Loading...
Logo TinLit
Read Story - Power Of Destiny
MENU
About Us  

Aku tidak tau apa yang Lala bicarakan dengan mami, sehingga mami membolehkan aku untuk pergi lagi ke Korea, kalau mengenai Lucas untungnya dia tidak banyak tanya dan tidak curiga sedikitpun, aku hanya bilang kalau Lala mengajakku untuk berlibur lagi ke Korea. Awalnya Lucas ingin menemani aku tetapi karena banyaknya kerjaan dia di kantor dan banyaknya jadwal meeting yang harus dia ikuti maka Lucas tidak bisa dan itu sangat menguntungkanku. Kalau sampai Lucas tau tujuan aku ke Korea pasti dia tidak akan mengijinkannya. Jujur aku beruntung memiliki Lucas sebagai tunanganku, dia bukan tipe tunangan yang curigaan dan suka mencampuri urusan pasangannya.

Kini aku dan Lala sudah berada di bandara dan bersiap untuk berangkat ke Korea.

"La, aku penasaran apa yang kamu bilang ke mami sehingga dia membolehkan aku ke Korea", ujarku pada Lala di dalam pesawat

"Hehehehe, ada deh, yang penting mami mengijinkan kamu pergi khan Lu"

"La, aku salut sama kamu, betapa ikhlasnya melepas Woojin dan malah mengajakku yang merupakan musuhmu perebut pacarmu untuk menemui Woojin, kalau aku jadi kamu belum tentu bisa seperti ini", ujarku padanya

"Khan seperti yang aku bilang Lu, awalnya tentu saja aku tidak ikhlas, mana ada cewek yang rela pacarnya berselingkuh dengan cewek lain, apalagi cewek itu aku sangat kenal baik, tetapi seiring waktu dengan keadaan Woojin seperti itu tentu saja aku harus ikhlas, apalagi aku tau kalau yang sangat dibutuhkan Woojin saat ini bukanlah aku", ujar Lala sambil tersenyum padaku

"Makasih ya La, makasih sudah memaafkan aku yang merebut pacarmu", ujarku dengan nada tulus

"Justru aku yang makasih banyak sama kamu Lu, kamu mau bantu dan ikut aku ke Korea untuk kesembuhan Woojin", ujar Lala sambil memegang tanganku

"Iya La, sekarang kita berdoa sama Tuhan, semoga Woojin cepat sadar dengan kedatanganku"

"Aamin. Itulah yang aku sangat harapkan Lu"

Akhirnya kami sampai juga di Korea setelah menempuh perjalanan yang lumayan lama dan Lala mengajakku untuk menginap di apartemennya saja untuk menaruh barang-barangku dulu dan kami istirahat baru sorenya kami ke rumah sakit.

"Masuk Lu, maaf ya apartemenku kecil", ujarnya mempersilahkanku masuk. Walaupun apartemen Lala ini tergolong kecil tetapi dalamnya sangat bersih dan asri. Lala mengatur apartemennya dengan sangat rapi, selain itu Lala menaruh beberapa pot tanaman di dalamnya, sehingga membuat apartemennya kelihatan sangat asri. Jujur aku sangat menyukai isi apartemen Lala ini.

"La, aku suka banget sama isi apartemen kamu ini. Kalau aku jadi kamu belum tentu bisa kayak gini"

"Bisa aja kamu Lu, ohya kamu mau makan apa, biar aku masakin ya"

"Nggak usah repot-repot La, kamu pasti juga capek khan La. Gimana kalau kita makan di luar aja nanti sebelum ke rumah sakit"

"Oke, kalau gitu. Lu, kamu bisa masukin koper kamu ke kamarku dulu, habis itu kamu bisa mandi duluan Lu, ohya kamu nggak keberatan khan kita berbagi tempat tidur, maklum apartemenku hanya ada satu kamar dan aku hanya punya satu tempat tidur, masa aku suruh kamu tidur di sofa", ujar Lala padaku

"Ya ampun La, nggak apa-apa kali, aku tidur dimana saja juga bisa, di sofa pun nggak jadi masalah, malah harusnya aku nginep di hotel aja, yang ada aku malah merepotkan kamu seperti ini"

"Nggak sama sekali Lu"

"Ya udah La, aku masukin koper dulu ya, habis itu aku mandi duluan ya"

"Iya, ohya Lu, kamu suka susu coklat nggak?"

"Suka banget,hehehe"

"Ya udah aku buatin, kamu mandi aja duluan"

"Iya"

Tepat pukul 3 sore Lala mengajak aku makan di salah satu rumah makan dekat apartemennya. Walaupun rumah makan ini sangat sederhana tetapi makanannya sangat luar biasa dan tanpa sadar aku sampai nambah tiga kali.

"Aku nggak sangka ternyata kamu bukan cewek pemilih makanan", ujar Lala padaku yang melihatku makan dengan lahap

"Maksud kamu La?"

"Iya, tadinya aku sudah khawatir aja kalau kamu tidak cocok dengan makanan di rumah makan ini, apalagi pasti kamu terbiasa dengan makanan-makanan mewah dari restoran terkenal", ujar Lala

"Hahaha, nggaklah La. Aku tuh bukan tipe cewek kayak gitu. Bagiku tuh yang penting makanannya enak dan bersih mau rumah makannya seperti apapun"

"Aku semakin yakin wajar kalau Woojin jatuh cinta padamu dan berpaling dariku. Kamu tuh cewek yang istimewa. Walaupun kamu terlahir dari keluarga kaya tetapi kamu tidak sombong Lu"

"La, yang kaya itu orang tua aku, bukan aku. Aku mah nggak punya apa-apa, malah aku yang harusnya iri sama kamu"

"Kamu iri sama aku Lu, kok bisa? Aku khan nggak punya apa-apa", sahut Lala seakan tidak percaya dengan perkataanku

"Kata siapa kamu nggak punya apa-apa, buktinya kamu bisa sewa apartemen dari uang kamu sendiri, bisa kuliah dari beasiswa dan satu lagi kamu bisa hidup dengan tangguh di negara orang La, sedangkan aku masih mengandalkan uang dari orang tua. Belum tentu aku bisa seperti kamu La"

"Hiduplah yang membuatku harus mandiri dan tangguh Lu. Kalau aku hanya mengandalkan uang beasiswa saja mana bisa hidup, sedangkan orang tuaku mana sanggup mengirimkanku uang saku bulanan, yang ada aku yang mengirim ke mereka"

"Nah, betul khan yang aku bilang, aku yang harusnya iri sama kamu La"

"Hahahaha, iya deh. Ya udah, kita sudah beres khan makannya habis itu kita langsung ke rumah sakit"

"Aku yang bayar ya La, khan aku yang paling banyak makan. Pokoknya kamu nggak boleh nolak, khan kamu sudah memberikanku tempat tinggal", ujarku

"Iya, iya, aku kalah sama kamu Lu", sahut Lala tertawa kecil

"Nah gitu dong. Inget ya, mulai sekarang kita bukan sekedar teman saja tetapi kita sudah menjadi saudara, oke La", ujarku sambil memegang tangannya

"Oke, mulai sekarang kita adalah saudara"

Beres makan Lala, langsung mengajakku menuju rumah sakit.  Entah mengapa di dalam perjalanan perasaanku tidak enak. Jujur, aku belum siap melihat Woojin terbaring koma di ruang ICU. 

"Kenapa Lu, kok diam aja", ujar Lala melihatku yang hanya diam saja selama kami berada di dalam taksi

"Aku takut La"

"Takut? Takut kenapa Lu?"

"Jujur La, aku takut melihat Woojin terbaring koma di ruang ICU. Aku belum siap La", ujarku sambil menangis

"Aku paham Lu, pasti berat melihat Woojin seperti itu, tetapi kamu harus kuat Lu, dan ingat tujuan kamu adalah untuk menyembuhkan Woojin, bukan begitu", sahut Lala menguatkanku

"Iya sih, apa yang kamu katakan benar banget La. Makasih ya sudah membuatku kuat lagi"

"Sama-sama, mending kamu berdoa dalam hati, minta sama Tuhan untuk kesembuhan Woojin"

"Iya"

"Ya Tuhan, kuatkanlah aku nanti ketika bertemu Woojin. Aku mohon Tuhan sembuhkanlah Woojin dengan kedatanganku ini. Aku sangat mencintai suamiku itu Tuhan. Aku tidak bisa hidup tanpa dia Tuhan", ujarku dalam hati
 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Perfect Love INTROVERT
10697      1995     2     
Fan Fiction
Wannable's Dream
40232      5952     42     
Fan Fiction
Steffania Chriestina Riccy atau biasa dipanggil Cicy, seorang gadis beruntung yang sangat menyukai K-Pop dan segala hal tentang Wanna One. Dia mencintai 2 orang pria sekaligus selama hidup nya. Yang satu adalah cinta masa depan nya sedangkan yang satunya adalah cinta masa lalu yang menjadi kenangan sampai saat ini. Chanu (Macan Unyu) adalah panggilan untuk Cinta masa lalu nya, seorang laki-laki b...
Truth Or Dare
9056      1715     3     
Fan Fiction
Semua bermula dari sebuah permainan, jadi tidak ada salahnya jika berakhir seperti permainan. Termasuk sebuah perasaan. Jika sejak awal Yoongi tidak memainkan permainan itu, hingga saat ini sudah pasti ia tidak menyakiti perasaan seorang gadis, terlebih saat gadis itu telah mengetahui kebenarannya. Jika kebanyakan orang yang memainkan permainan ini pasti akan menjalani hubungan yang diawali de...
You Are The Reason
2250      921     8     
Fan Fiction
Bagiku, dia tak lebih dari seorang gadis dengan penampilan mencolok dan haus akan reputasi. Dia akan melakukan apapun demi membuat namanya melambung tinggi. Dan aku, aku adalah orang paling menderita yang ditugaskan untuk membuat dokumenter tentang dirinya. Dia selalu ingin terlihat cantik dan tampil sempurna dihadapan orang-orang. Dan aku harus membuat semua itu menjadi kenyataan. Belum lagi...
Gomawo
2496      1006     10     
Fan Fiction
Dia, datang. Dia, merubah. Dia, dunia. Hidup seorang Park Jihoon berubah 180 derajat setelah bertemu dengannya. Seorang yeoja bernama Yi Rang yang telah merubah dunianya. Yang membuatnya bahagia sekaligus berdebar menunggu kedatangannya. Yang membuatnya mampu untuk berani menggenggam tangan yeoja tersebut dengan penuh ketulusan.
injured
1466      771     1     
Fan Fiction
mungkin banyak sebagian orang memilih melupakan masa lalu. meninggalkannya tergeletak bersama dengan kenangan lainya. namun, bagaimana jika kenangan tak mau beranjak pergi? selalu membayang-bayangi, memberi pengaruh untuk kedepannya. mungkin inilah yang terjadi pada gadis belia bernama keira.
Temu Yang Di Tunggu (up)
19336      4022     12     
Romance
Yang satu Meragu dan yang lainnya Membutuhkan Waktu. Seolah belum ada kata Temu dalam kamus kedua insan yang semesta satukan itu. Membangun keluarga sejak dini bukan pilihan mereka, melainkan kewajiban karena rasa takut kepada sang pencipta. Mereka mulai membangun sebuah hubungan, berusaha agar dapat di anggap rumah oleh satu sama lain. Walaupun mereka tahu, jika rumah yang mereka bangun i...
Redup.
682      410     0     
Romance
Lewat setiap canda yang kita tertawakan dan seulas senyum yang kerap dijadikan pahatan. Ada sebuah cerita yang saya pikir perlu kamu dengarkan. Karena barangkali saja, sebuah kehilangan cukup untuk membuat kita sadar untuk tidak menyia-nyiakan si kesayangan.
Ketika Sang Mentari Terbenam di Penghujung Samudera
184      159     2     
Short Story
Tentang hubungan seorang ayah dan putranya yang telah lama terpisah jauh
Surat untuk Tahun 2001
5153      2144     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...