London.
Isla berdiri kaku melihat seorang lelaki memakai kaos putih itu, begitu mesra mencium seorang perempuan berambut pirang di dalam sebuah bar.
Kejadian ini, bukan pertama kali Isla melihatnya melainkan berkali-kali. Isla yang berada di luar bar mengepal tangannya, dengan perasaan yang bercampuran antara marah, sedih dan sakit hati.
Ingin rasanya dia menyiram es pada mereka berdua, tapi dia tidak berani yang ada dia berlari menghindar dari kekasihnya.
¤¤¤
Cuaca semakin dingin dengan bersama salju turun pada bulan November ini. Kira menatap keluar jendela dari kamar apartement, dan salju turun lagi.
Semoga orang-orang di luar sana, baik-baik saja. Termasuk kamu juga.
Isla melihat chat dari Swan hanya dia baca saja. Dia berusaha untuk melupakan semua kenangan dengan Swan.
Bila Swan bahagia dengan Mora, aku ikhlas dan berusaha melupakan semuanya.
Nyatanya, perasaan dan pemikirannya tidak sejalan. Dia kembali menangis dan merasa pusing akibat semalam.
Rencananya hari ini akan belanja ke super market tidak jadi karena moodnya sangat buruk dan terasa pusing akibat menangis.
Ting tong
Isla melihat pintu apartementnya dari kamar dan yakin yang menekan bel pintu apartement pasti Swan.
"Isla! Buka pintunya ada ya-,"
Isla langsung menutup kedua telingga karena tidak mau mendengarkan apapun tentang Swan, bagaimanapun dia harus bisa menghindari dari Swan dan tidak terlibat dengannya termasuk dalam hubungan asmara.
¤¤¤
Isla terburu-buru menggenakan mantel dengan menjinjing tas ransel, jam kuliah akan mulai pukul setengah sepuluh pagi dan kini jam 9.15, belum perjalanan ke kampus lagi membutuhkan waktu setengah menaiki kereta bawah tanah.
Kenapa bisa telat bangun? Dasar kau bodoh sekali. Isla meruntuk pada dirinya sendiri.
Dia membuka pintu apartement dalam, kaget melihat Swan tidur di sebelah pintu apartement dengan memakai jaket tipis berwarna hijau tosca. Rambut blonde agak basah terkena hembusan salju.
Rasanya, Isla ingin sekali menendang ataupun membuang ke negara lain, saking marah dan membenci Swan. Sayangnya, dia tidak tega dan masih mempunyai perasaan iba.
Apa yang harus aku lakukan? Menendang pantatnya? Oh shit, kau membuatku kesal Swan.
Akhirnya Isla membangunkan Swan dengan cara mencabut satu rambut kepala Swan yang berada di tengah. Yang terjadi, Swan bangun dengan memekik kesakitan sambil mengusap kepala rambut di tengah.
"Kenapa kau membangunkanku dengan cara seperti itu?"
"Ngapain kau disini? Kita sudah tidak punya hubungan apapun dan kau kembalilah pada Mora."
Swan menghela nafas panjang lalu menatap mata coklat milik gadis mungil berdiri depannya.
"Aku tidak punya hu-,"
"Kau bohong Swan! Aku pernah melihatmu mabuk bersama dengan Mora."
"Kapan kau melihatnya?"
Isla mendonggak ke atas, pemilik bola mata berwarna silver itu menanti jawaban darinya.
"Aku pergi dulu Swan, sudah terlambat."
Ketika Isla akan beranjak pergi, Swan menahan tangan Isla dan menatap dingin.
"Lepasin Swan!"
"Bagaimana aku bisa melepaskanmu? Urusan kita belum selesai."
Tiba-tiba Isla tertawa dengan lebar, walapun hatinya terasa teiris sangat perih.
"Urusan kita udah kelar Swan. Aku dan kau sudah tidak ada hubungan apapun, mulai detik ini pula kita ja-,"
"Aku bisa jelaskan semuanya La, kau be-,"
"Tiap kali lelaki ketahuan basah, selalu mencari alasan untuk mengelak dan mengakui dirinya tidak bersalah" ucap Isla dengan dingin.
"Disisi lain, aku masih menyukai Mora tapi aku tidak mau kehilanganmu." Akhirnya Swan mengatakan hal yang sebenarnya.
"Aku tidak mau diduakan olehmu Swan, aku harap kita tidak pernah berjumpa lagi, ini pertemuan terakhir kalinya. Aku tidak mau bertemu denganmu."
Isla melepaskan tangan dari genggaman tangan Swan, lalu berlari dengan tangisnya. Swan merasa kesal dan marah pada dirinya sendiri.
"Isla, tunggu aku,"
aku udah baca ceritamu sampai chapter 4 . Awalnya aku pikir ini bakalan cerita cinta segitiga ala-ala sinetron gitu, tapi ternyata nggak. ini beda dan suka juga lho dengan karakter yang ada dalam cerita ceritamu. tadi ada typo sedikit sih pas aku baca.
Comment on chapter 03semangat buat lanjutin....
Oh iya kamu juga boleh lho kasih saran ke ceritaku aku tunggu ya kritik dan saran mu terimakasih.