Read More >>"> L for Libra [ON GOING] (4. Sebuah Kenyataan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - L for Libra [ON GOING]
MENU
About Us  

Otak Claire terus memproses kejadian tadi di dalam ingatan. "Apa benar mata mereka berganti?" pikirnya. Pergantian itu hanya berlangsung selama 1 detik. Karena itulah, Claire meragukan kebenaran yang dihadapinya.

"Cie, yang diundang ke rumah calon gebetan," ejek Genta. Tak disadari Claire, dia sudah berada di rumah. Genta menyeringai, sedangkan Claire masih terfokus ke pikirannya.

"Claire punya gebetan?" tanya Kenta. Genta mengangguk.

"Tebak siapa," pancing Genta. Kenta mengerutkan dahi. Dia tidak pernah tahu nama teman-teman Claire. "Itu, si Varo."

"Astaga, adik kita sama Varo? Haha!" tawa Kenta. Jangan pikir karena sifat Kenta yang pemalas, dia tidak punya sisi humoris. Kenta dan Genta, adalah duo menyebalkan di hidup Claire.

Claire melewati kedua kakaknya dan memasuki kamarnya. "Ada-ada saja. Mana mungkin aku menyukai Varo," gumam Claire. Teringatnya kembali kejadian tadi. "Kalau aku tidak berhalusinasi, berarti Varo sama sepertiku."

🍁🍁🍁

"Happy Birthday, kawan!" ucap Lala sambil bertepuk tangan. Restoran sederhana yang menyediakan makanan mengepul adalah tempat Lala mengajak Claire. Sejak pertama kali mereka berteman, tempat inilah yang mereka sering kunjungi.

Claire tersenyum manis menatap Lala. Kue ulang tahun kecil terpampang di hadapannya. "Terima kasih, Lala!" jeritnya senang. Beberapa orang melirik mereka berdua dengan geli. Apa yang lebih baik daripada merayakan ulang tahun dengan seorang sahabat?

Lala ikut tersenyum. "Setelah ini, kita akan pergi jalan-jalan." Claire memasang tampang curiga. Senyum Lala pasti berarti lain. Tepat seperti pemikiran Claire, Lala memang bermaksud lain.

"Selamat pagi, bapak yang tidak saya kenal. Hari ini teman saya ulang tahun, loh," katanya pada seorang bapak yang sedang berjalan di trotoar. Bapak itu tersentak karena tidak menyangka diajak berbicara.

"Oh, begitu. Selamat ulang tahun, ya." Bapak itu pergi dengan cepat.

Claire bisa menduga kalau bapak itu memaki-maki Lala dan Claire. "Hentikan, La. Kamu membuatku malu." Lala menatap Claire sejenak dan melanjutkan kegiatannya.

"Hai, dik. Tolong ucapkan selamat ulang tahun ke kakak satu ini, dong." Claire menggelengkan kepalanya. Bagaimana dia bisa mendapat teman seperti Lala?

Krrt

Sebuah suara kecil. Suara yang bahkan tidak bisa didengar umumnya. Seperti mendengar siput bersuara dari jarak beberapa meter yang tidak mungkin, Claire menoleh. "Sepertinya ada yang mengikuti kami," pikirnya, "ah, itu hanya halusinasi semata."

Dia berjalan melewati Lala yang masih mengajak orang yang berkeliaran di trotoar untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Lala menatap Claire yang sudah lumayan jauh dan menoleh ke arah datangnya suara.

"Apa mereka sudah datang? Secepat inikah menemukannya?" pikir Lala dan berlari kecil menyusul Claire.

🍁🍁🍁

Hari yang melelahkan. Karena ide gila Lala untuk meminta ucapan ulang tahun dari 100 orang di sekitar, tubuhnya sudah tak bernyawa lagi. Berjalan kaki dari restoran yang mereka gemari ke rumah bukanlah jarak yang dekat. Entah bagaimana Lala bisa tahan dengan semua itu.

Pats

Claire benar-benar tahu hal ini. Lampu yang dimatikan berarti ada kejutan dari seisi keluarganya. Dia tersenyum dan memanggil nama papa, mama, serta kedua kakaknya. Sebuah cahaya lilin dari tengah ruangan yang gelap, muncul. Wajah keempat anggota keluarga Claire terlihat.

"Duduk, Claire." Suara mama yang terdengar sayu membuat bulu kuduk Claire berdiri. Apa ini? Mengapa sebuah ulang tahun bisa seperti ini? Ke mana balon dan kue ulang tahun? Claire duduk.

"Begini... kamu bukan anak kami," ucap papa. Waktu berhenti, jantung ikut berhenti. Apa? Apakah tidak salah dengar?

"Ma...maksudnya apa, pa?" gagapnya. Apa benar dia bukan anak papa dan mamanya? Ini tidak bisa dipercaya. Mama menghela napas. Genta dan Kenta tertunduk. Bisa diketahui kalau mereka sudah tahu hal ini.

"Dulu, saat Genta dan Kenta berumur 9 dan 7 tahun, ekonomi keluarga kami saatlah merosot. Kami bahkan harus pindah ke sebuah penginapan kecil dan sempit demi mendapatkan tempat tinggal," cerita papa setelah menghembuskan napas beberapa kali.

Mama yang ada di sampingnya mengusap mata yang berair. Kenta mengusap tangan mamanya. Genta masih saja menunduk.

"Suatu hari, seorang wanita yang tampak sangat kesakitan muncul di depan kamar kami. Pemilik penginapan berusaha mengusirnya tapi wanita itu tidak ingin pergi. Di tangannya, ada kamu yang masih bayi." Papa memegang tangan Claire. "Karena kasihan, kami membawanya masuk dan mengobatinya. Untungnya mamamu sangat handal dalam bidang ini."

"Wanita itu terduduk dan mengatakan sesuatu. Dia berkata kalau dia akan memberikan sebuah rumah bagi keluarga ini. Tentu saja kami bingung. Wanita itu mengenakan pakaian yang asing bagi kami. Lukanya yang sembuh secara cepat juga membingungkan kami," tambah mama, "dia mengajukan sebuah syarat. Kami harus mengurusmu sampai besar. Kami pun harus menyimpan serapat-rapatnya perihal kamu sebagai anak adopsi kami."

"Wanita itu memberikan kami sebuah surat. Kami diminta untuk memberikannya saat kamu berulang tahun yang ke-16 sekaligus membeberkan kalau kamu bukan anak kandung kami. Kami pun diminta untuk melakukannya dalam keadaan seperti ini, keadaan gelap yang diterangi sebuah lilin. Katanya, kelak kamu akan mengetahui maknanya," sambung papa.

Claire terdiam. "Di mana mama kandungku? Apakah dia pergi begitu saja setelah meninggalkan tempat ini?"

Papa dan mama berpandangan lalu mengangguk. "Kami melakukan semua ini karena kami berhutang budi pada mamamu. Setelah melakukan semua itu, dia menghilang."

Genta mengelus pundah Claire. "Dia tidak pergi karena ingin. Terkadang ada hal yang memaksa kita untuk melakukan yang kita tidak inginkan."

"Tumben bisa bijak," tawa pilu Claire. Sayangnya, seisi keluarganya tahu dia tertawa untuk menghindari tangis. "Aku ingin keluar dulu."

🍁🍁🍁

"Hah, aku ini anak adopsi yang dibuang. Siapa mamaku? Mengapa dia sekejam itu?" gumam Claire sambil menggerakkan kakinya secara serempak sehingga ayunan yang dinaikinya bergerak.

Krek

"Suara apa lagi itu? Mengapa hari ini banyak yang terjadi? Apakah kali ini ilusi pendengaran ataukah kebenaran?" tanya Claire dalam hati. Didengarnya suara kaki mendekatinya dari belakang. Tangannya menggenggam rantai ayunan dengan kencang.

"Hei," panggil orang yang mendekatinya itu. Claire tersentak. Dia tahu pemilik suara ini. "Dengar tidak?" tanya Varo.

Claire masih membeku di tempatnya. Varo berjalan ke depan Claire. Claire mengalihkan pandangannya dari wajah Varo, apalagi matanya.

"Jawab yang jujur. Kamu sama sepertiku, kan? Matamu bisa berubah juga, kan?"

🍁🍁🍁

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KATAK : The Legend of Frog
383      309     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
Sejauh Matahari
498      300     2     
Fan Fiction
Kesedihannya seperti tak pernah berujung. Setelah ayahnya meninggal dunia, teman dekatnya yang tiba-tiba menjauh, dan keinginan untuk masuk universitas impiannya tak kunjung terwujud. Akankah Rima menemukan kebahagiaannya setelah melalui proses hidup yang tak mudah ini? Happy Reading! :)
Cute Monster
621      346     5     
Short Story
Kang In, pria tampan yang terlihat sangat normal ini sebenarnya adalah monster yang selalu memohon makanan dari Park Im zii, pekerja paruh waktu di minimarket yang selalu sepi pengunjung. Zii yang sudah mencoba berbagai cara menyingkirkan Kang In namun selalu gagal. "Apa aku harus terbiasa hidup dengan monster ini ?"
Lavioster
3607      993     3     
Fantasy
Semua kata dalam cerita dongeng pengiring tidurmu menjadi sebuah masa depan
TRISQIAR
7406      1420     11     
Fantasy
Aku memiliki sesuatu yang berbeda. Ibuku bagaikan monster yang memelihara anak iblis. Teman hanyalah kata kiasan untuk mengutuk mereka Manusia bagiku hanyalah bayangan yang ingin aku musnahkan aku tidak pernah sama sekali memperdulikan hidupku karena aku tidak akan pernah bisa mati dan hal itu membuatku senang membunuh diriku sendiri. tapi karena kebiasaanku, sesuatu itu memberikanku kek...
Spooky Flash Fiction Collection
507      386     3     
Fantasy
Got 5 minutes and want a spooky break? Read through and enjoy!
Nothing Like Us
31942      3868     51     
Romance
Siapa yang akan mengira jika ada seorang gadis polos dengan lantangnya menyatakan perasaan cinta kepada sang Guru? Hal yang wajar, mungkin. Namun, bagi lelaki yang berstatus sebagai pengajar itu, semuanya sangat tidak wajar. Alih-alih mempertahankan perasaan terhadap guru tersebut, ada seseorang yang berniat merebut hatinya. Sampai pada akhirnya, terdapat dua orang sedang merencanakan s...
Alicia
1191      569     1     
Romance
Alicia Fernita, gadis yang memiliki tiga kakak laki-laki yang sangat protektif terhadapnya. Gadis yang selalu menjadi pusat perhatian sekolahnya karena memiliki banyak kelebihan. Tanpa mereka semua ketahui, gadis itu sedang mencoba mengubur luka pada masa lalunya sedalam mungkin. Gadis itu masih hidup terbayang-bayang dengan masa lalunya. Luka yang berhasil dia kubur kini terbuka sempurna beg...
Unbelievable Sandra Moment
553      394     2     
Short Story
Sandra adalah remaja kalangan atas yang sedang mengalami sesuatu yang tidak terduga apakah Sandra akan baik-baik saja?
Aria's Faraway Neverland
3153      988     4     
Fantasy
"Manusia adalah Tuhan bagi dunia mereka sendiri." Aria adalah gadis penyendiri berumur 7 tahun. Dia selalu percaya bahwa dia telah dikutuk dengan kutukan ketidakbahagiaan, karena dia merasa tidak bahagia sama sekali selama 7 tahun ini. Dia tinggal bersama kedua orangtua tirinya dan kakak kandungnya. Namun, dia hanya menyayangi kakak kandungnya saja. Aria selalu menjaga kakaknya karen...