SMA 1
Hari pertama tahun ajaran baru di SMA 1 dimulai sejak dibukanya gerbang sekolah tepat pukul 7 pagi hari itu. Di samping gerbang, seolah menyambut siswa-siswi baru adalah tatapan tajam Bu Kiran, guru BK yang bertugas menerapkan kerapihan dan kepantasan siswa dalam berpakaian seragam. Bu kiran berpakaian sangat rapi, setelan yang dikenakannya terlihat licin akibat digosok setrika dan sesekali tercium aroma pelicin pakaian yang digunakannya.
Di sebelah bu Kiran berdiri seorang wanita yang berpakaian lebih kasual, khas guru olahraga. Rambutnya diikat ekor kuda dan senyum tidak pernah meninggalkan wajahnya. Matanya bersinar ramah menatap siswa-siswi baru, bahkan sesekali ia berdecak kagum saat murid baru yang lewat terlihat tampan.
“ oh! Tampan sekali anak itu.. haa kenapa aku lahir terlalu cepat 10 tahun? “ Bu Karin mendesah pelan.
Mendengar desahan wanita di sampingnya, bu Kiran hanya memutar bola mata tanpa berkomentar apapun.
Sementara itu, siswa yang baru saja lewat tadi dengan langkah pasti menuju ruang kelas sesuai denah sekolah yang ada di lembaran kertas di tangannya.
Ekspresi siswa ini tampak tenang, seolah tidak menyadari tatapan siswa-siswi lain yang tidak sengaja menahan napas saat melihatnya lewat.
Kelas 1A
Halfa membuka pintu kelas 1A di bawah tatapan mata penasaran siswa-siswi lain yang kebetulan berada di koridor kelas. Seolah adegan slow motion, Halfa memutar gagang pintu, dan masuk ke kelas unggulan untuk tingkatan awal di sekolah itu. Baru saja ia melangkahkan kaki ke dalam kelas,
Swish!
Sesuatu yang sangat cepat melintasi ruang kelas.
!!!
Sebelum Halfa sempat melihat benda apa yang melintas cepat ke arahnya tersebut, ia merasakan benda tumpul mengenai kepalanya, penglihatannya tiba-tiba gelap.
Dia pingsan.
Halfa Soedjojo adalah anak orang kaya. Deskripsi anak yang sejak lahir sudah makan dengan sendok emas cocok untuknya, baik sebagai konotasi ataupun arti sebenarnya.
Crazy rich Indonesian? Sure!
Jaringan ritel Halfa-mart adalah miliknya, dimana ritel ini sudah membuka jutaan cabang di negeri sendiri, bahkan terdapat rumor untuk pembukaan cabang di luar negeri.
Jaringan ritel tersebut adalah hasil iseng-isengnya saat ia bosan menunggu pembukaan SMA selama 1 tahun. Proyek anak SMP yang lulus lebih cepat 1 tahun akibat akselerasi, karena tidak mau umurnya beda jauh dengan teman-teman kelas, maka ia menganggur 1 tahun dan terciptalah jaringan ritel Halfa-mart.
Crazy rich? Yes! But more terrifying, he’s crazy talented in business..
Dengan IQ 130, lulus SD dan SMP di Singapura, Halfa tiba-tiba muncul di Indonesia dan masuk SMA 1 melalui jalur seleksi reguler.
Cowok yang bahkan pernah masuk di majalah bisnis Singapura ini selalu menarik perhatian kemanapun ia pergi, baik dari segi kekayaan ataupun wajahnya yang di atas rata-rata.
Saat ini, ia lagi-lagi menarik perhatian semua orang, betul-betul bikin heboh.
Halfa pingsan dan digotong ke klinik sekolah oleh penjaga sekolah yang kebetulan lewat.
Hana sedang asyik bercanda dengan teman-teman barunya di dalam kelas 1A. tiba-tiba, seorang siswa dengan tubuh besar dan tinggi tertawa sangat keras mendengar cerita Hana.
“ Ha Ha Ha!! Walaupun badanmu lumayan tinggi dibanding cewek-cewek lain, tetap saja kamu itu cewek. Tidak akan bisa ngalahin kekuatan cowok kalau melempar bola “
Hana melotot marah mendengar ucapan temannya itu setelah mendengar cerita Hana kalau ia sangat berbakat di bidang olahraga. Apalagi Hana baru saja bercerita kalau ia adalah atlet kasti di sekolahnya dulu, dan sudah banyak medali emas yang dikantonginya.
Hana berdiri dan menuju bangku tempatnya menaruh tas, kemudian membuka tasnya dan mengambil bola kasti yang selalu ia bawa kemanapun ia pergi.
Bola kasti keberuntungannya.
Melihat tatapan mata meremehkan anak laki-laki bertubuh besar itu, tanpa ragu Hana melempar bola tersebut dengan kekuatan penuh ke arah anak laki-laki itu.
Posisi anak laki-laki tersebut berdiri persis di depan pintu kelas, namun Hana sudah membidik arah lemparannya baik-baik, dengan kecepatan bola yang sangat cepat, anak laki-laki itu membelalakkan mata dengan wajah pucat menatap bola kasti yang melayang ke arah kepalanya tersebut.
Swish!
Bola kasti tersebut melewati daun telinganya, anak laki-laki tersebut tidak berkedip saat bola kasti itu lewat di samping kepalanya, menyisakan angin yang menggelitik telinganya, memompa detak jantungnya cepat.
Seisi kelas yang baru saja hening akibat Hana yang tiba-tiba melempar bola, sedikit terdengar desahan lega saat bola kasti tersebut tidak mengenai kepala anak laki-laki tinggi besar itu.
Namun tiba-tiba terdengar desahan kaget di dalam kelas, dan suara tertumpuk keras diikuti suara seseorang jatuh di lantai.
Semua orang menatap ke arah pintu kelas yang terbuka, dimana seorang anak laki-laki baru saja membuka pintu kelas.
Ia tertimpuk bola kasti Hana di kepalanya, dan tanpa seorangpun yang sempat bereaksi, ia sudah tersungkur di lantai kelas.
Di papan namanya tertulis Halfa Soedjojo.