara langsung.
Rye Hyun masih menatap pesan dari Kakaknya. Matanya masih berkaca-kaca. Namun, ia tak ingin memalukan dirinya dengan menangis didalam bis.
Ia tak tahu bahwa dibelakang ada Baekhyun. Namja itu mengetikkan sesuatu di ponsel nya. Beberapa detik kemudian Rye Hyun mendapat satu pesan masuk. Ia menatapnya heran karena tak mengetahui pemilik pesan tersebut.
Pagi yang indah π€
From : Baekhyun
Rye Hyun terkekeh mendapat pesan yang ternyata dari Baekhyun. Dari mana namja itu mendapatkan nomornya? ah, dia pasti sangat berusaha.
Rye Hyun membalas pesan Baekhyun.
Kau sudah berangkat?
tak perlu lama-lama menunggu balasan Baekhyun.
Kalau belum?apa kau ingin pergi bersamaku
Rye Hyun :Tapi aku sudah naik bis.
Baekhyun :aku juga sudah di bis.
Rye Hyun :ish...
Baekhyun :kau sedang marah pada Suho?
Rye Hyun tertegun menatap balasan Baekhyun. Karena hari ini ia naik bis. Gadis itu memang selalu berangkat bersama Suho. Tapi karena sedang marah, ia memutuskan untuk pergi sendiri. Lagipula ia memang sengaja menghindari Suho karena khawatir Oppa nya yang akan mendapat masalah.
Baekhyun menatap punggung Rye Hyun. Ia merasa bingung kenapa gadis itu tak segera membalas pesannya.
Baekhyun memajukan wajahnya dan mencolek pundak Rye Hyun. Sontak wajah mereka saling berdekatan. Karena Rye Hyun menoleh, kedua mata mereka bertemu untuk sesaat.
Baekhyun tersenyum. Entah mengapa memancing gadis itu untuk ikut tersenyum. Rye Hyun sempat terkejut mendapati ternyata Baekhyun sudah dibelakangnya.
"Annyeong Rye Hyun. Pesanku nggak dibales?" kata Baekhyun.
Rye Hyun terkekeh. Selalu saja Baekhyun dapat membuatnya tersenyum. Seolah dapat menyembunyikan segala kesedihannya.
"Karena kau salah. Siapa yang marah pada Suho oppa. Aku sedang ingin naik bis saja" elak Rye Hyun.
"Sering-seringlah naik bis supaya bisa bertemu denganku. Aku lebih suka naik bis"
"Itu pasti karena kau tak bisa mengendarai mobil kan?"
"Anniyo. Aku tak suka naik mobil sendiri. Sukanya numpang sama Chen atau Xiumin"
"Kau ini..."
"Waeyo? aku... Tampan?"
Rye Hyun terkekeh mendengar perkataan Baekhyun.
"Kau sangat percaya diri sekali"
"Heheh...karena aku sedang berbicara denganmu"
"Maksudnya?"
"Lupakan"
"Baekhyun-ah ..ish.."
Baekhyun tertawa melihat wajah kecewa Rye Hyun dengan bibir yang ia bulatkan.
.
.
.
.
.
.
.
Annyeong chingu-chingu. Mari voment biar berkah. Amin...ππ
Baekhyun...manis banget guys...baper πππ