VTOOOMMM!!!
“Akh, bahaya semua terbakar. Zig, menunduk! Kita harus pergi dari sini.”
“Niel, kapan pengalaman terkahirmu menghadapi monster?”
“Satu tahun yang lalu, monster danau di planet Morass B, di sana penuh monster.”
“Bukannya di sana hanya ada suku Ardeax, Kenapa kelas bahayanya sampai B?” tanyanya heran
“Bukan sukunya yang berbahaya, tapi monster peliharaan mereka yang berbahaya.”
“Seberapa seram rawa di sana?” Tanya Ziggy sambil menunduk.
“Tidak seseram yang sedang kita hadapi sekarang.”
“Jadi kau belum pernah mengatasi monster api?” Teriaknya kesal.
“Seharusnya aku bertanya padamu lebih dulu, apa pengalamanmu melawan naga tidak kamu ingat!?”
“Mmm, waktu itu tidak besar. Hanya seukuran kambing.” Tawanya.
VTOOOMMM!!!
“Ahk, sial, Ziggy kita harus lari dari sini segera!”
Seluruh area terbakar, termasuk jalan di belakangku pun ikut membara. Hanya jalan di belakangku satu-satunya harapan untuk keluar dari gedung. Kalaupun Ziggy bisa berlari kemungkinan akan segera terkena bola panas dari Fornax. Hanya ada satu jalan kalau begitu, taktik berlari dengan dua kepala naga.
“Ziggy, kau masih ingat naga yang dulu kamu tangkap menyemburkan api kan?”
“Iya, dan Fornax bukan penyembur tapi pelempar.” Teriaknya.
“Jalan kita keluar terbakar, kita harus memakai Frost Rifle. Kita harus membekukan jalan.”
“Oke, aku yang didepan kalau begitu.” Teriaknya sambil berlari.
“Tunggu dulu!! Kenapa aku yang harus menghadapi Fornax!?”
“Kukira kau juga membekukan jalan!”
SWOOSH!!!
BOOM!!!
“Barusan itu hamper kena ke kita!” Teriak Ziggy terkejut.
Untung saja aku segera menembak bola api yang dilemparkan Fornax. Terbayang jika bolanya mengenaiku, bisa meledak dan hancur badanku. Sekarang aku hanya bisa berlari dan melihat Fornax marah mengeluarkan teriakan menggelegar. Seperti naga dengan api di sekujur tubuhnya. Tiba-tiba seluruh badannya mengeluarkan api. Apakah ini hal yang normal untuk alien? Lebih tepatnya normal untuk alien kriminal kelas berat. Semoga pintu keluar tidak menghambat.
BSSHHH..
“Ziggy, cepat tutup pintunya, kau tau cara mengunci nya kan?”
BUMM BUMM BUMM
“Sekarang aman.” Jawabnya sambil mengambil nafas.
“Jadi kau tidak tau kode akses pintu dan memilih membekukannya?”
“Paling tidak kita aman.” Senyumnya lega.
VTOOOMMM!!!
Terlihat dari dinding kaca seluruh jalur menuju akses pintu di depanku. Semua semakin retak dan kelihatannya Fornax sadar apa yang kami lakukan dengan pintu ini. Mau tidak mau kita harus bertarung di lapangan. Lapangan ini tidak punya banyak tempat berlindung. Kecuali dengan Roket yang terpasang di pojok lapangan. Semoga masih bisa digunakan.
“Ziggy, cepat ke pojok sana!” tunjukku dengan Frost Rifle.
“Niel, aku perlu penghambat sementara aku mencoba roket itu.”
“Kalau begitu kau tunggu di sini!”
Drap Drap Drap
“Kau yang bertugas menghambat hewan buas itu!”
“Aku tidak mau!!” teriaknya dan berlari lebih cepat.
VTOOOMMM!!!
Sial, akhirnya dinding kaca pecah dan ada alien penuh api yang melompat ke lapangan. Terpaksa aku harus menembak ke arahnya. Segera Ziggy harus mencoba roket itu sebelum senjata ini kehabisan tenaga. Hanya satu block baterai yang kubawa. Hanya ada beberapa pohon untuk berlindung, lebih dari cukup. Memisahkan diri dengan Ziggy bisa mengulur waktu.
“Hentikan senjata mainanmu!” teriak Fornax membalas tembakanku.
“Apa maumu? Kita bisa membicarakan ini baik-baik.” Jawabku tidak berhenti menembak.
“Cukup dengan negosiasi!! Aku harus pergi dari sini!” Teriaknya mengeluarkan api dari seluruh badannya.
Terus menerus seluruh api dari tangannya beradu dengan dingin nya tembakanku. Tidak terputus api dari tangannya melawan udara beku dari senjataku. Perlahan magma keluar dari tubuhnya. Fornax semakin penuh dengan api. Jarak apinya semakin dekat denganku. Keadaan semakin berbahaya. Hanya Ziggy harapanku.
SHOOOTTT!!! BUFFF BUFFF BUFFF
Seketika semua penuh dengan asap. Api berhenti dan tiba-tiba tidak terdengar suara. Kesempatan yang bagus untuk menemui Ziggy. Segera dari Tempat Roket dia berlari. Fornax tidak terlihat bergerak atau melakukan apapun. Mungkin Fornax terkejut dengan kondisi yang gelap di tengah lapangan. Hanya aku dan Ziggy yang kemudian berdiri di pinggir lapangan melihat kondisi dengan hati-hati.
“Ziggy, kenapa tidak pakai roketnya?”
“Tidak ada Niel, itu isinya hanya roket bom asap. Sekarang bagaimana?”
“Kita tidak bisa melihat dia, tapi kita bisa bergerak.”
Segera Ziggy kusuruh berlari memutar. Untuk bersiap jika Fornax muncul dari belakang. Perlahan sosok seperti besi merah padam keluar dari asap. Tembakan kecil bisa menggiringnya dan beruntung salah satu mengenai kakinya. Tidak bisa bergerak tapi belum tentu akan mengunci pergerakannya. Sial, baterai terakhir harapanku.
“Kau tidak bisa menghentikannya!” teriak Fornax menyemburkan api dari tangannya.
“Aku bisa mengalahkanmu kali ini Fornax. Ziggy, sekarang!”
Segera tembakan Ziggy membekukan kaki, punggung, hingga menuju ke kepalanya. Tinggal sedikit lagi, akupun berhasil menguncinya. Seluruh tubuhnya membeku. Tapi Fornax bukan penjahat mudah. Badannya semakin memerah. Terlihat dari es di seluruh badannya menyala kuning merah. Bateraiku hampir habis, tapi dia tidak mau berhenti.
“Menyerah atau seluruh kepalamu akan menjadi es!”
“Aku harus pergi! Tidak boleh berhenti! Dia sudah datang!” Teriaknya bersikeras memanas.
“Kenapa? Siapa yang datang? Siapa yang kau panggil ke sini?”
“Aku tidak boleh berhenti! Kau! Kau adalah Otniel?” Tiba-tiba api badannya mereda.
“Iya, bagaimana kau tahu namaku?”
“Semua sudah diberitahukan kepadaku.” Senyumnya.
“Niel, jangan dengarkan dia!” segera Ziggy menembak kepalanya.
“Kalian akan melewati hal-hal.” Senyumnya.
“Hal apa?!” segera aku menembak kepalanya lagi.
“Semua sudah disiapkan, Hahahaha!” tawanya.
“Diam, kau berhak untuk diam!” Segera Ziggy menembak seluruh kepalanya.
“Kamu bisa membekukanku, tapi tidak akan menghentikan semuanya.”
Krrrkkkkk
“Ziggy, kau yakin kita tidak perlu menginterogasi dia sekarang?”
“Jangan dengarkan dia Niel, dia bisa kabur!” tembaknya hingga Fornax berhenti dan membeku.
“Benar, sekarang saatnya memanggil bantuan.”
Seluruh orang sudah habis. Perlahan datang pesawat dengan pasukan berbaju baja hitam. Seluruh badannya anti peluru. Seluruh pasukan ini adalah pasukan kelas ekstrim. Setara dengan perang. Dan tubuh beku Beta Fornax ditempatkan dengan segel mesin penyerap panas. Seperti AC bedanya ini khusus mengatasi alien dengan badan magma. Aku tidak tau apa yang akan terjadi. Hanya saja pertempuran ini sepertinya baru dimulai.
Imajinasi si penulis ini sungguh tak terbatas. Banyak sekali istilah2 teknologi dan nama2 monster yg disebutkan. Herannya mengapa si penulis bisa bgt memplot2kan banyak nama jalan, serta kondisi dari setiap pemain di cerita ini pun juga dijelaskan dengan detail perannya sebagai apa. Recomended sih ini buat dibaca, bagi pecinta cerita aksi dan fantasi. Good Luck ya untuk Autor. Ditunggu chapter berikutnya
Comment on chapter Dark Portal : The Pathfinder