Keadaan sementara sudah aman. Lobster yang di luar pintu juga kelihatannya hanya menunggu. Sejauh ini pintu tahan api dan lobster itu juga semakin lelah menyemburkan api. Hanya terasa sedikit panas di dalam ruangan. Untunglah ruangan ini masih memiliki ventilasi.
“Zig, apa benar semua barang di sini bisa dipakai?”
“Tentu Niel, coba cek yang di sana!” tunjuknya pada bazooka.
Tidak kusangka ada gudang senjata lengkap dengan segala jenis dan ukuran. Untunglah ada banyak amunisi. Sekarang yang terpenting menemukan tipe senjata yang dibutuhkan. Semua untuk memadamkan api sebenarnya mudah. Tapi untuk memadamkan sebuah gunung api berjalan membutuhkan sesuatu yang fleksibel. Terlebih lagi Fornax bukan seorang penjahat biasa. Badannya yang seperti batu tidak mudah dikalahkan. Kalau aku menggunakan bom hanya akan memperparah keadaan.
“Bagaimana menurutmu yang ini? Tanya Ziggy
“Jangan Ziggy, bazooka bisa menghancurkan badannya.”
“Senapan mesin ?” tanyanya
“Kurang efektif.”
“Plasma cannon?” ambilnya
“Sebelahnya lagi. Yang membekukan dia.”
“Baiklah ini dia. Satu untukmu, dan satu untukku.”
Satu hal yang pasti adalah tidak menghancurkan badannya. Bisa bahaya kalau sampai muncul masalah karena terbunuhnya seorang mutant, Yang akan bergerak bukan lagi pemberontak tapi seluruh arena mutant. Tidak ada yang lebih parah dari Asosiasi Mutant. Politik dari para mutant. Seperti politik, tapi dengan tingkat kerusakan yang lebih tinggi.
“Jadi kapan kita menyerangnya?” Tanya Ziggy
“Siapa? Fornax? Kau sudah gila? Aku berencana membekukan lobsternya lalu kabur.”
“Kau memilih senjata hanya untuk lobsternya? Lalu kenapa tidak memakai jubbah kamuflase?”
Tanya Ziggy sambil menodongkan Frost Rifle nya.
“Sabar Zig, ingat kalau tidak terlihat bukan berarti bisa mengatasi musuh. Dan jangan membekukan orang. Senapan itu hanya untuk alien atau monster.”
Dang… Crak crak crak….
“Apa itu capit lobster? Tembak Zig!”
Dan seketika itu juga pintu dengan tangan lobster yang tersangkut membeku seketika. Tembakan nya seperti alat pemadam api, menyembur melawan semburan api dari capit lobster. Untunglah ada dua Frost Rifle. Membekukan pintu masuk, sangat tidak terduga. Sekarang yang menjadi pertanyaan bagaimana kita keluar dari ruangan ini.
“Zig, ada jalan lain?”
“Tidak ada, dan satu hal yang menarik untuk dicoba.” Senyumnya sambil melempar bom.
Kaaboooomm…..
“Ugh, Lain kali bilang lebih dulu!” bangunku dari lantai.
“Tidak kuduga akan sekeras itu.” Bangun Ziggy dari runtuhan pintu dan tangan lobster.
Paling tidak sekarang keadaan sudah aman. Yang terpenting sekarang adalah keluar dari sini. Kabur lalu memberitahukan ke semua pos untuk meminta bantuan. Akan lebih baik kalau bisa berlindung dan tidak menghadapi Fornax. Tidak lagi aku berada di pekerjaan yang memuakkan.
“Ziggy, ayo cepat!”
“Niel, kau benar, setelah kupikir ada baiknya kita tidak melawan Fornax.”
“Nah kau sudah paham sekarang…” dan di saat ini akupun bisa memahami Ziggy.
Karena aku melihat dan merasakan bahaya dari Fornax yang berdiri dari ujung lorong depan.
Imajinasi si penulis ini sungguh tak terbatas. Banyak sekali istilah2 teknologi dan nama2 monster yg disebutkan. Herannya mengapa si penulis bisa bgt memplot2kan banyak nama jalan, serta kondisi dari setiap pemain di cerita ini pun juga dijelaskan dengan detail perannya sebagai apa. Recomended sih ini buat dibaca, bagi pecinta cerita aksi dan fantasi. Good Luck ya untuk Autor. Ditunggu chapter berikutnya
Comment on chapter Dark Portal : The Pathfinder