Xiumin POV
Mataku terpana melihat penampilan Sis Kae. Gadis itu mampu membuat jantungku berdetak tak seirama.
Hari ini aku ingin mengajaknya berjalan-jalan. Karena tak mampu berkata-kata sampai didalam mobil aku tak berbicara sedikitpun. Sampai akhirnya dialah yang membuka pembicaraan.
"Kemana?" tanyanya.
Aku juga belum tahu akan kemana. Maka ku serahkan saja padanya.
"Kau mau kemana?"
"Namsan"
Aku juga senang pergi kesana. Tapi, aku tidak ingin mengambil resiko bertemu dengan Rye Hyun dan Suho.
"Aku bosan. Jangan namsan deh. Bagaimana kalo kita keliling sungai Han?"
Maafkan aku Sis Kae aku tidak bisa mengatakan padamu kalau disana ada temanku. Aku tidak ingin mereka mengetahui hubungan kita.
"Okee" katanya sedikit kecewa.
Untuk menetralkan suasana canggung ini aku memilih menyalakan musik di mobil. Ajaibnya lagu yang sedang terputar ternyata lagu favorit ku dan yang lebih ajaib lagi Sis Kae juga suka lagu ini.
Senang rasanya mempunyai kesamaan dengannya. Aku menyanyikan lirik bagian lelaki dan dia pun ikut menimpalinya.
"Sseulsseulhae sseulsseulhae..."
"Nae mami"
"Gunggeumhae gunggeumhae..."
"Ni mambo"
***
Suara alarm dari ponselku hampir saja tak terdengar oleh telingaku. Aku tidur sangat nyenyak hingga malas bangun. Apakah karena kemarin aku kelelahan? bukan, nyatanya aku bahagia jalan dengannya.
Aku keluar kamar. Hendak menuju meja makan untuk sarapan. Tapi langkahku berhenti kala pintu kamar disebelahku terbuka. Apakah pemiliknya pulang?
"Hyung...morning" suara sapaan beradu dengan menguapnya orang tersebut. Sepertinya dia baru bangun. Entah apa yang ada dipikirannya hingga berani bangun siang seperti ini. Ah, paling dia akan bolos sekolah lagi.
"Kau pulang juga?" sindirku.
"Appa memintaku menemanimu di rumah. Ck! Padahal aku yakin kau tak butuh teman apalagi aku"
"Kau tidak ke sekolah atau sengaja berangkat siang?"
"Matchayo. Berangkat siang adalah misiku"
"Terserah" jawabku acuh lalu melanjutkan langkahku yang terpotong olehnya.
Aku duduk diruang makan dan mengambil roti yang langsung ku oles dengan selai kacang kesukaanku. Sudah akan ku lahap namun diambil oleh si pengganggu.
"Yakh! Kai " teriakku padanya.
"Mian hyung aku sangat lapar"
Selera makanku hilang. Ku raih tas ku lalu pergi meninggalkannya.
"Hyung...tidak sarapan?"
"Hyung...."
"Hyung...salam untuk Rye Hyun"
Mengacuhkan kata-katanya padaku dan keluar dengan langkah cepat. Susah bagiku menenangkan diri darinya. Aku mengahampiri mobilku langsung menyalakannya dan siap menuju sekolah.
Selama perjalanan aku merutuki diriku sendiri. Bagaimana bisa kedua orang tuaku membiarkan sikap anaknya sebebas itu. Aku juga menyalahkan takdir. Kenapa aku harus mempunyai adik sepertinya.
Namun aku yakin sebesar apapun rasa kesalku padanya. Tidak akan ada yang mengubah apapun. Dia akan seperti dirinya. Aku akan seperti diriku.
***
Author POV
Go Han mel menemukan Sis kae tengah berjalan sendiri memasuki gerbang sekolah. Ia berlari menghampiri sahabatnya.
"Annyeong chinguya..." senyum cerah Han Mel dibalas balik oleh Sis Kae.
"Annyeong Han Mel-ah "
Mereka berjalan beriringan menuju kelas sambil sesekali bercanda gurau. Sampai akhirnya mereka menabrak seseorang.
Bruukk !
"Mianhe sunbae....aku tidak sengaja" Kata Sis Kae tidak enak. Kenapa harus seperti ini? Sis Kae merasa dia menjadi aura buruk untuk orang yang barusan ditabraknya.
"Kau lagi? Jalan hati-hati bisa kan?"
Go Han Mel tak tau permasalahan keduanya. Dia hanya diam membiarkan sahabatnya menanganinya sendiri. Ia percaya Kim Sis Kae pasti bisa.
"Sekali lagi mianhe aku dan temanku sedang bercanda jadi tak memperhatikan jalan. Neo gwenchana, sunbae-nim?" gadis ini takut sekali menghadapi sikap ketus Rye Hyun.
Gadis yang dipanggil Sunbae oleh Sis Kae berlalu tanpa kata. Memberikan tanda seolah-olah tak menerima permintaan maaf Sis Kae.
Han Mel menepuk pundak sahabatnya. Ia memberikan kekuatan untuk Sis kae.
"Jadi Rye Hyun sunbae yang waktu itu kau ceritakan padaku, waktu kau menganggu kelasnya dengan berteriak?" tebak Go Han Mel. Sis Kae mengangguk membenarkan.
"Dan sekarang kalian bertemu lagi dalam keadaan yang sama, kau mengganggunya lagi?" Lanjut Han Mel. Kedua kalinya Sis kae mengangguk. Sudah dua kesalahan ia perbuat pada gadis ketus itu, Rye Hyun.
"Molla.. aku beneran nggak sengaja" bela Sis kae untuk dirinya sendiri.
"Kajja kita lanjut ke kelas" ajak Han Mel.
Merekapun kembali berjalan melewati koridor. Saat sampai di kelas, baru saja mereka duduk dibangku masing-masing bel sudah berbunyi. Kenapa kesialan selalu menimpa Sis Kae? Saem sudah datang ke kelas. Tadinya gadis itu ingin melanjutkan membaca buku biologinya yang belum selesai.
Demi EXO, hari ini gadis itu akan mengerjakan ulangannya pasrah. Dia hanya mengandalkan bacaannya kemarin. Semoga saja ingatannya berfungsi dengan baik.
Setelah melihat soal yang dibagikan saem, senyum tipis Sis kae mengembang.
***
Gadis dengan rambut kuncir kuda sedang berjalan sendiri melewati lapangan basket. Mengingat sahabatnya adalah ketua kelas yang sewaktu-waktu harus menghadap wali kelas mereka. Jadilah saat ini gadis itu sendirian menuju Kantin.
Setelah mengisi perutnya ia ingin kembali ke kelas. Namun, saat melewati lapangan basket, langkahnya terhenti. Sebuah bola basket menendang kakinya. Dimbilnya bola itu dan ia genggam erat dengan kedua tangannya.
Matanya melebar, kaget melihat siapa yang ada dihadapannya.
"Annyeong " sapanya pada gadis itu.
"Kai?" aku Sis Kae.
"Nggak usah kaget gitu dong. Mau aku cium?"
Sis Kae terlonjak mendengar kata-kata Kai. Si Kai kalau ngomong suka ngaco.
"Main bola yang benar. Jangan sampai kena orang lewat. Nih bolanya" bola itu berpindah dari tangan Sis Kae ke tangan Kai.
"Oh, iya siapa namamu?" tanya Kai penasaran.
"Nggak penting" jawab Sis Kae ketus.
"Curang. Kau kan sudah tahu namaku kenapa aku tidak boleh tau namamu?" sindir Kai.
"Buat apa kau tau namaku..." Sis Kae berhenti bicara karena sebuah suara lain menginterupsinya.
"Sis kae-yah "
Kai terkekeh. Itu Han Mel, gadis itu meneriakkan nama sahabatnya. Kai menang, dan ia tak perlu memaksa Sis kae untuk memberitahukan namanya lagi.
"Oh...Sis Kae. Nama yang cantik kaya orangnya" entah apakah Kai sedang merayu atau tidak. Sekarang Sis Kae merasa terganggu namanya diketahui siswa onar seperti Kai. Bagaimana jika Kai menerornya. Bagaimana jika namja itu membuatnya tak betah di sekolah? bagaimana jika ia malah diajak bolos? bagaimana jika ...
"Ish..." Sis kae meninggalkan Kai menuju Go Han Mel. Sedangkan Kai, lelaki itu malah tersenyum-senyum tak jelas. Lalu kembali menuju temannya yang sudah tak sabar ingin melanjutkan permainan basket mereka yang tertunda akibat pembicaraan Kai dan Sis kae.
Sis kae...gadis yang lucu --- pikir Kai.
***
"Kau jalan dengan Suho?" Tanya Irene antusias.
"Waeyo? dia adalah kakakku" jawab Rye Hyun
"Aku senang kalian sudah berbaikan. Berarti kau akan pulang dengannya?"
"Entahlah, Ren. Selama dia menjadi Ketos hidupnya akan selalu dipenuhi dengan rapat-rapat nggak jelasnya itu"
"Hehehe..." kekeh Irene. Ia senang sahabatnya berbaikan dengan kakaknya.
Kedua gadis itu kembali meminum jus mereka masing-masing. Waktu istirahat akan berakhir sebentar lagi dan mereka harus segera menghabiskannya.
Saat melihat seisi Kantin, Irene melihat Suho menghampiri meja mereka.
"Suho menuju kearahmu Rye Hyun-ah" entah kenapa malah Irene yang bahagia.
Rye hyun menoleh. Ia melihat Suho mengambil tempat disampingnya sambil membawa tempat makannya.
"Boleh aku gabung kan?" Suho menatap Rye Hyun dan Irene meminta izin.
"Silahkan Ho" Irene tak keberatan.
"Oppa tidak bersama Xiumin?"
"Kau ini kenapa menanyakan Xiumin. Kakakmu kan sedang makan. Harusnya kau bilang oppa makan yang kenyang, Ne.." Irene menasihati sahabatnya, agar menjadi adik yang berbakti. Suho tersenyum, ia mengusap puncak kepala adiknya yang merasa bersalah.
"Mianhe...oppa"
"Hehehe...." kekeh Suho. "Maklum saja adikku sedang merindukan Xiumin tuh, Ren. Baru sekali tidak pulang bareng dengannya sudah kangen" lanjut Suho menggoda adiknya.
Air muka Rye hyun merah. Ia malu sekali. Mungkin memang benar ia merindukan Xiumin. Pasalnya dia belum melihat Namja itu sejak pagi.
"Dia belum melihat Xiumin dari pagi, Ho. Kayanya sudah rindu berat, heheh..." Irene tak mau kehilangan momen langka menggoda Rye Hyun.
"Irene, Oppa, kalian cocok. Sama-sama suka menggodaku, kenapa nggak pacaran saja?" Rye Hyun mengganti topik pembicaraan.
Suho berhenti mengunyah makanannya. Irene berhenti tertawa. Keduanya saling tatap. Hanya tiga detik. Lalu...
"Boleh" jawab Suho dan Irene bersamaan.
Rye Hyun meneguk ludahnya susah payah. Mereka sengaja membuat Rye Hyun kalah. Gadis itu sudah kalah jika disandingkan dengan Irene.
"Heheh....kalo kalian sudah jadian jangan lupa sama aku" gantian Rye Hyun menggoda mereka.
"Baik, aku tidak akan menganggu kalian. Bye" Rye hyun pergi sendirian.
"Mian Suho aku tidak mau ke kelas sendiri. Annyeong" pamit Irene menyusul Rye hyun.
Suho melanjutkan makannya. Hanya ada beberapa siswa-siswi yang tersisa di kantin karena bel sebentar lagi berbunyi.
.
.
.
.
.
Annyeong chinguya.....
Gimana part ini?yuk ramein di komentar...
Jangan lupa vote..
Big hug,...