Read More >>"> Selamat Tinggal Sayang
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Selamat Tinggal Sayang
MENU
About Us  

Aku mematut diriku di depan cermin. Jas hitam, celana kain, dan sepatu fantofel sudah sempurna melekat ditubuhku. Setelah menghela nafas untuk kesekian kalinya, aku keluar kamar mengendarai mobil ku menuju gereja tempat berlangsungnya acara.

Beberapa karangan bunga tampak berjejer di pintu masuk, dekorasi bak di istana menyambut kedatanganku. Bermodalkan setangkai mawar putih aku masuk menuju ruangan di belakang, tempat untuk pengantin bersiap.

“Hai…” sapaku masuk ke dalam ruangan.

“Andre…” ucap seorang wanita bergaun pengantin.

“Apa kabar Nis ??” tanyaku berjalan mendekatinya. Dia memandangku dengan sorot mata penuh kerinduan, sama sepertiku.

“Aku kangen kamu.” ucapnya menunduk. Aku berlutut di depannya, tanganku terulur menyentuh wajahnya, memaksanya untuk melihat ke mataku.

“Aku sayang kamu. Kamu tahu itu, bahkan sampai sekarang pun rasa ini masih sama. Kamu punya tempat tersendiri di hatiku, dan tempat itu hanya milik kamu bukan yang lainnya.” kataku lembut menatap kedua matanya yang berkaca-kaca.

“Hey, jangan nangis. Nanti cantiknya hilang…” aku menghapus setetes air mata yang jatuh ke pipinya.

“Aku juga sayang kamu Andre…” tiba-tiba dia memelukku sangat erat. Kurasakan kedua bahunya bergetar dan aku yakin dia saat ini sedang menangis.

“Mungkin di kehidupan ini kita belum berjodoh, tapi di kehidupan kedua kelak kita akan berjodoh. Kamu jangan sedih, kan hari ini hari bahagia mu. Calon pengantin gak boleh sedih.” aku melepas pelukannya dan menghapus air mata yang terus mengalir di kedua pipinya.

“Aku gak mau nikah sama dia, maunya nikah sama kamu.” dia masih kekeh dengan pendapatnya.

“Kamu tega lihat kedua orang tua kamu sedih ?? mungkin memang bukan aku yang terbaik buat kamu, tapi dia. Dia jodoh yang dipilihkan kedua orang tua kamu untuk bisa bahagiain kamu.”

“Maafin aku, Andre…”

“Sssstt, gak ada yang perlu di maafin, Sayang. Dalam hal ini gak ada yang salah, takdir yang belum meresteui hubungan kita. Lihat aku bawa bunga kesukaan kamu, kamu jangan sedih lagi yaa. Harus senyum, harus bahagia biar aku juga bisa bahagia. Karna bahagiamu juga bahagiaku.” aku menyerahkan setangkai mawar putih yang sedari tadi kubawa.

Aku berdiri merapikan sedikit pakaianku yang kusut, tanganku terulur menghapus air mata Nisa. Aku bergerak maju untuk mencium kening Nisa untuk yang terakhir kalinya.

“Selamat tinggal Sayang, selamat menempuh hidup baru.” bisikku padanya. Setelah mengatakan kalimat perpisahan aku keluar dari ruangan itu dan bergabung bersama tamu undangan yang lain.

Upacara pemberkatan sudah dimulai. Kulihat seorang pria gagah berdiri di ujung altar, dan ketika pintu terbuka masuklah pengantin wanita yang sangat cantik berjalan anggun bersama ayahnya.

“Nisa, kamu cantik hari ini. Sayangnya bukan aku yang jadi pengantin prianya.” ucapku dalam hati memandang kagum pada Nisa yang berjalan menuju pria diujung sana.

Aku terus mengamati mereka berdua, bahkan sampai mereka selesai mengucapkan janji pernikahan. Setelah itu aku keluar dari kursi yang kududuki, melangkah keluar dari gereja ini. Melepaskan seluruh kenanganku bersama Nisa. Kini, wanitaku sudah bukan lagi wanitaku. Dia sudah menjadi wanita milik pria lain. Aku sampai di depan gereja, menarik nafas panjang, dan mencoba tersenyum. Setelah ini aku harus memulai lembaran baru tanpa Nisa.

“Selamat tinggal Nisa. Kamu akan aku simpan di dalam hatiku selamanya.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Throwback Thursday - The Novel
14252      2051     11     
Romance
Kenangan masa muda adalah sesuatu yang seharusnya menggembirakan, membuat darah menjadi merah karena cinta. Namun, tidak halnya untuk Katarina, seorang gadis yang darahnya menghitam sebelum sempat memerah. Masa lalu yang telah lama dikuburnya bangkit kembali, seakan merobek kain kafan dan menggelar mayatnya diatas tanah. Menghantuinya dan memporakporandakan hidupnya yang telah tertata rapih.
Teman Kecil
333      206     0     
Short Story
Sudah sepuluh tahun kita bersama, maafkan aku, aku harus melepasmu. Bukan karena aku membencimu, tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita.
Kata, Kita, Derita
377      255     1     
Short Story
Aku hanyalah sepotong kenangan. Mengiba pada waktu untuk mencipta temu, meski aku tak sanggup memilikimu.
No One But You
358      231     5     
Short Story
Sudah seminggu sejak Bram dan Rokku menghubungiku untuk mengajakku kembali tampil bersama mereka. Ya, aku tahu aku keterlaluan dengan secara tiba-tiba menghilang dari Raven Band sejak dua tahun lalu. Tapi itu semua kulakukan bukan tanpa alasan.
Asa dan Ara
374      271     1     
Short Story
Menunggu ataupun meninggalkan itu sama-sama menyakitkan. Tapi, lebih menyakitkan saat tak mampu memilih antara menunggu atau meninggalkan
300 Ribu
471      298     0     
Short Story
Yoga bimbang. Dengan uang 300 ribu dari ibu kosnya, jaminannya ia harus mencoblos pasangan capres nomor 3 itu, maka ia bisa mentraktir kekasihnya. Politikus adalah pembohong. Tetapi, apakah Yoga akan tahan godaan dari uang itu?
Penyesalan Seorang Mantan
367      238     0     
Short Story
Sejatinya, penyesalan seorang mantan itu bukanlah karena setelah putus si dia jadi lebih menarik. Melainkan karena saat masih bersama, kita tidak menyadari betapa manis senyumnya, betapa hangat pelukannya, dan betapa indah dirinya.
Bukan Untukku
302      204     2     
Short Story
Tak selamanya orang yang kita cintai adalah takdir.
LOVEphobia
343      220     4     
Short Story
"Aku takut jatuh cinta karena takut ditinggalkan” Mengidap Lovephobia? Itu bukan kemauanku. Aku hanya takut gagal, takut kehilangan untuk beberapa kalinya. Cukup mereka yang meninggalkanku dalam luka dan sarang penyesalan.
Something's Gone
494      261     1     
Short Story
Jika buat kebanyakan orang Desember itu merupakan bulan yang penuh keceriaan, bagi ku Desember merupakan bulan yang kelabu