Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mawar Putih
MENU
About Us  

Bicara soal cinta semua orang pasti merasakan. Cinta yang membuat hidup menjadi lebih berwarna. Perasaan cinta membuat detak jantung berdebar kencang ketika orang yang kita cintai mentap kita dengan dekat.

Hal tersebut yang sedang kurasakan. membayangkan momen tadi membuatku merasa seperti berjalan ditaman bunga yang indah. Aku bertanya-tanya. “apakah ini yang namanya cinta?.

Tersentak pikiran tersebut tiba-tiba hilang ketika aku tak sengaja menabrak seseorang. Dia menarik tanganku dan memegang pinggangku seperti dalam adegan film romantic, tatapan matanya yang tetuju kepadaku membuat hati ini berdebar-debar, semakin lama semakin kencang hingga aku merasa sulit untuk bernafas.

“Michele” temanku berteriak memanggilku dari jauh dan menyadarkanku dari adegan film romantic tersebut.

“Maaf ya”. Kata ku kepada seseorang yang menolongku. Sambil tersipu malu, aku melihat wajahnya yang tak asing bagiku. Dia tak berkata satu katapun. Dia hanya tersenyum manis kepadaku yang membuat detak jantungku terus berdebar.

“kenal sama laki-laki tadi?” tanyaku kepada temanku Sinta yang tadi memanggilku.

“Dia Rian, abang senior kita. Ayo kita makan” tangan Sinta yang menarikku menghilangkan rasa penasaranku.

Hari ini pertemuan pertamaku dengan Rian. Rasa penasaranku yang tinggi membuatku penasaran tentang sosok Rian.

***

Hari-hari terus berlalu, aku tak bisa melupakan pertemuan pertamaku dengan Rian. Bayangan wajahnya terus terlintas dibenakku. Setiap aku di kampus tak pernah aku lupa untuk melihat sekelilingku berharap tak sengaja untuk berjumpa dengannya. Namun harapan tersebut semakin lama semakin hilang, 1 bulan lamanya penantianku untuk bertemu dan dekat dengan dia,  tanpa aku sadari aku membuat seseorang menunggu begitu lama.

Dia Dimas teman SMA ku dan tak sengaja kami bertemu di kampus yang sama. Di hari Dimas menyatakan perasaan suka nya kepadaku, membuatku begitu senang dan bahagia seakan seperti putri yang sudah begitu lama menunggu pangeran nya datang. Langkahku terus berjalan sambil menatap bunga mawar putih dari Dimas dan membayangkan momen kita Dimas menyatakan perasaannya. Hal itu yang membuatku tak sengaja menabrak Rian yang sedag melihat papan pengumuman. Tatapan mata Rian yang melihat ku menyapu bersih perasaan bahagia tentang Dimas, karena itu aku tak langsung memberi jawaban kepada Dimas dan membuat dia menunggu.

Setiap hari Dimas menyadarkanku dari lamunan ku tentang Rian. Setiap Dimas menghampiriku dia memberikan ku setangkai bunga mawar putih. Ini bunga ke-50 yang kudapat dari dia dan aku memutuskan untuk melupakan kejadian itu dan memulai menjalan hubungan asmara dengan Dimas.

“Dimas, makasih udah mau menunggu. Aku akhirnya sadar tentang perasaan mu terhadap ku” kata ku kepada Dimas sambil memegang bunga dari Dia

Tangannya yang memegang tanganku erat dan raut wajah bahagia yang terpancar dari wajahya membuat ku yakin tentang perasaan Dimas kepada ku. Membuatku beruntung bisa di cintai oleh Dimas, laki-laki yang cukup populer di kampus ku. Setiap wanita di kampusku memberi tatapan mata cemburu dan heran ketika melihat Aku dan Dimas berjalan bersama. Aku yakin mereka pasti berpikir kenapa Dimas laki – laki yang cukup popular dan banyak wanita mengejar-ngejarnya mau menjalanin suatu hubungan dengan ku, wanita kutu buku. Hal itu terus mengusik pikiranku. Aku mengumpulkan keberanian untuk bertanya dengan Dimas.

“Dimas, banyak wanita yang iri dengan ku. Apa yang kamu lihat dengan ku sehingga kamu menyukaiku ? pertanyaan yang ku utarakan kepada Dimas

“Sejak SMA aku menyukai mu, Michele. Tapi waktu itu kamu mengacuhkanku karna kamu udah punya pacar, begitu di kampus aku tau kamu masih sendiri. Tanpa ragu aku menyampaikan perasaanku” jawab Dimas dengan yakin nya.

Mendengar jawabannya yang yakin seakan perasaanya benar-benar tulus menghilangkan semua pikiran negative ku tentang Dimas.

6 bulan lamanya aku menjalankan hubungan asmara dengan dia. Dimas selalu memperlakukanku seperti putri. Dia tak pernah sekalipun marah kepada ku ketika aku tidak menjawab pesannya dan banyak menghabiskan waktu di perpustakaan. Dia selalul mengerti aku dan belum pernah kami bertengkar. Hal-hal romantic yang dia lakukan membuat ku melupakan bayang-bayang tentang Rian.

***

Dimas mengajakku bertemu di sebuah café dekat kampus, menunggu lampu merah, suara hp ku berdering dan aku melihat di layar hp ku tertulis “Dimas”.

“Ini, udah di sebrang café, tinggal nunggu lampu merah sabar ya mas” jawab ku kepada Dimas.

Tersentak pandangan mataku tak terlepas melihat seseorang di sebrang jalan dan membuatku menurunkan tanganku yang menggenggam hp. Aku melihat Rian seseorang yang membuat aku ragu menerima perasaan Dimas. Berjalan menyebrang jalan tatapanku tak pernah lepas melihat dia, sempat langkah kaki ini  terhenti seakan ingin berlari menghampirinya, banyak hal yang ingin ku tanyakan kepada nya. Namun pikiran tersebut sirna ketika aku merasakan getar hp di tanganku, aku melihat panggilan masuk dari Dimas dan langsung bergegas menghampiri Dimas.

lagi-lagi bayangan wajah Rian muncul di benak ku. wajah Rian seperti mengingatkanku pada seseorang yang ku kenal.

"Mikirin apa sayang? " Ujar Dimas. Dia menyadarkan ku dari lamunanku tentang Rian.

"aaa, ga lagi mikirin apa apa ko. ayo makan, nanti keburu dingin" kata ku ke pada Dimas sambil tersenyum manis, berharap bisa menghilangkan sejenak rasa penasaran Dia kepada ku.

Lupakan-lupakan, hal itu yang ada di pikiranku beharap aku bisa menghilangkan wajah Rian dari pikiranku. aku tak mau membuat Dimas salah paham.

***

3 tahun berlalu. Rian sudah terlebih dahulu wisuda dari aku dan Dimas. Semenjak Rian wisuda aku tak pernah mendengar tentang dia. Aku dan Dimas bekerja di tempat berbeda, hubungan ku dengan dia baik-baik saja. Dimas selalu memberikanku kejutan - kejutan yang membuat ku cukup senang. Dia memperlakukanku istimewa seperti seorang putri. Bagiku Dimas seperti pangeran yang selama ini terlintas di pikiranku.

Hari ini aku menghampiri Dimas yang sudah menunggu ku di cafe tempat pertama kali aku dan dia bertemu. Ketika membuka pintu cafe aku merasa heran dan kebingungan, Susana cafe kali ini berbeda dari biasanya, balon - balon barbentuk hati menghiasi setiap sudut cafe,  hiasan berwarna merah mudah membuat cafe menjadi romantis ditambah lagi sebuah lilin dan bunga mawar putih yang terletak di atas meja yang  bertamplakan kain berwarna merah muda di iring lagu lagu romantis yang terdengar membuat suasana cafe terasa lebih romatis. aku heran dan bertanya kepada Dimas "ini cafe yang dulu kita jumpai mas? interior cafe nya banyak yang berubah".

Dimas hanya tersenyum mendengar pertanyaan ku, Dia hanya menyuruh ku duduk dan menikmati makan malam ini. Dengan rasa heran dan kebingungan merasakan suasana cafe yang berbeda membuatku menyantap makanan yg di sediakan dengan cepat, berharap segera meninggalkan cafe tempat yang menyanggungkan.

"Pelan-pelan pelan makannya sayang" suara  Dimas yang terdengar di telingaku membuat ku hampir tersedak.

"ga nyaman aku ajak kesini" kata Dimas kepada ku.

"aaa, engga ko." jawabku sambil tersenyum kepadanya

Selesai menikmati hidangan yang begitu istimewa, tiba - tiba Dimas menyampaikan kata-kata yang sudah kuduga, kata-kata yang belum siap aku dengar. Rasa penasaran ku pun terjawab ketik Dimas mengajak ku untuk menikah dengan nya. Dia menggenggam tangan ku sambil memegang cincin menunggu jawaban dari ku. Melihat tulusnya Dimas mencintaiku, aku berusaha meyakinkan diriku bahwa Dimas adalah pangeran yang selama ini ku nanti. aku menjawab "iya" kepada Dimas. Dia langsung memasangkan cincin di jari manis ku. Senang dan bahagia itu yang aku rasakan saat ini. Betapa beruntungnya aku bertemu Dimas.

***

selama ini Dimas yang selalu menghampiriku dan memberikanku kejutan, kali ini aku mengunjungi kantornya tanpa sepengetahuannya, berharap Dimas terkejut melihat ku berada di kantornya. Ketika di sebrang jalan menunggu lampu merah. Tiba-tiba aku merasa seakan malaikat pencabut nyawa menghampiriku, kaki ku lemas tak berdaya, aku tak sanggup untuk melangkahkan kaki ku, air mata ini mengalir dan badan ini lemas seakan ingin tergeletak di tanah. melihat Dimas menggenggam dan mencium tangan seorang wanita yang ku kenal membuatku ingin berlari menghampiri mereka dan menampar wajah mereka. namun apa daya raga ini tak sanggup untuk melakukannya. Aku hanya memalingkan wajah ku ketika mobil Dimas melintas di depanku. Aku menahan amarahku dan berusaha untuk tegar.

Disaat itu juga aku memutuskan untuk pergi ke tempat nenek ku, tempat dimana aku bersekolah sejak SD-SMP. diperjalanan aku langsung menghubungi Dimas dan berkata kepadanya " kita akhiri saja hubungan ini. makasih buat semuanya"

"dengerin dulu penjelasan ku" jawab Dimas.

"yang kulihat tadi cukup jelas bagi ku" jawab ku

"maafkan aku" jawab Dimas.

Berusaha untuk tegar dan tidak membenci Dimas, melihat betapa baiknya Dimas kepada ku dan keluargaku selama ini. Membuatku tak henti mengeluarkan air mata, hingga aku merasa mata ini lelah untuk terus menangis.

***

Hari demi hari berlalu, aku hanya menghabiskan waktu di kamar. Hingga hari ini aku memutuskan untuk keluar dari kamar dan mengelilingi lingkungan sekitar rumah. berjalan sambil melihat hijaunya pemandangan dan menghirup udara yang begitu segar membuat pikiran ku jernih. langkah demi langkah ku telusuri sepanjang jalan sampai langkahku terhenti di sebuah taman dekat sekolah SD ku. seakan membuatku merasakan sesuatu, tanpa sengaja aku melihat sebuah pohon yang terdapat tulisan "aku dan Michele" di dalam sebuah garis yang panjang seperti berbentuk seperti hati. membuat ku penasaran, siapa yang membuat tulisan ini.

Rasa penasaran tersebut hilang ketika seseorang memanggil nama ku. suara itu seperti suara seseorang yang ku kenal. aku melihat kebelakang dan mataku tak berhenti menatap seseorang yang masih membuat hati ini berdebar.

"aku yang nulis itu, akhirnya kamu melihat tulisanku." ujar Rian

Aku terkejut mendengar hal itu dari Rian. Rian banyak bercerita tentang masa kecil ku dulu. Akhirnya rasa penasaranku pun terjawab. Rian adalah anak laki laki yang selalu menolong ku ketika ada anak-anak yang jahat kepadaku. Dia yang menangisi melihatku jatuh dari sepeda. Dulu bagiku Rian adalah pangeran ku.

"kalo selama ini kamu mengenaliku, kenapa tidak menghampiriku?" pertanyaan yang ku utarakan kepada Rian

"Aku takut dan malu untuk menghampiri mu, karna aku bukan seperti Rian yang Dulu." Jawab Rian

Wajahnya yang bulat dan kacamatanya membuat aku tak mengenali Rian si pangeran itu. Rian membuatku melupakan rasa sakit yang selama ini aku rasakan. hari demi hari aku habiskan bersama dengan Rian, banyak hal yang Rian ceritakan ketika aku masih SD.

semakin lama, aku semakin mengenalnya. sampai saat dimana dia mengajakku bertemu, ketika aku dan dia bertemu aku merasa terkejut mendengar perkataanya.

"selama ini, mengetahui kamu kuliah di kampus yang sama denganku, setiap saat aku tak berhenti memperhatikanmu. Waktu itu aku sengaja berdiri  di depan papan pengumuman dan ketika berjalan menyebrang jalan aku pura-pura tak melihatmu, ketika langkahku terhenti dan mencoba untuk menghampiri mu namun aku melihat mu dari belakang berlari." kata Rian kepadaku.

Aku tak menyangka dia selama ini begitu memperhatikanku. Hari ini hari yang ku nanti, hari dimana Rian menyampaikan perasaannya kepadaku dan Dia memberiku sebuah bunga mawar putih yang terdapat sebuah cincin diatasnya. membuatku seakan ingin terbang tinggi. Aku merasa bahagia dan senang. Rian, pangeran dihidupkan ku sesungguhnya.

Tags: romance drama

How do you feel about this chapter?

0 0 4 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
My Halloween Girl
1059      580     4     
Short Story
Tubuh Kevan bergetar hebat. Ia frustasi dan menangis sejadi-jadinya. Ia ingat akan semalam. Mimpi gila itu membuatnya menggila. Mimpi itu yang mengantarkan Kevan pada penyesalan. Ia bertemu dengan Keisya dimimpi itu. “Kev, kau tahu? Cintaku sama besarnya denganmu. Dan aku tak akan membencimu,”. Itu adalah kata-kata terakhir Keisya dimimpinya. Keisya tak marah dengannya. Tak membencinya. Da...
Akhir yang Kau Berikan
537      378     1     
Short Story
\"Membaca Novel membuatku dapat mengekspresikan diriku, namun aku selalu diganggu oleh dia\" begitulah gumam Arum ketika sedang asyik membaca. Arum hanya ingin mendapatkan ketenangan dirinya dari gangguan teman sekelasnya yang selalu mengganggu ia. Seiring berjalan dengan waktu Arum sudah terbiasa dengan kejadian itu, dan Laki Laki yang mengganggu ini mulai tertarik apa yang diminati oleh Arum...
Dibawah Langit Senja
1640      954     6     
Romance
Senja memang seenaknya pergi meninggalkan langit. Tapi kadang senja lupa, bahwa masih ada malam dengan bintang dan bulannya yang bisa memberi ketenangan dan keindahan pada langit. Begitu pula kau, yang seenaknya pergi seolah bisa merubah segalanya, padahal masih ada orang lain yang bisa melakukannya lebih darimu. Hari ini, kisahku akan dimulai.
Diskusi Rasa
1132      668     3     
Short Story
Setiap orang berhak merindu. Tetapi jangan sampai kau merindu pada orang yang salah.
Million Stars Belong to You
502      270     2     
Romance
Aku bukan bintang. Aku tidak bisa menyala diantara ribuan bintang yang lainnya. Aku hanyalah pengamatnya. Namun, ada satu bintang yang ingin kumiliki. Renata.
My Dangerious Darling
4780      1785     3     
Mystery
Vicky, mahasiswa jurusan Tata Rias yang cantik hingga sering dirumorkan sebagai lelaki gay bertemu dengan Reval, cowok sadis dan misterius yang tengah membantai korbannya! Hal itu membuat Vicky ingin kabur daripada jadi sasaran selanjutnya. Sialnya, Ariel, temannya saat OSPEK malah memperkenalkannya pada cowok itu dan membuat grup chat "Jomblo Mania" dengan mereka bertiga sebagai anggotanya. Vick...
It's Our Story
1095      516     1     
Romance
Aiza bukan tipe cewek yang suka nonton drama kayak temen-temennya. Dia lebih suka makan di kantin, atau numpang tidur di UKS. Padahal dia sendiri ketua OSIS. Jadi, sebenernya dia sibuk. Tapi nggak sibuk juga. Lah? Gimana jadinya kalo justru dia yang keseret masuk ke drama itu sendiri? Bahkan jadi tokoh utama di dalamnya? Ketemu banyak konflik yang selama ini dia hindari?
Lazy Boy
7259      1714     0     
Romance
Kinan merutuki nasibnya akibat dieliminasi oleh sekolah dari perwakilan olimpiade sains. Ini semua akibat kesalahan yang dilakukannya di tahun lalu. Ah, Kinan jadi gagal mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri! Padahal kalau dia berhasil membawa pulang medali emas, dia bisa meraih impiannya kuliah gratis di luar negeri melalui program Russelia GTC (Goes to Campus). Namun di saat keputusasaa...
The Story of Fairro
2813      1178     3     
Horror
Ini kisah tentang Fairro, seorang pemuda yang putus asa mencari jati dirinya, siapa atau apa sebenarnya dirinya? Dengan segala kekuatan supranaturalnya, kertergantungannya pada darah yang membuatnya menjadi seperti vampire dan dengan segala kematian - kematian yang disebabkan oleh dirinya, dan Anggra saudara kembar gaibnya...Ya gaib...Karena Anggra hanya bisa berwujud nyata pada setiap pukul dua ...
Iblis Merah
9809      2614     2     
Fantasy
Gandi adalah seorang anak yang berasal dari keturunan terkutuk, akibat kutukan tersebut seluruh keluarga gandi mendapatkan kekuatan supranatural. hal itu membuat seluruh keluarganya dapat melihat makhluk gaib dan bahkan melakukan kontak dengan mereka. tapi suatu hari datang sesosok bayangan hitam yang sangat kuat yang membunuh seluruh keluarga gandi tanpa belas kasihan. gandi berhasil selamat dal...