Akhirnya aku dan Lala sampai juga di rumah sakit, dimana Woojin sedang terbaring koma. Walaupun ini bukan salah satu rumah sakit mewah yang ada di Korea, tetapi aku yakin ini merupakan rumah sakit terbaik yang ada di Korea. Sebelum Lala mengajakku ke ruang ICU dimana Woojin terbaring koma, Lala menyuruhku menunggu dulu di ruang tunggu yang ada di rumah sakit ini. Mungkin Lala mau bertemu dengan dokter yang merawat Woojin agar kami bisa menjenguk Woojin.
Tidak perlu lama aku menunggu lama Lala sudah balik dan kemudian mengajakku menuju ruang ICU. Sesampainya di ruangan ICU kami terlebih dahulu memakai seragam ICU dan masker karena ruang ICU ini harus benar-benar higienis, bahkan sebelumnya perawat menyuruh kami memakai hand sanitizer.
"Yuk masuk Lu", ajak Lala padaku
" Iya La"
Betapa terkejutnya aku sampai di dalam ruangan ICU melihat Woojin koma dengan alat-alat yang terpasang di tubuhnya dan tanpa kusadari aku lemah seketika, untungnya Lala dengan sigap memegang bahuku sehingga aku tidak sampai terjatuh.
"Lu, kamu harus kuat, ya udah aku tinggal ya, biar kamu dan Woojin bisa ngobrol berdua dengan bebas", ujar Lala padaku dan setelah itu pergi meninggalkanku
Pelan-pelan aku berdiri di samping tempat tidur Woojin dan aku mulai memegang tangannya
" Kamu kenapa bisa sampai begini sayang. Bukalah matamu Woojin, mau sampai kapan kamu tidur terus, aku sudah di sini Woojin. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu, aku tidak mau kehilangan kamu. Maafkan aku yang pergi begitu saja tanpa berpamitan padamu", ujarku padanya dan tanpa kusadari aku meneteskan air mata. Aku tidak sanggup melihat Woojin seperti ini. Aku terus berusaha bicara dengannya sambil mengelus tangannya. Apapun aku ceritakan padanya, tetapi sedikitpun belum ada rasa respon dari Woojin. Dia masih tertidur dengan nyamannya. Memang benar kata Lala aku harus sabar dan kuat agar Woojin cepat sadarnya.
Setelah lebih kurang 15 menit aku berada di ruang ICU, aku memutuskan keluar ruangan.
"Gimana, apa ada perkembangan Lu?", tanya Lala begitu aku keluar ruangan
"Belum La, tidak ada reaksi apa-apa dari Woojin", ujarku dengan nada kecewa
"Kamu harus sabar Lu, besok pagi kita kesini lagi. Pokoknya kamu jangan patah semangat ya", ujar Lala memberiku semangat
"Iya La, aku tidak boleh menyerah. Ohya, dokter ada bilang sesuatu lagi nggak La"
"Belum Lu, tadi aku bicara sama dokter, kalau dari kondisi Woojin tidak ada masalah, makanya dokter juga heran kenapa Woojin belum bangun juga"
"Aku takut Woojin terlalu nyaman dengan tidurnya jadi dia tidak bangun-bangun La"
"Kita tetap harus yakin kalau Woojin pasti akan sadar. Ya udah sekarang kita kembali ke apartemenku dulu. Kita berdua butuh istirahat juga khan"
"Iya, kamu betul La, kita balik dulu ke apartemen, besok pagi kita balik lagi ke sini"
"Nah gitu dong, loe harus semangat. Ohya, malam kita mau makan apa?"
"Bebas La, aku ikut aja"
"Ya udah, nanti kita mampir ke supermarket dulu ya"
"Boleh, sekalian ada yang mau aku beli juga"
Akhirnya aku dan Lala memutuskan mampir dulu ke supermarket. Ternyata jarak dari rumah sakit ke supermarket tidak jauh. Kami hanya membutuhkan waktu 15 menit dengan menggunakan bus. Aku membeli semua keperluanku dan aku melihat Lala banyak membeli barang-barang.
"La, banyak banget belanjanya"
"Iya Lu, aku harus membeli stock selama sebulan, biar nggak usah bolak balik ke sini lagi, khan aku harus kerja juga"
"Ya udah, ini semua nanti aku yang bayar ya"
"Kok kamu yang bayar Lu, nggak usah aku aja yang bayar"
"Iiih, khan aku numpang tinggal sama kamu, biar aku aja yang bayar ya La,oke?"
"Hahahahaha,Lu, aku ikhlas kamu tinggal sama aku kok"
"Aku juga ikhlas kok La, ya ya aku aja yang bayar"
"Ya udah, tapi malam ini aku yang masak ya, kita jangan jajan di luar lagi"
"Oke, tapi kamu masak yang mudah aja ya La, gimana kalau malam ini kita makan ramyeon aja", ujarku yang tidak mau merepotkan Lala
"Boleh, tadi aku juga sudah beli kimchi nya,tapi yakin kenyang, khan orang Indonesia kalau belum makan nasi tandanya belum makan", sahut Lala menggodaku
"Hahahaha, iya sih, tapi tenang La, tadi aku udah beli ayam dan daging, nanti tinggal kita panggang aja, gimana?", ujarku memberikan ide padanya
"Hahahahahaha, boleh boleh, aku ada alat panggangnya kok", sahut Lala yang setuju dengan ideku
"Ya udah, sekarang kita tinggal bayar deh, tapi bentar aku mau beli beberapa roti, cemilan dan minuman dulu", sahutku yang keinget kalau malam aku suka lapar
"Oke, oke, padahal ini sudah banyak loh Lu"
"Nggak apa-apa La, biar aku ke depannya bisa fokus ngurus Woojin"
"Ohya, kamu sudah beli vitamin belum Lu? Jangan lupa kamu juga harus minum vitamin"
"Betul, aku lupa. Ya udah, kalau gitu aku mau stock vitamin juga"
"Ampun deh Lu, beli secukupnya aja dulu vitaminnya, vitamin punyaku masih banyak kok"
"Oke deh, aku beli secukupnya aja"
"Iya Lu, ya udah buruan kita bayar ke kasir"
"Bentar bentar La, tinggal minuman yang belum aku beli"
"Oke"
Akhirnya beres juga kami belanja di supermarket. Sesampainya di apartemen Lala mulai memasak sedangkan aku memutuskan untuk mandi dulu. Tepat jam 7 aku dan Lala sudah berada di meja makan, kami berdua makan dengan lahapnya tentunya dengan menu sekadarnya, tetapi itu sudah membuat kami sangat kenyang.
"Hah, kenyang juga", ujarku
"Kamu makannya kuat juga ya Lu dan nggak milih-milih"
"Hehehehe, jadi malu. Yah, beginilah aku La, apa adanya. Jangan kaget ya"
"Iya, aku nggak kaget kok. Ya udah habis ini kita langsung tidur aja, supaya besok pagi-pagi kita langsung ke rumah sakit. Nanti aku antar kamu dulu Lu, habis itu aku tinggal nggak apa-apa khan, soalnya aku ada kuliah dan sorenya aku harus kerja part time"
"Iya, nggak apa-apa, nanti aku tunggu di rumah sakit aja sampai kamu jemput lagi, soalnya aku belum begitu hafal jalan dari rumah sakit ke apartemen kamu La, nanti lama-lama aku bisa sendiri kok"
"Oke, oke, baru juga sehari masa kamu langsung hafal. Tenang untuk beberapa hari ke depan aku siap jadi pemandu kamu kok"
"Makasih ya La, ya udah beres aku cuci piring dan gelas ini semua kita tidur, aku nggak mau besok bangun kesiangan"
"Oke, makasih loh sudah mau bantuin cuci piring dan gelasnya"
"Iya, sama-sama. Pokoknya kita harus saling tolong menolong, bukan gitu La?"
"Iya, siap Lu"
Akhirnya setelah mencuci piring dan gelas aku dan Lala memutuskan untuk tidur agar besok tidak kesiangan ke rumah sakit.